Kekuatan tarik SIFAT MEKANIK

Dari gambar 4.4 grafik pengujian tarik terlihat bahwa kemampuan maksimum benda uji ditarik berada komposisi 25:25:15 yakni berada pada 305,8 kPa, ini menunjukkan bahwa kemampuan serbuk sebagai pengisi memiliki kemampuan serbuk dengan pengikat hanya ikatan mekanis saja sehingga ikatan antar partikel rendah. Kemungkinan gipsum tidak bereaksi dengan poliuretan akan tetapi lebih mungkin terjadi kristalinitas dan tidak terjadi homogenitas pada campuran. Menurut Sperling 1994 bahwa suatu bahan akan dapat meningkat nilai elastisitasnya apabila bahan tersebut telah dapat bereaksi dengan poliuretan karena poliuretan memiliki sifat elastomer yang tinggi. Dari hasil pengujian impak yang telah dilakukan terhadap plafon gipsum cetakan Jaya Board sebagai standar, maka hasil impak yang diperoleh dari spesimen ini komposisi yang memenuhi nilai impaknya berada pada komposisi 25:250:15 dengan nilai impak 2 x 10 -4 Joulemm 2 karena nilai pengujian impak plafon gipsum Jaya Board sebesar 2 x 10 -4 Joulemm 2 .

4.2.2 Kekuatan tarik

Hasil kekuatan tarik yang telah dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut ini. Gambar 4.4. Grafik Kuat Tarik – vs – Komposisi Sampel Universitas Sumatera Utara yang sangat baik dalam pengujian tarik. Sedangkan harga minimum berada komposisi 40:10:15 harga uji tarik mengalami penurunan, gipsum itu sendiri mulai berkurang mendominasi ikatan atomnya, ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan susunan atom pada benda uji dimana ikatan atom gipsum sudah tidak mendominasi benda uji. Hal ini terjadi karena adanya kemudahan pergeseran antar atom akibat banyaknya pori-pori yang dihasilkan akibat penambahan filler serbuk batang kelapa sawit. Pada komposisi 40:10:15 nilai kuat tarik mengalami penurunan. Hal ini membuktikan komposisi 40:10:15 serbuk pengisi mengalami penurunan ikatan antar atom, ini sangat dipengaruhi kemampuan perekat. Pada komposisi 40:10:15 filler kemampuan perekat ini tidak berperan secara optimal. Ini dapat dilihat juga dari kemampuan daya serap air dimana pada komposisi 40:10:15 nilai serapan airnya maksimum dan sifat densitasnya minimum. Alasan ini juga diperkuat oleh Subianto, 2003 yang menyatakan bahwa adanya kecenderungan tidak adanya elemen - elemen penguat ketika terjadinya penambahan filler. Dan Massijaya 2000 menyatakan ikatan antara partikel serbuk dengan pengikat hanya ikatan mekanis saja sehingga ikatan antar partikel rendah. Kemungkinan gipsum tidak bereaksi dengan poliuretan akan tetapi lebih mungkin terjadi kristalinitas dan tidak terjadi homogenitas pada campuran. Menurut Sperling 1994 bahwa suatu bahan akan dapat meningkat nilai elastisitasnya apabila bahan tersebut telah dapat bereaksi dengan poliuretan karena poliuretan memiliki sifat elastomer yang tinggi. Dengan demikian dapat dipahami bahwa komposisi 25:25:15 merupakan batas maksimum uji tarik yang dihasilkan pada penelitian ini dan adanya homogenisasi antara gipsum + serbuk + pengikat sehingga memiliki nilai yang baik. Dari hasil pengujian tarik yang dilakukan terhadap plafon gipsum Jaya Board yang beredar dipasaran sebagai standar, nilai uji tarik plafon gipsum Jaya Board dimana nilai uji tarik plafon gipsum Jaya Board sebesar 90,65 kPa maka hasil uji tarik yang diperoleh dari specimen pada komposisi 25:25:15 memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan plafon gipsum Jaya Board yakni sebesar 305,8 kPa. . Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dari perhitungan pengukuran dapat dilihat bahwa terjadi perubahan reaksi endotermik, dimana adanya pelemahan kemampuan dalam penyerapan kalor untuk komposisi serbuk yang bertambah. Untuk komposisi 65:0:0 masih memiliki kemampuan endotermik pada suhu ± 145 C ini menunjukkan bahwa bahan gipsum sangat dingin bahannya, sedangkan pada komposisi 45:05:15 kemampuan endotermiknya berada pada kisaran 73 C, dan pada komposisi 25:25:15 kemampuan endotermiknya ± 70 C ini menunjukkan bahwa serbuk batang kelapa sawit cenderung melepaskan panas. Hal ini perlu diketahui karena aplikasi dari pembuatan spesimen adalah untuk plafon sehingga perlu kiranya diketahui reaksi kalor terhadap bahan akibat pemanasan. Perlu diketahui bahwa reaksi endotermik adalah reaksi dimana adanya kemampuan bahan untuk menyerap kalor ketika terjadi pemanasan. Pada komposisi 45:5:15 memiliki titik gelas 250 C, titik kritis 290 C dan titik lebur 390 C, sedangkan pada komposisi 25:25:15 memiliki titik gelas 295 C, titik kritis 310 C dan titik lebur 450 C. Data menunjukkan bahwa penambahan serbuk cenderung menaikkan suhu peleburan benda dan demikian membuktikan bahwa bahan tersebut dapat menaikkan ketahanan terhadap api. Pada komposisi 65:0:0 sifat eksotermiknya tidak terbentuk, hal ini menunjukan bahwa titik lebur gipsum masih diatas suhu 600 C. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN 1. Dari hasil diketahui bahwa penggunaan serbuk batang kelapa sawit dapat