2. Empati empathy
Pada penelitian ini, MAF dan MRA memiliki sikap empati, seperti cuplikan pembelajaran berikut:
MAF : meminjam tip-x menggunakan bahasa isyarat
MRA : mengambil tip-x dalam tas Berdasarkan cuplikan di atas, terlihat MAF meminjam
tip-x kepada MRA dengan bahasa isyarat, MRA memberi respon yang baik dengan mengambil tip-x dari tas dan
memberikannya kepada MAF. Hal ini, didukung gambar berikut:
Gambar 4.15 MRA Meminjakan Tip-x kepada MAF
Berdasarkan gambar di atas, MAF meminjam tip-x dengan bahasa isyarat, MRA memberi respon dengan cara
mengambil tip-x dalam tas dan memberikan kepada MAF. Berdasarkan uraian di atas, peserta didik II memiliki sikap
empati yaitu peduli untuk meminjamkan tip-x kepada peserta didik I.
3. Sikap Mendukung supportiveness
Pada penelitian ini, MFA dan MRA memiliki sikap mendukung, seperti cuplikan pembelajaran berikut:
G : “hari ini penjumlahan dan pengurangan, penjumlahan
sama saja dengan apa? MAF : “tambah” menggunakan bahasa isyarat
G : “Kalau pengurangan seperti apa? Coba Ridho”
MRA : menunjukkan tanda silang dengan bahasa isyarat G
: “bukan, itu perkalian bukan pengurangan” Berdasarkan uraian di atas, MAF dan MRA menjawab
pertanyaan dari guru. MAF menjawab pertanyaan dengan benar menggunakan bahasa isyarat yaitu tambah, sedangkan MRA
menjawab pertanyaan kurang tepat yaitu tanda silang dengan maju ke depan. Hal ini, didukung gambar berikut:
Gambar 4.16 MAF Memberi Simbol Tambah menggunakan Bahasa
Isyarat
Gambar 4.17 MRA Menjawab Pertanyaan Guru
Berdasarkan gambar 4.16, MAF menjawab pertanyaan guru dengan bahasa isyarat dan mempraktikkan simbol tambah
pada tangannya. Gambar 4.17, MRA menjawab pertanyaan guru dengan cara maju ke depan dan menulis simbol silang.
Berdasarkan uraian di atas, peserta didik I dan peserta didik II memiliki sikap mendukung yaitu dengan cara
menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini untuk terselenggaranya interaksi komunikasi saat pembelajaran matematika.
4. Sikap Positif positiveness