Pengetahuan Ibu Pasca Bersalin Tentang Perawatan Nifas di Desa Karang Rejo Kecamatan Stabat Tahun 2013

(1)

PENGETAHUAN IBU PASCA BERSALIN TENTANG PERAWATAN NIFAS DIDESA KARANG REJO KECAMATAN STABAT

TAHUN 2013

SITI NURCAHAYA 125102098

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

PENGETAHUAN IBU PASCA BERSALIN TENTANG PERAWATAN NIFAS DI DESA KARANG REJO KECAMATAN

STABAT TAHUN 2013. ABSTRAK Siti Nurcahaya

Latar belakang : perawatan nifas yang baik membantu pemulihan reproduksi ibu dan dapat menghindari dan dapat mengurangi angka mordilitas dan morbiditas, untuk itu perlu pengawasan dan pelayanan asuhan keperawatan, namun beberapa masyrakat memiliki aneka persepsi, interpretasi dan respon perilaku. perawatan nifas adalah perawatan terhadap ibu yang baru selesai melahirkan, perawatan nifas meliputi, pera-watan perenium, perapera-watan payudara, pemulihan kesehatan, program KB. apabila masalah - masalah keperawatan diatas muncul akan menimbulkan suatu masalah kesehatan dan dapat meningkatkan morbiditas ibu nifas.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui bagaimana karateristik ibu dalam melakukan perawatan nifas berdasarakn usia, paritas, pendidikan, pekerjaan dan sumber Inform-asi.

Metodologi : penelitian ini bersifat deskiptif dengan menggunakan data primer jumlah sampel dalam penelitian ini adalah  42 orang. pengambilan sampel dilaku kan dengan cara teknik total sampling. Penelitian ini dilakukan di Desa Karang Rejo Kecamatan Stabat.

Hasil : dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa Berusia 20 – 35 tahun 61,9% Pendidikan SMA 33,3%, Berkerja, 61,9%, Primigravidarum 40,5%, Sumber Inform-asi dari keluarga 42,9%. Berpengetahuan baik, 35,7%, Berpengetahuan Cukup 9,5%, 11,9% Berpengetahuan Kurang. Analisa data dengan univariat.

Kesimpulan : dari hasil penelitian ini dapat diketahui ibu yang berpengetahuan baik 35,7%. Oleh karena itu diharapkan kepada pelayanan kesehatan agar memberikan informasi mengenai perawatan nifas pada ibu pasca bersalin terutama pada ibu primipara.

Kunci : pengetahuan, perawatan nifas.  


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengetahuan Pasca Bersalin Tentang Perawatan Nifas di Desa Karang Rejo Kecamatan Stabat Tahun 2013”.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan penguji II.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep.Ns.M.Kep, Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik dan sebagai dosen pembimbing penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang telah menyediakan waktu dan memberikan arahan serta masukan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

3. dr.M.Fahdhy, SpOG.MSc selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktunya memberikan arahan dan masukan yang berharga bagi penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Erniyati, S.Kp. MNS selaku penguji I yang telah memberikan kritikan dan saran guna perbaikan Karya Tulis Ilmiah.

5. Seluruh Dosen dan staff administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta ilmu kepada penulis.

6. Supardi, selaku kepala desa karang rejo kecamatan stabat yang telah memberi kan izin untuk dilakukannya penelitian.


(6)

7. Teristimewa Ayahanda (Suryadi) tercinta, tetes demi tetes keringat mu telah menjadi motivasi kuat dan Ibunda ( Majidah Nst) tersayang sentuhan belai kasih sayangmu menjadi inspirasi,dan doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat karya tulis ilmiah ini.

8. Kepada saudara-saudari saya kakak Fitri berserta keluarga, abang Rizal berserta keluarga, kakak Tiwa berserta keluarga, abang Zulham berserta keluarga, dan terkususya buat adik saya Alm.Soni sanjaya yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis.

9. Kepada orang yang sangat berarti dalam hidup saya Hendra Saputra yang selalu memberikan motivasi bagi penulis, dan kepada Nova Lahitani, Riko Apriadi, Pujianti, Neni Juliarni, Anggina, Ana Rosida, Seri Haryani, Salwa, dan teman-teman satu bimbingan Nikma, Fitri, Nilam, Rulis, Fiung, Annisa, Irma, kak Ami, Nanda. Yang penulis sayangi dan tidak mungin bisa penulis lupakan terimakasih buat semua ya.

10.Teman-teman Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang selama ini telah memberi penulis semangat dan motivasi

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga semua bantuan, kritik dan saran yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Medan, Juni 2013


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... .... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR SKEMA ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ... 6

a. Defenisi ... 6

b. Cara memperoleh pengetahuan ... 7

c. Faktor-faktor pengetahuan ... 8

d. Kriteria tingkat pengetahuan ... 9

B. Ibu Nifas ... 10

C. Perawatan Ibu Nifas menurut standar kesehatan ... 15

a. Perawatan perenium... 15

b. Perawatan payudara... 17

c. Pemulihan kesehatan... 18

d. Program KB... 21

D. Faktor- faktor yang mempengaruhi perawatan nifas ... 21

a. Usia... 21

b. Partitas... 22

c. Pekerjaan... 22

d. Pendidikkan... 23


(8)

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL

A. Kerangka Konsep ... 24

B. Defenisi Operasional ... 25

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 27

B. Populasi dan sampel ... 27

C. Tempat Penelitian ... 28

D. Waktu Penelitian ... 28

E. Pertimbangan Etik ... 28

F. Instrumen Penelitian ... 29

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 30

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 31

I. Analisa Data ... 31

BAB V HASIL DAN PENELITIAN A. Ktiteria responden... 33

B. Pembahasan ... 37

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR SKEMA


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden Lampiran 2 : Lembar Kuesioner

Lampiran 3 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 4 : Master Data Penelitian

Lembar 5 : Hasil Out Put Data Penelitian

Lampiran 6 : Surat Izin Data Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 7 : Balasan Surat Izin Penelitian


(11)

PENGETAHUAN IBU PASCA BERSALIN TENTANG PERAWATAN NIFAS DI DESA KARANG REJO KECAMATAN

STABAT TAHUN 2013. ABSTRAK Siti Nurcahaya

Latar belakang : perawatan nifas yang baik membantu pemulihan reproduksi ibu dan dapat menghindari dan dapat mengurangi angka mordilitas dan morbiditas, untuk itu perlu pengawasan dan pelayanan asuhan keperawatan, namun beberapa masyrakat memiliki aneka persepsi, interpretasi dan respon perilaku. perawatan nifas adalah perawatan terhadap ibu yang baru selesai melahirkan, perawatan nifas meliputi, pera-watan perenium, perapera-watan payudara, pemulihan kesehatan, program KB. apabila masalah - masalah keperawatan diatas muncul akan menimbulkan suatu masalah kesehatan dan dapat meningkatkan morbiditas ibu nifas.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui bagaimana karateristik ibu dalam melakukan perawatan nifas berdasarakn usia, paritas, pendidikan, pekerjaan dan sumber Inform-asi.

Metodologi : penelitian ini bersifat deskiptif dengan menggunakan data primer jumlah sampel dalam penelitian ini adalah  42 orang. pengambilan sampel dilaku kan dengan cara teknik total sampling. Penelitian ini dilakukan di Desa Karang Rejo Kecamatan Stabat.

Hasil : dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa Berusia 20 – 35 tahun 61,9% Pendidikan SMA 33,3%, Berkerja, 61,9%, Primigravidarum 40,5%, Sumber Inform-asi dari keluarga 42,9%. Berpengetahuan baik, 35,7%, Berpengetahuan Cukup 9,5%, 11,9% Berpengetahuan Kurang. Analisa data dengan univariat.

Kesimpulan : dari hasil penelitian ini dapat diketahui ibu yang berpengetahuan baik 35,7%. Oleh karena itu diharapkan kepada pelayanan kesehatan agar memberikan informasi mengenai perawatan nifas pada ibu pasca bersalin terutama pada ibu primipara.

Kunci : pengetahuan, perawatan nifas.  


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini di dunia setiap hari, setiap ibu meninggal akibat komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas, 97% kejadiaan ini terjadi dinegara-negara berkembang. Termasuk Indonesia. Di negara-negara berkembang resiko kematian ibu hamil dan melahirkan sekitar 200 kali lebih besar dibandingkan resiko yang dihadapi ibu- ibu di negara maju (WHO, 2002 ).

Di Indonesia angka kematian ibu (AKI ) saat ini masih jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015 yaitu 102 / 10.000 kelahiran hidup.hasil survey demografi kesehatan indonesia (SDKI) 2002-2003 AKI di Indonesia menunjukan angka 307/10.000 kelahiran hidup. Untuk sumatera utara angka kematian ibu menunjukkan 330/10.000 kelahiran hidup.

(Sekjen Depkes, 2007).

Survey kesehatan rumah tangga (SKRT) 2002, menyatakan bahwa penyebab kematian ibu adalah perdarahan ( 28%), eklamsi (24%), Infeksi nifas (11%) dari hasil penelitian sustini (2003) didapatkan 6-23% penderita infeksi nifas 5-10 % mengalami kematian. Infeksi nifas dapat di cegah jika dilakukan perawatan nifas yang baik sesuai dengan standar kesehatan. Perawatan nifas adalah perawatan terhadap ibu yang baru selesai melahirkan, perawatan nifas meliputi, perawatan perenium, perawatan payudara,pemulihan kesehatan, program KB. Apabila masalah-masalah keperawatan diatas muncul akan menimbulkan suatu masalah kesehatan dan dapat meningkatkan morbiditas ibu nifas, ini akan menyebabkan waktu Dan biaya perawatan masa nifas akan


(13)

meningkat, yang berarti bisa menimbulkan angka kematian ibu dan bayi. Masalah - masalah keperawatan yang timbul pada masa nifas diatas sebetulnya dapat dicegah dengan memberikan asuhan keperawatan yang baik dan benar sesuai kewenangan perawat. Standar praktek asuhan keperawatan nifas.(Qittun, 2008).

Perawatan nifas yang baik dapat membantu pemulihan reproduksi ibu dan dapat menghindari dan dapat mengurangi angka mordilitas dan morbiditas, untuk itu perlu pengawasan dan pelayanan asuhan keperawatan, namun beberapan masyrakat memiliki aneka persepsi, interpretasi dan respon perilaku (Sarwono, 2005). Para ahli ilmu sosial menemukan faktor sosial budaya ikut peran terhadap perawatan nifas dan sumber informasi dapat berpengaruh pada perawatan ibu nifas dalam mengambil keputusan dalam perawatan. Yang di inginkan dari pemberian profisional, karna sosial budaya adalah pola kehidupan masyarakat yang berpengaruh terhadap keputusan dan tindakan.

Menurut Rahmawati (2004) di Indonesia masih banyak ibu melakukan perawatan nifas berdasarkan kebudayaan dan tradisinya masing-masing, dalam penelitian mereka didaerah lombok dan jawa barat menemukan ibu- ibu yang melakukan perawatan nifas kebiasaan kebudaya. Antara lain ibu melakukan kompres panas pada vagina pasca bersalinan, untuk menjaga kebersihan vagina ibu membilas vagina dengan air sirih, dan mengurut rahim oleh tukang urut yang dipercaya dapat mengembalikan peranakkan ketempat semula, selain itu biar cepat kering ibu duduk diatas abu hangat yang dibungkus kain kasa, dan menjaga kerampingan tubuh dan perut ibu dengan tetap memakai bakung.

Hal yang sama terdapat didaerah sumatera utara yaitu di desa Karang Rejo Kecamatan Stabat, dimana study pendahuluan yang dilakukan


(14)

bidandesa yang bertugas di desa Karang Rejo didapatkan data bahwa dari 36 pro ses persalinan 29,12% ditolong oleh bidan.

selebihnya 70,88 % titolong keluarga, hal ini dilakukan karna tradisi dan kebudayaan masyarakat desa karang rejo, maka perawatan nifas berdasarkan budaya dan kebiasaan, yang mana informasi ini bertujuan untuk mengetahui perawatan nifas berdasarkan budaya dan kebiasaan masyrakat Jawa khususnya desa Karang Rejo ini baik atau tidak baik untuk kesehatan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana pengetahuan ibu dalam melakukan perawatan nifas di desa Karang Rejo Kec.Stabat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Untuk Mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan ibu pasca bersalin tentang perawatan nifas di desa Karang Rejo Kecamatan Stabat.

C. Tujuan Peneliti a. Tujuan umum

Untuk Mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan perawatan pasca bersalin oleh ibu nifas di desa Karang Rejo Kec. Stabat.

b. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui bagaimana karateristik ibu dalam melakukan perawatan pasca bersalin berdasarakn Usia, Paritas, Pendidikan, Pekerjaan, Sumber informasi, didesa Karang Rejo.


(15)

2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan perawatan pasca bersalin dan jenis-jenis yang dilakukan ibu berdasarkan perawatan perenium, perawatan payudara, perawatan pemulihan kesehatan, perawatan program KB, yang dilakukan didesa Karang Rejo.

D. Manfaat Peneliti

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Memberikan informasi tentang “ Pengetahuan Ibu pasca bersalin tentang Perawatan Nifas di Desa Karang Rejo Kec.Stabat.

2. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman berharga, bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian, sehingga dapat menerapkan penelitian ilmiah yang diperoleh untuk penelitian dimasa yang akan datang sebagai sumber informasi yang berhubungan dengan perawatan ibu nifas.

3. Bagi Pendidikan

Memberikan masukan dan informasi serta menambah acuan dalam proses belajar mengajar dalam pendidikan bidan mengenai perawatan nifas.


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan 1. Definisi

Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’ dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2007).

Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:

a. Kesadaran (Awarness), di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Merasa Tertarik (Interest), terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap objek sudah mulai timbul.

c. Menimbang-nimbang (Evaluation), terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa

yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.


(17)

2. Cara Memperoleh Pengetahuan

a. Cara Tradisional atau Kebenaran Non Ilmiah Untuk Memperoleh pengetahuan:

1). Cara Coba Salah (Trial And Error)

Cara coba coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemung kinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.

2). Cara Kekuasaan atau Otoritas

Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan. Prinsip inilah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang dikemukakannya adalah sudah benar.

3). Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merup akan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.


(18)

4). Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

b. Cara Modern atau Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan.

Pengamatan langsung terhadap gejala gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasil pengamatannya tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan dan akhirnya diambil kesimpulan umum (Notoadmojo, 2010).

3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut pro health (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu:

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

b. Informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact).

c. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.


(19)

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar inidvidu baiklingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masu knya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. e. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untukmemperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

f. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola fikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola fikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. 4. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

a. Baik : Hasil presentase 76%-100% b. Cukup : Hasil presentase 56%-75% c. Kurang : Hasil presentase > 56%

B. Ibu Nifas

Nifas dari bahasa arab, yaitu istilah yang dipergunakan untuk kaum ibu yang setelah melahirkan, dalam bahasa latin disebut puerperium, dari kata puer yang artinya bayi dan parous artinya melahirkan, jadi puerperium adalah masa setelah melahirkan bayi. ( Ibrahim, 2003).

Ibu adalah orang tua perempuan seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, ibu memiliki peranan yang sangat penting


(20)

dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu dapat diberikan untuk perempuan yang bukan orang tua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orang tua angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri ayah biologis anak) (Ibrahim, 2003).

Perawatan nifas adalah perawatan ibu yang telah selesai bersalin dimana mengalami proses pemulihan paska bersalin, yakni kembalinya alat kand ungan seperti sebelum hamil lamanya pemulihan kira- kira 4 - 6 minggu, akan tetapi alat genetalia akan pulih kembali dalam waktu tiga bulan. (Hanafiah, 2004).

2. Fisiologi nifas

Setelah melahirkan tubuh ibu mengalami pemulihan dari proses hamil dan melahirkan,pemulihan itu meliputi:

Pemulihan Refroduksi a. Uterus

Uterus berkontraksi kuat setelah kelahiran bayi, ukurannya mengecil lebih dari setengahnya. Uterus akan tetap sama ukurannya dimulai sejak dua hari melahirkan yakni berat uterus 1 kg akan berlahan-lahan mengecil yakni satu minggu pertama 500 gram, akhir minggu kedua 300 gram dan selanjutnya 100 gram, pada hari 10 hari sampai 40 hari paska persalinan uterus akan kembali mendekati sebelum hamil dalam 4-6 minggu paska persalinan, tempat pelengkatan plasenta membutuhkan 6-7 minggu untuk sembuh, regenerasi endometrum memerlukan waktu enam minggu. Lochea merupakan keluaran uterus selama tiga minggu pertama setelah kelahiran terjadi. Lochea tersebut terbagi menjadi tiga bagian yaitu:


(21)

1. Lochea lubra: adalah keluarnya warna merah gelap terjadi 2-3 hari pertama, lochea ini mengandung sel epitel, eritrosit dan desidua serta memiliki bau karakteristik manusia.

2. Lochea serosa : adalah keluarnya merah muda sampai dengan kecoklatan, terjadi 3-10 hari setelah kelahiran. ini adalah keluarnya seronguineus yang mengandung desidua, eritrosit, lender servik, mikrorganisme , lochea serosa memiliki bau yang kas.

3. Lochea alba : adalah keluaran yang warnanya hanpir tidak berwarna sampai krem kekuningan, dan seharusnya tidak berbau, terjadi 10 hari - 3 minggu.

b. Servik

Servik akan menjadi tebal dan lebih keras, pada akhir minggu pertama paska persalinan servik masih akan berdilitasi sekitar 1 cm. Involusi servik yang lengkap biasa berlangsung 3-4 bulan, kelahiran anak bisa mengakibatkan perubahan permanen pada ostium servik dari bulan menjadi panjang.

c. Leher rahim dan servik

Dengan tuntasnya involusi, leher rahim sampai ke ukuran sebelum hamil ( liang leher rahim tetap agak lebar ). Vagina halus dan membengkak, dengan tonus yang buruk setelah kelahiran, dan labia akan lebih kendur, besar dan lebih gelap dibandingkan sebelum kehamilan, rugea tampak kembali dalam 3-4 minggu paska persalinan.

d. Perineum

Perineum adalah daerah antara vulva dan anus.Biasanya setelah melahirka , perineum menjadi agak bengkak / edema / memar dan mungkin ada luka


(22)

jahitan bekas robekan atau episiotomi, yaitu sayatan untuk memperluas pengeluaran bayi. Proses penyembuhan luka episiotomi sama seperti luka operasi lain. Perhatikan tanda-tanda infeksi pada luka episiotomi seperti nyeri, merah, panas, bengkak, atau keluar cairan tidak lazim. Penyembuhan luka biasanya berlangsung 2-3 minggu setelah melahirkan ( Maryunani, 2009 ). e. Abdomen

Sebagai akibat putusnya serat elastis kulit dan distensi berkepanjangan yang disebabkan uterus hamil, dinding abdomen masih lunak dan kendur untuk sementara waktu, tapi pemulihan dapat dibantu dengan berolah raga, namun jika otot- ototnya tetap otonik dan dinding abdomen masih tetap kendur karna terdapat pemisah dan diatasis muskulus rektus yang jelas, pada keadaan ini dinding abdomen disekitar garis tengah hanya dibentuk oleh peritoneum, fasia tipis lemak sub kutan dan kulit.

f. Payudara

Selama kehamilan, payudara disiapkan untuk laktasi (hormon estrogen dan progesteron) kolostrum, cairan payudara yang keluar sebelum produksi susu terjadi pada trimester III dan minggu pertama postpartum. Pembesaran mamae / payudara terjadi dengan adanya penambahan sistem vaskuler dan limpatik sekitar mamae. Mamae menjadi besar, mengeras dan sakit bila disentuh. Sementara itu, konsentrasi hormon (estrogen, progesteron, human chorionic, gonadotropin, prolaktin, krotisol, dan insulin) yang menstimulasi perkembangan payudara selama ibu hamil menurun dengan cepat setelah bayi lahir. Waktu yang dibutuhkan hormon-hormon ini untuk kembali ke kadar sebelum hamil sebagian ditentukan oleh apakah ibu menyusui atau tidak.


(23)

g. Pemulihan sistem endokrin

Keadaan hormon plasenta menurun dengan cepat, hormon plasenta laktogen tidak dapat terdeteksi dalam 24 jam postpartum, hormone HCG menurun dengan cepat, estrogen turun sampe 10%. Hormon pituary menyebabkan menyebabkan prolaktin menurun sampai keadaan sebelum hamil dapat dipengaruhi seberapa banyak menyusui ( Rukiyah, 2011 ).

h. Pemulihan sistem muskuloskeletal

Perubahan sistem muskuloskeletal pada ibu selama masa nifas berlangsung terbalik dengan selama masa kehamilannya. Perubahan ini meliputi hal- hal yang dapat membantu relaksasi danhipermobilitas sendi serta perubahan pusat

berat ibu akibat pembesaran rahim. Untuk menstabilkan sendi dengan lengkap diperlukan waktu sampai minggu ke-8 setelah ibu melahirkan. Namun kaki ibu belum mengalami perubahan yang berarti yang seringkali masih membutuhkan sandal/ sepatu yang lebih besar .(Maryunani, 2009).

i. Sistem intergumen

Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat kehamilan berakhir. Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya setelah bayi lahir. Pada beberapa wanita, pigmentasi pada daerah tersebut akan menetap. Kulit yang meregang pada payudara, abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar, tetapi tidak hilang seluruhnya.

j. Sistem neurologis

Setelah melahirkan, terdapat perubahan neurologis yang merupakan kebalikan dari perubahan neurologis yang terjadi selama hamil. Rasa tidak nyaman neurologis yang disebabkan karena kompresi / tekanan syaraf


(24)

menghilang setelah tekanan mekanik dari uterus yang membesar dan tekanan dari retensi cairan menghilang ( Maryunani, 2009 ).

k. Sistem Perkemihan

Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang air kecil 24 jam pertama. Kemungkinan penyebab dari keadaan ini adalah terdapat spasme sfinkter dan edema leher kandung kemih sesudah bagian ini mengalami kompresi (tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan berlangsung.

Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam 12-36 jam postpartum. Kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan tersebut disebut “diuresis”. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam 6 minggu.

l. Sistem pencernaan

Biasanya, ibu akan mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena pada waktu persalinan, alat pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan, kurangnya asupan cairan dan makanan, serta kurangnya aktivitas tubuh.Supaya buang air besar kembali normal, dapat diatasi dengan diet tinggi serat, peningkatan asupan cairan, dan ambulasi awal. Bila ini tidak berhasil, dalam 2-3 hari dapat diberikan obat laksansia.Selain konstipasi, ibu juga mengalami anoreksia akibat penurunan dari sekresi kelenjar pencernaan dan mempengaruhi perubahan sekresi, serta penurunan kebutuhan kalori yang menyebabkan kurang nafsu makan (Sulistyawati, 2009).


(25)

m. Perdarahan

Luka akibat tercabut pembuluh darah plasenta dari dinding rahim saat persalinan membutuhkan penyembuhan.Penyembuhan luka dapat terjadi secara alamiah melalui proses pengerutan rahim, yaitu kontraksi rahim selama

beberapa minggu paska persalinan. Jika rahim tidak berkontraksi dikhawatir kan terjadi perdarahan yang dapat membahayakan ibu.

n. Infeksi Nifas

Infeksi nifas biasanya terjadi jika ibu telah berhubungan seksual dengan suami. Sesungguhnya selama masa nifas kurang baik untuk melakukan hubungan seksual, karena bisa memungkinkan terjadinya infeksi. Gejala dari infeksi nifas ditandai dengan demam tinggi dan keluarnya cairan nifas dari mulut rahim yang berbau busuk. ( Manuaba, 2011 ).

C. Perawatan ibu nifas menurut Standar kesehatan.

Pada masa nifas ibu mengalami pemulihan pada organ tubuh,dimana pemulihan pada tubuh ibu harus dilakukan perawatan agar tidak terja di komplikasi,

perawatan tersebut meliputi: a. Perawatan perineum

Beberapa metode untuk merawat perineum, yang bertujuan untuk memberika n rasa nyaman dan mengurangi resiko infeksi, beberapa metode itu antara lain:


(26)

1. Perawatan

Rasa sakit pada daerah parineal yang dirasakan oleh semua wanita yang mengalami persalinan melalui vagina, umumnya di perparah jika perineum robek atau di opisiotomi. Infeksi bias terjadi ,tetapi sangat kecil kemungkinan, bila dilakukan perawatan dan pemeliharaan perineal yang baik, perawatan tersebut antara lain:

a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.

b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air, pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan sekitar anus.

c. Nasihatkan kepada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil atau besar.

d. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut dua kali sehari.

e. Sarankan ibu untuk mencuci tangan setelah dan sesudah membersi h

kan daerah kelamin.

f. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk mengindari menyentuh daerah luka. ( Sarwono, 2006 ) 2. Cara duduk

Ibu yang tidak nyaman akibat jahitan di perineum biasanya tidak menyenangkan untuk duduk untuk beberapa hari, Ibu tampak kaku pada saat duduk. perawatan dapat menganjurkan pada ibu bagaiman cara


(27)

duduk yang menyenangkan, dengan cara tubuh ditegakkan dengan mengikut

sertakan pantat ( tangan menekan pantat kearah dalam), dan mengkontrak sikan otot-otot pelvik sebelum duduk .cara ini dilakukan pada saat tubuh ibu terasa ringan, tindakkan ini bertujuan untuk menjaga kenyaman dan mengurangi tekanan pada perineum.

b. Perawatan payudara

1. Kenyaman dan kebersihan

Menyusui merupakan tindakkan yang menyenangkan dan bermanfaat bagi ibu dan bayi, agar aktifitas dapat berjalan lancar ASI dapat keluar dengan optimal, maka lakukan perawatan payudara dengan cara bersihkan payudara secara teratur, paling tidak dua kali sehari, pagi dan sore, basuhlah dengan air hangat, setelah itu keringkan dengan handuk yang lembut, jangan gunakan sabun mencuci puting susu dan sekitarnya, karena sabun dapat menyebabkan puting susu kering dan lecet, jika ibu baru pertama kali menyusui jika puting susu peka sebaiknya puting susunya di pijat dengan krem dua kali sehari. Pijatlah payudara berlahan-lahan

dengan cara menekan jari ibu ke payudara dengan gerak mengelilinginya. Jangan memakai BH yang terbuat dari nilon atau plastic atau memakai karet busa, karna BH seperti ini akan menyebabkan payudara lembab. 2. Pembengkakkan.

Ibu yang menyusui dan yang tidak menyusui akan mengalami pembengkakan dengan disertai nyeri, dan ini dapat menyebar sampai axilla pengobatan dengan analgesik akan mengurangi rasa nyeri sampai kondisi


(28)

yang membaik, kira-kira 1 sampai 2 hari. Bagi ibu yang tidak menyusui seharusnya memakai BH yang ketat ( agar longgar), dan lakukan kompres dingin dari payudara sampai axilla untuk mengurangi. rasa nyeri, terapi panas dilakukan untuk merangsang puting susu agar mengeluarkan air susu yang menggumpal. Bagi yang menyusui dapat mengurangi ketidak nyamanan dari pembengkakan. Dari penggumpalan air susu dengan cara memberikan air ASI sesering mungkin, dan menggunakan pompa payudara dan memassage payudara.

3. Menyusui

Menyusui merupakan tindakkan yang menyenangkan dan bermanfaat bagi ibu dan bayi, ada beberapa cara menyusui yang dapat membuat ibu dan bayi merasa nyaman :

a. Mulailah secepat mungkin setelah melahirkan.

b. Lakukan setidaknya delapan sampai sebelas kali menyusui.

c. Dekatkan putting kearah pipi bayi ini untuk merangsang reflek pengisapannya.

d. Pastikan tidak hanya putting yang masuk ke mulut bayi, tetapi seluruh aerola.

e. Gunakan jari untuk menekan payudara menjauhi hidung bayi agar pernafasan tidak terganggu.(Roischa 2008).

c. Perawatan Pemulihan kesehatan. 1. Nutrisi.

Untuk memulihkan tenaga ibu setelah melahirkan ibu harus mendapatkan diet yang bermutu tinggi dan cukup kalori, protein, cairan, cairan serta banyak makan buah – buahan dan sayuran , karena makanan


(29)

yang baik mempercepat penyembuhan ibu sangat mempenagruhi produksi ASI (Sulistyawati, 2009 ).

2. Istrihat.

Ibu post partum sangat membutuhkan istirah yang berkualitas

untuk memulihkan keadaan fisiknya. keluarga disarankan untuk memberikan kesempatan kepada ibu untuk beristirahat yang cukup sebagai persiapan untuk energy menyusui bayiya nanti.

Istirahat juga salah satu cara mengurangi kekhawatiran dan kecemasan, dan membuat ibu merasa nyaman. dimana pada ibu menyusui ,kekhawatiran dan kelelahan dapat membuat produksi ASI menjadi terbatas.

3. Ambulasi.

Ambulasi adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan. Ambulasi awalnya dilakukan dengan melakukan gerakan dan jalan – jalan ringan sambil sambil bidan melakukan observasi perkembangan pasien dari jam demi jam sampai hitungan hari.kegiatan ini dilakukan secara meningkat secara berangsur – angsur frekuensi dan intensitas aktifitasnya sampai pasien dalam melakukannya sendiri tanpa dampingan sehingga tujuan memandirikan pasien dapat terpenuhi.

4. Kebersihan Diri.

Karena kelelehan dan kondisi psikis yang belum stabil, biasanya ibu post partum masih belum cukup koomperatif untuk membersihkan diriya sendiri. Bersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air bersih.


(30)

Pastikanibu mengerti untuk membersihkan daerah vulva terlebih dahulu, dari depan kebelakang, baru kemudian membersihkan daerah anus dan mengganti pembalut setiap darah sudah penuh atau minimal dua kali dalam sehari . mencuci tangan dengan sabun dan air selesai membersihkan daerah kemaluan .

5. Latihan aktifitas

Aktifitas dan tanggung jawab sebaiknya ditambah secara bertahap, selama tiga empat minggu pertama post partum, dianjurkan untuk membat asi kegiatan ( pekerjaan ringgan ), tetapi kira- kira enam minggu post partum aktifitas penuh diharapkan harus sudah dapat. ( Sulastry, 2002 ). Sikap tubuh ibu setelah melahirkan akan berubah akibat ligamen atau jaringan yang menghubungkan tulang dengan otot, melemah dan menegan tulang akan mudah bergerak, ligamen mudah mengalami gangguan, akibat nya ibu akan mengalami gangguan pada punggung, untuk menghidari nyeri punggung ibu harus melakukan tindakan dengan cara :

a. Ketiaka ibu akan menyusui duduklah bersandar pada kursi atau bantal yang telah disusun.

b. Memandikan, posisi bak juga harus dapat diperhatikan, usahankan tidak terlalau rendah yang membuat ibu harus membukuk pada saat memandikkan.

c. Jika ibu mengganti popok lakukan ditempat yang tidak membuat ibu membungkuk badan misalnya, dimeja yang sejajar dengan pinggang ibu.


(31)

6. Eliminasi.

Dalam enam jam pertama post partum, pasien sudah harus dapat buang air kecil. Semangkin urien tertahan dalam kandungan kemih maka dapat mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan, misalnya infeksi . biasanya, pasien menahan air kecil karena takut akan merasa sakit saat buang air kecil. berikan dukungan mental pada pasien bahwa ia pasti mampu menahan sakit pada luka jaln lahir akibat terkena air kencing karena iapun sudah berhasil berjuang untuk meahirkan bayinya. Dalam 24 jam pertama, pasien juga harus sudah buang air besar karena semangkin lama feses tertahan dalam usus maka akan sulit baginya untuk buang air besar secara lancar.

d. Program KB.

Beberapa pasangan yang sudah melewati tiga minngu post partum diajurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi, walaupun ibu belum mendapatkan masa ovulasi ataupun masa subur, karena kontrasepsi merupakan cara yang tepat untuk menunda kehamilan. pasangan suami istri bila memilih alat kontrasepsi yang diinginkan ataupun alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi ibu.

D. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Nifas a. Usia

Prilaku manusia sangat dipengaruhi oleh usia, semangkin tua usia seseorang maka semangkin banyak pengalaman yang diperoleh dan semangkin baik adaptasi seseorang yang tunjukkan melalui prilaku. umur


(32)

sangat mempengaruhi pola fikir dan tingkah laku seseorang akan berubah seiring dengan perubahan ( kematangan ) kehidupannya. ( Manuaba, 2005).

Umur seseorang sangat berpengaruh terhadap psikisnya, dimana pada usia muda sering menimbulkan ketegangan, kebinggungan dan cemas, dan rasa takut sehingga berpengaruh terhadap tingkah lakunya. biasanya semangkin dewasa semangkin cederung semangkin menyadari arti dari hidup sehat sehingga semangkin baik dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan.

Semangkin bertambah usia maka semangkin banyak pengalaman yang diperoleh, sehingga seseorang dapat meningkatkan kematangan mental dan bertindak ( Notoadmojo , 2005 ).

b. Paritas

Paritas merupakan banyaknya persalinan yang dialami aleh ibu hamil baik lahir hidup mau pun lahir mati. (Wawan dan Dewi , 2010).

Paritas adalah Jumlah kehamilan yang menghasilkan janin hidup, bukan jumlah janin yang dilahirkan. Janin yang lahir hidup atau mati setelah

viabilitas dicapai, tidak mempengaruhi paritas. Viabilitas merupakan

kapasitas untuk hidup di luar uterus, sekitar 22 minggu periode menstruasi (20 minggu kehamilan) atau berat janin lebih dari 500 g. ( Nuracmah, 2004 )

c. Pendidikkan

Latar belakang pendidikan mempengaruhi seseorang dalam berfikir dan tinggi pula kesadaran tentang kesehatan. Baik untuk dirinya maupun diri orang lain dan keluarga sehingga semangkin tinggi pula pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan orang yang berpendidikkan rendah .


(33)

Pendidikan dapat meningkatkan kematangan intelektual sehingga seseorang dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam bertindak . tingkat pendidikkan dapat mempegaruhi pemintaa pelayanan kesehatan . pendidikkan yang tinggi akan memungkinkan seseorang

untuk mengetahui atau mengenal gejala awal suatu penyakit, sehingga berkeinginan untuk segera mendapatkan perwatan. ( Notoadmojo, 2003 ) d. Pekerjaan

Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu, bekerja bagi ibu – ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarganya. (Nursalam dan Siti Pariani, 2011).

e. Sumber informasi

Sumber informasi akan memberikan pengaruh pada setiap orang .meskipun seseorang mempunyai pendidikkan yang rendah tetapi memperoleh informasi yang baik dari berbagai media misalnya televisi, radio

atau surat kabar. Juga dari no media seperti keluarga / orang teman maka pengetahuan


(34)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual pada penelitian ini adalah bertujuan untuk mengekplorasikan perawatan mandiri ibu nifas di Karang rejo Nifas diyakini sebagai peristiwa yang ilmiah yang harus diterima secara positif oleh ibu. Pada masa nifas ibu akan mengalami pemulihan pada kondisi fisiknya, dimana tubuh ibu akan kembali semula lagi seperti sebelum hamil, sehingga ibu mempunyai kemampuan untuk melakukan perawatan nifas. Dalam penelitian ini perawatan nifas dilakukan ibu dieksplorasi dengan mengacu pada konsep yang dikemukakan oleh Standat Kesehatan (2008). Perawatan ibu nifas meliputi, perawatan perenium, perawatan payudara, pemulihan k esehatan, program KB, karna bentuk perawatan ibu nifas yang dilakukan ibu biasanya dipengaruhi oleh faktor Usia, Paritas, Pendidikkan, Pekerjaan, Sumber informasi faktor ini diyakini oleh masyarakat adalah cara yang tepat untuk meningkatkan kesehatan ibu.

Pengetahuan Perawatan ibu nifas di Desa Karang Rejo

Perawatan ibu nifas berdasarkan standat kesehatan:

 Perawatan perineum  Perawatan payudara

 Perawatan Pemulihan Kesehatan  Program KB


(35)

BAB IV

Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur Pengetahuan

adalah hasil ‘tahu’ dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Pengetahuan ibu tentang perawatan nifas

berdasarkan standar kesehatan meliputi:

Perawatan perinium Perawatan payudara Pemulihan kesehatan Seksualitas dan

pemulihan kontrasepsi

Kuisioner Wawancara Baik Cukup Kurang

Nominal

Usia Umur yang dihitung sejak lahir hingga penelitian dilakukan.

Kuisioner Wawancara 1= < 20 Tahun 2= 20-35 Tahun 3= > 35 Tahun

Ordinal

Pendidikkan Pengetahuan yang diperoleh seseorang yang telah menyelesaikan pendidikkan secara formal.

Kuisioner Wawancara 1=SD 2=SMP 3=SMA 4=PT

Ordinal

Pekerjaan Bekerja umumnya

merupakan kegiatan yang menyita waktu, bekerja bagi ibu-ibu akan

mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarganya.

Kuesioner Wawancara -Bekerja - Tidak Berkerja

Nominal

Paritas Menentukan jumlah

kelahiran anak

Kuisioner Wawancara 1.Primi 2. Multi 3.Grande

Nominal

Sumber Informasi Informasi adalah

penerangan,pemberitahuan kabar atau berita

tentang.perawatan nifas

Kuisioner Wawancara -Media Cetak -Media Elektronik -Keluarga -Tenaga Kesehatan Ordinal


(36)

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui Perawatan ibu nifas di Desa Karang Rejo Kecamatan Stabat.

B. Populasi dan Sampel. a. Populasi.

Populasi adalah setiap objek yang memenuhi kreteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ( Nursalam, 2005 ). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu masa nifas di Desa Karang Rejo Kec.Stabat yang berjumlah 42 orang yang didapat dari data puskesmas desa karang rejo.

b. Sampel.

Pengabilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode total sampling, yaitu sample dipilih berdasarkan ciri dan kriteria dari populasi yang sudah diketahui sebelumnya ( Notoadmojo, 2003).

Adapun jumlah sampel yang telah diteliti berjumlah 42 orang. Kriteria yang ditentukan untuk subjek penelitian adalah sebagai berikut :

a. Ibu yang tinggal di desa karang rejo.

b. Ibu masa nifas selama empat sampai enam minggu c. Ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. c. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Karang Rejo Kecamatan Stabat. Desa karang rejo memiliki lima dusun, dengan jumlah warga 860, dan


(37)

terdapat 4 bidan desa 98 % masyarakatnya beragama islam, kristen 2 %. Mayoritas pekerja mereka petani, penelitian dilakukan pada februari– juni 2013.

d. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan persetujuan proposal dan institusi pendidikan dan rekomendasi dari kepala Desa Karang Rejo. Lembar persetujuan diberikan pada responden, tujuannya adalah agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan. Apabila calon responden bersedia maka responden maka responden di persilahkan untuk menandatangani informend consent, tetapi apabila responden tidak bersedia, maka responden berhak untuk menolak dan mengudurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati responden sebagai subjek penelitian.

Untuk menjaga kerahasian identitas subjek, peneliti tidak akan mencamtumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data yang di isi oleh peneliti, nomor tersebut hanya nomor kode tertentu, kerahasian subjek di jamin oleh peneliti (Nursalam, 2003).

e. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk memper oleh informasi dari identitas responden, peneliti menggunakan kuisioner berupadata identitas, meliputi inisial ibu, usia ibu, jumlah anak.

Untuk instrumen perawatan nifas menggunakan kuesioner dengan menggunakan pertanyaan, dengan pilihan jawaban, untuk mengetahui cara ibu dalam melakukan perawatan masa nifas dilakukan


(38)

wawancara, yaitu mode wawancara dimana pewawancara memiliki daftar pertanyaan yang dipersiapkan dan diyakini dapat menjadi semacam format untuk jawaban responden yang berkaitan dengan penelitian (Dempsey, 2007).

Kuesioner perawatan nifas berdasarkan standar kesehatan sebanyak 20 pertanyaan dimana setiap pertanyaan diselingi dengan pertanyaan perawatan nifas para ibu di Karang Rejo. Instrumen perawatan nifas tiga jenis pertanyaan yang sesuai dengan teori yang ada di bab dua, yaitu untuk perawatan perenium terdiri dari enam pertanyaan, untuk perawatan payudara ada enam pertanyaan, untuk pemulihan kesehatan kesehatan terdiri sembilan pertanyaan. Untuk program KB terdiri dari tiga pertanyaan, selain itu ada satu pertanyaan terbuka yang ditunjukkan kepada responden untuk mengetahui perawatan nifas yang dilakukan responden berdasarkan usia, pekerjaan, pendidikkan, paritas, sumber

informasi di tempat .

Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

a.Baik : Bila skor 76% 100% ( Jika responden menjawab pertanyaa dengan benar 14-20 dari seluruh pertanyaan yang ada). b. Cukup : Bila skor 56% 75% ( Jika responden menjawab pertanyaan dengan benar 8-13 dari seluruh pertanyaan yang ada). c. Kurang : Bila skor < 56% ( Jika responden menjawab pertanyaan dengan benar 0-7 dari seluruh pertanyaan yang ada).


(39)

f. Uji Validitas dan Rebialitas 3. Uji validitas

Uji validitas (kesahihan ) yang dilakukan adalah dengan cara conten validity yang di uji oleh ahlinya ( Obstetri genikologi ), sehingga instrumen yang digunakan tersebut dinyatakan valid dan mampu mengukur variable yang akan diukur. Dimana tahap pertama ada perbaikkan kuisoner. lalu pada perbaikkan yang ketiga kuesioner. lalu pada perbaikkan yang ketiga kuesioner untuk dukungan dinyatakan valid dimana nilai CVI 0,80.

4. Uji Reabilitas

Uji rehabilitas (kehandalan ) dilakukan untuk melihat alat dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk digunakan sebagai alat ukur (Arikunto, 2006). Uji validitas dalam penelitian ini mengukur tingkat kesetabilan atau kekonsistenanjawaban yang diberikan responden atas pertanyaan dari kuesioner .sekumpul pertanyaan untuk mengukur dimensi variabel yang kita ukur jika koefisien reabilitasnya 0,60 atau lebih dari 0,60 sudah memadai syarat reabiltas . uji reabilitas dilakukan pada 10 orang ibu yang ada di desa Karang Rejo kecamata Stabat yang mempunyai kriteria yang sama dengan sampel, kemudian data diolah menggunakan SPSS dengan mencari.

koefisien reabilitas Alpha Cromback dan ahlinya reabilitasnya adalah 0,683.

g. Prosedur Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data mandiri dengan membagikan kuesioner dan wawancarai responden, pengumpulan data dimulai dengan pengajuan pemohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan


(40)

( Program Studi Ilmu Fakultas Keperawatan USU). Surat izin penelitian dari PSIK FK USU kemudian disampaikan kepada Kepala Puskesmas Karang Rejo sebagai tempat penelitian, setelah mendapat izin dari Puskesmas Karang Rejo, peneliti melaksanakan pengumpulan data sesuai dengan kriteria sample yang sudah ditentukan. Sebelum melakukan pengisian kuesioner, calon yang bersedia diminta untuk menandatangani surat persetujuan, kemudian responden mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti, akan tetapi responden mempunyai kendala dalam bahasa maka peneliti melakukan wawancara, selanjutnya data dikumpulkan dan dianalisa peneliti juga harus mempunyai catatan penelitian dimana infomasi di dapatkan dari masyarakat setempat.

h. Analisa Data

Metode dalam penelitan ini adalah deskriptif cross sixsional yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang perawatan nifas dan bagaimana responden melakukannya, serta karakteristik responden melakukannya, serta karakteristik responden. Jenis analisa data yang digunakan adalah frekuensi dan persentase, proses analisa dilakukan melalui beberapa tahap, yang dimulai memeriksa kelemkapan data, data yang lengkap diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti memasukkan kedalam tabel ( tabulating ) sesuai dengan katagori secara manual, kemudian didapatkan hasil berdasarkan frekuensi dan persentase.


(41)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan pasca bersalin di Desa Karang Rejo Kecamatan Stabat tahun 2013. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Februari hingga April 2013 di Desa Karang Rejo Kecamatan Stabat, dengan jumlah responden sebanyak 42 orang.

Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas tentang perawatan pasca bersalin, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 20 (dua puluh) pertanyaan, berikut ini akan dijabarkan hasil dari penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, pengetahuan responden di Desa Karang Rejo Kecematan Stabat tahun 2013.

1. Karakteristik Responden

Peneliti menggolongkan karakteristik responden berdasarkan usia, paritas, pendidikkan, pekerjaan,sumber informasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(42)

Tabel : 51 Distribusi krakteristik responden berdasarkan penelitian Pengetahuan ibu pasca bersalin tentang perawatan nifas di Desa Karang Rejo Kec. Stabat tahun 2013

No Variabel F %

1. 2. 3. 4. 5. Umur  <20 th   20‐35 th   >35 th  Pendidikan  SD   SMP   SMA   PT  Kerja

 Kerja 

 Tidak kerja  Paritas

 Primi 

 Multi 

 Grande 

Sumber Informasi 

 Media Cetak 

 Media Elektronik 

 Keluarga 

 Tenaga Kesehatan 

9 26 7 12 8 13 9 26 16 17 13 12 11 2 18 11 21,4% 61,9% 16,7% 28,6% 19,0% 31,0% 21,4% 61,9% 38,1% 40,5% 31% 28,5% 26,2% 4,8% 42,9% 26,2%  

Berdasarkan tabel 5.1. dapat dilihat bahwa usia terbanyak yang melakakukan perawatan nifas yaitu 26 responden (61.9%) pada rentang usia 20-35 tahun, yang berpendidikan SMA terbanyak adalah 14 responden (33.3%), sebanyak 26 responden adalah bekerja (61.9%) dan paritas terbanyak adalah primigrapidarum, sebanyak 18 orang (42.9%). Sumber informasi terbanyak dari dari keluarga 17 orang (40.5%) .


(43)

Tabel .5.2 Distribusi jawaban responden berdasarkan Jawaban Ibu Pasca bersalin Tentang Perawatan nifas di Desa Karang Rejo Kec.Stabat Tahun 2013.

NO. Pertanyaan B S

F % F % 1. Untuk menampung darah nifas, pembalut

apa yang digunakan ibu ? Pembalut yang terbuat dari kain yang mudah menyerap

18 42.9 24 57.1

2. Bagaimana ibu melakukan duduk saat ada jahitan pada jalan lahir (perineum)? Tubuh ditegakkan dan mengikuti Pantat.

29 69.0 13 31

3. Bagaimana cara ibu membersihkan luka pada daerah jalan lahir ? Membersihkan dengan air dari depan kebelakang.

19 45.2 23 54.7

4. Air yang bagaimana yang di guna Kan oleh ibu saat membersihkan vagina dan pereniumnya ? Air ber sih dan hangat.

19 42.8 23 54.7

5. Apakah ibu mengganti pembalut minimal dua kali sehari, dan pembalut yang

bagaimana yang dipakai ibu ?Kain yang mudah menyerap.

19 45.2 23 54.7

6. Apa fungsinya dan mengapa ibu diwajibkan harus selalu mencuci tangan setelah dan sesudah Membersihkan alat kelamin ?Untuk mencegah terjadinya infeksi.

22 52.3 20 47.7

7. Berapa kali minimal ibu menyusui bayinya setiap hari ? Delapan sampai sebelas kali.

19 45.2 23 54.7

8. Apakah Ibu melakukan pemijatan pada payudara ibu dan bagaimana cara ibu melakukanya ?

Dikompres dengan air hangat.

25 59.5 17 40.4

9. Apakah sebab dari pembengkakan pada payudara ibu ? Karna adanya bendungan ASI.

22 52.3 20 47.7

10. Kapankah seharusnya ibu menyusui bayinya?Secepat mungkin setelah bayi lahir.

20 47.6 22 52.3


(44)

membersihkan payudaranya? 2 kali sehari

12. Apakah yang terjadi bila ibu tidak menyusui bayi nya? Terjadinya pembengkakan.

21 50 21 50

13. Untuk memulihkan tenaga ibu, makan-makanan seperti apa yang dimakan ibu? Hijau-hijauan

21 50 21 50

14. Makanan yang bagaimana yang Harus dikonsumsi ibu ? Yang mengandung protein.

24 57.1 18 42.8

15. Berapa lama waktu yang baik untu k ibu istirahat ? delapan jam.

12 28.5 30 71.4 16. Kekhawatiran dan kecemasan ibu

dapat mempengaruhi?

Terbatasnya pengeluaran ASI.

17 40.4 25 59.6

17. Mengapas etelah melahirkan ibu tidak boleh banyak beraktifitas? supaya mempercepat kesembuhan

17 40.4 25 59.6

18. Kapan waktu suami istri boleh melakukan hubungan sexsual ? Setelah empat sampai enam minggu setelah melahirkan.

18 42.8 24 57.2

19. Apakah fungsi dari melakukan pe masangan alat KB ? Untuk menunda kehamilan.

14 33.3 28 66.6

20. Kapan waktu yang baik untuk ibu melakukan pemasangan alat KB ? setelah bayi lahir.

19 45.2 23 54.8

Berdasarkan tabel 5.2 dari pertanyaan yang bisa dijawab oleh ibu adalah mengenai bagaimana ibu melakukan duduk saat ada jahitan pada jalan lahir (perenium) sebanyak (69.0%). dan dari pertanyaan Apakah Ibu melakukan pemijatan pada payudara ibu dan bagaimana cara ibu melakukanya sebanyak (59,5%). Dan pada pertanyaan Makanan yang bagaimana yang harus dikonsumsi ibu sebanyak (57,1%), berpengetahuan cukup dan selebihnya berpengetahuan kurang.


(45)

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan ibu pasca bersalin tentang Perawatan Nifas di Desa Karang Rejo Kec.Stabat Tahun 2013

Variabel F %

Baik 

Cukup 

Kurang 

15 5 22 35,7% 11.9 % 52.4%

Berdasarkan Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 42 responden di dapatkan mayoritas responden berpengetahuan kurang, yaitu 22 orang dengan frekuensi 52.4%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden tentang perawatan masa nifas masih kurang baik dan masih membutuhkan informasi agar responden dapat melakukan perawatan pasca bersalin sesuai dengan prosedur.

2 . Pembahasan

Dalam pembahasan ini, peneliti akan menjelaskan pembahasan tentang hasil dari penelitian mengenai Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan pasca bersalin di Desa Karang Rejo Kecamatan Stabat Tahun 2013

Dari hasil penelitian yang dilakukan di desa Karang Rejo kecamatan stabat diperoleh bahwa mayoritas responden berpengetahuan kurang dalam perawatan nifas dengan kategori kurang sebanyak 22 orang (52,4%) yang artinya bahwa perawatan nifas yang dilakukan oleh ibu nifas didesa Karang Rejo Kecamatan Stabat masih belum baik.

Menurut Pramitasari dan Sarwono (2008), pada daerah berkembang, pada khususnya didaerah penduduknya berpendidikkan rendah, pengetahuan rendah dan tingkat ekonomi rendah, pengetahuan ibu mengenai perawatan nifas masih kurang .

Pada penelitian ini yang dijadikan responden adalah ibu nifas primipara, hal ini mempengaruhi pelaksanaan perawatan nifas pada ibu. dengan demikian responden belum memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang perawatan nifas


(46)

sehingga responden kurang baik dalam melakukan perawatan nifas. usia responden pada penelitian ini juga mempengaruhi pelaksanaan perawatan nifas, karena dari hasil penelitian diperoleh yang berumur 20-35 tahun sebanyak 26 orang.

Dan didapati dalam penelitian ini didapatkan responden yang berkerja sebanyak 26 orang dikarenakan berkerja tidak menjadi pengalang bagi ibu untuk mencari pengetahuan tentang perawatan nifas kepada tenaga kesehatan, sedangkan dari sumber informasi didapatkan responden yang melakukan perawatan nifas terbanyak 18 orang yang melakukan perawatan nifas bersumber dari keluarga bukan dari tenaga kesehatan maka dari itu pengetahuan ibu masih kurang baik.

Menurut notoadmodjo, faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikkan, usia, pengalaman dan informasi. Tingkat pendidikkan menentukan mudah atau tidaknya seserang untuk memehami dan menyerap pengetahuan yang diperoleh dari bangku pendidikkannya. pada umumnya, semangkin tinggi pendidikkan semangkin tinggi pula pengetahuan yang dimiliki. usia juga merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Hal ini bertolak belakang dengan peneliti ini bahwa pendidikkan yang tinggi tetapi berpengetahuan kurang, hal ini disebabkan karena sebagaian besar baru pertama kali melahirkan sehingga ibu masih kurang paham dalam melakukan perawatan nifas dan karena sumber informasi yang didapat kebanyakkan dari keluarga.


(47)

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan nifas Di Desa Karang Rejo Kec. Stabat Maret – Mei 2013 kepada 42 responden, maka diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Mayoritas berusia 20-35 tahun (61,9%), berpendidikkan SMA (33,3%), ibu berkerja (61,9%), primigravidarum (40,5%), ibu dapat informasi dari keluarga (42,9%).

2. Berdasarkan pengetahuan responden mayoritas pengetahuan kurang (52,4%), dan minoritas pengetahuan cukup (11,9%).

B. Saran

1. Kepada tim kesehatan disarankan agar dapat meningkatkan pengetahuannya tentang perawatan nifas sehingga dapat mengubah pengetahuan responden tentang arti pentingnya perawatan nifas.

2. Diharapkan bagi petugas kesehatan dan kader agar lebih giat lagi mengadakan penyuluhan yang intensif terutama pada ibu- ibu yang masih memiliki pengetahuan kurang tentang perawatan nifas.

3. Diharapkan pada ibu-ibu terutama yang memiliki pengetahuan yang kurang terhadap perawatan nifas agar membuka diri menerima pengetahuan yang baru, tidak hanya mengandalkan akan pengalaman yang ada.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2006). “ Prosedur Penelitian” Jakarta.Rineka Cipta. Hanifah(2004).” Perawatan nifas”Jakarta .EGC.

Ibrahim (2006).” Perawatan bayi dan ibu” Jakarta . Jakarta. Edisi I. Maryunani (2009). ”Kesehatan refroduksi wanita” Jakarta. Edisi I EGC. Manuaba (2011). “ Kesehatan reproduksi”. Jakarta. EGC.

Notoadmojo (2007) ” metodelogi penelitian kesehatan .” jakarta : rineka cipta. Nuracmah (2004). “Buku Pintar ibu”. Yogyakarta : DIVA

Nursalam (2011). ” Kebidanan komunitas” Jakarta .EGC. Pro health ( 2009).”Ilmu komunitas” Yogyakarta. Edisi I. Quittun (2008).” Asuhan perawatan nifas” Jakarta. edisi II.

Rongers (1974).” Hubungan antara perilaku ekterna douching vagina dengan kejadian flour albus pada ibu rumah tangga di jawa barat “

Rukiyah (2011). ” Cara-cara menyusui dengan baik” Jakarta .EGC

Roischa (2008).” Keajaiban ASI : Makanan Terbaik Untuk Kesehatan, Kecerdasan dan Kelincahan Si Kecil” . Yogyakarta : C.V. Andi Offset.

Rahmawati (2004)” Beraneka ragam budaya” Jakarta .cetakan I.

Sekjen depkes.(2007).” Menkes canangkan stiker perencanaan dan pencegahan komplikasi “ dibuka pada situs. http:// digilib. Litbang . depkes

.go.id./go.php?id.

Sarwono.(2005).” Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC

Sulistyawati (2009).” Penting ya nutrisi ” Yogyakarta : Pustaka Rihama. Sulastri (2002).” Memahami Kesehatan Wanita. Yogyakarta : Nuha Medika. Sholichah (2008).” Menyusui Itu Indah. Yogyakarta : OCTOPUS Anggota IKAPI. Standat kesehatan (2008) ” Indonesia sehat” Cetakan I Jakarta.


(49)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalammualaikum Wr. Wb/Salam Sejahtera Dengan Hormat,

Nama saya Siti nurcahaya, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan pendidik Fakultas keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan nifas diKarang Rejo kecamatan stabat Tahun 2013”.

Nifas adalah ibu yang telah selesai bersalin dimana mengalami proses pemulihan paska bersalinan, yakni kembalinya alat-alat kandungan seperti sebelum hamil lamanya pemulihan kira-kira 4-6 minggu, akan tetapi alat genetalia akan pulih kembali dalam waktu tiga bulan (Hanafiah, 2004).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Pasca Bersalinan di wilayah kelurahan Karang rejo Tahun 2013.

Kami akan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner kepada ibu nifas tentang:

a. Data Indentitas seperti usia, pendidikan, pekerjaan,paritas, dan sumber informasi

b. Serta melakukan pengisian kusioner kepada responden.

Partisipasi Ibu nifas bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasikan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini Ibu- ibu nifas tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila membutuhkan penjelaskan, maka dapat menghubungi saya :


(50)

Nama : Siti nurcahaya

Alamat : Jalan Dr. Mansyur Universitas Sumatera utara

No. HP : 082370096423

Terima kasih saya ucapakan yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikut sertaan Ibu- ibu nifas dalam penelitian ini akan menyumbangkan suatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyakut penelitian ini diharapan Ibu nifas bersedian mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2013


(51)

(52)

(53)

(54)

(55)

Petunjuk penelitian :

Jawaban ini akan disi oleh peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan ibu dan ditulis pada tempat yang di sediakan.

A. Indentitas responden . 1. Tanggal Penelitian : 2. No Urut : 3. Inisial Nama Ibu : 4. Usia Ibu : 5. Pekerjaan :

6. Pendidikkan :

7. Jumlah Anak : 8. Sumber Informasi : B. Pertanyaan Penelitian.

1. Perawatan perenium.

1. Untuk menampung darah nifas pembalut apa yang baik di gunakan ibu nifas?

a. Pembalut yang terbuat dari kain

b. Pembalut yang terbuat dari kain yang mudah menyerap

c. Kameluk

2. Bagaimana posisi duduk yang baik saat ada jahitan pada jalan lahir (Perineum)

a. Langsung duduk

b. Tubuh ditegakkan dan mengikuti pantat c. Berdiri saja

3. Bagaimana cara membersihkan luka pada daerah jalan lahir yang benar?

a. Membersihkan dengan menggunakan air dari depan kebelakang

b. Membersihkan dengan air dari belakang kedepan c. Disiram saja

4. Air  bagaimana yang baik di gunakan oleh ibu saat membersihkan vagina dan pereniumnya

a. Air dingin b. Air bersih

c. Air bersih dan hangat

5. Pembalut yang baik digunakan pada masa haid adalah a. Yang tebal

b. Terbuat dari kain yang tipis c. Kain yang mudah menyerap

6. Apa fungsinya dan Mengapa ibu diwajibkan harus selalu memcuci tangan setelah dan sesudah membersihkan alat kelamin

a. Untuk mencegah terjadinya infeksi b. Supaya wanggi


(56)

2. Perawatan Payudara.

7. Berapa kali minimal seorang ibu menyusui bayinya setiap hari

a. Satu kali

b. Sesering mungkin

c. Delapan sampai sebelas kali

8. Bagaimana cara melakukan perawatan payudara yang baik?

a. Dikompres dengan air hangat b. Dikompres dengan air dingin c. Ditekan – tekan saja

9. Apakah sebab dari pembengkakan pada payudara ibu menyusui?

a. Infeksi

b. Karna adanya bendungan ASI c. Karna terlalu banyaknya ASI

10. Kapankah seharusnya ibu menyusui bayinya a. Secepat mungkin setelah bayi lahir b. Kapan ibu mau

c. Sehari setelah bayi lahir

11.Berapa kali dalam sehari ibu harus membersihkan payudaranya

a. Minimal 1 kali sehari b. 2 kali sehari

c. Seminggu sekali

12.Apakah yang terjadi bila ibu tidak menyusui bayi nya a. Terjadinya pembengkakan

b. Ibu akan nyaman c. Ibu akan cemas 3. Pemulihan kesehatan

13.Untuk memulihkan tenaga ibu , makanan seperti apa yang baik di konsumsi ibu pada masa nifas

a. Hijau-hijauan b. Kacang-kacangan c. Daging

14.Makanan yang bagaimana yang harus dikonsumsi ibu a. Yang mahal

b. Yang mengandung protein c. Makana yang berpengawet

15.Berapa lama waktu yang baik untuk ibu istrahat a. delapan jam

b. Satu jam

c. Kapan saja ibu mau

16.Kekhawatir dan kecemasan ibu dapat mempengaruhi a. Terbatasnya pengeluaran ASI

b. Mengganggu istrahat ibu c. Mengganggu bayi

17.Mengapa setelah melahirkan ibu tidak boleh banyak beraktifitas


(57)

b. supaya ibu tenang

c. supaya ibu tidak mudah lelah

4. Program KB

18.Kapan waktu suami istri boleh melakukan hubungan sexsual

a. Setelah empat sampai enam minggu setelah melahirkan

b. Setelah melahirkan c. Setelah ibu menyusui

19.Apakah fungsi dari melakukan pemasangan alat KB a. Supaya mempercepat mempunyai anak b. Untuk menunda kehamilan

c. supaya mempercepat masa subur

20.Kapan waktu yang baik untuk ibu melakukan pemasangan alat KB.

a. sehari setelah melahirkan b. tiga minggu setelah melahirkan c. setelah bayi lahir


(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

Nama :Siti Nurcahaya

Tempat/Tgl Lahir : Pinang Damai, 3 Mei 1992

Agama : Islam

Anak Ke : 5 dari 6 Bersaudara

Alamat : Desa Pinang Damai Kecamatan Torgamba Labuhan Batu Selatan

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 1997-2003 :SDS Budi Utomo 2. Tahun 2003-2006 :SMPS Budi Utomo 3. Tahun 2006-2007 :SMAN 1 Riau

4. Tahun 2009-2012 : D-III Kebidanan Imelda Medan

5. Tahun 2012-2013 :Sedang Mengikuti pendidikan D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara III. IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah :Suryadi

Pekerjaan :Wiraswasta

Nama Ibu : Majida Nasution

Pekerjaan :IRT

Alamat : Desa Pinang Damai Kecamatan Torgamba Labuhan Batu Selatan


(1)

b. supaya ibu tenang

c. supaya ibu tidak mudah lelah

4. Program KB

18.Kapan waktu suami istri boleh melakukan hubungan sexsual

a. Setelah empat sampai enam minggu setelah melahirkan

b. Setelah melahirkan c. Setelah ibu menyusui

19.Apakah fungsi dari melakukan pemasangan alat KB a. Supaya mempercepat mempunyai anak b. Untuk menunda kehamilan

c. supaya mempercepat masa subur

20.Kapan waktu yang baik untuk ibu melakukan pemasangan alat KB.

a. sehari setelah melahirkan b. tiga minggu setelah melahirkan c. setelah bayi lahir


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

Nama :Siti Nurcahaya Tempat/Tgl Lahir : Pinang Damai, 3 Mei 1992

Agama : Islam

Anak Ke : 5 dari 6 Bersaudara

Alamat : Desa Pinang Damai Kecamatan Torgamba Labuhan Batu Selatan

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 1997-2003 :SDS Budi Utomo 2. Tahun 2003-2006 :SMPS Budi Utomo 3. Tahun 2006-2007 :SMAN 1 Riau

4. Tahun 2009-2012 : D-III Kebidanan Imelda Medan

5. Tahun 2012-2013 :Sedang Mengikuti pendidikan D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara III. IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah :Suryadi

Pekerjaan :Wiraswasta

Nama Ibu : Majida Nasution

Pekerjaan :IRT

Alamat : Desa Pinang Damai Kecamatan Torgamba Labuhan Batu Selatan