Rujukan 1. Pengertian Rujukan Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Permintaan Rujukan Peserta Wajib PT. Askes (Persero) pada Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues

Physiological needs, 2. Kebutuhan rasa aman Safety and security needs, 3. Kebutuhan rasa memiliki dan dimiliki serta kasih sayang Belongingness and love needs, 4. Kebutuhan akan penghargaan Esteem needs, 5. Kebutuhan aktualisasi diri Self-actualization. Fungsi permintaan menunjukan hubungan antara kuantitas suatu barang yang diminta dengan semua faktor yang mempengaruhinya: harga, pendapatan, selera dan harapan-harapan untuk masa mendatang Arsyad, 1991. 2.7. Rujukan 2.7.1. Pengertian Rujukan Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama Depkes RI, 2006. Rujukan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kesehatan yang timbul baik secara vertikal dan satu unit ke unit yang lebih lengkaprumah sakit untuk horizontal dari satu bagian lain dalam satu unit. Sutarjo, 1993. Kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas padahal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah Universitas Sumatera Utara kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus ditopang azas rujukan. Azas rujukan terbagi menjadi: 1 Rujukan pelayanan kesehatan perorangan yang terdiri dari : - Rujukan kasus - Rujukan bahan pemeriksaan - Rujukan ilmu pengetahuan 2 Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat yang terdiri dari : - Rujukan saran dan logistik - Rujukan tenaga

2.7.2. Sistem Rujukan Upaya Kesehatan

Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem kesehatan Nasional SKN adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna efektif dan berdaya guna efesien, perlu adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan. Dalam pengertiannya, sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional. Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari rujukan internal dan rujukan eksternal: Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas puskesmas pembantu ke Universitas Sumatera Utara puskesmas induk, sedangkan rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap maupun vertikal dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah Mukti, 2001. Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari rujukan Medik dan rujukan Kesehatan. Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan kuratif dan pemulihan rehabilitatif. Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan penyakit kronis jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus ke rumah sakit umum daerah. Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan promosi kesehatan promotif dan pencegahan preventif. Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi pojok gizi puskesmas, atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas pos Unit Kesehatan Kerja Sudayasa, 2010. Adapun mekanisme sistem rujukan masalah kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo adalah seperti tertera dalam skema sebagai berikut: www.geocities.wsklinikikmmanajemen-kesehatansistem-rujukan.htm. Universitas Sumatera Utara

1. Skema sistem rujukan masalah kesehatan

Penderita Masalah Medis Rujukan Pengetahuan Medis Bahan-bahan Pemeriksaan Masalah Kesehatan Teknologi Masakah Kesehatan Rujukan Sarana Masyarakat Kesehatan Operasional Gambar 2.2. Sistem Rujukan Masalah Kesehatan 2. Skema sistem rujukan pelayanan kesehatan di Indonesia Rumah Sakit Tipe A Provinsi Rumah Sakit Tipe B Kabupaten Rumah Sakit Tipe CD Kecamatan Puskesmas Balkesmas Kelurahan Desa Puskesmas Pembantu Dokter Praktek Swasta Bidan Praktek Swasta Posyandu Posyandu Posyandu Posyandu Masyarakat Gambar 2.3. Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan di Indonesia Universitas Sumatera Utara

2.7.3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Rujukan Pelayanan Kesehatan

Menurut Andersen 1968 yang dikutip Zuhrawardi 2007 menyatakan bahwa pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan oleh masyarakat tergantung pada tiga faktor yaitu faktor predisposisi predisposing, faktor pendukung enabling, serta faktor kebutuhan need. a. Faktor Predisposisi Predisposing Merupakan kumpulan faktor-faktor yang menggambarkan karakteristik individu, yang mempunyai kecenderungan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang meliputi : 1 Keadaan demografi berupa: umur, jenis kelamin, status perkawinan, penyakit di masa lalu serta jumlah anggota keluarga. 2 Keadaan struktur sosial, meliputi: jenis pekerjaan, status sosial, pendidikan, ras dan suku. 3 Sikap dan kepercayaan, terutama kepercayaan terhadap pelayanan kesehatan, dokter dan tenaga kesehatan lainnya serta kepercayaan terhadap penyakit. b. Faktor Pendukung Enabling Factor Kondisi yang memungkinkan seseorang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan atau merasa puas dengan menggunakan pelayanan kesehatan yang ada, terdiri dari : 1 Sumber daya keluarga yaitu: Penghasilan keluarga, kemampuan membeli jasa pelayanan dan keikutsertaan dalam asuransi kesehatan. Universitas Sumatera Utara 2 Sumber daya masyarakat: jumlah sarana pelayanan kesehat jumlah tenaga kesehatan serta rasio penduduk dan tenaga kesehatan. c. Faktor Kebutuhan Need Factor Faktor ini menunjukkan kebutuhan individu untuk mempergunakan fasilitas kesehatan, hal ini ditunjukkan oleh adanya kebutuhan karena alasan yang kuat yaitu adanya jawaban atas penyakit tersebut dengan cara mencari pelayanan kesehatan. Faktor ini merupakan bagian yang paling langsung berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan. Kebutuhan dibagi menjadi dua kategori, dirasakan atau perceived dan evaluated.

2.8. Landasan Teori