Berdasarkan nilai koefisien regresi maka Avicel Ph102 0,06 paling berpengaruh dalam meningkatkan sifat alir massa tablet dibandingkan dengan
Primogel 0,04 dan Krospovidon 0,05. Hal ini disebabkan karena Avicel Ph102 berbentuk granul yang kecil sehingga menghasilkan waktu alir yang maksimal.
Sedangkan Primogel cenderung memperburuk sifat alir granul karena Primogel yang mengalami deformasi elastik dengan pemberian tekanan dan menghasilkan
fines yang dapat menurunkan sifat alir granul Siregar, 2010. Waktu alir yang baik yaitu lebih kecil dari 10 detik Lachman, 1994. Semua formula memenuhi
persyaratan waktu alir karena waktu alirnya lebih kecil dari 10 detik. Contour plot sifat alir dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Contour plot sifat alir detik
3.1.2 Uji sudut diam
Dari Tabel 2 di atas dan Gambar 2 juga dapat dilihat hasil uji preformulasi sudut diamdari semua formula yaitu F1 sebesar 28,43
˚, F2 sebesar 27,13˚, F3 sebesar 26,71
˚, F4 sebesar 26,65˚, F5 sebesar 26,39˚, F6 sebesar 27,72˚, F7 sebesar 28,87
˚, F8 sebesar 27,53˚, F9 sebesar 28,59˚, F10 sebesar 27,27˚. Hasil uji preformulasi sudut diam ini menunjukkan hasil yang beragam dari semua formula,
Universitas Sumatera Utara
namun semuanya masih berada dalam batas persyaratan uji preformulasi sudut diam dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Diagram batang sudut diam
Berdasarkan data sudut diam massa tablet dapat diperoleh persamaan : Y = 0,26A + 0,26B + 0,27C + 9,79AB + 8,30AC + 6,15BC – 4,36ABC
Y = sudut diam massa tablet ˚
A = jumlah Avicel Ph102 yang digunakan bagian B = jumlah Primogel yang digunakan bagian
C = jumlah Krospovidon yang digunakan bagian Berdasarkan nilai koefisien regresi maka Avicel Ph102 0,26 berpengaruh
sangat dominan untuk meningkatkan derajat sudut diam massa tablet jika dibandingkan Primogel dan Krospovidon. Contour plot Sudut Diam dapat dilihat
pada Gambar 2.1.
24,5 25
25,5 26
26,5 27
27,5 28
28,5 29
29,5
S u
d u
t d ia
m ˚
Jenis formula
Diagram Sudut Diam
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Contour plot sudut diam
˚
3.1.3 Uji indeks tap
Dari Tabel 2 di atas dan Gambar 3 juga menunjukkan besarnya hasil uji preformulasi indeks tap dari masing-masing formul. F1 memiliki indeks tap
sebesar 12,46, F2 sebesar 11,74, F3 sebesar 13,91, F4 sebesar 14,40, F5 sebesar 18,60, F6 sebesar 19,08, F7 sebesar 15,00, F8 sebesar 15,25, F9
sebesar 16,11, F10 sebesar 11,80. Hasil uji preformulasi indeks tap ini menunjukkan hasil yang beragam-ragam dari tiap-tiap formula, namun semuanya
masih berada dalam batas persyaratan uji preformulasi indeks tap. Menurut Guyot 1978, granul yang bersifat mengalir bebas adalah partikel yang memiliki indeks
tap ≤ 20. Pengujian indeks tap memiliki peran yang sangat penting dalam hal
gambaran awal terhadap kelayakan cetak dari massa granul menjadi tablet. Hal ini menunjukkan daya tahan granul terhadap daya kompresi yang diberikan oleh alat
pencetak tablet. Semakin rendah persentase indeks tap menunjukkan kualitas yang
Universitas Sumatera Utara
lebih baik dari sifat fisis massa granul yang akan diformulasikan ke dalam bentuk tablet. Hasil indeks tap dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Diagram batang indeks tap
Berdasarkan data indeks tap massa tablet dapat diperoleh persamaan : Y = 0,14A + 0,18B + 0,19C – 6,70AB – 6,00AC – 1,15BC – 1,01ABC
Y = Indeks Tap massa tablet A = jumlah Avicel Ph102 yang digunakan bagian
B = jumlah Primogel yang digunakan bagian C = jumlah Krospovidon yang digunakan bagian
Berdasarkan nilai koefisien regresi maka Krospovidon 0,19 berpengaruh sangat besar terhadap persentase Indeks Tap massa tablet jika dibandingkan
Primogel 0,18 dan Avicel Ph102 0,14. Contour plot Indeks Tap dapat dilihat pada Gambar 3.1.
5 10
15 20
25
In d
e k
s t
a p
Jenis formula
Diagram Indeks Tap
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1. Contour plot indeks tap
Universitas Sumatera Utara
3.2 Uji Evaluasi ODT Domperidon