Tahap Persiapan Bahan Fermentasi Tahap Fermentasi Tahap Destilasi Prosedur Analisa

29 14. Batang Pengaduk 15. Spatula 16. Thermometer 17. Pipet Tetes 18. Peralatan Destilasi 1 set lengkap 19. Peralatan Indeks Bias 1 set lengkap 20. Satu unit alat GC 3.3 PROSEDUR PENELITIAN 3.3.1 Pembuatan Tepung Biji Nangka 1. Sebanyak 10 kg biji nangka dicuci bersih. 2. Biji nangka dimemarkan dan dijemur dibawah sinar matahari selama 2 hari 3. Pisahkan kulit ari dari biji nangka dengan cara dikupas. 4. Hasil pengeringan kemudian dihaluskan dengan mesin penggiling dan diayak dengan ayakan 50 mesh hinga diperoleh tepung biji nangka.

3.3.2 Tahap Persiapan Bahan Fermentasi

1. Ditimbang sebanyak 100 gr tepung biji nangka. 2. Dimasukkan ke dalam beker gelas ukuran 500 ml. 3. Ditambahkan aquadest sebanyak 250 ml. 4. Ditambahkan H 2 SO 4 5 dari jumlah volume aquadest sampai pH 2,3. 5.Campuran dipanaskan di dalam panci pengukus sambil diaduk-aduk selama 30 menit pada suhu 93-95 o C.

3.3.3 Tahap Fermentasi

1. Campuran didinginkan pada suhu kamar. 2. Ditambahkan aquadest sebanyak 110 ml dan disaring hingga tidak ada ampas dalam larutan hasil hidrolisis. 3. Cek pH dengan pHmeter sampai pada 4,5 jika larutan terlalu asam atau pH menurun maka ditambahkan larutan Natrium hidroksida. Universitas Sumatera Utara 30 4. Ditambahkan ragi Saccaromycess cereviceae masing-masing sebanyak 3 dari berat bahan. 5. Campuran diaduk rata, kemudian ditutup dalam wadah fermentasi. 6. Campuran disimpan dan dibiarkan pada temperatur kamar dengan waktu 2, 3 dan 4 hari. 7. Prosedur diulangi untuk perlakuan massa ragi 6 dan 9 dari massa bahan.

3.3.4 Tahap Destilasi

1. Peralatan destilasi dirangkaikemudian hasil fermentasi dimasukkan ke dalam labu leher tiga. 2. Ditambahkan 50 ml aquadest lalu di aduk rata. 3. Larutan dipanaskan hingga suhu mencapai 80 o C 4. Destilat ditampung dan diukur volumenya.

3.3.5 Prosedur Analisa

3.3.5.1 Penentuan Jumlah Bioetanol ml 1. Destilat hasil destilasi yang ditampung bioetanol diukur dengan menggunakan gelas ukur. 2. Volume dicatat untuk tiap-tiap perlakuan. 3.3.5.2 Penentuan Densitas Bioetanol grml 1. Periksa keadaan alat lalu disambungkan dengan arus listrik. 2. Piknometer ditimbang dalam timbangan digital dan dicatat sebagai berat pikno kosong. 3. Kemudian piknometer diisi dengan sampel bioetanol hingga penuh kemudian timbang kembali dan dicatat sebagai berat pikno berisi. 4. Kemudian dihitung dengan rumus : Densitas = Berat Piknometer +Bioetanol − Berat Piknometer Kosong Volume Piknometer 5. Percobaan yang sama dilakukan dengan sampel yang berbeda. Universitas Sumatera Utara 31 3.3.5.3 Prosedur Analisa Spesific Gravity dan API Gravity Specific gravity dan API gravity adalah suatu pernyataan yang menyatakan densitas kerapatan atau berat per satuan volume dari suatu bahan. Hubungan antara specific gravity sg dan API gravity G adalah sebagai berikut: � = 141,5 �� − 131,5 3.1 �� = 141,5 � + 131,5 3.2 Besarnya harga dari API gravity berkisar dari 0-100, sedangkan specific gravity merupakan harga relatif dari densitas suatu bahan terhadap air. Hubungan antara densitas dan specific gravity adalah sebagai berikut: �� = ������� �� � 3 ���������� �� � 3 3.3 3.3.5.4 Menghitung Nilai Kalor NK 1. Nilai kalor dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : �� = 2,2046226 3,9673727 × {18.650 + 40 × � − 10}3.4 NK = Nilai Kalor G = Gravity 2. Dicatat semua nilai kalor yang diperoleh untuk tiap-tiap perlakuan[15]. 3.3.5.5Pengujian Indeks Bias 1. Periksa keadaan alat lalu disambungkan dengan arus listrik. 2. Tetesi 2 tetes bioetanol diatas kaca pada alat, kemudian diatur putaran agar tepat pada garis perpotongan. Universitas Sumatera Utara 32 3. Dicatat hasil indeks biasnya. Percobaan yang sama dilakukan dengan sampel yang berbeda 3.3.5.6 Uji Kualitatif a. Uji dengan larutan K 2 Cr 2 O 7 danH 2 SO 4 Prosedur Kerja : 1. Persiapan bahan dan alat yang ingin digunakan pada saat analisa. 2. Dimasukkan kedalam tabung reaksi 2 ml K 2 Cr 2 O 7 2 dan tambahkan 5 tetes H 2 SO 4 pekat. 3. Tabung reaksi digoyangkan hingga larutan homogen. 4. Ditambahkan 1 ml sampel bioetanol kedalam tabung rekasi yang telah homogen. 5. Diamati perubahan yang terjadi pada tabung reaksi. 6. Reaksi positif ditandai dengan terjadinya perubahan warna dari jingga ke hijau. b. Uji dengan larutan KMnO 4 Prosedur Kerja: 1. Persiapan bahan dan alat yang ingin digunakan pada saat analisa. 2. Dimasukkan kedalam tabung reaksi ½ spatula KMnO 4. 3. Dilarutkan dengan 5 ml aquadest hingga larutan homogen. 4. Dipipet 1 ml sampel ke dalam tabung reaksi. 5. Diamati perubahan yang terjadi pada tabung reaksi. 6. Reaksi positif ditandai dengan terjadinya perubahan warna dari ungu ke ungu tua mendekati hitam. c. Uji Bakar Prosedur Kerja: 1. Persiapan bahan dan alat yang ingin digunakan pada saat uji nyala. 2. Diambil 1ml sampel kedalam beker glass yang steril. 3. Direndam tissu kedalam beker glass yang berisi sampel. 4. Tissu dibakar dan amati warna api yang menyala. 5. Pada uji nyala api yang bewarna biru menandakan adanya kadar etanol dalam sampel. Universitas Sumatera Utara 33 3.3.5.7 Analisis Kadar Bioetanol dengan Metode Berat Jenis 1. Nilai densitas yang diperoleh sebelumnya di sesuaikan pada tabel [15]. 2. Kadar etanol dihitung dengan menginterpolasi data densitas dan kadar etanol pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Konversi Berat Jenis - Kadar Etanol [18] Kadar Larutan Etanol Berat Jenis Larutan Etanol Pada suhu 30 o C grml Kadar Larutan Etanol Berat Jenis Larutan Etanol Pada suhu 30 o C grml 0,99568 25 0,95607 1 0,99379 26 0,95442 2 0,99194 27 0,95272 3 0,99014 28 0,95098 4 0,98839 29 0,94922 5 0,98670 30 0,94741 6 0,98507 31 0,94557 7 0,98347 32 0,94370 8 0,98189 33 0,94180 9 0,98031 34 0,93986 10 0,97875 35 0,93790 11 0,97723 36 0,93591 12 0,97573 37 0,93390 13 0,97424 38 0,93186 14 0,97278 39 0,92979 15 0,97133 40 0,92770 16 0,96990 41 0,92558 17 0,96844 42 0,92344 18 0,96697 43 0,92128 19 0,96547 44 0,91910 20 0,96395 45 0,91692 21 0,96242 46 0,91472 22 0,96087 47 0,91250 23 0,95929 48 0,91028 24 0,95769 49 0,90805 Universitas Sumatera Utara 34 Tabel 3.2. Tabel Indeks Bias [13] No. Konsentrasi vv Indeks bias 1 1.34449 2 10 1.34645 3 20 1.34844 4 30 1.35105 5 40 1.35342 6 50 1.3562 7 60 1.35924 8 70 1,36189 9 80 1,36432 10 90 1,36621 11 99,98 1,36944 Sumber :Laboratorium Operasi Teknik Kimia 2013 Universitas Sumatera Utara 35

3.3.6 FLOWCHART PENELITIAN