commit to user 13
dalam pusat syaraf yang lebih tinggi otak sehingga manusia bisa mengenali dan menilai obyek-obyek maka keadaan ini dinamakan persepsi.
Pendekatan yang kedua adalah pendekatan ekologik. Pendekatan ini dikemukakan oleh Gibson dalam Carolina 1984: 24 yang mengatakan bahwa
individu tidaklah menciptakan makna-makna dari apa yang diinderakannya karena sesungguhnya makna itu sudah terkandung dalam stimulus itu sendiri dan
tersedia untuk organisme yang siap menyerapnya. Persepsi terjadi secara spontan dan langsung, jadi bersifat holistic. Spontanitas itu terjadi karena organisme
selalu menjajaki eksplorasi lingkungannya dan dalam penjajahan itu ia melibatkan setiap obyek yang ada pada lingkungannya dan setiap obyek
menonjolkan sifat-sifatnya yang khas untuk untuk organisme bersangkutan. Obyek-obyek atau stimuli itu sendiri pun pasif berinteraksi dengan makhluk yang
mengindera sehingga akhirnya timbullah makna-makna spontan itu. Adapun kelebihan manusia dari makhluk lainnya adalah kemampuannya untuk mengubah
kemanfaatan dari suatu stimulus sehingga lebih memenuhi keperluannya sendiri. Dari hasil pembahasan tersebut secara singkat dapat disimpulkan bahwa
persepsi merupakan proses pengamatan penginderaan untuk memperolah pemahaman tentang lingkungan hidup.
3. Persepsi Tentang Lingkungan Hidup
Di Indonesia perhatian tentang lingkungan hidup telah dilakukan sejak tahun 1960-an. Tonggak pertama sejarah tentang permasalahan lingkungan hidup
dipancangkan melalui seminar tentang Pengelolaan lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional yang diselenggarakan di Universitas Padjajaran pada
commit to user 14
tanggal 15 - 18 Mei 1972. Hasil yang dapat diperoleh dari pertemuan itu yaitu terkonsepnya pengertian umum permasalahan lingkungan hidup di Indonesia.
Dalam hal ini, perhatian terhadap perubahan iklim, kejadian geologi yang bersifat mengancam kepunahan makhluk hidup dapat digunakan sebagai petunjuk
munculnya permasalahan lingkungan hidup. Pengertian dan persepsi yang berbeda mengenai masalah lingkungan
hidup sering menimbulkan ketidak harmonisan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Akibatnya seringkali terjadi kekurang-tepatan dalam menerapkan berbagai
perangkat peraturan, yang justru menguntungkan perusak lingkungan dan merugikan masyarakat dan pemerintah.
Dari uraian tersebut diatas jelaslah bagi kita bahwa dalam menyikapi terjadinya pencemaran lingkungan baik akibat teknologi, perubahan lingkungan,
industri dan upaya-upaya yang dilakukan dalam pembangunan ekonomi, diperlukan itikad yang luhur dalam tindakan dan perilaku setiap orang yang
peduli akan kelestarian lingkungan hidup. Walaupun telah ditetapkan Undang-Undang No. 4 Tahun 1982, PP No. 19
tahun 1994 dan Keppres No .7 tahun 1994 yang berhubungan dengan pengelolaan lingkungan, jika tidak ada kesamaan persepsi dan kesadaran dalam
pengelolaan lingkungan hidup maka berbagai upaya pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat tidak
akan dapat dinikmati secara tenang dan aman, karena kekhawatiran akan bencana dari
dampak negatif
pencemaran lingkungan
http:www.scribd.com doc17682785makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
.
commit to user 15
Persepsi tentang lingkugan hidup jika dihubungkan dengan siswa maka mencakup persepsi yang positif dan persepsi yang negatif. Persepsi positif terjadi
apabila siswa memiliki kemampuan perceptual atau kemampuan derajat pengamatan yang tinggi. Ia akan menanggapi stimulus lingkungan hidup secara
obyektif dan tepat. Persepsi negatif terjadi bila siswa memiliki kemampuan perceptual atau derajat pengamatan yang rendah dalam menanggapi stimulus
lingkungan hidup kurang obyektif. Pada akhirnya siswa kurang memahami dan kurang mengerti terhadap pengetahuan yang diberikan.
B. Sikap 1. Pengertian Sikap