Faktor-faktor yang Mempengaruhi Teknik Analisis 1. Strategi Pondok Pesantren Al-Ittifaq

37 ρ =1− 6. ∑ D 2 N N 2 −1 ρ rho = koefisien korelasi D = perbedaan skor antara 2 variabel N = jumlah subyek dalam variabel Hipotesis pada pengujian Rank Spearman H = tidak terdapat korelasi secara signifikan antara variabel profil santri umur dan lama belajar, pendidikan terakhir, lingkungan keluarga, dan interaksi sosial dengan variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel jiwa kewirausahaan H 1 = terdapat korelasi secara signifikan antara variabel profil santri umur dan lama belajar, pendidikan terakhir, lingkungan keluarga, dan interaksi sosial dengan variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel jiwa kewirausahaan Daerah penolakan H jika taraf signifikansi α 0,05, artinya terdapat korelasi antara variabel profil santri umur dan lama belajar, pendidikan terakhir, lingkungan keluarga, dan interaksi sosial dengan variabel jiwa kewirausahaan. Daerah penerimaan H jika taraf signifikansi α 0,05, terdapat korelasi antara variabel profil santri umur dan lama belajar, pendidikan terakhir, lingkungan keluarga, dan interaksi sosial dengan variabel jiwa kewirausahaan. g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Agribisnis Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha agribisnis diuji dengan menggunakan Exact Fisher software SPSS for windows seri 11,5. Uji Exact Fisher merupakan metode statistik non parametrik untuk menguji hipotesis dengan jenis data bersifat dikotomi skala pengukuran nominal dan hanya terdiri dari 2 klasifikasi. Contoh: laki-laki dan perempuan, tinggi- rendah, dan setuju-tidak setuju. Uji Exact Fisher digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel kecil independen bila datanya 38 berbentuk nominal yang disusun dalam tabel kontingensi 2 x 2 Sugiyono, 2005 dalam Richardo, 2011. Contoh tabel kontingensi 2x2 sebagai berikut: Tabel 3. Kontingensi 2X2 Kelompok Jumlah I A B A+B II C D C+D Jumlah A+C B+D N Sumber: Sugiyono, 2005 dalam Richardo, 2011 Kelompok I = sampel I, kelompok II = sampel II Tanda menunjukkan adanya klasifikasi, misalnya minat-tidak minat, sukses-gagal, lulus-tidak lulus, A B C D adalah data nominal yang berbentuk frekuensi. Rumus dasar dalam pengujian Exact Fisher sebagai berikut: p = A +Bǀ C +Dǀ A+C ǀB+ D N ǀ A ǀ B ǀC ǀ D ǀ Hipotesis pada pengujian H : P1 = P2 = Tidak terdapat hubungan antara variabel profil santri, lingkungan keluarga, interaksi sosial, jiwa kewirausahaan, dan motivasi berwirausaha dengan variabel minat berwirausaha agribisnis. H 1 : P1 ≠ P2 = Terdapat hubungan antara variabel profil santri, lingkungan keluarga, interaksi sosial, jiwa kewirausahaan, dan motivasi berwirausaha dengan variabel minat berwirausaha agribisnis. Daerah penolakan H adalah p≤ α dengan taraf nyata α 0,05 artinya profil santri, interaksi santri, lingkungan keluarga, jiwa kewirausahaan, dan motivasi berwirausaha memiliki hubungan dengan variabel minat berwirausaha agribisnis santri. Daerah penerimaan H adalah p≥ α dengan taraf nyata α 0,05 artinya variabel profil santri, interaksi santri, lingkungan keluarga, jiwa 39 kewirausahaan, dan motivasi berwirausaha tidak memiliki hubungan dengan variabel minat berwirausaha agribisnis santri.

IV. PROFIL PONDOK PESANTREN AL-ITTIFAQ SEBAGAI PONDOK

PESANTREN AGRIBISNIS A. Sejarah Pondok Pesantren Al-Ittifaq Pondok Pesantren Al-Ittifaq terletak di sebelah selatan kota Bandung tepatnya di kampung Ciburial Rt. 0210 Desa Alam Endah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Jarak pondok pesantren ke kecamatan ± 7 km, ke kabupaten pendopo Pemda ± 29 km dan Kota Bandung ± 40 km. Pondok Pesantren Al-Ittifaq berada di daerah Gunung Patuha dengan ketinggian 1.250 dpl. Luas wilayah administratif Desa Alam Endah sekitar 506,6 ha dan dihuni sekitar 22.673 jiwa. Pondok Pesantren Al- Ittifaq didirikan pada tanggal 1 Februari 1934 16 syawal 1302 oleh KH. Mansyur atas restu Kanjeng Dalem Wiranata Kusumah. Pada awalnya Pondok Pesantren Al-Ittifaq tergolong ke dalam jenis pondok pesantren Salafiyah tradisionalnon sekolah. Sistem pendidikan yang diterapkan pada waktu itu cukup kolot yaitu para santri diharamkan untuk belajar menulis latin, tidak boleh kenal dengan pejabat pemerintah karena dianggap penjajah, tidak diperbolehkan membuat rumah dari tembok, tidak boleh terdapatalat elektronik mic, radio, TV dan sebagainya dan tidak diperbolehkan membuat toilet di dalam rumah. Pada tahun 1953 kepemimpinan diteruskan oleh H. Rifai hingga wafatnya pada tahun 1970, dan pada tahun 1970 sampai sekarang kepemimpinan dipegang oleh KH Fuad Affandi cucu dari KH Mansyur. Pengelolaan pendidikan yang seadanya menyebabkan perkembangannya amat sangat lamban, bahkan cenderung berjalan di tempat. Selain itu, keengganan untuk membuka diri dan 42 kurangnya pengetahuan mengenai potensi daerah. Pondok Pesantren Al-Ittifaq mempunyai prinsip-prinsip kelembagaan dalam upaya untuk menjaga kesesuai eksternal yaitu meyakinkan, menggalang, menggerakkan, memantau, dan melindungi. Tahun 1970 KH Fuad Affandi mencoba memadukan antara kegiatan keagamaan dengan kegiatan usaha pertanian agribisnis di pondok pesantrennya karena sesuai dengan potensi alam yang ada di sekitar pesantren. Kegiatan usaha pertanian agribisnis berlangsung hingga sekarang, bahkan menjadi tulang punggung kegiatan pesantren. Selain itu, ada dua alasan Pondok Pesantren Al- Ittifaq menerapkan pendidikan di sektor pertanian dikarenakan oleh: a. Hampir 90 santri Al-Ittifaq adalah santri kurang mampu, saat ini ada dua sistem pendidikan yaitu khalafiyah dan salafiyah. b. 100 santri yang masuk ke pondok pesantren tidak mungkin secara keseluruhan keluar akan menjadi ulama. Adanya pelatihan di sektor pertanian diharapkan mampu mendorong santri untuk mengembangkan karir di bidang wirausaha karena skill yang telah dilatih selama santri belajar di pondok. Santri didorong untuk mandiri dan belajar tauhid sehingga diharapkan mampu mengajarkan ilmu agama yang diimbagi dengan berkarya. Pelaksanakan pengembangan agribisnis Pondok Pesantren Al-Ittifaq didasarkan kepada prinsip INPEKBI Ilahi, Negeri, Pribadi, Ekonomi, Keluarga, Birahi, Ilmihi yang artinya bahwa dalam melaksanakan pengembangan agribisnis maka harus diridhoi oleh Allah SWT, diakui oleh pemerintah negeri, berdasarkan atas kepribadian yang luhur, usaha secara ekonomis harus menghasilkan keuntungan.

Dokumen yang terkait

KORELASI KULTUR PESANTREN TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRI. Di Pondok Pesantren al-Amanah al-Gontory

2 20 106

Pemberdayaan kewirausahaan terhadap santri di pondok pesantren: Studi kasus Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung, Bogor

13 96 96

Perilaku Komunikasi Santri Dengan Kyai di Lingkungan Pondok Pesantren Al-Basyariah di Cigondewah Kabupaten Bandung

1 55 118

Pendapatan Usahatani Integrasi Pola Sayuran-Ternak-Ikan (Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Kampung Ciburial, Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung)

3 77 158

PENGELOLAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL HIJRAH KECAMATAN PECANGAAN PENGELOLAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL HIJRAH KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA.

0 0 12

DAMPAK PROGRAMPEMBERDAYAAN SANTRI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MELALUI KEGIATAN AGRIBISNIS : Studi Deskriptif Pesantren Al-Ittifaq Desa Alam Endah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung.

2 7 46

STRATEGI PONDOK PESANTREN SUNAN DRAJAT DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BRANDING SEBAGAI PONDOK KEWIRAUSAHAAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP JIWA KEWIRAUSAHAAN SANTRI.

3 40 156

PENGUATAN ECONOMIC CIVIC DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN SANTRI SEBAGAI WUJUD GOOD GOVERNANCE : Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ittifaq Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung - repository UPI T PKN 1402409 Title

1 6 3

PENGARUH KREATIVITAS DAN EFEKTIVITAS PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN BERBASIS SYARIAH TERHADAP JIWA ENTREPRENEURSHIP SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL BAROKAH MANGUNSUMAN SIMAN PONOROGO

1 4 97

PERAN KEPEMIMPINAN KYAI DAN KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPONTREN) DALAM PEMBENTUKAN JIWA KEMANDIRIAN DAN ENTREPRENEURSHIP SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH BOBOS CIREBON - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 2 37