2.5.4 Keteguhan patah Modulus Of RuptureMOR
Pengujian Modulus Of Rupture MOR dilakukan dengan menggunakan Universal Testing Mechine. Nilai MOR dapat dihitung dengan rumus
JIS A 5908-2003 : MOR
…………………………….. 2.8 Dengan :
MOR = Modulus of Rupture Modulus patah kgcm
2
B = Beban maksimum kg
S = Jarak sangga cm
l = Lebar sampel uji cm
t = Tebal sampel uji cm
Gambar 2.8 Uji MOE dan uji MOR
2.6 Prinsip Alat Thermal Analyzer DTA
Menurut International Conferenderation for Thermal Analisys, bahwa analisis termal adalah metode untuk menganalisis suatu material apabila diberikan perlakuan
temperatur. Prinsip dari Differential Thermal Analyzer DTA adalah mengukur perubahan temperatur ? T antara temperatur sampel dengan temperatur
acuanpembanding referensi dan sebagai bahan acuanpembanding referensi adalah material yang stabil inert terhadap perubahan temperatur dan lingkungan
atmosfer Speyer, 1994, oleh karena itu DTA mendeteksi perubahan panas yang terjadi. Pada DTA panas yang diabsorbsi dan dipancarkan oleh sistem dapat
diselidiki dengan mengukur perbedaan temperatur antara keduanya.
2
2 .
. 3
t l
S B
=
Sampel yang di uji Penyangga
Penekan
Universitas Sumatera Utara
Prinsip dasar dari thermal analyzer atau DTA adalah apabila dua buah krusibel dimasukkan kedalam tungku DTA secara bersamaan, krusibel yang
berisi Sampel ditempatkan disebelah kiri dan krusibel Referensiacuan pembanding disebelah kanan, kemudian kedua krusibel tersebut dipanaskan
dengan aliran panas yang sama besar seperti yang terlihat pada Gambar 2.9, akan terjadi penyerapan panas yang berbeda oleh kedua krusibel tersebut.
Gambar 2.9. Sistem Pemanasan dalam Tungku DTA
Keterangan : S
: Krusibel yang berisi sampel gram R : Krusibel referensipembanding gram
V : Aliran panas Besarnya perbedaan penyerapan panas yang terjadi disebabkan oleh perbedaan
temperatur yang menyebabkan terjadinya suatu reaksi endotermik. Apabila temperatur Sampel T
S
lebih besar dari temperatur pembanding T
R
maka yang terjadi adalah reaksi eksotermik tetapi apabila temperatur Sampel T
S
lebih kecil dari pada temperatur pembanding T
R
maka reaksi perubahan yang terjadi adalah reaksi endotermik. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa terjadinya
reaksi eksotermik disebabkan oleh suatu bahan mengalami perubahan fisika atau kimia dengan mengeluarkan sejumlah panas yang mengakibatkan kenaikan
T
S
lebih besar dari T
R
. V
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan terjadinya reaksi endotermik disebabkan oleh terjadinya perubahan fisika atau kimia yang dialami oleh suatu bahan dengan menyerap sejumlah
panas yang mengakibatkan T
S
lebih kecil dari T
R
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10. Kurva Ideal Differential Thermal Analysis DTA Keterangan :
Eksotermik : Bila dalam pengamatan ternyata temperatur bahan acuan
Referensipembanding T
R
lebih rendah daripada temperatur sampel T
S
maka diperoleh
perubahan temperatur ? T positif.
atau reaksi eksotermik disebabkan oleh suatu bahan mengalami perubahan fisika atau kimia dengan mengeluarkan sejumlah
panas yang mengakibatkan kenaikan T
S
lebih besar dari T
R
. Endotermik
: Bila dalam pengamatan ternyata temperatur bahan acuan Referensipembanding T
R
lebih tinggi daripada temperatur sampel T
S
maka diperoleh
perubahan temperatur ? T negatif.
atau reaksi endotermik disebabkan oleh terjadinya perubahan fisika atau kimia bahan mengalami yang dialami oleh suatu
bahan dengan menyerap sejumlah panas yang mengakibatkan T
S
lebih kecil dari T
R
-
Eksotermik
Endotermik
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 DIAGRAM ALIR