AnalisisSelulosa Sitrat dengan Spektrofotometer FT-IR

gelombang 2898 cm -1 merupakan vibrasi stretching C-H yang didukung oleh vibrasi C-H bending pada daerah bilangan gelombang 673 cm -1 . Munculnya puncak vibrasi pada daerah bilangan gelombang 2124 cm -1 menunjukkan vibrasi C-C stretching dan didukung dengan daerah bilangan gelombang 903 cm -1 yang merupakan C-C bending.

4.2.2. Esterifikasi Selulosa dengan Asam Sitrat

Selulosa Sitrat merupakan hasil reaksi esterifikasi antara selulosa direaksikan dengan asam sitrat yang dilarutkan terlebih dahulu dengan aquadest dan dilakukan pemanasan pada suhu 50 o C selama 12 jam, dan selanjutnya suhu dinaikkan menjadi 120 o C. Kemudian dicuci dengan aquadest hangat untuk menghilangkan asam sitrat yang tidak bereaksi lalu dikeringkan selama 6 jam pada suhu 50 o C Thanh dan Nhung, 2009.

4.2.2.1. AnalisisSelulosa Sitrat dengan Spektrofotometer FT-IR

Spektrum yang ditunjukkan dari data FT-IR memberi dukungan bahwa selulosa sitrat yang terbentuk memiliki gugus karbonil C=O yang berasal dari asam sitrat dengan munculnya puncak vibrasi pada daerah bilangan gelombang 1729 cm -1 serta didukung oleh puncak serapan pada daerah bilangan gelombang 1060 cm -1 menunjukkan vibrasi dari gugus C-O simetris dan puncak serapan pada daerah bilangan gelombang 1372 cm -1 yang menunjukkan vibrasi dari gugus C-O anti-simetris. Puncak serapan pada daerah bilangan gelombang 3337 cm -1 menunjukkan vibrasi OH dari selulosa. Puncak vibrasi pada daerah bilangan gelombang 2805 cm -1 merupakan vibrasi stretching C-H yang didukung oleh vibrasi C-H bending pada daerah bilangan gelombang 673 cm -1 , serta munculnya puncak vibrasi pada daerah bilangan gelombang 2124 cm -1 menunjukkan vibrasi C-C stretching dan didukung dengan daerah bilangan gelombang 903 cm -1 yang merupakan C-C bending. Puncak serapan pada daerah bilangan gelombang 1432 cm -1 menunjukkan vibrasi gugus metilena -CH 2 - dari penambahan asam sitrat. Penambahan asam sitrat menyebabkan reaksi esterifikasi berlangsung dimana O - pada atom C-6 selulosa yang bersifat nukleofil akan menyerang gugus karbonil dari asam sitrat anhidrat yang bersifat elektrofil dan membentuk selulosa sitrat. Secara hipotesis reaksi selulosa dengan asam sitrat untuk membentuk selulosa sitrat dapat dilihat pada Gambar 4.6berikut : H 2 C C C HO H 2 C -H 2 O H 2 C C C HO H 2 C O O C O O O O O O OH OH OH O H O H H H H H H H H H H H O n O O O O O OH OH O H O H H H H H H H H H H H O n O OH C O OH C O OH H 2 C C C HO H 2 C O OH C O OH C O -H 2 O O O O O OH O OH OH O H O H H H H H H H H H H H O n H 2 C C C HO H 2 C O O C O C O O O O O O OH OH OH O H O H H H H H H H H H H H O n Asam Sitrat C O OH OH H 2 C C C HO H 2 C C O OH C O O O O O O O OH OH OH O H O H H H H H H H H H H H O n O O O O HO OH OH OH O H O H H H H H H H H H H H O n Selulosa Selulosa-Sitrat Selulosa H H Gambar 4.6. Reaksi Pembentukan Selulosa Sitrat melalui Esterifikasi Selulosa Thanh, 2009

4.2.3. Analisis Morfologi dengan SEM Scanning Electron Microscopic