Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa nilai signifikansi dari masing-masing variabel independen lebih dari 0,05, maka model regresi pada penelitian ini tidak
terkena gejala heterokedastisitas.
4.4 Hasil Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dewan komisaris, dewan direksi, proporsi komisaris
independen dan komite audit terhadap variabel dependen ROA. Adapun model persamaan yang digunakan yaitu:
Y= � + �
�
X
1
+ �
�
X
2
+ �
�
X
3
+ �
�
X
4
+ �
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-2,674 1,803
-1,483 ,142 Dewan Komisaris
,235 ,153
,249 1,535 ,129
Dewan Direksi ,189
,104 ,283
1,814 ,073 Komisaris Independen
,021 ,018
,130 1,150 ,254
Komite Audit ,014
,014 ,102
,970 ,335 a. Dependent Variable: Return On Assets
Sumber: Data sekunder yang diolah , 2016 Berdasarkan hasil pengolahan regresi berganda yang ditunjukkan dalam
tabel 4.6, maka diperoleh hasil dari regresi berganda sebagai berikut: Y = -2,674 + 0,235X
1
+ 0,189X
2
+ 0,021X
3
+ 0,014 X
4
+ e
Universitas Sumatera Utara
1. Nilai Konstanta a = -2,674, bernilai negatif, dapat diartikan bahwa jika
dewan komisaris, dewan direksi, proporsi komisaris independen dan komite audit tidak ada, maka kinerja perusahaan ROA akan sebesar -2,674.
2. Nilai Koefisien regresi b
1
= 0,235, menunjukkan bahwa setiap kenaikan jumlah dewan komisaris sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan ROA sebesar
0,235 dengan asumsi variabel lain tetap. 3.
Nilai Koefisien regresi b
2
= 0,189, menunjukkan bahwa setiap kenaikan jumlah dewan direksi sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan ROA sebesar
0,189 dengan asumsi variabel lain tetap. 4.
Nilai Koefisien regresi b
3
= 0,021, menunjukkan bahwa setiap kenaikan proporsi komisaris independen sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan ROA
sebesar 0,021 dengan asumsi variabel lain tetap. 5.
Nilai Koefisien regresi b
4
= 0,014, menunjukkan bahwa setiap kenaikan jumlah komite audit sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan ROA sebesar
0,014 dengan asumsi variabel lain tetap.
4.5 Pengujian Uji Hipotesis
4.5.1 Uji F Uji Signifikansi Simultan
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah dewan komisaris X
1
, dewan direksi X
2
, proporsi komisaris independen X
3
dan komite audit X
4
secara bersama-sama atau serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return On Assets Y. Jika F-hitung F-tabel maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis diterima dan dinyatakan signifikan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Hasil Uji Simultan
Dari tabel 4.7, diperoleh F
hitung
sebesar 4,742, maka nilai F
hitung
F
tabel
4,742 2,76dan nilai signifikansi 0,002 0,05, menunjukkan bahwa variabel independen dewan komisaris X
1
dewan direksi X
2
, proporsi komisaris independen X
3
dan komite audit X
4
secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadapROA Y.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada mekanisme Good Corporate Governance yang terdiri
dariukuran dewan komisaris, dewan direksi, proposi komisaris independen dan komite audit secara serempak simultan terhadap kinerja keuangan perusahaan
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-
2014” diterima.
4.5.2 Uji-t Uji Signifikansi Parsial
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah dewan komisaris X
1
, dewan direksi X
2
, proporsi komisaris independen X
3
dan komite audit X
4
secara parsial atau masing-masing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
ANOVA
a
Model Sum of
Squares Df
Mean Square
F Sig.
Regression 50,666
4 12,667
4,742 ,002
b
Residual 219,014
82 2,671
Total 269,680
86 a. Dependent Variable: Return On Assets
b. Predictors: Constant, Komite Audit, Komisaris Independen, Dewan Direksi, Dewan Komisaris
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
Universitas Sumatera Utara
Return On Assets Y. Jika nilai F-hitung F-tabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 atau 5 maka hipotesis yang diterima dan dinyatakan signifikan.
Sementara jika F-hitung F-tabel dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5 maka hipotesis ditolak dan dinyatakan tidak signifikan. Hasil uji parsial dapat
dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-2,674 1,803
-1,483 ,142 Dewan Komisaris
,235 ,153
,249 1,535 ,129
Dewan Direksi ,189
,104 ,283
1,814 ,073 Komisaris Independen
,021 ,018
,130 1,150 ,254
Komite Audit ,014
,014 ,102
,970 ,335 a. Dependent Variable: Return On Assets
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.8 dapat diihat signifikansi untuk masing-masing
variabel independen adalah sebagai berikut: 1.
Variabel Dewan Komisaris Variabel dewan komisatris berpengaruh secara positif tetapi tidak
signifikan terhadap kinerja perusahaan ROA. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikansi 0,129 0,05 dan nilai t
hitung
1,535 t
tabel
2,064. 2.
Variabel Dewan Direksi Variabel dewan direksi berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan
terhadap kinerja perusahaan ROA. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikansi 0,073 0,05 dan nilai t
hitung
1,814 t
tabel
2,064.
Universitas Sumatera Utara
3. Variabel Proporsi Komisaris Independen
Variabel proporsi komisaris independen berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan ROA. Hal ini dapat terlihat
dari nilai signifikansi 0,254 0,05 dan nilai t
hitung
1,150 t
tabel
2,064. 4.
Variabel Komite Audit Variabel komite audit berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan
terhadap kinerja perusahaan ROA. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikansi 0,335 0,05 dan nilai t
hitung
0,970 t
tabel
2,064.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada mekanisme Good Corporate Governance yang terdiri
dariukuran dewan komisaris, dewan direksi, proposi komisaris independen dan komite audit secara parsial terhadap kinerja keuangan perusahaan pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014”
ditolak. 4.5.3 Pengujian Koefisien Determinan R
2
Pengujian koefisien determinan R
2
digunakan untuk mengukur seberapa presentase kemampuan model dalammenerangkan variabel terikat. Jika koefisien
determinan R
2
semakin besar atau mendekati satu maka pengaruh variabel independen X
1
X
2
X
3
X
4
terhadap variabel dependen Y semakin kuat. Jika determinan R² semakin kecil atau mendekati 0 maka pengaruh variabel
independenX
1
X
2
X
3
X
4
terhadap variabel dependen Y semakin lemah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Pengujian Koefisien Determinasi Variabel Dewan Komisaris, Dewan Direksi,
Proposi Komisaris Independen dan Komite Audit terhadap ROAR²
Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh nilai R square sebesar 0,188, hal ini berarti 18,8 kinerja perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel ukuran dewan
komisaris, dewan direksi, proporsi komisaris independen dan komite audit dalam perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014.
Sedangkan sisanya sebesar 81,2 dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Standar Error of the Estimate standar deviasi artinya menilai ukuran varian dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar
1,63429. Semakin kecil standar deviasinya berarti model semakin baik.
4.6 Pembahasan