Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E Masing-Masing Stasiun Penelitian

Genus Corethron, Gyrosigma, Goniochloris, Trachycloron, Spaerocystis, Stichococcus, Phormidium, Acartia, dan Mytilina hanya terdapat di stasiun 1. Hal ini terjadi karena pada stasiun 1 memiliki intensitas cahaya 24.215 lux Tabel 3.5 yang mendukung pertumbuhan genus tersebut. Menurut Subarijanti 1990, cahaya merupakan faktor utama dan terpenting dalam pertumbuhan fitoplankton, terutama dalam kelancaran proses fotosintesis. Kesempurnaan ini tergantung besar kecilnya intensitas cahaya yang masuk ke dalam perairan. Genus Achnanthes, Surirella, Dermatophyton dan Cystodinium hanya terdapat pada stasiun 2. Hal ini disebabkan stasiun ini memiliki kadar nitrat 0,089 mgl dan kadar posfat 0,099 mgl Tabel 3.5 yang dapat menyuplai kehidupan organisme tersebut. Menurut Nybakken 1988, banyaknya unsur hara mengakibatkan tumbuh suburnya fitoplankton. Fitoplankton dapat menghasilkan energi dan molekul yang kompleks jika tersedia bahan nutrisi. Genus Chlorogibba, dan Bosmina hanya terdapat di stasiun 3. Hal ini disebabkan karena kondisi lingkungan seperti penetrasi cahaya 29 cm dan DO oksigen terlarut 6,25 mgl Tabel 3.5 yang dapat ditoleransi genus-genus tersebut. Menurut Sastrawijaya 1991, oksigen terlarut bergantung kepada suhu, tingkat penetrasi cahaya yang bergantung kepada kelimpahan dan jumlah bahan organik yang diuraikan dalam air.

3.3 Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E Masing-Masing Stasiun Penelitian

Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E yang diperoleh pada masing-masing stasiun seperti pada Tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Nilai H’ Indeks Diversitas Shannon-Wiener dan E Indeks Equitabilitas yang diperoleh pada masing-masing Stasiun Penelitian H E Stasiun 1 2,76 0,71 Stasiun 2 2,77 0,76 Stasiun 3 2,81 0,78 Stasiun 4 2,53 0,70 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 3.3 diatas dapat dilihat bahwa nilai H’ Indeks Keanekaragaman tertinggi pada stasiun 3 dengan nilai 2,81. Hal ini menunjukkan bahwa pada stasiun 3 merupakan daerah yang sesuai untuk pertumbuhan plankton karena memiliki penetrasi cahaya sebesar 29 cm, dan suhu sebesar 27 o C Tabel 3.5 yang cocok untuk pertumbuhannya. Sedangkan yang terendah terdapat pada stasiun 4 dengan nilai 2,53. Hal ini terjadi karena stasiun 4 merupakan daerah pembuangan industri yang mengakibatkan faktor fisik kimia perairan kurang mendukung pertumbuhan plankton seperti kelarutan oksigen sebesar 5,75 mgl dan BOD yang cukup rendah sebesar 1,5 mgl yang menandakan bahwa perairan pada stasiun ini banyak mengandung senyawa anorganik yang membutuhkan jumlah oksigen yang banyak dalam proses penguraiannya sehingga dapat mengakibatkan defisit oksigen, sehingga peyebaran plankton tidak merata dan terdapat jenis yang mendominasi. Indeks keanekaragaman lebih tinggi pada stasiun 3 2,81 dibandingkan dengan stasiun 1 2,76. Hal ini terjadi karena pada stasiun 1 banyak terdapat jenis-jenis plankton yang mendominasi, sehingga keanekaragamannya menjadi rendah. Menurut Barus 2004, keanekaragaman tergantung pada jumlah jenis yang ada dalam suatu komunitas dan pola penyebaran individu antar jenis suatu komunitas dinyatakan mempunyai keanekaragaman spesies yang tinggi apabila ternyata banyak spesies dengan jumlah individu masing-masing spesies yang relatif merata. Dengan kata lain apabila suatu komunitas hanya terdiri dari sedikit spesies dengan jumlah individu yang tidak merata maka komunitas tersebut mempunyai keanekaragaman yang rendah. Indeks keseragaman E tertinggi pada stasiun 3 dengan nilai 0,78, ini disebabkan penyebaran plankton merata dan tidak ada spesies yang mendominasi. Sedangkan nilai Indeks Keseragaman E terendah pada stasiun 4 dengan nilai 0,70. Hal ini terjadi karena adanya spesies yang mendominasi. Hal ini diperkuat Pirzan dan Petrus 2008, yang menyatakan bahwa apabila keseragaman mendekati nol berarti keseragaman antar spesies di dalam komunitas tergolong rendah dan sebaliknya keseragaman yang mendekati satu dapat dikatakan keseragaman antar spesies tergolong merata atau sama. Menurut Suin 2002, tidak samanya penyebaran Universitas Sumatera Utara plankton dalam badan air disebabkan adanya perbedaan suhu, kadar oksigen, intensitas cahaya dan faktor-faktor abiotik lainnya.

3.4 Indeks Similaritas