commit to user
3. Pengujian Hipotesis III Interaksi Antara Metode Latihan Beban dan
Waktu Reaksi terhadap Kecepatan Lari 100 meter
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara metode beban dan waktu reaksi kurang bermakna. Ini dapat dibuktikan dengan hasil
perhitungan analisis varians 2 faktor yaitu F
hitung =
0.057413 F
tabel =
3, 01. Dengan demikian hipotesis nol H
diterima data pada tabel 4.7. Dengan demikian berarti tidak terdapat interaksi antara metode latihan Beban dengan
waktu reaksi.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan
pengujian hipotesis manghasilkan dua kelompok kesimpulan analisis yaitu; a ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara faktor-faktor utama penelitian b
tidak ada interaksi yang bermakna antara faktor-faktor utama dan bentuk interaksi dua faktor. Kelompok kesimpulan analisis tersebut dapat dipaparkan lebih lanjut
sebagai berikut;
1. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Leg-press dan Squat terhadap
Peningkatan Kecepatan Lari 100 meter.
Berdasarkan pengujian hipotesis pertama, ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok sample yang diberikan metode latihan leg-
press dengan kelompok sample yang diberikan metode latihan squat terhadap peningkatan kecepatan lari 100 meter. Pada kelompok sample yang diberikan
commit to user
metode latihan squat mempunyai peningkatan hasil kecepatan lari 100 meter yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok sample yang diberikan metode latihan
leg-press. Metode latihan Squat mempunyai peningkatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan metode latihan leg-press. Hal ini disebabkan terdapatnya perbedaan karakteristik antara latihan squat dengan latihan leg-press dimana pada
latihan squat beban tersebut berada pada pundak sehingga saat melakukan gerakan naik dan turun kompleksitas otot yang terlibat lebih banyak,
dibandingkan dengan latihan leg-press. Latihan leg-press pemusatan bebannya terletak pada telapak kaki sehingga saat melakukan gerakan mendorong
komponen otot yang terlibat hanyalah komponen otot kaki. Kita ketahui bahwa pada cabang olahraga khususnya atletik nomer lari 100 meter tidak hanya
mengandalkan kekuatan pada otot kaki saja melainkanmelibatkan seluruh komponen otot pada tubuh.
Kebenaran kajian teori diatas diperkuat dengan hasil analisis data dalam penelitian ini yaitu; metode latihan leg-press memiliki peningkatan sebesar 396.5
point sedangkan metode latihan squat memiliki peningkatan sebesar 942.5 point data pada tabel 4.4. Dapat disimpulakan bahwa metode latihan squat lebih baik
jika dibandingkan dengan metode latihan leg-press.
commit to user
2. Perbedaan Pengaruh Antara Waktu Reaksi Tinggi dan Rendah terhadap
Kecepatan Lari 100 meter
Berdasarkan pengujian hipotesis ternyata terdapat perbedaan pengaruh antara sampel yang mempunyai kelompok waktu reaksi tinggi dan reaksi rendah
terhadap kecepatan lari 100 meter. Pada sampel yang mempunyai waktu reaksi tinggi mempunyai peningkatan kecepatan lari 100 meter lebih tinggi dibanding
kelompok siswa dengan waktu rendah. Pada sampel yang miliki waktu reaksi tinggi memiliki potensi yang lebih tinggi daripada sampel yang mempunyai waktu
reaksi rendah. Waktu reaksi merupakan salah satu unsr kondisi fisik yang diperlukan
dalam menunjang lari 100 meter. Dari analisis data menunjukan bahwa perbandingan rata-rata peningkatan kecepatan lari 100 meter pada sampel dengan
waktu reksi tinggi 23 pont lebih tinggi daripada yang memili waktu reaksi rendah.
3. Interaksi Antara Metode Latihan Beban dan Waktu Reaksi Terhadap