commit to user
sehingga saat menekuk dan meluruskan lutut otot-otot pada lengan juga berkontraksi. Kekurangannya latihan ini menggunakan beban lepas jadi tidak
dapat dilakukan sendirian. Memperhatikan karakteristik dari masing-masing bentuk latihan beban tersebut, tentu akan memberikan pengaruh yang berbeda
pula terhadap hasil kecepatan prestasi lari 100 meter.
2. Perbedaan Lari 100 Meter antara yang Memiliki Waktu Reaksi Tinggi
dan Rendah
Seperti telah diketahui tujuan lari 100 meter adalah lari secepat-cepatnya dengan waktu yang singkat untuk mencapai finish. Namun syarat lain dalam
menunjang prestasi lari cepat 100 meter adalah waktu reaksi. Waktu reaksi tersebut sangat diperlukan bagi atlet terutama saat start, dimana kemampuan
tubuh untuk merespon suatu rangsangan bunyi peluit atau letusan pistol pada saat aba-aba start akan memberikan pengaruh yang besar pada
penampilan bagi atlet. Jadi semakin bagus atau cepat respon atlet terhadap rangsangan yang diterima maka atlet akan mampu melaju lebih awal daripada
atlet yang mempunyai waktu reaksi lambat. Waktu reaksi tinggi merupakan kemampuan dari seorang pelari untuk merespon suatu ragsangan atau aba-aba
saat start secara singkat, sedangkan waktu reaksi rendah merupakan kemampuan untuk merespon suatu rangsangan lebih lambat sehingga
memerlukan waktu yang lebih lama untuk melakukan suatu tanggapan setelah menerima stimulus.
commit to user
3. Pengaruh Interaksi antara Metode Latihan Beban dengan Waktu Reaksi terhadap Prestasi Lari Cepat 100 Meter.
Metode latihan Leg-Press dan Squat masing – masing mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah sama-sama diberikan latihan dengan
menggunakan beban yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan. Sedangkan perbedaannya terletak pada pelaksanaan latihan dan penempatan
beban. Pada metode latihan leg-press bebannya terdapat pada kaki sedangkan pada metode latihan squat beban diletakan pada pundak . Dalam
pelaksanaannya satu kelompok dengan mempunyai waktu reaksi yang tinggi dan rendah diberikan latihan leg-press dan lari sprint, dan kelompok yang
kedua dengan waktu reaksi yang tinggi dan rendah diberikan latihan Squat dan lari sprint. Metode latihan leg-press pembebanannya lebih terpusat pada
kaki, sedangkan metode latihan squat pembebanannya terletak pada pundak dan lebih banyak terdapan komponen otot yang terlibat. Kedua metode
latihan tersebut dapan digunakan sebagai alternatif untuk latihan yang berhubungan dengan prestasi lari cepat 100 meter. Metode latihan leg-press
akan lebih cocok diterapkan pada atlet yang mempunyai waktu reaksi yang tinggi dan metode latihan squat lebih cocok diterapkan pada atlet yang
mempunyai waktu reaksi rendah. Berdasarkan hal tersebut, maka diduga adanya interaksi antara metode latihan dengan waktu reaksi.
commit to user
D. Hipotesis Penelitian