commit to user 30
B. Kerangka Pemikiran
Agar penelitian ini bisa dilaksanakan secara lancar, dan mengarahkan analisisnya pada tujuan, di sini perlu dikembangkan kerangka berpikir yang
akan digunakan dalam penelitian ini. Secara singkat kerangka berpikir digambarkan dengan skema sebagai berikut:
Ragaan I: Kerangka Pemikiran Peraturan Perundang-undangan Alih
Fungsi Lahan Pertanian Ke non Pertanian
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pangan Berkelanjutan 2. Peraturan Pemerintah No.16
Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
3. Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 4 Tahun 2002
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Fakta Hukum Adanya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian di Kabupaten
Madiun.
1. Pelaksanaan izin alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian
2. Kebijakan yang dilakukan dalam mengupayakan pengendalian alih
fungsi lahan Peristiwa Hukum
1. Pelaksanaan izin alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian di
Kabupaten Madiun 2. Kebijakan Pemerintah Kabupaten
Madiun dalam mengendalikan alih fungsi lahan pertanian ke non
pertanian
KESIMPULAN 1. Dalam pelaksanaan izin alih fungsi
lahan mengalami kendala atau tidak 2. Kebijakan yang dilakukan pemerintah
Kabupaten Madiun dalam mengendalikan alih fungsi lahan
pertanian ke non pertanian berhasil atau tidak
commit to user 31
Keterangan Kerangka Pemikiran
Menemukan hukum tidak hanya sekedar dengan mencari Undang- Undangnya untuk dapat diterapkan pada peristiwa konkrit yang berupa alih
fungsi lahan pertanian ke non pertanian di Kabupaten Madiun dengan permasalahan mengenai prosedur ijin alih fungsi lahan pertanian ke non
pertanian di Kabupaten Madiun dan ketentuan perundang-undangan perizinan yang dapat mencegah alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian.
Peristiwa konkrit ini harus diarahkan kepada peraturan perundang- undangan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian. Sebaliknya undang-
undang pun harus disesuaikan dengan peristiwa konkrit. Peristiwa konkrit diarahkan kepada undang-undang agar dapat diterapkan pada peristiwanya
yang konkrit. Dengan menggunakan metode-metode penulisan dalam penelitian
hukum ini, diharapkan dapat memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian nomor 1 dan 2 yang merupakan peristiwa hukum. Untuk
memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yaitu apakah ketentuan perundang-undangan mengenai izin alih fungsi lahan dapat mengendalikan
terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian, maka dengan begitu akan memperoleh kesimpulan apakah ketentuan perundang-undangan yang
mengatur alih fungsi lahan tersebut sudah efektif atau belum dalam mengendalikan terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian.
Hal-hal tersebut diatas yang menjadi alur pemikiran penulis dalam menyususn penelitian ini, yakni meneliti kajian yuridis mengenai prosedur
ijin alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian di daerah kabupaten, khususnya Kabupaten Madiun.
commit to user 32
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Obyek
1. Wilayah dan Geografis
Bentuk permukaan lahan wilayah Kabupaten Madiun sebagian besar 67.576 Ha relatif datar dengan tingkat kemiringan lereng 0-15.
Secara rinci kemiringan lereng Kabupaten Madiun sebagai berikut : a. 0 – 2 seluas 44.278,375 Ha 43,80
b. 2 – 15 seluas 23.298,92 Ha 23,05 c. 15 – 40 seluas 15.585,00 Ha 15,59
d. dan 40 seluas 17.140,005 Ha 16,85 Berdasarkan penggunaan lahan Wilayah Kabupaten Madiun, terinci
sebagai berikut: a. PemukimanPekarangan : 15.322,26 Ha 15,16
b. Sawah : 30.951 Ha 30,62
c. Tegal : 7.091,54 Ha 7,02
d. Perkebunan : 2.472 Ha 2,45
e. Hutan Negara : 40.511 Ha 40,08
f. Perairan : 836 Ha 0,83
g. Lain-lain jalan,sungai,makam : 3.0902,2 Ha 3,86 Wilayah Kabupaten Madiun, secara administratif terdiri dari 15
wilayah kecamatan dan terdiri dari 216 Desa dan 8 kelurahan yang terbagi dalam 715 dusun
. Luas wilayah Kabupaten Madiun adalah 7 ̊ 12’ - 7̊ 48’3” Lintang Selatan dan 111̊ 25’45”-111̊ 51” Bujur Timur salah satu
Kabupaten dari 39 Kabupaten di Jawa Timur terletak di bagian barat ± 175 dari ibukota propinsi. Sebagian besar 42,13 Persen wilayahnya terletak di
dataran rendah 21-100 m dpl dan 43,80 persen berlereng 0-2 Persen. Secara administratif Kabupaten Madiun memiliki batas wilayah:
Ø Sebelah Barat: Kabupaten Magetan Ø Sebelah Utara: Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Ngawi
Ø Sebelah Selatan: Kabupaten Ponorogo