Pembentukan Jaringan Sosial dalam Tubuh Organisasi

63

4.7. Pembentukan Jaringan Sosial dalam Tubuh Organisasi

Rusdi Syahara, dkk dalam Kristina,2003:60 menyebutkan jaringan sosial terletak pada bagaimana kemampuan masyarakat dalam suatu entitas atau kelompok untuk kerjasama membangun suatu jaringan untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama tersebut diwarnai oleh suatu pola intraksi timbal balik dan saling menguntungkan dan dibangun atas kepercayaan yang ditopang oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial positif dan kuat. Kekuatan tersebut akan maksimal jika didukung oleh semangat membuat jalinan hubungan diatas prinsip-prinsip yang telah disepakati bersama. Masyarakat Komplek Citra Wisata yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda juga mempunya kepentingan untuk saling tukar informasi guna memenuhi kebutuhan informasi untuk kepentingan ekonomi, sosial, politik maupun budaya. Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Ahmad Thamrin: “…Biasanya kami melakukan diskusi-diskusi ringan, seperti bapak-bapak pada umumnyalah. Kadang ya bicara ekonomi, politik sosial pokonya macem-macem lah. Nah di situ kan kadang memang ada yang membutuhkan informasi-informasi tersebut, misalnya ada yang butuh info tentang sekolah untuk anaknya nanti siapa tau ada yang punya link untuk itu…” Jaringan sosial tidak hanya berkembang dalam tubuh IKMCW semata. Mengingat IKMCW juga beranggotakan berbagai kalangan, para anggota IKMCW yang juga merupakan bagian sub jaringan sosial yang lainnya otomatis ikut serta mengembangkan jaringan sosial yang telah ada. Hal ini dikarenakan interaksi soasial Universitas Sumatera Utara 64 yang terjadi antara masyarakat tidak hanya terbatas pada masyarakat itu sendiri melainkan dengan masyarakat yang ada di luar. Interaksi sosial juga bisa terjadi antara kelompok dengan kelompok. Interaksi jenis ini terjadi pada kelompok sebagai satu kesatuan bukan sebagai pribadi-pribadi anggota kelompok yang bersangkutan. Ciri-ciri interaksi sosial menurut Sitorus 1996:16 yaitu, jumlah pelaku lebih dari satu orang, ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol-simbol, ada dimensi waktu atau masa lampau, masa kini dan masa mendatang atau yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung dan juga ada tujuan-tujuan tertentu terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan oleh pengamat. Ciri-ciri tersebut juga terdapat dalam interaksi sosial para warga perumahan dengan masyarakat sekitar. Hal ini jelas membuktikan bahwa pembentukan jaringan sosial dengan wadah IKMCW sangat potensial untuk terus berkembang seiring berjalannya waktu. Modal sosial dapat bermanfaat untuk pembentukan jaringan sosial melalui trust kepercayaan yang dibangun dalam proses interaksi yang ada. Melalui unsur kepercayaan yang semakin meluas melalui interaksi sosial yang bersumber dari hubungan timbal balik antara pelakunya soetono.2006:87. Menurut Lesser 2000, modal sosial sangat penting bagi kelompok karena dapat memberi kemudahan dalam mengakses informasi bagi anggota kelompok, menjadi media ”power sharing” atau pembagian kekuasaan dalam kelompok, mengembangkan solidaritas, memungkinkan pencapaian bersama, memungkinkan mobilitas sumber daya kelompok, membentuk perilaku kebersamaan dan berorganisasi kelompok. Modal sosial merupakan suatu komitmen dari setiap individu untuk saling terbuka, saling percaya dan memberi Universitas Sumatera Utara 65 kewenangan bagi setiap orang yang dipilihnya untuk berperan sesuai dengan tanggung jawabnya. Pandangan ini juga menggambarkan bahwa jaringan sosial dapat berkembang secara optimal dengan adanya modal sosial yang dimiliki masyarakatnya. http:repository.unhas.ac.id.Suparman 09A06040 diakses pada tanggal 16 agustus 2013 pada pukul 11:17 wib. Kepercayaan adalah unsur penting dalam modal sosial yang merupakan perekat bagi langgengnya hubungan dalam kelompok masyarakat. Dengan menjaga suatu kepercayaan, orang-orang dapat bekerjasama secara efektif. Kepercayaan sosial efektif dibangun melalui jalinan pola hubungan sosial resiprosikal atau timbal balik antara pihak yang terlibat dan berkelanjutan Ibrahim, 2006 : 111. Kepercayaan akan menimbulkan kewajiban sosial dengan mempercayai seseorang maka akan menimbulkan kepercayaan kembali dari orang tersebut resiprositas. Dalam kaitannya dengan resiprositas dan pertukaran, Pretty dan Ward, dalam Badaruddin, 2005 : 32 mengemukakan bahwa adanya hubungan-hubungan yang dilandasi oleh prinsip resiprositas dan pertukaran akan menumbuhkan kepercayaan karena setiap pertukaran akan dibayar kembali repaid and balanced. Hal ini merupakan pelicin dari suatu hubungan kerjasama yang telah dibangun agar tetap konsisten dan berkesinambungan. Universitas Sumatera Utara 66

4.8. Kendala IKMCW dalam Mewujudkan Tujuan Organisasi