3.4.6 Pengujian keteguhan patah Modulus Of Rupture MOR.
Cara pengujian keteguhan patah mengacu pada standar ASTM C 133 – 97 dan ASTM C 348 – 2002, prosedur yang dilakukan menggunakan alat UTM
Universal Testing Machine adalah : 1. Sampel berbentuk balok ukuran 12 x 2 x 0,6 cm
3
, kemudian diatur jarak titik tumpu sebagai dudukan sampel.
2. Diatur tegangan supply sebesar 40 volt untuk menggerakkan motor ke arah atas maupun bawah, kemudian diarahkan switch ke on, maka
pembebanan secara otomatis akan bergerak. 3. Apabila sampel uji telah patah, diarahkan switch ke arah off agar
motor berhenti. Di catat besar gaya yang ditampilkan panel display. Dengan menggunakan persamaan 2.8, ditentukan kuat patah.
3.4.7 Pengujian termal dengan DTA
Alat yang digunakan untuk menganalisis sifat termal adalah Thermal analyzer DT-30 Shimadzu, dengan prosedur pengujian sebagai berikut :
1. Alat dinyalakan selama 30 menit sebelum digunakan. 2. Sampel yang akan di uji dengan massa 30 mg, lalu ditimbang Alumina
sebanyak 30 mg sebagai zat pembanding. 3. Sampel, pembanding diletakkan diatas termocouple. Di Set Thermocouple
Platinum Rhodium PR 15 mV, dan DTA Range ± 250 ìV.
4. Alat pengukur temperatur kemudian di set sampai menunjukkan pada temperatur 650
C. 5. Pena recorder ditekan dan chart speed di set 2,5 mmmenit dengan laju
pemanasan 10 Cmenit.
6. Dilanjutkan dengan menekan tombol start dan ditunggu hasil sampai tercapai suhu yang di inginkan.
Hasil Pengujian DTA merupakan kurva termogram yang dapat menentukan suhu endotermik, titik gelas, titik kritis dan titik melting.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
berkisar antara 1,49 grcm
3
- 1,6 grcm
3
. Hasil pengujian yang telah dilakukan pada penelitian ini dapat di lihat dari gambar grafik 4.1. Densitas pada
komposisi 45:05:15 maksimum sebesar 1,6 gcm
3
juga dapat terlihat bahwa penambahan serbuk batang kelapa sawit sebagai matrik pengisi mengalami
penurunan pada komposisi 40:10:15 kemungkinan gipsum dan serbuk kelapa sawit tidak beraksi dan tidak terjadi homogenitas pada campuran komposisi
40:10:15 kemudian densitas mulai naik kembali pada komposisi 35:15:15 sampai komposisi 25:25:15 yakni sebesar 1,53 grcm
3
. Hal ini menunjukkan bahwa serbuk sebagai pengisi sangat mempengaruhi ikatan butir antar atom
gipsum dimana pori -pori antar atom makin membesar. Densitas komposisi 25:25:15 masih dibawah densitas gipsum komposisi
45:05:15 maksimum sebesar 1,6 gcm
3
, tetapi penggunaan untuk lembaran papan standar ISO International Standard Organization 8335 cement
bonded particleboards - boards of Portland or equivalent cement reinforced with fibrous wood particles ISO, 1987 keseluruhan komposisi memenuhi
nilai kerapatan = 1 grcm
3
. Serta hasil pengujian densitas yang telah dilakukan terhadap
plafon gipsum cetakan Jaya Board sebagai standar, maka hasil densitas yang diperoleh dari spesimen ini masih memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan
densitas plafon gipsum Jaya Board, dimana nilai densitas plafon gipsum Jaya Board setelah diuji sebesar 0,55 grcm
3
.
4.1.2 Daya serap air