badan pada rangka ekivalen  terdiri dari sengkang yang  bertindak sebagai anggota tarik  dan struts  beton  bergerak sejajar dengan retak  diagonal, umumnya pada sudut
45° terhadap sumbu balok itu. Zona tekan lentur beton dan perkuatan tulangan lentur membentuk akord atas dan bawah dari  analog  truss pin-jointed.  Gaya pada
rangka dapat ditentukan dari pertimbangan kesetimbangan saja. Perilaku rangka mirip dengan aksi balok sempurna sebelumnya yang didefinisikan sebagai tingkat
yang dapat mempertaha nkan  kekuatan  ikatan  diskrit  ΔT  pada sendi pin hipotetis
sepanjang tulangan lentur, sehingga menahan veriabel momen eksternal pada lengan tuas konstan internal.
Deformasi yang berhubungan dengan balok atau tindakan lengkungan dan mekanisme  rangka  dalam balok tidak kompatibel. Ketidakcocokan  regangan  ini,
secara umum diabaikan, menjadi semakin kurang signifikan karena kondisi batas contohnya plastik adalah mendekati.
Analogi sistem rangka ditunjukkan pada Gambar 3.3 menggambarkan kasus umum  perkuatan pada badan pada sudut
β  terhadap bidang horizontal. Ini akan berfungsi untuk menggambarkan hubungan antara gaya geser  eksternal  V
s
, yang akan ditahan oleh rangka, dan variasi gaya internal. Struts tekan diagonal, menahan
gaya  C
d
V
, cenderung pada sudut α  terhadap  bidang  horizontal. Dari poligon
kesetimbangan gaya untuk titik simpul x pada Gambar 3.3 membuktikan bahwa:
s
= C
d
sinα = T
s
dimana  T
sinβ 3.1
s
merupakan resultan dari seluruh gaya sengkang yang melintasi  retak
diagonal. Gaya baja pada badan per satuan panjang balok adalah T
s
s, di mana dari
geometri analogi rangka, jarak antara sengkang adalah:
Universitas Sumatera Utara
s = jd cotα + cotβ 3.2
Gambar 3.3 Gaya-gaya internal pada sebuah sistem rangka analogi
Sumber : Reinforced Concrete Structures oleh R. Park dan T. Paulay
Dari Persamaan 3.1 dan 3.2, gaya sengkang per satuan panjang adalah
�� �
=
�� �� ���� ����+����
=
�� �� �
3.3
dimana A
v
adalah luas tulangan badan dengan spasi pada jarak s sepanjang balok dan f
s
Untuk keperluan perencanaan sangat penting  untuk  menyatakan dalam ketetapan tegangan nominal, seperti pada desain geser pada balok tanpa perkuatan
badan. Geser total V adalah tegangan pada sengkang.
u
diasumsikan  ditahan  sebagian oleh mekanisme rangka    V
s
dan sebagian oleh balok yang dijelaskan sebelumnya atau mekanisme lengkung V
c
.
Universitas Sumatera Utara
Dalam istilah tegangan, hal ini dinyatakan sebagai:
υ
u
= υ
c
+ υ
s
dimana
3.4
υ
s
Dengan menggabungkan Persamaan 3.3 dan 3.5, luas tulangan badan  yang diperlukan pada kekuatan ideal, ketika f
=
�� �� ��
≈
�� �� �
3.5
s
= f
y
A
, menjadi
v
Gaya tekan diagonal C
=
υs ��� � ����+����
� �� ��
3.6
d
f
diasumsikan untuk menghasilkan tegangan seragam di struts dari sistem rangka. Struts memiliki kedalaman efektif
s’ = s sinα = jd sinα cotα + cotβ. Jadi kuat tekan diagonal karena mekanisme rangka dapat ditentukan
dengan:
cd
Untuk kasus umum dari pengaturan tulangan badan, Persamaan 3.6 dan 3.7 disederhanakan sebagai berikut:
=
�� �� �′
=
�� �� �� ���
�
� ����+����
=
�� ���
�
� ����+����
3.7
1.
SENGKANG VERTIKAL, β = 90°
Kompresi diagonal pada α = 45°
A
v
f =
��
� �� ��
3.6a
cd
= 2
υ
s
3.7a
Universitas Sumatera Utara
Kompresi diagonal pada α = 30°
A
v
f =
�. �� ��
� �� ��
3.6b
cd
= 2.3
υ
s
3.7b
2.
TULANGAN BADAN MIRING , β ˂ 90°
Kompresi diagonal pada α = 45°
A
v
f =
�� ����+����
� �� ��
3.6c
cd
Tulangan badan dan struts pada 45°
=
��� �+����
3.7c
A
v
= 0.71 υ
s
f
� �� ��
3.6d
cd
= υ
s
Kemiringan dari tekan diagonal secara tradisional diasumsikan 45° terhadap sumbu balok. Telah diamati, bagaimanapun, bahwa kemiringan retak diagonal pada
batas-batas  struts  bervariasi sepanjang balok. Studi yang didasarkan pada pertimbangan energi regangan menunjukkan bahwa sudut optimum  struts  adalah
sekitar 38°. Dari Persamaan 3.6 terbukti bahwa kebutuhan tulangan badan berkurang dengan sudut tekan diagonal menjadi kurang dari 45°, karena sengkang lebih banyak
ditemui  melewati retak datar. Hal ini sering terjadi, dan persamaan desain berdasarkan struts tekan pada sudut 45° adalah konservatif. Di sisi lain, struts lebih
3.7d
Universitas Sumatera Utara
curam di sekitar beban terpusat. Namun, dalam area aksi  lengkungan lokal meningkatkan kapasitas geser lainnya melalui mekanisme yang lain.  Umumnya
dalam sebuah balok yang mempunyai kekuatan beton yang tinggi dan kuat tulangan baja rendah, yang mewakili sistem ketegangan kurang kaku, struts tekan berada pada
sudut kurang dari 45°, maka sengkang  lebih efektif daripada pada rangka 45°. Sebaliknya dengan kuat tulangan baja besar dan kekuatan beton yang lebih rendah,
beban pada beton akan dibebankan pada partisipasi sengkang yang lebih besar. Kemiringan  retakan diagonal di sekitar titik beban dan titik contraflexure
ditampilkan pada Gambar 3.4. Struts tekan diagonal datar dan sengkang miring berdampak kuat tekan beton
yang lebih besar tegangan lihat Persamaan 3.7d dan  3.7b. Hal ini menunjukkan bahwa  tulangan baja badan  tidak dapat ditingkatkan tanpa batas. Gambar 3.4
menunjukkan sebuah balok menerus dengan tebal badan dan sayap yang tipis dengan perkuatan baja yang besar.  Pada  balok  seperti itu, kegagalan geser dapat
menyebabkan kerusakan tulangan badan yang diakibatkan tekan diagonal Persamaan 3.7. Ketika menilai dengan kekuatan tekan badan  dari balok, perlu
mempertimbangkan faktor-faktor tambahan berikut: 1.
Struts  diagonal juga mengalami momen lentur jika mereka berpartisipasi dalam aksi balok. Momen sekunder diperkenalkan karena tidak adanya
sendi pin di truss. 2.
Sengkang meneruskan tarik ke bagian struts tersebut melalui ikatan, sehingga secara umum keadaan biaksial regangan  berlaku. Kapasitas tekan  beton
diketahui secara drastis dikurangi ketika  regangan tarik transversal simultan dikenakan.
Universitas Sumatera Utara
3. Gaya tekan diperkenalkan pada titik-titik simpul joints dari analogi
rangka truss, dan gaya-gaya ini tidak terdistribusi merata di seluruh badan web. Eksentrisitas dan kuat tarik transversal mungkin ada.
4. Beberapa  gaya  diagonal miring  pada sudut lebih kecil dari 45° terhadap
bidang  horizontal, dan ini akan mengakibatkan kemungkinan adanya lonjakan dalam kuat tekan diagonal lihat Persamaan 3.7 dan Gambar 3.4.
Observasi ini menandai kebutuhan untuk membatasi  kuat  beton diagonal menjadi nilai yang sesuai dibawah kuat retak beton. Untuk alasan ini ACI membatasi
kontribusi dari mekanisme rangka untuk kuat  geser  ke sebuah nilai yang sangat konservatif,
υ
s
= 8
��
′
�  psi. Jadi dari Persamaan terdahulu dan persamaan 3.4 kuat geser nominal maksimum mutlak pada sebuah balok dalam satuan psi adalah
10 ��
′
�  ˂ 11.5��
′
�, tergantung pada nilai υ
c
. Namun, Kupfer dan Baumann dan yang  lain telah menunjukkan bahwa dengan sengkang dengan jarak yang
kecilsanggurdi, seperti yang digunakan pada balok beton pracetak dengan sayap ganda pada Gambar 3.4,  kuat geser nominal dari yang diinginkan sebesar  20
��
′
� psi  dapat dicapai bahkan setelah 50 aplikasi pembebanan dengan intensitas satu
setengah. Sebagai aturan, kuat  geser sebesar ini tidak dapat dicapai dalam balok penampang persegi panjang.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.4 Bentuk-bentuk retakan pada balok
Sumber : Reinforced Concrete Structures oleh R. Park dan T. Paulay
Universitas Sumatera Utara
Sengkang dapat mengembangkan kekuatan mereka hanya jika mereka cukup dijangkarkan. Sebuah sengkang dapat  dilewati oleh retak diagonal pada setiap titik
sepanjang  bentangnya.  Apabila  retak yang terjadi sangat dekat dengan  tarik atau tekan  dari anggota, sengkang  harus mampu mengembangkan  kuat lelehnya  atas
tingkat penuh panjangnya. Karena itu, penting bahwa sengkang dibengkokkan sepanjang  tulangan longitudinal yang lebih besar dan diperpanjang di luar mereka
oleh panjang perkembangan yang memadai. Untuk aksi rangka yang efektif sengkang  harus melepaskan bebannya  pada atau dekat dengan titik simpul.
Konsentrasi transfer beban pada  sudut-sudut  sengkang  dapat mengakibatkan retak lokal  pada  beton jika sebuah langkah baik terhadap lentur diagonal  tidak terjamin.
Sengkang  menyimpang  sebesar 0.02 inci 0.5 mm telah diamati pada  beberapa anggota.  Pada balok dangkal  penyimpangan    ini dapat meningkatkan lebar retak
diagonal. Kadang satu set sengkang,  melewati retak diagonal terus-menerus,  leleh;
pelebaran tak terbatas dari permulaan retak tersebut, dan salah satu komponen penting dari ketahanan  geser, tindakan ikatan antar agregat, menjadi tidak efektif.
Ketahanan terhadap  geser telah hilang sehingga tidak dapat dialihkan ke dowel dan mekanisme  rangka truss, karena mereka telah sangat lelah, maka kegagalan
berikut, dengan deformasi lanjut lebih sedikit. Untuk mencegah kegagalan nonductile seperti itu sangat baik - memang, dalam desain seismik itu adalah wajib -
untuk memastikan bahwa sengkang tidak akan leleh  sebelum kapasitas lentur  telah benar-benar habis.
Mekanisme  rangka truss pada balok dapat berfungsi hanya setelah pembentukan retak diagonal yaitu, setelah kemunculan tarik diagonal pada beton.
Universitas Sumatera Utara
Peran utama dari sengkang  adalah untuk mentransfer geser melintang vertikal melewati potensi retak diagonal.. Penggunaan perkuatan  mesh  di  badan  ini
dianjurkan dari waktu ke waktu dan kemampuan menahan kekuatan baik horisontal dan vertikal, tetapi tidak lebih efektif dalam melawan geser. Hal ini karena perkuatan
horizontal  pada badan  dalam  balok normal jaringan normal balok tidak dapat berkontribusi pada ketahanan melintang vertikal selain dari membantu
pengendalian retak dan meningkatkan tindakan dowel. Perkuatan badan  horizontal akan memperkuat kontribusi beton
υ
c
tapi tidak akan mempengaruhi kekuatan geser dari mekanisme rangka
υ
s
lihat Persamaan 3.4.  Pada balok tinggi, bagaimanapun, mekanisme lengkungan dapat substansial didorong oleh penambahan
tulangan horizontal yang dijangkarkan.
c. Desain Geser pada Balok dengan Tulangan Badan