Kendala IKMCW dalam Mewujudkan Tujuan Organisasi

66

4.8. Kendala IKMCW dalam Mewujudkan Tujuan Organisasi

Pola-pola interaksi individu yang berbeda menurut situasi dan kepentingan masing-masing individu diwujudkan dalam proses hubungan sosial, hubungan- hubungan sosial itu pada awalnya merupakan proses penyesuaian nilai-nilai sosial dalam kehidupan sosial. Kemudian hubungan itu meningkat menjadi semacam pergaulan yang ditandai adanya saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing- masing pihak yang terjadi dalam hubungan. Setiap interaksi sosial pasti ada faktor-faktor yang mempengaruhinya yang artinya faktor-faktor tersebut ikut berperan di dalamnya Santoso, 2004:12. Termasuk di dalam interaksi sosial para warga perumahan dengan masyarakat sekitar. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial menurut Santoso adalah situasi sosial, kekuasaan norma kelompok, tujuan pribadi masing-masing individu, interaksi sesuai dengan kedudukan dan kondisi setiap individu serta penafsiran situasi. Tanpa faktor-faktor tersebut niscanya interaksi tidak dapat terjadi atau terlaksana. Faktor-faktor yang berperan dalam interaksi sosial warga perumahan dengan masyarakat sekitar yang pertama adalah situasi sosial yang memberi bentuk tingkah laku terhadap individu yang berada dalam situasi tersebut. Situasi sosial memiliki peran yang sangat penting bagi bentuk interaksi sosial warga perumahan. Beberapa informan menyebutkan bahwa salasatu hal yang paling menjadi kendala dalam mewujudkan tujuan organisasi adalah regenerasi yang dilakukan organisasi dalam kepengurusannya. Tanggung jawab sebagai pengurus agaknya Universitas Sumatera Utara 67 menjadi beban terhadap setiap anggota untuk menduduki posisi tersebut. Hal ini diungkapkan oleh bapak Ahmad Thamrin: “…Saya melihat bagaimana susah sekali melakukan regenerasi. Mungkin hal ini dikarenakan kesibukan para anggota di luar dan tuntutan kegiatan setiap anggota keluarganya. Ya kita harusnya menyadari itu sebagai sebuah hak bagi setiap anggota…” Tingginya intensitas kegiatan anggota menjadi kendala bagi kelancaran regenerasi dalam tubuh organisasi. Melihat seluruh anggota berasal dari berbagai kalangan yang memiliki intensitas kerja yang tinggi. Organisasi melihatnya sebagai sebuah fenomena bersama yang juga harus dipahami dan disikapi secara bersama. Selain hal tersebut, sulitnya merekrut anggota-anggota baru baik yang baru menempati area komplek maupun kaum muda yang ada di sekitaran komplek. Proses sosialisasi yang dilakukan IKMCW guna mensosialisasikan organisasi terhadap para penghuni baru selalu mendapat kendala alasan kesibukan mereka yang sangat padat. Sosialisasi pada akhirnya hanya dipusatkan di Masjid Amaliyah yang berada di lingkungan Komplek Citra Wisata Medan mengingat tempat ibadah dianggap menjadi pusat berkumpulnya masyarakat oleh anggota organisasi. Hal ini ditegaskan oleh bapak Asman: “…Anggota yang beribadah biasanya ikut mensosialisasikan IKMCW terhadap masyarakat pendatang baru ataupun penghuni baru yang belum bergabung dengan organisasi. Organisasi masih melihat pentingnya perkembangan IKMCW sebagai organisasi masyarakat yang melihat pentingnya kehidupan ketetanggaan dalam Komplek Citra Wisata …” Universitas Sumatera Utara 68 Manusia tidak dapat hidup sendiri, sehingga manusia harus hidup bersama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Kelompok inilah yang disebut masyarakat. Masyarakat di Komplek Citra Wisata ini juga sama halnya dengan masyarakat lain. Selain masyarakat sebagai sebuah organisasi yang terbesar, juga ada organisasi-organisasi khusus yang terdapat dalam suatu masyarakat yang lahir akibat dari kebutuhan yang beraneka ragam. Hubungan sosial yang terjalin diantara warga Komplek Citra Wisata berjalan sangat terbatas. Hal ini terjadi karena faktor pekerjaan, mereka kebanyakan bekerja dari pagi hinga sore hari. Nuansa kehidupan perkotaan juga turut mewarnai kehidupan warga Komplek Citra Wisata karena lokasi perumahan tersebut berada dekat dengan keramaian kota, kehidupan egois dan individualis masih sangat terasa. Misalnya sesama tetangga bisa tidak saling mengenal. peringatan hari besar keagamaan seperti hari kurban. Momen pertemuan sering terjadi karena dilandaskan oleh kegiatan keagamaan, tapi kegiatan hanya sebagai ritual bukan subtansi yang dapat membangun kebersamaan sesama warga. Universitas Sumatera Utara 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pada tahun 1999 IKMCW Ikatan Keluarga Muslim Citra Wisata terbentuk sebagai sebuah organisasi masyarakat perkotaan yang berkedudukan di komplek Citra Wisata Medan. Keadaan ini didorong oleh minimnya ruang-ruang sosialisasi yang dibutuhkan masyarakat dengan padatnya aktivitasnya di luar. Masyarakat seperti menemukan sebuah bentuk baru gaya berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat di area komplek. Pada perkembangannya IKMCW mengoptimalisasikan seluruh anggota yang dimiliki untuk mengembangkan organisasi hingga ke seluruh komplek. Sistem jaringan ketetanggaan menjadi sebuah cara IKMCW mensosialisasikan organisasi terhadap penghuni komplek yang lain. Mengingat anggota IKMCW berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, saling bertukar informasi menjadi andalan organisasi dalam hal menumbuhkan modal sosial antar anggota.

5.2. Saran

1. Organisasi IKMCW sebagai wadah interaksi masyarakat moderen harus memiliki program-program masif untuk para anggotanya. Hal ini diakibatkan keterbatasan waktu berkumpul masing-masing anggotanya. Universitas Sumatera Utara