BAB 4 HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan status antioksidan total pada dua kelompok subjek. Kelompok subjek dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi. Kelompok pertama yaitu subjek periodontitis kronis dengan jumlah subjek 20 orang yang ada di Instalasi Periodonsia FKG USU. Kelompok kedua yaitu subjek
periodonsium sehat dengan jumlah 20 orang yang terdiri dari mahasiswa FKG USU.
Tabel 2. Data demografis subjek penelitian Variabel
Periodontitis Kronis
Periodonsium Sehat
n n
Jenis Kelamin a. Laki-laki
b. Perempuan 4
16 20
80 6
14 30
70 Usia
a. 17-30 tahun b. 31-50 tahun
c. ≥51 tahun
8 10
2 40
50 10
20 100
Tingkatan periodontitis kronis a. Ringan
b. Sedang c. Berat
12 8
60 40
Frekuensi menyikat gigi a. 2 kali sehari
b. 1 kali sehari c. Lebih dari 2 kali sehari
18 2
90 10
18 1
1 90
5 5
Waktu menyikat gigi a. Setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur
b. Setiap waktu mandi c. Tidak tentu 3 atau 2 kali sehari
8 11
1 40
55 5
12 7
1 60
35 5
Rutin ke dokter gigi a. Ya
b. Tidak 20
80 8
12 40
60
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa subjek penelitian periodontitis kronis berjumlah 20 orang dan subjek periodonsium sehat berjumlah 20 orang. Berdasarkan
jenis kelamin pada periodontitis kronis laki-laki 20 dan perempuan 80. Pada periodonsium sehat laki-laki 30 dan perempuan 70. Berdasarkan usia pada
periodontitis kronis 17-30 tahun 40, 31-50 tahun 50 dan ≥50 tahun 10. Pada
periodonsium sehat 100 usia antara 17-30 tahun. Berdasarkan tingkatan periodontitis kronis yang ringan 60 dan sedang 40.
Berdasarkan frekuensi menyikat gigi pada periodontitis kronis paling banyak 2 kali sehari 90, 1 kali sehari 10 dan tidak satu orang pun yang menyikat giginya
lebih dari 2 kali sehari. Pada periodonsium sehat paling banyak 2 kali sehari 90, 1 kali sehari 5 dan lebih dari 2 kali sehari 5. Berdasarkan waktu menyikat gigi
subjek periodontitis kronis yang menyikat gigi setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur 40, setiap waktu mandi 55 dan tidak tentu 3 atau 2 kali sehari 5.
Pada periodonsium sehat yang menyikat gigi setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur 60, setiap waktu mandi 35 dan tidak tentu 3 atau 2 kali sehari 5.
Berdasarkan rutin ke dokter gigi subjek periodontitis kronis 100 menjawab tidak dan subjek periodonsium sehat 40 menjawab ya dan 60 menjawab tidak.
Tabel 3. Data pemeriksaan kelompok periodontitis kronis dan subjek periodonsium sehat rata-rata ± SD
Jenis pemeriksaan Periodontitis kronis
Subjek periodonsium sehat
P Indeks plak
28,20 ± 13,66 16,25 ± 15,11
0,001 Indeks perdarahan
48,60 ± 20,12 9,30 ± 9,88
0,000 Kedalaman poket
4,35 -
- Kehilangan perlekatan
4,8 -
- Indeks kalkulus
75,85 -
- Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa indeks plak dan indeks perdarahan
lebih tinggi pada periodontitis kronis dibanding subjek periodonsium sehat. Perbedaan tersebut signifikan secara statistik p0,05.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Uji normalitas status antioksidan total pada subjek periodontitis kronis dan subjek periodonsium sehat
Kelompok Median
Interquartile range
Signifikan p
Periodontitis Kronis 166
230,3 0,327
Subjek periodonsium sehat
125 240,0
0,00
Uji Shapiro-wilk P0,05
Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro-wilk. Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4 menunjukan data periodontitis kronis
terdistribusi normal p0,05. Pada data subjek periodonsium sehat menunjukan data tersebut tidak terdistribusi normal p0,05.
Tabel 5. Hasil uji statistik status antioksidan total pada subjek periodontitis kronis dan subjek periodonsium sehat dengan Uji Mann-Whitney Test
Variabel Rata-rata status
antioksidan total Signifikan
p Periodontitis Kronis
20,75 0,892
Subjek periodonsium sehat 20,25
Uji Mann-Whitney Test P0,05
Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa status antioksidan total pada cairan sulkus gingiva periodontitis kronis sedikit lebih tinggi dibanding subjek periodonsium sehat.
Namun perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik p=0,892.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN