diantaranya yang benar-benar biokompatibel. Polimer biodegradabel seperti serum bovine albumin BSA, human serum albumin HSA, kolagen, gelatin, dan
hemoglobin yang telah dipelajari untuk digunakan dalam sistem penyaluran obat. Akan tetapi penggunaan bahan-bahan tersebut sangat terbatas dan harganya relatif
mahal, serta masih diragukan kemurniannya Jalil, 1990. Kebanyakan dari polimer biodegradabel yang dipelajari berasal dari
golongan poliester. Diantara poli asam- α-hidroksi seperti PGA, PLA dan
kapolimernya mempunyai sejarah cukup panjang sebagai bahan sintetik biodegradabel Ashammakhi, 1997. Dalam bidang medis. Polimer ini digunakan
sebagai benang bedah Cutright, 1971, piring, perlengkapan ortopedik Mayer dan hollinger 1995 dan transplantasi sel Thomson, 1995.
Polimer biodegradabel merupakan bahan yang dapat yang didegradasi oleh mikroorganisme dan enzim. Pengguna beberapa polimer memberikan suatu
pendekatan untuk menyelesaikan masalah sampah plastik. Polimer biodegradabel dapat juga digunakan untuk aplikasi medis seperti implantasi jaringan dan sebagai
penyalur obat dan juga untuk aplikasi dalam pertanian seperti jerami dan agrokimia. Polimer yang secara biologis terdegradasi mengandung gugus fungsi
yang peka terhadap hidrolisis enzimatik dan oksidasi, di antaranya gugs hidroksil -OH, gugus ester -COO- dan gugus karbonil C=O. Poliester, seperti
polikaprolakton, poli asam glikolat dan poli asam laktat merupakan contoh polimer ini. Kebutuhan polimer biodegradabel akan diciptakan untuk memperoleh
waktu hidup tertentu dan kemampuan terdegradasi, sebagai contoh, polimer peka terhadap radiasi sinar ultraviolet Stuart, 2003.
2.3 POLIBLEN
Proses blending dalam polimer dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu blending fisika dan blending kimia. Blending fisika yaitu pencampuran secara
fisika antara dua jenis polimer atau lebih memiliki struktur berbeda dan tidak membentuk ikatan kovalen antara komponen-komponenya. Hasil pencampuran ini
disebut poliblen. Sedangkan blending kimia yaitu campuran antara dua jenis polimer atau lebih memiliki struktur berbeda dan dan ditandai dengan terjadinya
Universitas Sumatera Utara
ikatan-ikatan kovalen antara polimer-polimer penyusunnya. Blending kimia akan menghasilkan kopolimer. Interaksi yang terjadi dalam poliblen adalah ikatan Van
Der Waals, ikatan hidrogen atau interaksi dipol-dipol Rabek, 1983. Polimer ini bertujuan untuk mendapatkan sifat-sifat material yang
diinginkan dan disesuaikan dengan keperluan. Poliblen komersial dapat dihasilkan dari polimer sintetik dengan polimer sintetik, polimer sintetik dengan polimer
alam, dan polimer alam dengan polimer alam. Poliblen yang dihasilkan berupa poliblen homogen dan poliblen heterogen.
Pliblen homogen terlihat homogen dan transparan, mempunyai titik leleh tunggal dan sifat fisiknya sebanding dengan komposisi masing-masing komponen
penyusunya. Sedangkan poliblen heterogen terlihat tidak jelas dan mempunyai beberapa titik leleh Brown, 1988.
Di tinjau dari segi termodinamika, kinetika dan keseimbangan mekanik, suatu poliblen tidak mungkin homogen dalam satu fase. Kompabilitas poliblen
tidak dapat ditentukam secara pasti. Kompatibilitas mempunyai sifat alami dalam pencampuran dua cairan. Pengertian kompatibilitas dapat digambarkan sebagai
cairan yang dicampur untuk membentuk campuran satu fase dan homogen. Kompatibilitas dari poliblen ditunjukkan oleh seberapa dekat poliblen tersebut
mendekati campuran fase tunggal dan pengukurannya relatif tergantung pada derajat heterogenitas poliblen itu sendiri Rabek, 1980.
Kompatibilitas poliblen menggambarkan kekuatan antaraksi yang terjadi antara rantai polimer sehingga membentuk campuran homogen atau mendekati
homogen, ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk penentuan poliblen: 1.
Lelehan Film
2. . Film yang rapuh dan kusam menunjukkan tidak
kompatibilitas. Penampilan Poliblen
3. . Sifat transparan dari sifat menunjukkan
kompatibilitas, sedangkan penampilan yang rapuhmenunjukkan tidak kompatibilitas.
Suhu Transisi Kaca. Jika poliblen menunjukkan dua suhu transisi kaca yang beda sesuai dengan asal polimer, maka tidak dinyatakan
Universitas Sumatera Utara
kompatibel. Jika poliblen menunjukkan hanya satu suhu transisi, sistem ini dinyatakan kompatibel.
4. Pengukuran mekanik-dinamik, ini adalah metode yang paling akurat
Rabek, 1983.
2.4. FILM