Kekerasan Uji Evaluasi ODT Domperidon

3.2.1 Kekerasan

Dari Tabel 3 di atas dan Gambar 4 dapat dilihat nilai kekerasan tablet dari masing-masing formula, dimana kekerasan tablet pada F1 adalah 1,556 kg; F2 sebesar 2,514 kg; F3 sebesar 0,518 kg; F4 sebesar 2,212 kg; F7 sebesar 1,648 kg; F8 sebesar 0,86 kg; F10 sebesar 1,354 kg, Orally Disintegrating Tablet ODT dirancang supaya mempunyai disolusi atau disintegrasi yang cepat, sehingga tablet umumnya mempunyai porositas yang tinggi untuk menjamin absorpsi air yang cepat ke dalam tablet Fu, 2004. Oleh karena itu, pada umumnya ODT mempunyai kekerasan yang lebih rendah daripada kekerasan tablet pada umumnya 0,1 - 2 kg. Hasil Kekerasan dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Diagram batang kekerasan Berdasarkan data kekerasan tablet maka diperoleh persamaan : Y = 2,53A + 0,14B – 6,90C + 1,88AB – 1,70AC + 1,47BC + 1,93ABC Y = Kekerasan tablet Kg A = jumlah Avicel Ph102 yang digunakan bagian B = jumlah Primogel yang digunakan bagian C = jumlah Krospovidon yang digunakan bagian 0,5 1 1,5 2 2,5 3 Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Formula 7 Formula 8 Formula 10 Ke k e ra sa n Kg Jenis formula Diagram Kekerasan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan nilai koefisien regresi maka Avicel Ph102 2,53 paling dominan berpengaruh dalam meningkatkan kekerasan tablet dibandingkan Primogel dan Krospovidon, karena Avicel Ph102 dapat memperbaiki sifat higrokopisitas Krospovidon, tetapi Primogel dan Krospovidon dapat mengalami deformasi elastik pada saat pentabletan sehingga dapat menurunkan kekerasan. Contour plot Kekerasan dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.1. Contour plot kekerasan dari berbagai formula dengan metode cetak langsung. 3.2.2 Friabilitas Friabilitas memberikan gambaran ketahanan tablet terhadap benturan mekanis pada saat pengangkutan dan pengemasan. Nilai friabilitas yang besar menunjukkan tablet yang rapuh. Menurut Voight 1994, friabilitas dari tablet yang diperbolehkan adalah ≤0,8. Dari Tabel 3 di atas dan Gambar 5 dapat dilihat hasil evaluasi friabilitas tablet, yaitu F1 sebesar 0,47; F2 sebesar 0,24; F3 sebesar 0,37; F4 sebesar 0,16; F7 sebesar 0,31; F8 sebesar 0,32; F10 sebesar 0,22. Hal ini menunjukkan bahwa hasil evaluasi friabilitas tablet dari semua formula memenuhi Universitas Sumatera Utara persyaratan yang telah ditetapkan. Walaupun hasil yang ditunjukkan bervariasi tetapi masih berada dalam batas penerimaaan evaluasi friabilitas tablet dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Diagram batang friabilitas Berdasarkan data friabilitas tablet maka diperoleh persamaan : Y = 1,14A + 5,99B + 3,18C + 9,47AB + 9,31AC + 1,83BC + 1,57ABC Y = Friabilitas tablet A = jumlah Avicel Ph102 yang digunakan bagian B = jumlah Primogel yang digunakan bagian C = jumlah Krospovidon yang digunakan bagian Berdasarkan nilai koefisien maka Avicel Ph102 1,14 paling dominan berpengaruh dalam meningkatkan friabilitas tablet dibandingkan Primogel 5,99 dan Krospovidon 3,18, karena Avicel Ph102 memiliki kompaktibilitas yang baik dibandingkan dengan Krospovidon dan Primogel sehingga tablet yang dihasilkan lebih kompak. Hasil ini menunjukkan bahwa keregasan memenuhi persyaratan yang ditetapkan ≤0,8 yang contour plotnya dapat dilihat pada Gambar 5.1. Lachman, 1994. 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Formula 7 Formula 8 Formula 10 F ria b ilit a s Jenis formula Diagram Friabilitas Universitas Sumatera Utara Gambar 5.1. Contour plot friabilitas dari berbagai formula dengan metode cetak langsung. 3.2.3 Waktu hancur Pada Tabel 3 di atas dan Gambar 6 juga dapat dilihat bahwa waktu hancur tablet dari semua formula memiliki waktu hancur yang cepat, yaitu F1 sebesar 15,86 detik; F2 sebesar 25,70 detik; F3 sebesar 15 detik; F4 sebesar 50,28 detik; F7 sebesar 18,83 detik; F8 sebesar 18,36 detik; F10 sebesar 15,43 detik. Dapat dilihat bahwa waktu hancur dari formula tablet yang tidak menggunakan superdisintegran jauh lebih lama dibandingkan dengan formula ODT yang menggunakan campuran superdisintegran memiliki waktu hancur yang cepat. Hal ini mungkin disebabkan karena krospovidon merupakan superdisintegran yang mekanisme kerjanya bertindak sebagai kapiler. Sedangkan primogel merupakan disintegran yang memiliki afinitas yang sangat baik untuk air dan mengembang saat terbasahi. Hasil waktu hancur tablet dapat dilihat pada Gambar 6. Universitas Sumatera Utara Gambar 6. Diagram batang waktu hancur Berdasarkan data waktu hancur tablet maka diperoleh persamaan : Y = 0,48A + 0,01B + 0,01C – 2,59AB – 2,81AC + 6,10 BC + 1,88ABC Y = Waktu Hancur tablet A = jumlah Avicel Ph102 yang digunakan bagian B = jumlah Primogel yang digunakan bagian C = jumlah Krospovidon yang digunakan bagian Berdasarkan nilai koefisien regresi dari persamaan tersebut dalam contour plot pada gambar 6.1. Primogel 0,01 dan Krospovidon 0,01 paling berpengaruh sangat dominan dalam mempercepat waktu hancur dibandingkan Avicel Ph102 0,48. Primogel mempersingkat waktu hancur karena Primogel mempunyai sifat meningkatkan daya kapilaritas. Contour plot waktu hancur dapat dilihat pada Gambar 6.1. 10 20 30 40 50 60 Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Formula 7 Formula 8 Formula 10 W a ktu d e ti k Jenis formula Diagram Waktu Hancur Universitas Sumatera Utara Gambar 6.1. Contour plot waktu hancur dari berbagai formula dengan metode cetak langsung Dari hasil yang diperoleh data waktu hancur dari berbagai formula, untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan atau bermakna dari waktu hancur pada ODT formula 1, formula 2, formula 3, formula 4, formula 7, formula 8, formula 10, maka dilakukan uji statistik anova dengan menggunakan program SPSS 17,0 dengan p 0,05 pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil uji anova waktu hancur formula ODT Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 4880.836 6 813.473 264.463 .000 Within Groups 86.126 28 3.076 Total 4966.962 34 Keterangan : Between Groups = antar kelompok semua formula Within Groups = dalam satu kelompok formula Sig. = Signifikansi Dari hasil uji anova diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan signifikan atau bermakna antara formula 1, formula 2, formula 3, formula 4, formula 7, formula 8 dan formula 10 karena p = 0,00 p 0,05. Untuk Universitas Sumatera Utara mengetahui dimanakah letak perbedaan signifikan atau bermakna dari formula maka dilakukan juga uji Duncan. Hasil uji Duncan evaluasi waktu hancur dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil uji Duncan evaluasi waktu hancur formula ODT Formula Subset for alpha = 0.05 N 1 2 3 4 3 5 15.0640 10 5 15.4680 1 5 15.8500 8 5 18.3600 7 5 18.8540 2 5 25.7120 4 5 50.5580 Sig. .511 .659 1.000 1.000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000. Dari hasil uji Duncan pada Tabel 5 di atas maka dapat diketahui bahwa bahwa antara formula 1, formula 3, dengan formula 10 tidak ada perbedaan yang bermakna atau signifikan, formula 7 dengan formula 8 tidak ada perbedaan yang bermakna atau signifikan. Sedangkan untuk formula 2 dan formula 4 terdapat perbedaan yang signifikan terhadap semua formula.

3.2.4 Waktu pembasahan wetting time