2.2.2.2 Kerapatan batang kelapa sawit
Karena sifat dasarnya yang merupakan jenis monokotil, kerapatan batang kelapa sawit memiliki nilai yang sangat bervariasi pada bagian yang berbeda dari
batang kelapa sawit. Nilai kerapatan tersebut berkisar antara 200-600 kgm
3
dengan rata-rata 370 kgm
3
. Kerapatan batang kelapa sawit menurun terhadap ketinggian dan kedalaman bagian batang Choon, et al, 1991.
2.2.3 Sifat mekanik batang kelapa sawit
Sifat mekanik kayu kelapa sawit menggambarkan kerapatan batang baik pada arah radial maupun vertical, keteguhan lentur MOE dan keteguhan patah
MOR, tekan sejajar serat dan kekerasan. Dari penelitian Bakar 2003 diketahui bahwa batang kelapa sawit mempunyai sifat sangat beragam dari bagian
luar ke bagian pusat batang dan sedikit bervariasi dari bagian pangkal ke ujung batang. Beberapa sifat penting dari batang kelapa sawit untuk setiap batang
mulai tepi, tengah, pusat memiliki nilai berat jenis semakin menurun, bagian tepi berat jenis 350 kgm
3
, bagian tengah berat jenis 280 kgm
3
dan bagian pusat berat jenisnya bernilai 200 kgm
3
. Sama halnya dengan nilai keteguhan lentur MOE dan keteguhan patah MOR semakin ke bagian pusat nilainya menunjukkan
penurunan, tetapi sebaliknya dengan kadar air nilainya semakin bertambah. Batang kelapa sawit memiliki beberapa hal yang sangat menguntungkan di
bandingkan dengan dengan kayu biasa, diantaranya harga kayu atau eksploitasi sangat rendah, warna kayu cerah dan lebih seragam, tidak mengandung mata
kayu, relatif tidak memiliki sifat anisotropis, mudah diberi perlakuan kimia, mudah dikeringkan, pada bagian yang cukup padat kerapatan, grcm
3
tidak dijumpai perubahan atau kerusakan fisik yang berarti. Tabel 2.2
membandingkan beberapa sifat mekanik kayu kelapa sawit dengan beberapa spesies kayu dan jenis monokotil.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Perbandingan sifat kayu kelapa sawit dengan beberapa jenis kayu
Bakar, 2003
Spesies Kerapatan
kering oven
kgm
3
MOE MPa
MOR MPa
Tekan MPa
Kekerasan N
Kayu kelapa
sawit 30 tahun
220-550 800-8000
8-45 5-25
350-2450
Kayu kelapa
60 tahun 250-850
3100-114400 26-105
19-49 520-4400
Cegal 820
19600 149
75 9480
Kapur 690
13200 73
39 5560
Kayu Karet 530
530 58
26 4320
2.3 SEJARAH POLIURETAN
Polimerisasi isosianat telah dipakai dalam industri terutama foam poliuretan dan pengikat. Secara komersial isosianat pertama kali diproduksi awal tahun
1960-an dan berkembang kegunaannya pada industri : foam rigid dan lentur, elastomer, coating, dan adhesif. Di tahun 1991, rata-rata 2,6 juta pon isosianat
diproduksi di dunia Galbarait C.J dan Newman, 1992.
Universitas Sumatera Utara