BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perairan laut sangat beragam sebaran geografis, kedalaman serta faktor fisik kimianya. Perairan laut ditandai oleh tingkat salinitas 32
00
serta kedalamannya hingga 11.000 m. Arus, pasang surut air, angin serta dasar laut yang tidak rata menyebabkan
gerakan air laut terutama di permukaan. Secara umum perairan laut dibagi sebagai zona fotik lapisan air yang mendapat sinar matahari dan zona afotik yaitu lapisan air
dengan sinar matahari tidak dapat menembus Irianto, 2005. Kawasan pesisir merupakan daerah percampuran antara rezim darat dan laut, serta membentuk
keseimbangan yang dinamis dari masing-masing komponen. Perairan pesisir mampu menciptakan kondisi lingkungan yang sangat cocok bagi berlansungnya proses biologi
dari berbagai macam jenis organisme akuatik Thoha, 2007.
Perairan Kuala Tanjung secara administrasi terletak di Kecamatan Medang Deras. Kabupaten Batubara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera
Utara yang baru terbentuk pada tahun 2007, hasil pemekaran dari Kabupaten Asahan. Kabupaten Batubara berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara yang berbatasan
dengan Selat Malaka. Kawasan ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat yang terletak sekitar 100 KM dari Medan. Kawasan ini memiliki garis
pantai sepanjang 62 Km. Luasnya kira-kira 65,47 Km² atau 7,23 dari luas total Kabupaten Batubara. Salah satu pontensi dari perairan Kuala Tanjung ini merupakan
adanya beberapa pantai yang menjadi objek wisata alam yang dikunjungi oleh wisatawan. Perairan ini banyak dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia
diantaranya pariwisata, pembuangan limbah pabrik, dan terdapat muara sungai tempat pertemuan air sungai dan air laut http:bappeda.batubarakab.com.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Soemarwoto 1990, aktivitas manusia di sekitar perairan erat kaitannya terhadap perubahan lingkungan baik perubahan fisik maupun kimia air.
Kelayakan lingkungan untuk usaha budidaya dapat diestimasi melalui pengukuran kuantitatif dan kualitatif terhadap biota yang menghuni perairan tersebut. Menurut
Pirzan Petrus 2008 satu diantaranya biota yang sering digunakan adalah plankton. Plankton adalah suatu golongan jasad hidup akuatik berukuran mikroskopik,
biasanya berenang atau tersuspensi dalam air, tidak bergerak atau hanya bergerak sedikit untuk melawanmengikuti arus Wibisono, 2005. Menurut Nybakken 1988,
plankton terbagi menjadi dua golongan, yakni fitoplankton yang terdiri dari tumbuh- tumbuhan laut yang melayang-layang serta mampu berfotosintesis dan zooplankton
yaitu plankton jenis hewan-hewan laut yang planktonik. Berbagai aktivitas manusia yang berlangsung di sekitar Perairan Kuala
Tanjung antara lain: pariwisata, pembuangan limbah pabrik dan adanya muara sungai tempat bertemunya air sungai dan air laut dapat mengubah faktor fisik-kimia perairan
secara langsung maupun tidak langsung. Perubahan faktor fisik-kimia tersebut akan mempengaruhi keberadaan plankton di dalam ekosistem perairan yang selanjutnya
juga akan mempengaruhi biota air lainnya. Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam mengetahui suatu komunitas. Parameter ini mencirikan
kekayaan jenis dan keseimbangan dalam suatu komunitas Pirzan Petrus, 2008. Sehubungan dengan itu, maka dilakukan penelitian tentang ”Keanekaragaman
Plankton di Pesisir Perairan Kuala Tanjung Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara”.
1.2 Permasalahan