56
b Impact
dampak, akibat, yaitu kerugian berdasarkan waktu, biaya, dan tingkat kesulitan dalam memperbaiki kerusakan akibat dampak yang
terjadi.
Sumber: www.manajemenproyekindonesia.com
Gambar 2.1 Sumber Risiko
Risiko merupakan kemungkinan terjadinya hal-hal yang akan berdampak negatif terhadap sasaran. Risiko diukur dengan melihat akibat yang mungkin
terjadi dan besarnya probabilitas terjadinya risiko tersebut AustraliaNZS, 4360- 1999.
Secara ilmiah, risiko didefinisikan sebagai kombinasi fungsi dari frekuensi kejadian, probabilitas, dan konsekuensi dari bahaya risiko yang terjadi. Frekuensi
kejadian dengan tingkat pengulangan yang tinggi akan memperbesar probabilitas atau kemungkinan kejadiannya. Frekuensi kejadian boleh tidak dipakai seperti
perumusan diatas, karena itu risiko dapat dituliskan sebagai fungsi probabilitas dan konsekuensi saja, dengan asumsi frekuensi telah termasuk kedalam
probabilitas.
2.4. Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan suatu proses yang logis dan sistematis dalam mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, mengendalikan, mengawasi,
Universitas Sumatera Utara
57
dan mengkomunikasikan risiko yang berhubungan dengan segala aktivitas, fungsi atau proses dengan tujuan perusahaan mampu meminimasi kerugian dan
memaksimumkan kesempatan. Implementasi dari manajemen risiko ini membantu perusahaan dalam mengidentifikasi risiko sejak awal dan membantu membuat
keputusan untuk mengatasi risiko tersebut AustraliaNZS, 4360-1999. Risiko dapat bermunculan dimana-mana, dapat muncul kapan saja, dan
sulit untuk dihindari. Jika risiko tersebut menimpa suatu proyek, maka proyek tersebut bisa mengalami kerugian yang signifikan. Dalam beberapa situasi, risiko
tersebut bisa mengakibatkan terbengkalainya proyek tersebut. Karena itu risiko penting untuk dikelola. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko
sehingga proyek tersebut dapat bertahan, atau barangkali mengoptimalkan risiko Hanafi,2006.
Menurut C. Duffield B. Trigunarsyah, 1999, manajemen risiko adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang digunakan di dalam suatu organisasi atau
perusahaan yang pada dasarnya merupakan suatu proses atau rangkaian kegiatan yang dilakukan terus-menerus untuk mengendalikan kemungkinan timbulnya
risiko yang membawa konsekuensi merugikan bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan, termasuk di dalam suatu proyek. Manajemen risiko
merupakan suatu proses yang sistematis dan terorganisir mulai dari identifikasi risiko, analisa risiko, pengurangan atau peniadaan risiko secara efektif untuk
mencapai sasarantujuan. Secara objektif, manajemen risiko proyek adalah bagaimana meningkatkan
kemungkinan dan dampak dari kegiatan positif dan mengurangi kemungkinan dan
Universitas Sumatera Utara
58
dampak dari sesuatu yang merugikan. Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses tersebut dibawah ini, yaitu : PMBOK, 2004
1. Rencana manajemen risiko risk management planning
Merencanakan pengelolaan risiko, yaitu proses pendefinisian bagaimana manajemen risiko akan diterapkan di proyek.
2. Identifikasi risiko risk identification
Mengidentifikasi risiko, yaitu proses penentuan risiko-risiko yang dapat memengaruhi proyek serta pendokumentasian karakteristiknya.
3. Analisa risiko secara kualitatif qualitative risk analysis
Melakukan analisis risiko kualitatif, yaitu proses pembuatan prioritas risiko untuk kepentingan analisis atau tindakan selanjutnya dengan menilai
dan mengombinasikan kemungkinan dan dampaknya. 4.
Analisa risiko secara kuantitatif quantitative risk analysis Melakukan analisis risiko kuantitatif, yaitu proses analisis secara numerik
terkait dampak dari risiko yang teridentifikasi menyangkut tujuan proyek secara keseluruhan.
5. Rencana respon risiko risk response planning
Membuat rencana respons, yaitu proses menghasilkan pilihan tindakan untuk memperbesar peluang dan mengurangi hambatan terkait pencapaian
tujuan proyek. 6.
Pengawasan dan kontrol risiko risk monitoring and control Mengawasi dan mengendalikan risiko, yaitu proses pelaksanaan rencana
respons, pelacakan risiko yang teridentifikasi, pengawasan risiko residual,
Universitas Sumatera Utara
59
pengidentifikasian risiko baru, dan pengevaluasian efektivitas respons risiko selama berlangsungnya proyek.
Sumber: PMBOK 2004
Gambar 2.2 Proyek Manajemen Risiko
Mirip dengan PMBOK, menurut Grey and Larson 2000, komponen utama dari
proses manajemen risiko adalah:
Sumber: Grey and Larson
Gambar 2.3 Proses Manajemen Risko
Universitas Sumatera Utara
60
Adapun yang menjadi tujuan manajemen risiko adalah sebagai berikut C. Duffield B. Trigunarsyah, 1999:
1. Membatasi kemungkinan-kemungkinan dari ketidakpastian.
2. Membuat langkah-langkah yang lebih mengarah pada tindakan proaktif
dibandingkan reaktif dalam memandang kemungkinan ancaman dan kerugian yang besar.
3. Membatasi kerugian dan ketidakpastian pada stake holder
4. Menjaga kesinambungan program operasi, sehingga tidak terganggu
dengan kejadian-kejadian yang belum terantisipasi sebelumnya. 5.
Menjalankan program manajemen risiko secara efektif sehingga mempunyai pengaruh yang menguntungkan dan bukan menimbulkan
biaya baru. Kegunaan manajemen risiko dalam tahap tender antara lain :
1. Mengidentifikasi risiko yang mungkin dapat terjadi dengan mengacu
kepada pengalaman-pengalaman sebelumnya. 2.
Membuat rencana penanggulangan apabila risiko yang diidentifikasi tersebut benar-benar terjadi.
3. Menghitung efek biaya yang perlu dimasukkan dalam harga tender.
4. Memberikan petunjuk guidance kepada tim proyek yang akan
melaksanakan tugasnya
untuk membuat
perencanaan terhadap
penanggulangan risiko.
2.5. Identifikasi Risiko Risk Identification