pengendalian dan pengawasannya. Karena isi permasalahan sama meskipun diuraikan lebih rinci pada tingkat kabupaten, isi RTRW kabupaten sama dengan isi RTRW
provinsi, hanya harus diuraikan lebih rinci. RTRW kabupaten sendiri juga masih perlu ditindaklanjuti dengan penyusunan: rencana rincian tata ruang kawasan di
kabupatenkota, rencana detail tata ruang RDTR, dan rencana teknik ruang RTR. Dalam penyusunan RTRW kabupatenkota, ada kawasan yang sudah
ditetapkan penggunaannya di dalam RTRW nasional dan RTRW provinsi, dalam hal ini RTRW kabupaten harus mempedomani dan menjabarkannya dalam bentuk
strategi pengelolaannya. Kabupaten masih memiliki kewenagan menentukan penggunaan lahan untuk lokasi yang tidak diatur secara tegas dalam RTRW nasional
dan RTRW provinsi.
2.4. Sistem Informasi Geografi dalam Penentuan Lokasi Kawasan
Permukiman Semua data yang dianalisis sebagian besar berupa data spasial dalam bentuk
peta tematik. Sistem Informasi Geografis SIG dalam bentuk analisis tumpang susun overlay. SIG dirancang untuk memadukan komputerisasi pemetaan tingkat tinggi,
dengan kemampuan pengelolaan data base secara luas Catanase, Snyder, 1988. Menurut Hendra Lucky 2001, SIG yang ideal adalah yang dapat menjawab
pertanyaan sebagai berikut : 1.
Lokasi What is at …?, pertanyaan pertama adalah mencari apa yang terdapat pada lokasi tertentu.
Universitas Sumatera Utara
2. Kondisipenyebaran Whereis it …?, pertanyaan kedua ini melanjutkan
pertanyaan yang pertama, dan memerlukan analisis spasial untuk menjawabnya. 3.
Kecenderungan What has changed since …?, pertanyaan ketiga melibatkan kedua pertanyaan yang pertamadan mencari perbedaan didalam area menurut
perbedaan waktu. 4.
Pola What spatial pattern exist …?, pertanyaan ini lebih rumit yaitu untuk mendeterminasi, berapa banyak penyimpangan yang tidak tepat dengan pola dan
keberadaannya. 5.
Permodelan What if …?, pertanyaan ini untuk mendeterminasi apa yang akan terjadi.
Salah satu alasan dipilihnya SIG sebagai pengelola data sebenarnya terletak pada kemampuannya untuk menganalisis dan mengolah data spasial dan non spasial
dengan volume yang besar. Pengetahuan mengenai bagaimana cara mengekstrak data dan bagaimana menggunakannya merupakan kunci analisis di dalam SIG.
Kemampuan analisis data berdasarkan aspek spasial yang dapat dilakukan oleh SIG menjadi kunci-kunci analisis dalam perkembangan perkotaan diantaranya
adalah sebagai berikut : 1.
Buffering : yaitu analisis yang akan menghasilkan penyangga yang bias berbentuk lingkaran atau poligon yang melingkupi suatu objek sebagai pusatnya,
sehingga kita bias mengetahui berapa parameter objek dan luas wilayahnya. 2.
Overlaying : yaitu menganalisis dan dan menginterasikan dua atau lebih data spasial yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
3. Network management : yaitu analisis yang bertitik tolak pada jaringan yang
terdiri dari garis-garis dari titik-titik yang saling terhubung. 4.
Matematika dan fungsinya : evaluasi model migrasi, pelaksanaan overlay, statistic perhitungan luas, pembatasan beberapa zona morfologi perkotaan, studi
kebisingan dan penyeberan polusi udara. 5.
Macroing dengan bahasa program Gambar untuk pelaksanaan stimulasi, model, strategi dan perencanaan.
6. Image processing : program untuk mendapatkan informasi tentang kondisi
penutupan lahan, penggunaan lahan teratur, gedung yang tidak punya izin, ruang terbuka hijau, pendektesian terhadap pencemaran lingkungan, pendektesian
terhadap perubahan peta dan datanya. Salah satu yang penting dari SIG adalah penyajian data terutama ditujukan
untuk pembuatan peta perencanaan, dokumentasi seperti sket, laporan, tabel dan statistik.
Universitas Sumatera Utara
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini mengambil tempat di wilayah pesisir dari 3 tiga kecamatan di Kota Medan, yakni Kecamatan Medan Belawan, Kecamatan Medan Labuhan, dan
Kecamatan Medan Marelan, ketiga kecamatan tersebut dapat ditunjukan pada peta administrasi wilayah studi Gambar 2. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih
tiga bulan, mulai dari bulan Mei 2011 sampai dengan Juli 2011 .
Gambar 2. Peta Administrasi Wilayah Studi Hasil Analisis
Universitas Sumatera Utara