Kesimpulan Saran Karakteristik pendaki gunung mahasiswa USU

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini melibatkan lebih banyak pria 55,2 daripada wanita 44,8. Berdasarkan rentang ketinggian, responden paling banyak mendaki pada rentang ketinggian 2000 – 2500 mdpl 65,6. Selanjutnya, penyakit penyerta yang berhubungan dengan sistem respirasi dan kardiovaskular pada responden meliputi asma 2,1 dan penyakit jantung bawaan 2,1. 2. Gambaran pengetahuan mahasiswa USU mengenai AMS terdiri dari kelompok berpengetahuan baik sebesar 54,2. Sementara itu, kelompok berpengetahuan kurang hanya sebesar 8,3. 3. Kejadian AMS dalam penelitian ini sebesar 34,4. Kejadian AMS berdasarkan gambaran pengetahuan juga dapat diketahui. Pada responden berpengetahuan baik, kejadian AMS dialami oleh 17 orang 32,7 dan yang tidak mengalami AMS sebanyak 35 orang 67,3. Hal serupa juga terjadi pada reponden berpengetahuan cukup. Namun, reponden berpengetahuan kurang memiliki jumlah yang sama antara yang mengalami AMS dan tidak, yaitu sebanyak 4 orang 50. Selain itu, kejadian AMS berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa wanita lebih banyak mengalami AMS 51,. Kemudian, kejadian AMS berdasarkan ketinggian menunjukkan bahwa ketinggian 3500-4500 mdpl memiliki persentase terbesar 57,1, dan juga kejadian AMS berdasarkan penyakit penyerta menunjukkan bahwa pada keseluruhan responden dengan penyakit jantung bawaan mengalami AMS 100, meskipun pada asma hanya 1 dari 2 responden yang mengalami AMS 50. Universitas Sumatera Utara

6.2. Saran

Berdasarkan hasil yang didapatkan dalam penelitian ini, maka peneliti dapat menyampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi responden atau mahasiswa yang kerap melakukan pendakian gunung, diharapkan untuk senantiasa meningkatkan dan meng-update ilmu pengetahuan. Dalam konteks ini, ilmu pengetahuan tak hanya sekedar mengenai Acute Mountai Sickness AMS sebagaimana kejadian yang diteliti oleh peneliti, namun juga ilmu-ilmu lain terkait kondisi gunung atau medan pendakian, persiapan dan perbekalan untuk pendakian, bagaimana fungsi tubuh yang normal maupun tidak ketika melakukan pendakian, dan ilmu-ilmu kesehatan sesuai dengan masalah yang bisa terjadi saat mendaki gunung. Selain itu, unit kegiatan mahasiswa kepecintaalaman bisa mengadakan pendidikan dan pelathian rutin disertai para mahasiswa kedokteran atau tenaga kesehatan agar ilmu pengetahuan yang dimiliki tidak simpang siur. 2. Bagi petugas kesehatan dan mahasiswa kedokteran sebaiknya memberikan edukasi supaya mencegah hal buruk ketika pendakian. 3. Bagi institusi pendidikan diharapkan dapat memfasilitasi edukasi yang diberikan petugas kesehatan atau mahasiswa kedokteran sehingga para mahasiswa, khususnya yang aktif melakukan perjalanan dan pendakian, dapat melakukan kegiatan tersebut dengan aman 4. Bagi peneliti selanjutnya, semoga penelitian ini dapat dijadikan rujukan. Selain itu, peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian mengenai AMS dengan mengamati secara langsung subjek penelitian ketika mendaki gunung sebagaimana berbagai penelitian sebelumnya. 5. Bagi peneliti sendiri, sebaiknya dapat berperan serta dalam mengedukasi para mahasiswa, selain mahasiswa fakultas kedokteran, yang aktif melakukan pendakian gunung. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Ketinggian