Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

78 Tabel 11. Signifikansi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Agribisnis Santri Faktor-faktor Minat Berwirausaha Agribisnis Tidak Berminat Berwirausaha Agribisnis Signifikans i Exact Fisher p Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 29 16 5 0,010 Umur 15,00-21,99 tahun 22,00-29,00 tahun 36 9 5 0,570 Daerah asal Jawa Barat Luar Jawa Barat 42 1 4 3 0,353 Lama belajar 0-7,49 tahun 7,50-15 tahun 41 4 5 1,000 Pendidikan terakhir SMPMTs SMAMA 37 8 5 0,577 Status santri Santri Salafi Santri Khalafi 31 14 3 2 0,650 Interaksi sosial 4,00-9,99 10,00-16,00 14 31 3 2 0,321 Lingkungan keluarga 49.99 50,00-100 28 17 3 2 1,000 Jiwa kewirausahaan 37,00-70,00 71,00-90,00 23 22 4 1 0,357 Motivasi berwirausaha 4,00-11,99 12,00-20,00 3 42 3 2 0,009 Berdasarkan Tabel 16 dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang memiliki hubungan antara variabel independen dengan variabel minat berwirausaha santri karena tingkat signifikansinya α 0,05, sehingga keputusannya jenis kelamin dan motivasi berwirausaha memiliki pengaruh terhadap minat berwirausaha agribisnis. Jenis kelamin laki-laki memiliki minat berwirausaha agribisnis lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Semakin tinggi motivasi berwirausaha santri, maka semakin tinggi pula minat santri 79 berwirausaha agribisnis. Faktor daerah asal, lama belajar, pendidikan terakhir, status santri, interaksi sosial, lingkungan keluarga, dan jiwa kewirausahaan tidak memiliki pengaruh terhadap minat berwirausaha karena tingkat signifikansinya α 0,05.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Strategi pembentukan jiwa kewirausahaan santri di Pondok Pesantren Al- Ittifaq dilakukan melaui tiga tahapan yaitu perekrutan santri, penempatan santri, dan pemindahan jenjang. Pada tahapan perekrutan, santri yang memiliki ekonomi rendah digolongkan sebagai santri salafi, sedangkan santri yang berkeinginan nyantri sambil sekolah digolongkan sebagai santri khalafi dengan membayar biaya pendidikan sesuai ketentuan. Pada perekrutan santri empat indikator jiwa kewirausahaan dapat ditumbuhkan yaitu kepercayaan diri, orientasi tugas dan hasil, orientasi masa depan, dan pengambilan resiko. Pada tahapan penempatan, santri salafi ditempatkan sesuai dengan tingkat lulusan, minat, dan kemampuan; sementara santri khalafi melakukan kegiatan agribisnis sesuai dengan kurikulum. Penempatan santri mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan santri melalui interaksi sosial yang dilakukan santri meliputi jalinan komunikasi, keikutsertaan dalam kegiatan, kerjasama yang dibentuk, dan bantuan yang diberikan kepada pihak pondok. Kepercayaan diri dan kepemimpinan dapat didorong oleh keempat indikator interaksi sosial. Orientasi tugas dan hasil serta keorisinilan dapat didorong oleh ketiga indikator kecuali jalinan komunikasi. Pengambilan resiko dapat ditumbuhkan dari ketiga indikator kecuali bantuan yang diberikan kepada pondok. Orientasi masa depan dapat ditumbuhkan melalui bantuan yang diberikan kepada pihak pondok. Pada tahapan pemindahan jenjang, santri salafi akan dipindahkan biasanya setelah santri belajar sekitar 3-4 bulan. Tanggung jawab pemindahan jenjang 81 santri salafi ditugaskan kepada mandor-mandor yang dimiliki pondok pesantren. Santri akan dipindahkan setelah santri menguasai keterampilan dan keahlian yang ditargetkan oleh mandor, sedangkan pada santri khalafi disesuaikan dengan kurikulum yang sudah ditentukan. Pada prinsipnya santri mempelajari kegiatan agribisnis dengan learning by doing. Pemindahan jenjang santri mampu menumbuhkan keenam indikator jiwa kewirausahaan santri yaitu kepercayaan diri, orientasi tugas dan hasil, kepemimpinan, orientasi masa depan, pengambilan resiko, dan keorisinilan. Jiwa kewirausahaan santri salafi dan santri khalafi tergolong tinggi. Semakin tua umur santri maka semakin tinggi keberanian dalam pengambilan resiko; semakin tinggi lingkungan keluarga yang berada di bidang agribisnis maka semakin tinggi tingkat orientasi tugas dan hasil; serta semakin tinggi interaksi sosial yang dilakukan santri selama berada di pondok maka semakin tinggi tingkat kepercayaan, orientasi tugas dan hasil, kepemimpinan, dan pengambilan resiko. Minat berwirausaha agribisnis santri salafi dan santri khalafi tergolong tinggi. Santri laki-laki memiliki minat berwirausaha agribisnis lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan; semakin tinggi motivasi berwirausaha santri, maka semakin tinggi pula minat santri berwirausaha agribisnis.

B. Saran

1. Pondok pesantren menganjurkan kepada santri khalafi untuk melakukan aktivitas ketika hari libur seperti mengikuti kegiatan agribisnis baik di bagian budidaya, panen, dan pasca panen.

Dokumen yang terkait

KORELASI KULTUR PESANTREN TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRI. Di Pondok Pesantren al-Amanah al-Gontory

2 20 106

Pemberdayaan kewirausahaan terhadap santri di pondok pesantren: Studi kasus Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung, Bogor

13 96 96

Perilaku Komunikasi Santri Dengan Kyai di Lingkungan Pondok Pesantren Al-Basyariah di Cigondewah Kabupaten Bandung

1 55 118

Pendapatan Usahatani Integrasi Pola Sayuran-Ternak-Ikan (Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Kampung Ciburial, Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung)

3 77 158

PENGELOLAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL HIJRAH KECAMATAN PECANGAAN PENGELOLAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL HIJRAH KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA.

0 0 12

DAMPAK PROGRAMPEMBERDAYAAN SANTRI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MELALUI KEGIATAN AGRIBISNIS : Studi Deskriptif Pesantren Al-Ittifaq Desa Alam Endah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung.

2 7 46

STRATEGI PONDOK PESANTREN SUNAN DRAJAT DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BRANDING SEBAGAI PONDOK KEWIRAUSAHAAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP JIWA KEWIRAUSAHAAN SANTRI.

3 40 156

PENGUATAN ECONOMIC CIVIC DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN SANTRI SEBAGAI WUJUD GOOD GOVERNANCE : Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ittifaq Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung - repository UPI T PKN 1402409 Title

1 6 3

PENGARUH KREATIVITAS DAN EFEKTIVITAS PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN BERBASIS SYARIAH TERHADAP JIWA ENTREPRENEURSHIP SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL BAROKAH MANGUNSUMAN SIMAN PONOROGO

1 4 97

PERAN KEPEMIMPINAN KYAI DAN KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPONTREN) DALAM PEMBENTUKAN JIWA KEMANDIRIAN DAN ENTREPRENEURSHIP SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH BOBOS CIREBON - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 2 37