2.3 Pengambilan Sampel Plankton
Pengambilan sampel plankton dilakukan pada saat pasang naik dan pasang surut. Pada masing-masing stasiun penelitian pengambilan sampel air laut dibagi menjadi 6 titik
dengan cara membuat transek sepanjang 200 m dengan jarak 25 dari garis pantai. Transek tersebut dibagi menjadi 3 titik, yaitu pada bagian pinggir dan bagian tengah.
Setiap titik ditarik lagi transek 25 m secara vertikal kearah laut. Diambil sampel pada setiap titik. Sampel air laut diambil dengan menggunakan lamnot kapasitas 1 liter
sebanyak 25 liter, kemudian dituang kedalam plankton net. Sampel plankton yang terjaring akan terkumpul dalam bucket yang selanjutnya dituang kedalam botol film
dan diawetkan menggunakan lugol sebanyak 3 tetes dan diberi label.
Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Departemen Biologi FMIPA USU. Sampel diamati dengan
menggunakan mikroskop dan selanjutnya di identifikasi dengan menggunkan buku identifikasi Edmonson, 1963; Bold Wayne, 1985; dan Pennak, 1989.
2.4 Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan
Pengukuran faktor fisik kimia perairan yang dilakukan di lapangan diukur pada setiap titik dan dirata-ratakan, hasil rata-rata menjadi nilai akhir dari faktor fisik
kimia. Sedangkan pengukuran faktor fisik kimia yang dilakukan di laboratorium dilakukan dengan membuat sampel air laut menjadi sampel komposit. Faktor fisik
kimia perairan yang diukur mencakup:
a. Temperatur ºC
Pengukuran temperatur dilakukan dengan menggunakan alat termometer, diambil 1 ember sampel air, kemudian dimasukkan termometer kedalamnya, biarkan
beberapa saat lalu dibaca skala dari termometer tersebut dan di catat.
Universitas Sumatera Utara
b. Penetrasi cahaya m
Penetrasi Cahaya diukur dengan menggunakan keping sechii yang dimasukkan ke dalam badan air sampai keping sechii tidak terlihat lagi dari permukaan, kemudian
diukur panjang tali yang masuk kedalam air.
c. Intensitas Cahaya
Intensitas Cahaya diukur dengan menggunakan lux meter yang diletakkan kearah datangnya cahaya, kemudian dibaca angka yang tertera pada lux meter
tersebut.
d. pH Derajat keasaman
Pengukuran pH air dilakukan dengan menggunakan pH meter dengan cara memasukkan pH meter ke dalam sampel air yang diambil. Kemudian dibaca angka
konstan yang tertera pada pH meter tersebut.
e. Salinitas
Pengukuran salinitas dilakukan dengan menggunakan alat refrakto meter. Kemudian diambil sampel air sebanyak 1 tetes lalu ditetesi pada permukaan alat
refraktometer, dilihat batas akhir pada skala.
f. DO Disolved Oxygen
Disolved Oxygen DO diukur dengan menggunakan metode Winkler dengan menggunakan reagen-reagen kimia yaitu MnSO
4
, KOHKI, H
2
SO
4
, Na
2
S
2
O
3
, dan amilum. dengan memasukkan sampel air kedalam botol winkler, kemudian dilakukan
pengukuran oksigen terlarut, bagan kerja terlampir Lampiran B.
Universitas Sumatera Utara
g. BOD
5
Pengukuran BOD
5
dilakukan dengan menggunakan metode Winkler. Sampel air diinkubasi selama 5 hari pada suhu 20
o
C. Setelah 5 hari kemudian diukur nilainya dengan metode winkler dimana nilai BOD
5
didapat dari pengurangan DO awal – DO akhir, bagan kerja terlampir Lampiran C.
h. Kandungan Nitrat dan Posfat