menderita periodontitis kronis dan pada negara berkembang prevalensinya lebih tinggi.
18
Periodontitis kronis dihubungkan dengan akumulasi plak dan kalkulus dan biasanya tingkat perjalanan penyakit lambat sampai sedang, tetapi periode destruksi
lebih cepat diamati. Peningkatan dari perjalanan penyakit dapat disebabkan oleh faktor lokal, sistemik, atau faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi interaksi
antara pejamu dengan bakteri.
16
Klasifikasi periodontitis kronis terbagi atas tiga yaitu: periodontitis kronis ringan dengan kehilangan perlekatan 1-2 mm, periodontitis
kronis sedang kehilangan perlekatan 3-4 mm dan periodontitis kronis berat kehilangan perlekatan
≥ 5 mm.
18
Senyawa oksigen reaktif SOR menjadi salah satu patogenesis dari periodontitis yang juga memiliki peran penting dalam metabolisme normal. Senyawa
oksigen reaktif SOR bersifat sangat merusak dan beracun secara alami.
8
Aktivitas PMN akan memproduksi SOR dalam jumlah yang besar dan menyebabkan kerusakan
dari jaringan periodontal.
19
2.2.1 Gambaran Klinis Periodontitis Kronis
Karakteristik gambaran klinis pada periodontitis kronis terdiri dari akumulasi plak supragingiva dan subgingiva, inflamasi gingiva, terbentuknya poket, kehilangan
perlekatan dan kehilangan tulang.
16
Gambaran klinis pada periodontitis kronis adalah:
7
1. Inflamasi Gingiva dan Perdarahan Keparahan inflamasi gingiva tergantung pada higiene oral, bila kebersihan
mulut buruk, maka inflamasi gingiva akan timbul dan terjadi perdarahan waktu penyikatan gigi atau bahkan dapat terjadi perdarahan spontan. Bila penyikatan gigi
cukup baik dan plak cukup terkontrol, tetapi masih dijumpai deposit subgingiva karena skeling yang kurang adekuat, maka penyakit periodontal mungkin tidak
ditemukan pada pemeriksaan superfisial.
7
Universitas Sumatera Utara
2.Poket Periodontal Pengukuran kedalaman poket merupakan bagian penting dari diagnosis
periodontal, tetapi harus tetap diinterpretasikan bersama-sama dengan inflamasi gingiva dan pembengkakan, serta tanda-tanda radiografi dari kerusakan tulang
alveolar. Apabila tidak terjadi pembengkakan pada gingiva, poket sedalam lebih dari 2 mm menunjukkan adanya migrasi ke apikal dari epitelium, tetapi pembengkakan
tersebut sering terjadi pada usia muda sehingga ditemukan poket sedalam 3-4 mm yang merupakan poket gingiva atau poket palsu. Poket sedalam 4 mm menunjukkan
adanya periodontitis kronis tahap awal.
7
3. Resesi Gingiva Resesi gingiva merupakan pergeseran margin gingiva ke apikal yang dapat
menyebabkan terbukanya akar gigi. Resesi gingiva seringkali disertai dengan kerusakan jaringan periodontal dan periodontitis kronis.
7
4. Kehilangan perlekatan Gambaran klinis yang menjadi ciri khas periodontitis adalah kehilangan
perlekatan. Dalam beberapa kasus, resesi dari margin gingiva dapat disertai kehilangan perlekatan. Tanda klinis dari inflamasi diantaranya adalah perubahan
warna, kontur, konsistensi dan perdarahan ketika probing tidak selalu menjadi indikator dari kehilangan perlekatan.
16
5. Mobiliti Gigi Pada kelainan periodontal kerusakan jaringan selalu disertai dengan inflamasi
dan seringkali disertai trauma oklusal. Mobiliti yang disebabkan karena inflamasi dan trauma oklusal umumnya reversibel, seperti berkurangnya mobiliti setelah skeling
dan penyesuaian oklusal. Mobiliti yang berhubungan dengan kerusakan jaringan pendukung irreversibel.
7
6. Kerusakan tulang Alveolar Resorpsi tulang alveolar dan kerusakan ligamen periodontal adalah tanda
paling penting dari periodontitis kronis dan merupakan salah satu penyebab tanggalnya gigi. Bentuk dan keparahan resorpsi tulang alveolar bervariasi dan dalam
Universitas Sumatera Utara
menentukan rencana perawatan, jumlah kerusakan tulang, kecepatan resorpsi dan pola kerusakan tulang perlu ditentukan dengan akurat.
7
Gambar 3. Gambaran klinis periodontitis kronis
16
2.2.2 Etiologi Periodontitis Kronis