Kebersihan Lingkungan Lingkungan Hidup 1. Pengertian Lingkungan Hidup

commit to user 23 terpadu dan terprogram dalam mempertahankan keseimbangan dan kelestarian lingkungan untuk kelangsungan makhluk hidup, sehingga pada akhirnya tujuan pengelolaan lingkungan hidup yang sudah dicantumkan dalam Undang-undang yaitu terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak dan atau perusakan lingkungan hidup dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.

2. Kebersihan Lingkungan

Lingkungan yang bersih mencerminkan pribadi yang sehat. Dalam agama Islam kebersihan merupakan sebagian dari Iman al Hadits. Menurut Sapardi 1984: 111 kegiatan mengadakan kebersihan dan kesehatan lingkungan yang baik meliputi masalah penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia, air bekas, dan sampah-sampah, pemberantasan cacing, dan pemberantasan penyakit menular. Selain dari pada itu kebersihan perorangan juga termasuk salah satu kegiatan mengadakan kebersihan, yaitu meliputi minum air masak, buang air besar di kakus, memakai alas kaki, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam rangka menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan tersebut harus senantiasa dilaksanakan dimana setiap manusia tinggal, baik itu di lingkungan sekitar rumah, maupun tempat kerja setiap individu. Sehingga pada akhirnya kita dapat hidup bersih dan sehat dimanapun kita berada. Kesehatan merupakan kebutuhan hidup yang mendasar. Berjalannya kehidupan kita setiap hari akan sangat membutuhkan kesehatan, hal ini diartikan bahwa dalam kehidupan kita yang senantiasa berinteraksi dengan orang lain, akan sangat memerlukan kesehatan, jika hal ini tidak kita miliki maka kehidupan commit to user 24 kita akan terganggu. Oleh karena itu, setiap orang harus senantiasa menjaga dirinya agar selalu sehat dalam arti yang menyeluruh yaitu sehat fisik, mental, dan sosial. Hal ini dimaksudkan agar seseorang dapat melakukan keseluruhan aktivitas dan proses kehidupan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya, karena hal itu merupakan salah satu langkah untuk menuju hidup bahagia yang selalu diharapkan oleh setiap individu. Kehidupan bersih, sehat, rapi, dan ramah harus ditanamkan sedini mungkin, sehingga kebisaaan yang sudah dilakukan oleh anak kita pada masa kecil akan menjadi budaya pada saat mereka sudah dewasa. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Otto Soemarwoto 1997: 87 bahwa budaya itu harus dikembangkan sejak kecil dengan mendidik anak-anak untuk bersikap ramah terhadap lingkungan. Walaupun hal ini nampak sulit untuk dilakukan akan tetapi jika ini dilaksanakan akan memperlihatkan hasil yang nyata, misalnya sudah mulai banyak anak yang mengerti dan mengetahui untuk tidak membuang sampah disembarang tempat, melainkan membuang sampah pada tempat sampah. Seperti halnya membuang sampah, contoh yang lain dapat diajarkan kepada anak-anak kita, seperti mengambil makan secukupnya, jika kelebihan nanti akan terbuang, mengajarkan anak kita untuk suka membaca, mengajarkan anak-anak kita untuk menanam pohon dan merawatnya, sehingga pada akhirnya akan tumbuh rasa memiliki dan memelihara lingkungan disekitarnya, sehingga pada akhirnya pelajaran tersebut menjadi budaya yang selalu dilaksanakan bagi anak- anak kita hingga usia mereka dewasa. Selain daripada itu anak-anak juga akan commit to user 25 mengenal lingkungan secara nyata, mengetahui apa yang harus dilakukan untuk menjaga lingkungan dan mencegah perbuatan yang dapat merusak lingkungan. Budaya yang ditanamkan kepada anak-anak kita sejak usia dini akan terbawa terus hingga dewasa. Budaya yang kita ajarkan dirumah, juga akan dilakukan disekolah tempat belajar anak kita. Pada akhirnya anak kita akan menjaga lingkungan sekolahnya supaya tetap sehat bersih dan nyaman. Menurut Dwijo 1982: 19 bahwa aspek-aspek sekolah hidup dan bernaung di sekolah selama pertumbuhannya, sehingga perlu dilindungi oleh lingkungan hidup sekolah yang sehat dan terawat. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kehidupan yang sehat adalah: a. Persediaan air bersih Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia, maka dimana ada kehidupan disitulah akan membutuhkan air. Begitu juga dalam lingkungan sekolah, air merupakan kebutuhan, baik untuk membersihkan tangan, membersihkan sisa air seni, dan lain-lain. Begitu penting air bagi kehidupan kita, maka kita harus menjaga air agar tetap bersih dan sehat untuk digunakan tidak terkecuali di lingkungan sekolah. b. Sistem pembuangan sampah Di sekolah diharapkan disediakan tempat sampah di dalam kelas, sehingga siswa tidak membuang sampah sembarangan, begitu juga di luar kelas harus disiapkan tempat sampah yang tertutup, sehingga tidak akan menimbulkan hewan lalat, tikus, maupun hewan lain yang dapat menyebabkan penyakit, commit to user 26 selain itu pula tidak menimbulkan bau busuk yang dapat mengganggu proses belajar mengajar. Ajarkan kepada siswa untuk memisahkan sampah kering dan sampah basah, sehingga dapat tercipta lingkungan yang benar-benar bersih dan sehat di lingkungan sekolah tempat belajar mengajar. c. Toilet dan WC Di lingkungan sekolah juga harus diperhatikan toilet tempat buang air kecil dan WC atau kakus untuk buang air besar. Pembuatan tempat pembuangan akhir atau lebih dikenal dengan septic tank harus memperhatikan letak, diantaranya tidak dekat dengan ruangan. Selain itu, toilet dan kakus harus dibedakan antara laki-laki dan perempuan dan memperhatikan pula jumlah pemakainya, artinya satu kakus dibuat untuk 30-50 orang, dan yang terpenting adalah menjaga kebersihan toilet dan kakus tersebut. d. Tempat cuci tangan Di sekolah perlu disediakan kran air atau dibuatkan wastafel untuk cuci tangan, maupun cuci muka siswa-siswi. Selain itu sediakanlah sabun mandi atau sabun cuci tangan agar kehidupan siswa benar-benar diajak kepada pembelajaran hidup sehat. e. Program sanitasi warung sekolah Program ini bertujuan untuk menjaga kebersihan warung atau kantin-kantin sekolah. Sanitasi warung sekolah ini dibuat supaya tidak menganggu proses belajar mengajar di sekolah dan pada akhirnya kebersihan dari setiap kantin sekolah akan terjaga dan kesehatan anak didikpun tercapai. commit to user 27 f. Letak bangunan sekolah Letak sekolah sangat berpengaruh kepada proses belajar siswa, jadi letak bangunan sekolah harus memperhatikan hal-hal dibawah ini: 1. Jauh dari jalan besar yang ramai lalu lintasnya 2. Sebaiknya dekat dengan pusat perumahan 3. Sebaiknya dekat dengan tanah lapang, taman, kolah renang, dan perpustakaan diluar sekolah 4. Sebaiknya paling tidak berjarak 0,5–1 km dari sungai yang keadaannya kotor, daerah pembuangan sampah, pabrik atau bengkel yang bising, daerah rawa, dan lalu lintas jalan raya maupun kereta api. g. Bangunan Bangunan gedung sekolah harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan anak didik, seperti contoh: 1. Tempat bermain anak didik sebaiknya dilindungi atau ditutup dengan atap agar anak didik dapat bermain pada waktu hujan maupun terik matahari. 2. Gedung sekolah sebaiknya dibuat memanjang kesamping dan tidak menjulang keatas, jika luas tanah mencukupi, hal ini dikarenakan untuk menjaga keamanan anak didik dalam bermain. 3. Bahan bangunan gedung dipilih dari bahan material yang tahan lama, aman bagi kesehatan dan enak dipandang mata. commit to user 28 4. Atap sebaiknya terbuat dari bahan yang mengacu pada kesehatan, tidak menggunakan asbes yang dapat merusak kesehatan, dan awet untuk digunakan. h. Ruangan kelas Ruang kelas adalah tempat belajar anak didik, sehingga keadaan ruang kelas harus senantiasa dijaga kebersihan dan kerapiannya. Selain dari pada itu, ruang kelas harus memperhatikan hal-hal berikut: 1. Jumlah ruang kelas ditentukan oleh jumlah anak didik, dan sebaiknya 1 ruang kelas diisi dengan 35-40 anak didik. 2. Selain itu juga harus ada ruang guru, ruang kesehatan, ruang administrasi. 3. Pengaturan ruang kelas harus diatur sedemikian rupa sehingga anak didik dapat belajar dengan sebaik-baiknya. 4. Sebaiknya ruangan kelas berukuran tinggi 4 meter, panjang 8 meter, dan lebar 7 meter. 5. Lantai kelas sebaiknya tidak terbuat dari tanah, namun terbuat dari keramik atau tegel. 6. Langit-langit ruang kelas sebaiknya terbuat dari enternit, triplek atau bahan yang lain yang aman bagi kesehatan dan nyaman dalam pemakaian. 7. Tiap-tiap ruang kelas sebaiknya mempunyai ventilasi udara dan cahaya yang cukup. commit to user 29 i. Ventilasi dan penerangan Dalam pembuatan gedung, harus senantiasa memperhatikan ventilasi udara, hal ini harus memperhatikan jalan masuk dan keluar udara supaya udara dalam ruangan dapat berganti terus menerus. Selain udara sinar atau cahaya matahari harus dapat masuk kedalam ruangan dengan lancar, baik itu melalui jendela atau melalui atap. Penerangan ini juga menyangkut pemasangan alat penerangan listrik didalam ruangan. Hal ini diperuntukkan jika suatu saat musim hujan dan gelap. j. Perlengkapan kelas Segala peralatan didalam kelas harus disesuaikan dengan ukuran kelas, misalnya lemari kelas, meja dan kursi yang dapat dipindah-pindahkan, sehingga dapat disusun sesuai dengan keinginan dan kenyamanan bersama. Pengaturan meja dan kursi, baik meja guru maupun meja dan kursi anak didik harus diatur sedemikian rupa agar suasana belajar mengajar dapat berjalan dengan kondusif. k. Tempat bermain Di setiap sekolah harus memperhatikan halaman tempat bermain anak didik. Hal ini meliputi; luas arena bermain, rindang, nyaman, disertai dengan rerumputan, area tanah yang rata. Selain itu sarana permainan sebisa mungkin disediakan untuk kegiatan bermain anak didik. l. Tempat sepeda Apabila alat transportasi anak didik adalah sepeda, maka tempat sepeda menjadi kebutuhan yang utama. Sediakan tempat parkir sepeda yang commit to user 30 mencukupi dan dekat dengan bangunan sekolah agar kelancaran proses belajar mengajar dapat tercapai. Keadaan lingkungan sekolah yang bersih dan nyaman diharapkan akan mampu menumbuhkan semangat dan motivasi belajar peserta didik yang optimal, sehingga tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai dengan baik.

D. Partisipasi 1. Pengertian Partisipasi

Dokumen yang terkait

Pandangan dan sikap siswa madrasah terhadap masalah kebersihan dan limbah di lingkungannya

0 5 38

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH DAN SIKAP TERHADAP OTORITAS GURU Hubungan Antara Persepsi Tentang Kesehatan Lingkungan Sekolah Dan Sikap Terhadap Otoritas Guru Dengan Minat Belajar Siswa.

0 3 18

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH DAN SIKAP TERHADAP OTORITAS GURU Hubungan Antara Persepsi Tentang Kesehatan Lingkungan Sekolah Dan Sikap Terhadap Otoritas Guru Dengan Minat Belajar Siswa.

0 4 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Persepsi Tentang Kesehatan Lingkungan Sekolah Dan Sikap Terhadap Otoritas Guru Dengan Minat Belajar Siswa.

0 2 10

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Lingkungan Sekolah Dengan Motivasi Belajar.

1 4 16

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Lingkungan Sekolah Dengan Motivasi Belajar.

0 3 13

HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DENGAN KEBERADAAN Hubungan Perilaku Masyarakat Tentang Kebersihan Lingkungan Dengan Keberadaan Tikus Di Desa Lencoh Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.

0 2 16

HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DENGAN KEBERADAAN Hubungan Perilaku Masyarakat Tentang Kebersihan Lingkungan Dengan Keberadaan Tikus Di Desa Lencoh Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.

0 2 14

SIKAP MAHASISWA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP : HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN LINGKUNGAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN DENGAN SIKAP MAHASISWA FKIP UISU TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP (2005).

0 1 30

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DENGAN PERILAKU SISWA MENGENAI KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KEMASAN 1 NO.64 SERENGAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2013/2014.

0 1 16