Pengolahan dan analisis data

32 o IQ Rata-rata Atas: skor IQ antara 100 sampai 114. o IQ Rata-rata Bawah : skor IQ antara 85 sampai 99. o IQ Lemah : skor IQ antara 70 sampai 84. o IQ Sangat Lemah : skor IQ antara 55 sampai 69. o IQ Sangat Lemah Sekali : skor IQ kurang dari 54. • Anoreksia nervosa adalah keadaan psikofisiologik, khas ditandai dengan tidak mau atau menolak makanan yang berkepanjangan dan berat. • Bulimia nervosa adalah memuntahkan makanan secara periodik makanan yang dimakan. • Gangguan tingkah laku adalah perilaku yang tidak sesuai, yang dapat dilihat dari hasil penilaian guru di dalam rapor.

3.12. Pengolahan dan analisis data

Data dianalisis dengan perangkat lunak komputer, yaitu SPSS versi 22.0.. Data kategorik dianalisis dalam bentuk jumlah dan persentase. Uji Kolmogorov-Smirnov untuk menilai normalitas distribusi data. Uji statistik Spearman dipakai untuk menilai hubungan antara Status Nutrisi kategorik dengan Prestasi Akademik Numerik. Uji Chi-Square dipakai untuk menilai hubungan Status Nutrisi kategorik dan IQ kategorik pada remaja dengan interval kepercayaan IK 95 dan nilai probabilitas P 0.05 dinyatakan signifikan secara statistik. Universitas Sumatera Utara 33 BAB 4. HASIL Penelitian dilakukan pada 2 SMPN di Kabupaten Batubara Propinsi Sumatera Utara, yaitu SMPN-1 Talawi Kecamatan Talawi dan SMPN-1 Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram selama bulan Januari 2015. Penelitian ini diikuti oleh sebanyak 132 sampel, diambil dari 4 kelas yaitu, kelas VIII dan IX. Dari 132 subjek penelitian, didapati 6 sampel yang tidak mengikuti pengukuran BB dan TB antropometri. Setelah dieksklusikan maka total subjek penelitian yang mengikuti penelitian secara lengkap sebanyak 126 sampel. Median umur adalah 14.3 tahun 12.5 sampai 15.8 tahun, dan sebagian besar sampel adalah anak perempuan sebanyak 90 orang 71.4. Pendidikan terakhir ayah dan ibu terbanyak adalah tamatan SMA, dan orangtua yang tidak tamat SD sebanyak 23. Pendapatan orangtua yang terbanyak adalah kurang dari 1 juta rupiah per bulan yaitu 52 41.3 dan diikuti pendapatan 1 sampai 2 juta rupiah sebanyak 48 orang 38.0, hal ini menunjukkan bahwa keadaan sosial ekonomi tergolong rendah. Hal ini tampak pada tabel 4.1. Universitas Sumatera Utara 34 Tabel 4.1. Karakteristik dasar responden penelitian Karakteristik N = 126 Usia tahun, median min - maks Jenis kelamin, n - Laki-laki - Perempuan Pendidikan terakhir ayah, n - Diploma - SMA - SMP - Tamat SD - Tidak tamat SD Pendidikan terakhir ibu, n - Diploma - SMA - SMP - Tamat SD - Tidak tamat SD Pendapatan keluarga per bulan, n - 1 juta - 1-2 juta - 2-5 juta - 5 juta Status nutrisi, n - Obesitas - Overweight - Normal - Malnutrisi ringan-sedang - Malnutrisi buruk Tingkat Intelegensi IQ, n - Istimewa Cerdas - Sangat Cerdas - Cerdas - Rata-rata - Lemah - Sangat Lemah - Sangat Lemah Sekali 14.3 12.5 – 15.8 36 28.6 90 71.4 8 6.3 47 37.3 18 14.3 30 23.8 23 18.3 3 2.4 46 36.5 28 22.2 29 23.0 20 15.9 52 41.3 48 38.0 21 16.7 5 4.0 8 6.3 18 14.4 72 57.1 28 22.2 0 0 0 0 0 0 18 14.3 108 85.7 0 0 0 0 0 0 Universitas Sumatera Utara 35 Gambar 4.1. Grafik batang status nutrisi Dari gambar diatas menunjukkan distribusi status nutrisi normal didapati sebanyak 72 anak 57.1, diikuti status malnutrisi ringan-sedang yaitu 28 anak 22.2, dan tidak didapati malnutrisi berat. Dari sampel didapati banyak keadaan malnutrisi ringan-sedang kronik, TB dibawah persentil-3, yang tampak dari grafik CDC 2000, dan BBU diantara 70 sampai 90. Universitas Sumatera Utara 36 Tabel 4.2. Hubungan status nutrisi dengan prestasi akademik berdasarkan total nilai rapor Status nutrisi Total nilai rapor -Obesitas n=8 r = -0.167 P = 0.693 -Overweight n=18 r = 0.023 P = 0.927 -Normoweight n=72 r = 0.342 P = 0.003 -Malnutrisi ringan-sedang n=28 r = -0.025 P = 0.899 Dari tabel diatas menunjukkan hasil analisis menggunakan uji korelasi Spearman diperoleh hubungan yang signifikan antara status nutrisi normal dengan total nilai rapor dimana nilai P 0.05. Status nutrisi normal mempunyai nilai korelasi Spearman sebesar 0.342 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang lemah. Sedangkan status nutrisi obesitas, overweight dan malnutrisi ringan-sedang mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap total nilai rapor. Universitas Sumatera Utara 37 Tabel 4.3. Hubungan status nutrisi dengan prestasi akademik berdasarkan nilai Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA Status nutrisi Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika IPA -Obesitasn=8 r = -0.690 P = 0.058 r = -0.344 P = 0.405 r = -0.344 P = 0.405 r=-0.214 P=0.610 -Overweightn=18 r = 0.185 P = 0.462 r = -0.136 P = 0.590 r = 0.541 P = 0.020 r=0.440 P=0.068 -Normoweightn=72 r = 0.071 P = 0.553 r = 0.046 P = 0.702 r = -0.263 P = 0.026 r=0.024 P=0.840 -Malnutrisi ringan- sedang n=28 r = -0.305 P = 0.114 r = 0.122 P = 0.538 r = -0.103 P = 0.602 r=-0.236 P=0.227 Dari tabel diatas menunjukkan hasil analisis menggunakan uji korelasi Spearman diperoleh hubungan yang signifikan antara status nutrisi overweight dan normoweight dengan nilai Matematika dimana nilai P 0.05. Status nutrisi overweight mempunyai nilai korelasi Spearman sebesar 0.541 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sedang. Sedangkan status nutrisi normoweight mempunyai nilai korelasi Spearman sebesar -0.263 menunjukkan kekuatan yang lemah dan arah berlawanan. Universitas Sumatera Utara 38 Tabel 4.4. Hubungan status nutrisi dengan IQ berdasarkan Aptitude test Skor Intelegensi P Status Nutrisi IQ Cerdas IQ Rata-rata - Obesitas 1 7 0.540 - Overweight 3 15 - Normoweight 11 61 - Malnutrisi ringan-sedang 3 25 Dari tabel diatas menunjukkan hasil analisis menggunakan uji Chi-Square diperoleh hubungan yang tidak signifikan antara status nutrisi dengan skor intelegensi yaitu IQ, dimana nilai P 0.05. Universitas Sumatera Utara 39 BAB 5. PEMBAHASAN Masalah kesehatan yang dihadapi negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, adalah rendahnya status nutrisi anak. Malnutrisi pada anak mempengaruhi daya tahan tubuh terhadap penyakit dan kecerdasan, yang jelas berdampak pada kualitas sumber daya manusia. 41 Pada penelitian ini didapati prevalensi malnutrisi ringan-sedang sebesar 22.2, status nutrisi terbanyak kedua setelah status nutrisi normal. Hasil studi grup South East Asian Nutrition Survey SEANUTS, di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam, prevalensi anak malnutrisi ringan- sedang sebanyak 21.6 dan anak stunted sebanyak 19.2. Prevalensi malnutrisi pada anak bervariasi secara signifikan diantara keempat negara, dimana malnutrisi ringan-sedang dijumpai terbanyak di Indonesia, yaitu anak malnutrisi ringan sedang sebanyak 25.2 dan anak stunted sebanyak 29. 41 Pada penelitian ini didapati sampel penelitian dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dibanding dengan laki-laki, dengan median usia 14.3 tahun. Status sosioekonomi tergolong menengah ke bawah, dimana didapati terbanyak pendapatan keluarga perbulan yang kurang dari 1 juta. Latar belakang pendidikan terakhir orangtua terbanyak adalah tamatan SMA. Kedua latar belakang status sosioekonomi ini berhubungan erat dengan status nutrisi. Dari hasil penelitian ini didapati remaja dengan status nutrisi normal dan malnutrisi ringan-sedang cenderung berasal dari keluarga dengan pendapatan keluarga kurang dari dua juta rupiah perbulan. Remaja yang overweight cenderung berasal Universitas Sumatera Utara 40 dari keluarga yang mempunyai pendapatan keluarga lebih dari dua juta perbulan. Dari penelitian ini didapati hubungan yang tidak signifikan antara status nutrisi dengan IQ, dimana nilai P 0.05. Berbeda dengan studi di Wonogiri, menunjukkan malnutrisi pada anak akan mengganggu sistem informasi di dalam otak. Studi Wonogiri, Jawa Tengah, menunjukkan ada hubungan negatif antara ketidakcukupan pangan dengan nilai akademi anak sekolah dan perkembangan psikososial. Anak malnutrisi memiliki rata-rata nilai IQ 22.6 poin lebih rendah dibandingkan dengan anak berstatus nutrisi normal. Bahkan sebelum status nutrisi anak menjadi kurang, anak yang kekurangan makanan indikasi: keluarga beberapa kali sering tidak memiliki cukup makanan memilki skor aritmetika 0.4 poin lebih rendah dan memiliki risiko 1.44 kali lebih besar untuk tinggal kelas. 42 Sama dengan hasil penelitian yang dilakukan di Malaysia, terdapat hubungan yang signifikan antara status nutrisi dengan prestasi akademik dan fungsi kognitif pada anak. 4 Anak yang diasuh oleh orangtua yang menyelesaikan pendidikan hingga ke tahap sekunder atau lebih akan memiliki nilai IQ yang lebih tinggi. Anak yang diasuh oleh ibu yang hanya mengenyam pendidikan hingga ke sekolah dasar akan memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk mengalami hambatan pertumbuhan dibanding anak yang diasuh ibu berpendidikan lebih tinggi. Ibu yang menempuh pendidikan formal lebih dari 5 tahun akan lebih banyak memberikan respon kepada anak secara verbal dan emosional, lebih mampu mengorganisasi lingkungan, cukup menyediakan materi bermain dan permainan, keterlibatannya dengan anak lebih besar dan stimulasi Universitas Sumatera Utara 41 yang mereka berikan juga lebih bervariasi. Anak yang memiliki ayah yang mengenyam pendidikan kurang dari 6 tahun maka akan memiliki risiko sebanyak 3.57 kali lebih banyak untuk mengalami perkembangan kognitif yang lebih rendah dibandingkan anak yang ayahnya mengenyam pendidikan lebih dari 6 tahun. 42 Pada studi yang dilakukan di Amerika Serikat, dengan status sosio- ekonomi yang tinggi ternyata mempunyai tingkat intelegensia dengan golongan IQ terbanyak adalah rata-rata, dan dibandingkan dengan penelitian ini didapati hasilnya sama. 43 Pada penelitian yang dilakukan di Bali, terdapat golongan IQ rata-rata, padahal tingkat ekonomi sampel lebih tinggi, dengan pendapatan lebih dari 2.5 juta per bulan dan pendidikan orangtua terbanyak adalah tamatan sederajat sarjana. 44 Pada penelitian ini, prestasi akademik pada remaja dinilai dari total nilai rapor nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA. Pada penelitian ini juga turut dianalisa skor intelegensi, diukur dengan alat pemeriksaan yang sudah distandarisasikan, yaitu dengan pemeriksaan Aptitude test, dimana mirip hasilnya, sehingga menguatkan kesimpulan peneliti akan validitas hasil penelitian. Dari hasil penelitian ini terdapat masing-masing kelompok status nutrisi tergolong IQ yang cerdas dan IQ rata-rata. Pada penelitian ini, status nutrisi normal mempunyai hubungan yang signifikan dengan korelasi lemah dengan nilai matematika dan korelasi positif lemah yang signifikan dengan total nilai rapor. Hal ini menurut analisa peneliti, terjadi karena pada sampel penelitian dengan status sosioekonomi yang rendah. Universitas Sumatera Utara 42 Juga dari penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan dengan korelasi lemah antara status nutrisi overweight dengan nilai matematika, namun tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan total nilai rapor. Hal ini dapat terjadi karena penelitian ini di daerah pedesaan, dimana status nutrisi overweight berasal dari keluarga dengan status sosioekonomi menengah ke atas. Hal ini terjadi karena menurut analisa peneliti, orangtua dengan taraf pendidikan yang lebih baik akan menghasilkan lebih banyak uang dalam hidupnya, dapat menyediakan tempat tinggal yang lebih baik, asupan nutrisi yang sehat dan fasilitas belajar diluar jam sekolah seperti les mata pelajaran matematika. Berbeda dengan studi di Thailand, status nutrisi overweight mempunyai hubungan yang secara signifikan dengan rendahnya nilai matematika dan total nilai raport, hal ini disebabkan anak yang overweight dikaitkan dengan anak yang malas, tidak percaya diri, dan kurang berkonsentrasi. 45 Pada penelitian yang dilakukan di Maryland Amerika Serikat, anak yang overweight mempunyai nilai yang rendah pada mata pelajaran matematika dan bahasa dibandingkan dengan anak yang status nutrisi normal, dan juga tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status nutrisi dengan total nilai rapor. 43 Hasil suatu studi, murid yang overweight menunjukkan total nilai rapor lebih rendah 0.4 poin dibandingkan dengan anak status nutrisi normal. 46 Hasil studi di Taiwan, murid yang mempunyai riwayat overweight selama menjalani pendidikan SMU, mempunyai hubungan yang siginifikan dengan nilai yang lebih rendah pada saat ujian memasuki Perguruan Tinggi, dibandingkan dengan murid yang Universitas Sumatera Utara 43 berstatus nutrisi normal. Hubungan signifikan yang berbanding terbalik antara berat badan dan prestasi akademik pada remaja. 47 Studi lain menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara ketidakcukupan pangan dengan prestasi akademik anak sekolah dan perkembangan psikososial. Orangtua yang memiliki lebih banyak sumber daya akan mengasuh anaknya dengan lebih baik. Didapati anak stunted memiliki risiko 9.226 kali lebih besar untuk memiliki nilai IQ dibawah rata-rata dibandingkan anak dengan status nutrisi normal. Juga terdapat hubungan yang signifikan antara lama pendidikan orangtua terhadap seluruh aspek kemampuan kognitif. 42 Obesitas merupakan keadaan patologis akibat konsumsi makanan yang melebihi kebutuhan sehingga terjadi penimbunan lemak yang berlebihan. 48 Dari penelitian ini terdapat prevalensi remaja obesitas 6.3, lebih rendah jika dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan secara multisenter tahun 2004 pada 10 kota yaitu Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Semarang, Solo, Jogjakarta, Surabaya, Denpasar dan Manado, didapatkan prevalensi obesitas sekitar 12. 49 Pada penelitian di Denpasar, prevalensi obesitas 16.1. 44 Namun prevalensi obesitas pada penelitian ini tidak jauh berbeda dengan studi SEANUTS yang menunjukkan prevalensi obesitas sebesar 5.1. 41 Rendahnya IQ merupakan prediktor yang menyebabkan anak menjadi obesitas. 50 Namun dari hasil penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status nutrisi obesitas dengan nilai Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Universitas Sumatera Utara 44 Matematika dan IPA pada remaja. Suatu studi tahun 1995, melaporkan anak yang obesitas mempunyai nilai IQ yang lebih rendah dibandingkan anak normal terutama pada aspek berbahasa. 51 Pada studi di Denpasar, terdapat hubungan signifikan antara derajat obesitas dengan prestasi matematika dan Bahasa Indonesia siswa sekolah dasar, dan terdapat hubungan lebih kuat antara derajat obesitas dengan prestasi Bahasa Indonesia dibandingkan dengan matematika. Hal ini disebabkan karena obesitas dihubungkan dengan penyakit OSAS, dengan mendengkur pada malam hari sehingga sering mengantuk pada siang hari, kurang konsentrasi di dalam jam belajar sekolah. 44 Pada penelitian ini, status nutrisi terbanyak adalah normal pada populasi sampel, namun pada kelompok ini banyak ditemukan remaja dengan perawakan pendek, dibawah persentil-3, hal ini dapat disebabkan keadaan fisiologis yaitu familial short stature, dan karena keadaan patologis, yang diakibatkan kondisi malnutrisi kronik sehingga menyebabkan perawakan pendek. Namun untuk memastikan yang kelompok mana, maka diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menilai potensi tinggi genetik. Keterbatasan studi ini antara lain adalah : Pertama, tidak didapatinya kelompok status nutrisi yang malnutrisi berat, hal ini bisa terjadi karena remaja dengan malnutrisi berat tidak bisa bersekolah karena sakit. Kedua, fasilitas sekolah, jumlah les diluar mata pelajaran di sekolah tidak diperhitungkan. Universitas Sumatera Utara 45 Kelebihan studi ini antara lain studi pertama yang meneliti hubungan status nutrisi dengan prestasi akademik pada kelompok remaja usia 12 sampai 15 tahun di Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 46 BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan