commit to user 12
atau makna mengenai apa yang diamati. Ketiga; persepsi merupakan totalitas artinya persepsi tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan kebulatan dari peristiwa
kejiwaan dalam memahami suatu obyek, sehingga menimbulkan pengertian yang benar melalui obyek tersebut. Keempat; sebuah persepsi sangat ditentukan oleh
siapa yang mempersepsikannya dan situasi lahirnya persepsi berikutnya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Jalaluddin Rahmat 1989: 52-58 adalah a Faktor perhatian attention, b Faktor fungsional, c Faktor
struktur. Bila persepsi dihubungkan dengan masalah lingkungan hidup, menurut
Sarlito 2002: 45 bahwa dalam kenyataannya lingkungan hidup terdiri atas obyek-obyek yang harus ditangkap keberadaannya melalui indera-indera, antara
lain; indera penglihatan, menangkap gelombang suara, indera pengecap menangkap rasa.
Dalam pembahasan selanjutnya mengenai bagaimana manusia mengerti dan menilai lingkungan dapat didasarkan pada dua pendekatan, yaitu pendekatan
konvensional dan pendekatan ekologik. Pendekatan konvensional, bermula dari adanya rangsangan dari luar individu stimulus, individu menjadi sadar akan
adanya stimulus ini melalui sel-sel syaraf reseptor penginderaan yang peka terhadap bentuk-bentuk energi tertentu cahaya, suara, suhu. Apabila sumber
energi ini cukup kuat untuk merangsang sel-sel reseptor maka terjadilah penginderaan. Jika sejumlah penginderaan disatukan dan dikoordinasikan di
commit to user 13
dalam pusat syaraf yang lebih tinggi otak sehingga manusia bisa mengenali dan menilai obyek-obyek maka keadaan ini dinamakan persepsi.
Pendekatan yang kedua adalah pendekatan ekologik. Pendekatan ini dikemukakan oleh Gibson dalam Carolina 1984: 24 yang mengatakan bahwa
individu tidaklah menciptakan makna-makna dari apa yang diinderakannya karena sesungguhnya makna itu sudah terkandung dalam stimulus itu sendiri dan
tersedia untuk organisme yang siap menyerapnya. Persepsi terjadi secara spontan dan langsung, jadi bersifat holistic. Spontanitas itu terjadi karena organisme
selalu menjajaki eksplorasi lingkungannya dan dalam penjajahan itu ia melibatkan setiap obyek yang ada pada lingkungannya dan setiap obyek
menonjolkan sifat-sifatnya yang khas untuk untuk organisme bersangkutan. Obyek-obyek atau stimuli itu sendiri pun pasif berinteraksi dengan makhluk yang
mengindera sehingga akhirnya timbullah makna-makna spontan itu. Adapun kelebihan manusia dari makhluk lainnya adalah kemampuannya untuk mengubah
kemanfaatan dari suatu stimulus sehingga lebih memenuhi keperluannya sendiri. Dari hasil pembahasan tersebut secara singkat dapat disimpulkan bahwa
persepsi merupakan proses pengamatan penginderaan untuk memperolah pemahaman tentang lingkungan hidup.
3. Persepsi Tentang Lingkungan Hidup