128 19.
Chareon Pokphand Indonesia Tbk CPIN
20. Malindo Feedmill Tbk
MAIN 21.
Sierad Produce Tbk SIPD
22. Fajar Surya Wisesa Tbk
FASW
Sumber : Penulis, 2011
C. Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan Sugiyono,
2004:13. Sifat data ini adalah data deret waktu time series, yaitu data yang merupakan hasil pengamatan dalam suatu rentang waktu tertentu. Sumber data
yang diteliti dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder merupakan datainformasi yang telah diolah dan diperoleh dari laporan keuangan tahunan
perusahaan-perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2007-2009, melalui situs resmi milik Bursa Efek Indonesia, yaitu
www.idx.co.id serta ringkasan kinerja perusahaan yang diperoleh melalui ICMD Indonesian
Capital Market Directory.
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data, penulis melakukan teknik dokumentasi yaitu teknik mengumpulkan data sekunder yang berkaitan dengan penelitian ini, dapat
berupa catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya. Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua tahapan. Tahap pertama dilakukan
129 melalui studi pustaka, yakni jurnal akuntansi dan buku- buku yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti. Pada tahap yang kedua, pengumpulan data dilakukan dengan cara mendownload situs
www.idx.co.id dan dari Indonesia
Capital Market Directory ICMD.
E.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Menurut Jogiyanto 2004:62 ”definisi operasional adalah bagian dari riset yang menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat
diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan di dalam riset”
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel independen bebas, merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel lain Umar, 2003:50. Variabel independen bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba akuntansi, arus kas dari
aktivitas operasional, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Variabel independen disimbolkan dengan “X
1
” laba akuntansi, “X
2
” arus kas dari aktivitas operasi, “X
3
” arus kas dari aktivitas investasi, “X
4
2. Variabel dependen terikat, merupakan variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen Umar, 2003:50. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah harga saham, dimana variabel dependen disimbolkan dengan “Y”.
” arus kas dari aktivitas pendanaan.
130
Tabel 3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Konsep Variabel
Indikator Ukuran
Laba Akuntansi
X
1
Selisih bersih antara penerimaan dan
pengeluaran perusahaan yang berasal dari laporan
laba rugi tahunan. Nilai laba
akuntansi per lembar saham
Rasio
Arus Kas Dari Aktivitas
Operasi X
2
selisih bersih antara penerimaan dan
pengeluaran kas dan setara kas yang berasal
dari aktivitas operasi selama satu tahun buku,
sebagaimana tercantum Nilai arus kas
aktivitas operasi per lembar
saham Rasio
Arus Kas Dari Aktivitas
Investasi X
3
selisih bersih antara penerimaan dan
pengeluaran kas dan setara kas yang berasal
dari aktivitas investasi selama satu tahun buku,
sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas.
Nilai arus kas aktivitas
investasi per lembar saham
Rasio
Arus Kas Dari Aktivitas
Pendanaan X
4
selisih bersih antara penerimaan dan
pengeluaran kas dan setara kas yang berasal
dari aktivitas pendanaan selama satu tahun buku,
sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas.
Nilai arus kas aktivitas
pendanan per lembar saham
Rasio
Harga Saham Y
Harga yang dibentuk oleh penjual dan pembeli
saham ketika mereka memperdagangkan saham
di pasar bursa. Harga pasar per
lembar saham pada periode
tertentu Rasio
F.
Metode Analisis Data
131 Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
analisis statistik dengan menggunakan SPSS, namun terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
1. Uji Asumsi klasik
Salah satu syarat yang mendasari penggunaan model regresi adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar pengujian bersifat tidak bias dan
efisien Best Linear Unbiased Estimator BLUE. Menurut Ghozali 2005:123 asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:
a. Berdistribusi normal. b. Non-Multikolinieritas, artinya antara variabel independen dalam
model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.
c. Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi.
d. Homokedastisitas, artinya varians variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.
Pengujian tersebut meliputi:
1 Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi antara variabel dependen dengan variabel independen mempunyai
distribusi normal atau tidak. Proses uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Distribusi data dapat dilihat
dengan membandingkan Z
hitung
dengan Z
tabel
dengan kriteria sebagai berikut :
132 a Jika Z
hitung
Kolmogorov Smirnov Z
tabel
1,96, atau angka signifikan
taraf signifikansi α 0,05 maka distribusi data dikatakan normal,
b Jika Z
hitung
Kolmogorov Smirnov Z
tabel
1,96, atau angka signifikan taraf signifikansi α 0,05 maka distribusi data
dikatakan tidak normal, Uji normalitas data juga dapat dilihat dengan memperlihatkan
penyebaran data titik pada normal P plot of regression standizzed residual variabel independen, dimana :
a Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
b Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas. Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data
normal atau mendekati normal.
2 Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya, hal
133 ini sering ditemukan pada time series. Pada data crossection, masalah
autokorelasi relatif tidak terjadi. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai
berikut: 1 Bila nilai Durbin-Watson DW terletak antara batas atas atau
Upper Bound DU dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.
2 Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau Lower Bound DL, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada
nol, berarti ada autokorelasi positif. 3 Bila nilai DW lebih besar dari pada 4-DL, maka koefisien
autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi negatif.
4 Bila nilai DW terletak diantara batas atas DU dan batas bawah DL atau DW terletak antara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya
tidak dapat disimpulkan.
3 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Menurut Ghozali, 2005:105 deteksi heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai
134 prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heterokedastisitas. Sebaliknya jika tidak
ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan jika terjadi heterokedastisitas, yaitu:
a Transformasi dalam bentuk model regresi dengan membagi model regresi dengan salah satu variabel independen yang
digunakan dalam modal tersebut. b Transformasi logaritma.
4 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya hubungan antar variabel independen dalam model regresi. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya Ghozali, 2005: 91. Untuk menguji ada tidaknya multikolinieritas, dapat
dilakukan dengan cara : Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam model
regresi menurut Ghozali 2005:91 dapat dilihat dari : a Nilai Tolerance dan lawannya
b Variance inflation factor
135 Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen lainnya.
Tolerance mengukur variablitias variabel independen yang terpilih tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang
rendah sama dengan VIF yang tinggi karena VIF = 1Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas
adalah nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Cara untuk mengatasi masalah jika terjadi multikolinieritas, yaitu :
a Mengeluarkan satu atau lebih variabel dependen yang mempunyai korelasi tinggi dari model-model regresi dan identifikasikan
variabel independen lainnya untuk membantu prediksi b Menggabungkan data section dan time series pooling data
c Menambah data penelitian
2. Pengujian Hipotesis
Dalam menentukan hubungan yang berlaku antara informasi laporan arus kas terhadap harga saham pada perusahaan industri dasar dan kimia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka digunakan analisis statistik, yaitu:
a. Metode Regresi Linear Berganda
Model persamaannya adalah sebagai berikut : Y =
α+β
1
X
1
+β
2
X
2
+β
3
X
3
+ β
4
X
4
Y = Harga saham.
+
ε
Keterangan :
136 α
= Konstanta. β
1
,β
2
,β
3,
β
4
= Koefisien regresi X
1
, X
1
, X
3,
X
4
. X
1
=
Laba akuntansi yang diproyeksikan dengan laba bersih sebelum pajak.
X
2
= Nilai arus kas dari aktivitas operasi per lembar saham. X
3
= Nilai arus kas dari aktivitas investasi per lembar saham. X
4
b. Uji signifikansi antara variabel bebas terhadap variabel terikat, baik secara bersama-sama serentak maupun secara parsial dilakukan
dengan menggunakan uji statistik F dan uji statistik t.
= Nilai arus kas dari aktivitas pendanaan per lembar saham.
ε
= Tingkat kesalahan pengganggu.
1 Uji t uji secara parsial
Uji secara parsial untuk menguji setiap variabel bebas atau independent variable X
i
apakah mempunyai pengaruh atau tidak, terhadap variabel tidak bebas atau dependent variable Yi. Bentuk
pengujiannya adalah: H
: b
i
= 0, artinya informasi laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas
pendanaan secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI.
137 H
a
: b
i
≠ 0, artinya informasi laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas
pendanaan secara parsial mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI.
Dengan menggunakan tingkat signifikan alpha 5 dan derajat kebebasan df
≥ 20, kemudian dibandingkan t tabel deng an thitung untuk menguji signifikansi pengaruh. Apabila nilai t
hitung
t
tabel
, maka H
2 Uji F uji secara serentak
ditolak.
Uji F dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Bentuk
pengujiannya adalah: H
: b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= 0 artinya informasi laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas
aktivitas pendanaan secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan industri dasar dan kimia yang
terdaftar di BEI. Pengujian signifikansi dilakukan dengan mengamati F
hitung
pada nilai signifikan alpha 5. Apabila nilai F
hitung
F
tabel
, maka H ditolak.
138
G. Jadwal Penelitian