Selulosa Daya Serap Selulosa Sitrat

Serat yang diperoleh dari daun nenas muda kekuatannya relatif rendah dan seratnya lebih pendek dibanding serat dari daun yang sudah tua.Sama halnya dengan serat-serat alam lainnya yang berasal dari daun leaf fibres, secara morfologi jumlah serat dalam daun nanas terdiri dari beberapa ikatan serat bundleof fibres dan masing-masing ikatan terdiri dari beberapa serat multi-cellulerfibre Onggo, 2005.

2.2. Selulosa

Selulosa merupakan biopolimer yang berlimpah dialam yang bersifat dapat diperbaharui, mudah terurai, tidak beracun, dan juga merupakan polimer karbohidrat yang tersusun atas β-D glukopiranosa dan terdiri dari tiga gugus hidroksi per anhidro glukosa menjadikan selulosa memiliki derajat fungsionalitas yang tinggi.Sebagai materi yang diperbaharui, selulosa dan turunannya dapat dipelajari dengan baik.Bahan dasar selulosa telah digunakan lebih dari 150 tahun dalam berbagai macam aplikasi, seperti makanan, produksi kertas, biomaterial, dan dalam bidang kesehatanCoffey et al, 1995. Selulosa merupakan konstituen utama kayu kira-kira 40-50 bahan kering dalam kebanyakan spesies kayu adalah selulosa, terutama terdapat dalam dinding sel sekunder. Selulosa merupakan homo-polisakarida yang tersusun atas unit- unit β-D- Glukopiranosa yang terikat satu sama lain dengan ikatan-ikatan glikosida Hardjono, 1995. Seperti halnya amilosa, selulosa adalah polimer linier yang terdiri dari unit D- glukosa. Semua unit D-glukosa ini berkisar dari 300 sampai 15000, dihubungkan oleh ikatan β-1 4 ,bukan alfa. Bentuk molekul selulosa dan amilosa berbeda karena ikatan α-1 4 pada amilosa cenderung membentuk struktur spiral yang longgar, sedangkan ikatan β-1 4 pada selulosa cenderung membentuk rantai lurus.Semua gugus hidroksil berikatan hidrogen dengan molekul selulosa sebelahnya.Banyaknya antaraksi lemah ini memberikan kekuatan pada serat selulosa Wilbraham, 1992. Secara alamiah molekul-molekul selulosa tersusun dalam bentuk fibril- fibrilyang terdiri dari beberapa molekul selulosa yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Fibril-fibril ini membentuk struktur kristal yang dibungkus oleh lignin. Komposisi kimia dan struktur yang demikian membuat kebanyakan bahan yang mengandung selulosa bersifat kuat dan keras.Sifat kuat dan keras yang dimiliki oleh sebagian besar bahan berselulosa membuat bahan tersebut tahan terhadap peruraian secara enzimatik.Secara alamiah peruraian selulosa berlangsung sangat lambat Fan et al., 1982. Selulosaadalahsenyawaseperti serabut, liat, tidak larut dalam air dan ditemukan didalam dinding sel pelindung tumbuhan, terutama pada tangkai, batang, dahan dan semua bagian berkayu dari jaringan tumbuhan. Kayu terutama mengandung selulosa dan senyawa polimer lain. Selulosa tidak hanya merupakan polisakarida struktural ekstraselular yang paling banyak dijumpai pada dunia tumbuhan, tetapi juga merupakan senyawa yang paling banyak diantara semua biomolekul pada tumbuhan atau hewan. Karena selulosa merupakan homopolisakarida linear tidak bercabang, terdiri dari 10.000 atau lebih unit D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan β 1,4 glikosida senyawa ini akan kelihatan seperti amilosa, dan rantai utama glikogen Lehninger, 1988. Selulosa merupakan salah satu jenis polisakarida yang tersusun dari molekul glukosa dalam bentuk rantai panjang tidak bercabang yang mirip dengan amilosa. Unit- unit dari glukosa dalam selulosa terikat pada ikatan β-1,4- ikatan glikosidik. Isomer β tidak membentuk gulungan seperti isomer α, tetapi selaras dalam berbasis pararel oleh ikatan hidrogen diantara kelompok hidroksil pada rantai yang berdekatan.Hal ini yang menyebabkan selulosa tidak dapat larut dalam air, memberikan struktur kaku ke dinding sel kayu, dan serat yang lebih tahan terhadap hidrolisis dari pada pati.Reaktivitas selulosa juga bergantung kepada strukturnya. Untuk memodifikasi struktur selulosa, kisi ikatan hidrogen harus dihancurkan dengan cara pembengkakan atau pemutusan. Struktur selulosa dapat dilihat pada gambar 2.2. O O OH OH O H H H H H H O OH OH O H H H H H H O O OH OH O H H H H H H O OH OH O H H H H H H O OH O H n Gambar 2.2 Struktur Selulosa Setiyawan, 2010 Menurut Clark, berdasarkan panjang rantainya membagi selulosa menjadi tiga bagian yaitu : 1. Alpha selulosa merupakan selulosa rantai panjang, tidak larut dalam larutan 17,5 NaOH dengan DP sekitar 600 – 1500 2. Beta selulosa merupakan selulosa rantai pendek, larut dalam larutan 17,5 NaOH, memiliki DP sekitar 15 – 90 3.Gamma selulosa merupakan selulosa rantai pendek, larut dalam larutan 17,5 NaOH dan larutan asam, dan memiliki DP kurang dari 15 Smook, 1987. Selulosa membentuk komponen serat dari dindng sel tumbuhan.Ketegaran selulosa disebabkan oleh struktur keseluruhannya. Molekul selulosa merupakan rantai-rantai, atau mikrofibril, dari D-glukosa sampai sebanyak 14.000 satuan yang terdapat sebagai berkas-berkas terpuntir mirip tali, yang terikat satu sama lain oleh ikatan hidrogen. Hidrolisis lengkap dalam HCl 40 dalam air, hanya menghasilkan D-glukosa.Disakarida yang terisolasi dari selulosa yang terhidrolisis sebagian adalah selobiosa, yang dapat dihidrolisis lebih lanjut menjadi D-glukosa dengan suatu katalis asam atau dengan emulsion enzim Fesenden, 1994. Molekul-molekul selulosa seluruhnya berbentuk linier dan mempunyai kecenderungan kuat membentuk ikatan-ikatan hidrogen intra dan intermolekul.Jadi berkas-berkas selulosa membentuk agregat dalam bentuk mikrofibril, dimana daerah kristalin diselingi dengan daerah amorf.Sebagai akibat dari struktur yang berserat dan ikatan hidrogen yang kuat, selulosa mempunyai kekuatan tarik yang tinggi dan tidak larut dalam kebanyakan pelarut Atalla, 1987. Setiap unit β-D-glikopiranosa didalam rantai selulosa mempunyai tiga gugus hidroksil reaktif, dua sekunder HO-2 dan HO-3 dan satu primer HO-6.Untuk eterifikasi, gugus hidroksil sekunder HO-2 biasanya paling mudah bereterifikasi sedangkan untuk esterifikasi, gugus hidroksil primer HO-6 memiliki reaktifitas yang lebih tinggi. Aksesbilitas berarti kemudahan relatif gugus-gugus hidroksil untuk dicapai oleh pereaksi-pereaksi gugus HO-6 reaktifitasnya lebih tinggi terhadap substituen-substituen yang besar dari pada gugus-gugus hidroksil yang lain karena paling sedikit halangan steriknya Fengel, 1995.

2.3. AsamSitrat