2. Aliran Jabbariyah
Aliran ini timbul bersamaan dengan timbulnya aliran Qadariyah, dan tampaknya merupakan reaksi dari paham qadariyah. Daerah tempat timbulnya
paham ini juga tidak berjauhan. Aliran Qadariyah timbul di Irak, sedangkan Jabariyah timbul di Khurasan Persia.
Jabariyah adalah infiltrasi dari paham luar Islam yang sengaja dimasukan ke dalam Islam untuk merusak keyakinan Islam. Orang Yahudilah yang
mempunyai paham ini, bernama Thalut ibn A’shom, paham sengaja diinfiltrasikan ke dalam Islam pada zaman Khulafaur Rasyidin, yang disebabkan oleh Ibban ibn
Sam’an dan Ja’ad ibn Dirham. Keduanya dibantu oleh Jaham ibn Shafwan maka aliran ini dinamakan Jahamiyah. Jaham mati terbunuh pada tahun 131 H pada
akhir pemerintahan Bani Umayyah
19
. Dalam istilah Inggris paham Jabariyah disebut fatalism, atau prestination,
yaitu paham yang menyatakan bahwa pebuatan manusia ditentukan sejak semula oleh qada dan qadar Tuhan
20
. Menurut paham ekstrim ini, segala perbuatan manusia yang dilakukan bukan merupakan yang timbul dari kemauannya sendiri,
tetapi perbuatan yang dipaksa atas dirinya sendiri. misalkan orang mencuri, maka perbuatannya itu bukanlah atas kehendaknya sendiri, tetapi timbul karena qada
dan qadar Tuhan menghendaki demikian. Dengan kata lain, ia mencuri bukan atas kehendaknya, tetapi Tuhan lah yang memaksa untuk mencuri. Manusia dalam
paham ini hanya merupakan wayang bergerak yang hanya digerakan oleh dalang,
19
Umar Hasyim, Seluk Beluk Takdir, Jakarta: CV Ramadhan, 1992, cet ke 5, h. 84
20
Abudin Nata, Ilmu Kalam: Filsafat dan Tasawuf, Jakarta: Raja Grafindo, 2001, cet. V, h. 40
demikian pula manusia bergerak dan berbuat karena gerakan Tuhan. Tanpa gerakan dari Tuhan manusia tidak bisa berbuat apa-apa
21
. Aliran ini juga mengatakan bahwa Allah membuat perbuatan-perbuatan
dan alat-alatnya dan sebab-sebabnya pada semua perbuatan manusia. Semua perbuatan manusia tidak ada yang muncul dari manusia, bahkan keinginan pun
dari Allah. Kebaikan dan keburukan yang dikerjakan manusia adalah merupakan paksaan belaka dari Allah, yang akhirnya Allah membalasnya dengan surga atau
neraka itu bukan balasan pada manusia atas kebaikan dan kejahatannya, tatapi hanyalah menunjukan bahwa Allah itu Maha Pemurah
22
.
3. Mu’tazilah
Walaupun Qadariyah telah lenyap dengan meninggalnya Ma’bad al- Jauhani, namun pandangan tentang qadar tidak hilang sama sekali. Pandangan
takdir yang mirip dengan qadariyah dilanjutkan kembali oleh mazhab Mu’tazilah, yang dipandang sebagai aliran rasionalisme dalam Islam.
Menurut sejarah, pendiri aliran Mu’tazilah adalalah Washil ibn Atho’ w 748, bekas murid Hasan al-Basri w. 110 H728 M,
23
tokoh sentral dalam sejarah yurisprudensi, asktisme, dan dogma teologi Islam. Pebedaan antara Washil dan
gurunya muncul setelah ia mengotak-atik pertanyaan-pertanyaan yang sangat mengganggu yang dilontarkan oleh Khawarij mengenai kedudukan seorang
muslim ketika melakukan dosa besar. Dalam hal ini, Khawarij menyatakan kafir,
21
Harun Nasution, Teologi Islam, h. 34
22
Umar Hasyim, Memahami Seluk Beluk Takdir, h. 84
23
Kamil Y. Avdich, Meneropong Doktrin Islam, pen. Shonhadji Sholeh, Cet I, Bandung: Alma’arif, 1987, h. 157.
sedangkan Murji’ah lebih moderat dalam menyikapi hal ini. Namun berbeda dengan kedua aliran di atas, Washil menjawab dengan cara baru tapi sulit
dipahami secara jelas. Pendosa besar, katanya, harus ditempatkan pada posisi menengah antara kufur dan iman. Washil tampaknya mengatakan bahwa pendosa
seperti itu, tidak lebih tidak kurang dari apa yang secara semantik disebut pendosa besar fasiq
24
. Pandangan Mu’tazilah tentang perbuatan manusia bukan ciptaan Allah
didasarkan kepada ajaran keadilan, yaitu ajaran kedua dari lima ajaran pokoknya. Washil menegaskan bahwa Allah itu bijak dan adil.
25
Allah memberikan balasan kepada manusia karena mereka adalah pelaku kebikan dan kejelekan, keimanan
atau kekafiran, keta’atan atau kedurhakaan. Tuhan adalah zat yan memberikan kemampuan untuk semua itu. Sangat tidak baik jika seorang diperintahkan untuk
berbuat sesuatu, sedangkan dia tidak bisa melaksanakan perintah tersebut. Mengingkari yag demikian berarti mengingkari keniscayaan
26
.
4. Asy’ariyah
Berbeda dengan ketiga alirfan diatas, paham ini lebih moderat dan kompromistis. Karena paham nini berupaya mengambil jalan tengah antara
Qadariyah, Jabariyah, dan Mu’tazilah. Paham ini didirikan oleh Abu Hasan al- Asy’ari kelahiran basrah pada tahun 260 H. Abu Hasan merupakan mantan
24
Mulyadi Kartanegara, “Ilmu Kalam” dalam cetakan Taufiq Abdullah et.al, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam,
Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002, cet 1, Jilid 4, h. 119-120
25
Kamil Y. Avdich, Meneropong Doktrin Islam, h. 165.
26
A. Khairon Mustafiet, Takdir Tiga Belas Skala Richter: Mempertanyakan Takdir Tuhan,
Jakarta: Qultum Media, t th, h. 29-30.
penganut paham Mu’tazilah karena berselisih, lalu keluar dan memploklamirkan diri sebagai pengikut Ahl al-Sunnah Wa al-Jama’ah
27
. Menurut Asy’ariyah perbuatan manusia harus dibedakan antara pebuatan
yang terpaksa dan kasb. Bentuk pertama adalah sesuatu yang berifat memaksa. Walaupun seorang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari hal itu, ia
tidak dapat keluar dari hal yang bersifat memaksa itu.
28
Sedangkan bentuk kedua adalah perbuatan yang tidak mempunyai sifat-sifat keterpaksaan. Orang dapat
membendakan keduanya. Dalam hal kedua terdapat ketidakmampuan. Karena dalam hal pertama terdapat kemampuan, ia tidak dapat disebut paksa, yang
demikian itu dinamakan kasb.
C. Hadis Tentang Ikhtiar Dan Takdir
1. Hadis Tentang Takdir
27
Harun Nasution, Teologi Islam, h. 36.
28
Kamil Y. Avdich, Meneropong Doktrin Islam, h. 167.
Dari Abdullah R.A katanya: “Rasulullah Saw. Yang mutlak benar menceritakan kepada kami, sesungguhnya proses penciptaan seseorang
kamu setelah berada dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian ia menjadi ‘alaqah segumpal darah selama empat puluh hari,
kemudian menjadi mudgoh segumpal daging selama empat puluh hari, kemudian diutus malaikat menuliskan empat ketetapan. Yaitu mengenai
rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya. Maka Demi Allah yang Tuhan selain Dia, sesungguhnya seseorang yang beramal dengan
amalan ahli surga sehingga jaraknya ke surga hanya tinggal sehasta, tetapi suratan takdirnya menetapkan dia ahli neraka, lalu dia beramal dengan
amal ahli neraka, maka dia masuk neraka. Sebaliknya seseorang yang beramal dengan amalan ahli neraka sehingga jaraknya ke neraka hanya
tinggal sehasta, tetapi suratan takdirnya telah ditulis menjadi ahli surga, lalu dia beramal dengan amalan ahli surga maka dia akan masuk surga”.
H.R. Muslim.
29
ﻭ ﻲﹺﻨﹶﺛﺪﺣ
ﺪﻤﺤﻣ ﻦﺑ
ﻲﹺﺑﹶﺃ ﺮﻤﻋ
ﻲﱢﻜﻤﹾﻟﺍ ﺎﻨﹶﺛﺪﺣ
ﺪﺒﻋ ﹺﺰﻳﹺﺰﻌﹾﻟﺍ
ﻦﺑ ﺪﻤﺤﻣ
ﻱﺩﺭﻭﺍﺭﺪﻟﺍ ﻦﻋ
ﺪﻳﹺﺰﻳ ﹺﻦﺑ
ﺪﺒﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ
ﹺﻦﺑ ﺩﺎﻬﹾﻟﺍ
ﻦﻋ ﺪﻤﺤﻣ
ﹺﻦﺑ ﻢﻴﻫﺍﺮﺑﹺﺇ
ﻦﻋ ﻲﹺﺑﹶﺃ
ﹶﺔﻤﹶﻠﺳ ﹺﻦﺑ
ﺪﺒﻋ ﹺﻦﻤﺣﺮﻟﺍ
ﻦﻋ ﺋﺎﻋ
ﹶﺔﺸ ﻲﺿﺭ
ﻪﱠﻠﻟﺍ ﺎﻬﻨﻋ
ﺎﻬﻧﹶﺃ ﺖﹶﻟﺎﹶﻗ
ﹾﻥﹺﺇ ﺖﻧﺎﹶﻛ
ﺎﻧﺍﺪﺣﹺﺇ ﺮﻄﹾﻔﺘﹶﻟ
ﻲﻓ ﻥﺎﻣﺯ
ﹺﻝﻮﺳﺭ ﻪﱠﻠﻟﺍ
ﻰﱠﻠﺻ ﻪﱠﻠﻟﺍ
ﻪﻴﹶﻠﻋ ﻢﱠﻠﺳﻭ
ﺎﻤﹶﻓ ﺭﺪﹾﻘﺗ
ﻰﹶﻠﻋ ﹾﻥﹶﺃ
ﻪﻴﻀﹾﻘﺗ ﻊﻣ
ﹺﻝﻮﺳﺭ ﻪﱠﻠﻟﺍ
ﻰﱠﻠﺻ ﻪﱠﻠﻟﺍ
ﻪﻴﹶﻠﻋ ﻢﱠﻠﺳﻭ
ﻰﺘﺣ ﻲﺗﹾﺄﻳ
ﺒﻌﺷ ﹸﻥﺎ
30
ﻲﹺﻨﹶﺛﺪﺣ ﻦﺴﺤﹾﻟﺍ
ﻦﺑ ﻲﻠﻋ
ﻲﹺﻧﺍﻮﹾﻠﺤﹾﻟﺍ ﺪﻤﺤﻣﻭ
ﻦﺑ ﹴﻞﻬﺳ
ﻲﻤﻴﻤﺘﻟﺍ ﹸﻆﹾﻔﱠﻠﻟﺍﻭ
ﹴﻦﺴﺤﻟ ﺎﻨﹶﺛﺪﺣ
ﻦﺑﺍ ﻲﹺﺑﹶﺃ
ﻢﻳﺮﻣ ﺎﻨﹶﺛﺪﺣ
ﻮﺑﹶﺃ ﹶﻥﺎﺴﹶﻏ
ﻲﹺﻨﹶﺛﺪﺣ ﺪﻳﺯ
ﻦﺑ ﻢﹶﻠﺳﹶﺃ
ﻋ ﻦ
ﻪﻴﹺﺑﹶﺃ ﻦﻋ
ﺮﻤﻋ ﹺﻦﺑ
ﹺﺏﺎﱠﻄﺨﹾﻟﺍ ﻪﻧﹶﺃ
ﹶﻝﺎﹶﻗ ﻡﺪﹶﻗ
ﻰﹶﻠﻋ ﹺﻝﻮﺳﺭ
ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ
ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻪﻴﹶﻠﻋ
ﻢﱠﻠﺳﻭ ﹴﻲﺒﺴﹺﺑ
ﺍﹶﺫﹺﺈﹶﻓ ﹲﺓﹶﺃﺮﻣﺍ
ﻦﻣ ﹺﻲﺒﺴﻟﺍ
ﻲﻐﺘﺒﺗ ﺍﹶﺫﹺﺇ
ﺕﺪﺟﻭ ﺎﻴﹺﺒﺻ
ﻲﻓ ﹺﻲﺒﺴﻟﺍ
ﻪﺗﹶﺬﺧﹶﺃ ﻪﺘﹶﻘﺼﹾﻟﹶﺄﹶﻓ
ﺎﻬﹺﻨﹾﻄﺒﹺﺑ ﻌﺿﺭﹶﺃﻭ
ﻪﺘ ﹶﻝﺎﹶﻘﹶﻓ
ﺎﻨﹶﻟ ﹸﻝﻮﺳﺭ
ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ
ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻪﻴﹶﻠﻋ
ﻢﱠﻠﺳﻭ ﹶﻥﻭﺮﺗﹶﺃ
ﻩﺬﻫ ﹶﺓﹶﺃﺮﻤﹾﻟﺍ
ﹰﺔﺣﹺﺭﺎﹶﻃ ﺎﻫﺪﹶﻟﻭ
ﻲﻓ ﹺﺭﺎﻨﻟﺍ
ﺎﻨﹾﻠﹸﻗ ﺎﹶﻟ
ﻪﱠﻠﻟﺍﻭ ﻲﻫﻭ
ﺭﺪﹾﻘﺗ ﻰﹶﻠﻋ
ﹾﻥﹶﺃ ﺎﹶﻟ
ﻪﺣﺮﹾﻄﺗ ﹶﻝﺎﹶﻘﹶﻓ
ﹸﻝﻮﺳﺭ ﻪﱠﻠﻟﺍ
ﻰﱠﻠﺻ ﻪﱠﻠﻟﺍ
ﻪﻴﹶﻠﻋ ﻢﱠﻠﺳﻭ
ﹶﻟﻪﱠﻠ ﻢﺣﺭﹶﺃ
ﻩﺩﺎﺒﻌﹺﺑ ﻦﻣ
ﻩﺬﻫ ﺎﻫﺪﹶﻟﻮﹺﺑ
31
ﺎﻨﹶﺛﺪﺣ ﹸﻥﺎﺒﺣ
ﻦﺑ ﻰﺳﻮﻣ
ﺎﻧﺮﺒﺧﹶﺃ ﺪﺒﻋ
ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻦﺑ
ﻙﺭﺎﺒﻤﹾﻟﺍ ﺎﻧﺮﺒﺧﹶﺃ
ﺲﻧﻮﻳ ﻦﺑ
ﺪﻳﹺﺰﻳ ﻲﻠﻳﹶﺄﹾﻟﺍ
ﺡ ﻭ
ﺎﻨﹶﺛﺪﺣ ﻖﺤﺳﹺﺇ
ﻦﺑ ﻢﻴﻫﺍﺮﺑﹺﺇ
ﻲﻠﹶﻈﻨﺤﹾﻟﺍ ﺪﻤﺤﻣﻭ
ﻦﺑ ﹴﻊﻓﺍﺭ
ﺪﺒﻋﻭ ﻦﺑ
ﺪﻴﻤﺣ ﹶﻝﺎﹶﻗ
ﻦﺑﺍ ﹴﻊﻓﺍﺭ
ﺎﻨﹶﺛﺪﺣ ﻭ
ﹶﻝﺎﹶﻗ ﻥﺍﺮﺧﺂﹾﻟﺍ
29
Abu al-Husain Muslim, Sahih Muslim, Beirut: Dar al-Fikr, 1981, Juz II, h. 549. terjemahan, Abdillah Muhammad, Terjemahan Shahih Muslim, terj, Rais Latif, Jakarta: Keluarga
Rais, 2003, h. 865-866.
30
Abu al-Husain Muslim, Sahih Muslim, Juz 6 h. 3
31
Abu al-Husain Muslim, Sahih Muslim, Juz 13, h. 314
ﺎﻧﺮﺒﺧﹶﺃ ﺪﺒﻋ
ﹺﻕﺍﺯﺮﻟﺍ ﺎﻧﺮﺒﺧﹶﺃ
ﺮﻤﻌﻣ ﻕﺎﻴﺴﻟﺍﻭ
ﹸﺚﻳﺪﺣ ﹴﺮﻤﻌﻣ
ﻦﻣ ﺔﻳﺍﻭﹺﺭ
ﺪﺒﻋ ﹺﻦﺑﺍﻭ
ﹴﻊﻓﺍﺭ ﹶﻝﺎﹶﻗ
ﻳ ﺲﻧﻮ
ﺮﻤﻌﻣﻭ ﺎﻌﻴﻤﺟ
ﻦﻋ ﻱﹺﺮﻫﺰﻟﺍ
ﻲﹺﻧﺮﺒﺧﹶﺃ ﺪﻴﻌﺳ
ﻦﺑ ﹺﺐﻴﺴﻤﹾﻟﺍ
ﹸﺓﻭﺮﻋﻭ ﻦﺑ
ﹺﺮﻴﺑﺰﻟﺍ ﹸﺔﻤﹶﻘﹾﻠﻋﻭ
ﻦﺑ ﹴﺹﺎﱠﻗﻭ
ﺪﻴﺒﻋﻭ ﻪﱠﻠﻟﺍ
ﻦﺑ ﺪﺒﻋ
ﻪﱠﻠﻟﺍ ﹺﻦﺑ
ﹶﺔﺒﺘﻋ ﹺﻦﺑ
ﺩﻮﻌﺴﻣ ﻦﻋ
ﺚﻳﺪﺣ ﹶﺔﺸﺋﺎﻋ
ﹺﺝﻭﺯ ﻲﹺﺒﻨﻟﺍ
ﻰﱠﻠﺻ ﻟﺍ
ﻪﱠﻠ ﻪﻴﹶﻠﻋ
ﻢﱠﻠﺳﻭ ﲔﺣ
ﹶﻝﺎﹶﻗ ﺎﻬﹶﻟ
ﹸﻞﻫﹶﺃ ﻚﹾﻓﹺﺈﹾﻟﺍ
ﺎﻣ ﺍﻮﹸﻟﺎﹶﻗ
ﺎﻫﹶﺃﺮﺒﹶﻓ ﻪﱠﻠﻟﺍ
ﺎﻤﻣ ﺍﻮﹸﻟﺎﹶﻗ
ﻢﻬﱡﻠﹸﻛﻭ ﻲﹺﻨﹶﺛﺪﺣ
ﹰﺔﹶﻔﺋﺎﹶﻃ ﻦﻣ
ﺎﻬﺜﻳﺪﺣ ﻢﻬﻀﻌﺑﻭ
ﹶﻥﺎﹶﻛ ﻰﻋﻭﹶﺃ
ﺎﻬﺜﻳﺪﺤﻟ ﻦﻣ
ﹴﺾﻌﺑ ﺖﺒﹾﺛﹶﺃﻭ
ﺎﺻﺎﺼﺘﹾﻗﺍ ﺪﹶﻗﻭ
ﺖﻴﻋﻭ ﻦﻋ
ﱢﻞﹸﻛ ﺪﺣﺍﻭ
ﻢﻬﻨﻣ ﹶﺚﻳﺪﺤﹾﻟﺍ
ﻱﺬﱠﻟﺍ ﻲﹺﻨﹶﺛﺪﺣ
ﺾﻌﺑﻭ ﻢﹺﻬﺜﻳﺪﺣ
ﻕﺪﺼﻳ ﺎﻀﻌﺑ
ﺍﻭﺮﹶﻛﹶﺫ ﱠﻥﹶﺃ
ﹶﺔﺸﺋﺎﻋ ﺝﻭﺯ
ﻲﹺﺒﻨﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ
ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻪﻴﹶﻠﻋ
ﻢﱠﻠﺳﻭ ﺖﹶﻟﺎﹶﻗ
ﹶﻥﺎﹶﻛ ﹸﻝﻮﺳﺭ
ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ
ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻪﻴﹶﻠﻋ
ﻢﱠﻠﺳﻭ ﺍﹶﺫﹺﺇ
ﺩﺍﺭﹶﺃ ﹾﻥﹶﺃ
ﺝﺮﺨﻳ ﺍﺮﹶﻔﺳ
ﻉﺮﹾﻗﹶﺃ ﻦﻴﺑ
ﻪﺋﺎﺴﹺﻧ ﻦﻬﺘﻳﹶﺄﹶﻓ
ﺝﺮﺧ ﺎﻬﻤﻬﺳ
ﺝﺮﺧ ﺎﻬﹺﺑ
ﹸﻝﻮﺳﺭ ﻪﱠﻠﻟﺍ
ﻰﱠﻠﺻ ﻪﱠﻠﻟﺍ
ﻪﻴﹶﻠﻋ ﻢﱠﻠﺳﻭ
ﻪﻌﻣ ﺖﹶﻟﺎﹶﻗ
ﹸﺔﺸﺋﺎﻋ ﻉﺮﹾﻗﹶﺄﹶﻓ
ﺎﻨﻨﻴﺑ ﻲﻓ
ﺓﻭﺰﹶﻏ ﺎﻫﺍﺰﹶﻏ
ﺝﺮﺨﹶﻓ ﺎﻬﻴﻓ
ﻲﻤﻬﺳ ﺖﺟﺮﺨﹶﻓ
ﻊﻣ ﹺﻝﻮﺳﺭ
ﻪﱠﻠﻟﺍ ﺻ
ﻰﱠﻠ ﻪﱠﻠﻟﺍ
ﻪﻴﹶﻠﻋ ﻢﱠﻠﺳﻭ
ﻚﻟﹶﺫﻭ ﺪﻌﺑ
ﺎﻣ ﹶﻝﹺﺰﻧﹸﺃ
ﺏﺎﺠﺤﹾﻟﺍ ﺎﻧﹶﺄﹶﻓ
ﹸﻞﻤﺣﹸﺃ ﻲﻓ
ﻲﹺﺟﺩﻮﻫ ﹸﻝﺰﻧﹸﺃﻭ
ﻪﻴﻓ ﺎﻧﲑِﺴﻣ
ﻰﺘﺣ ﺍﹶﺫﹺﺇ
ﹶﻍﺮﹶﻓ ﹸﻝﻮﺳﺭ
ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ
ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻪﻴﹶﻠﻋ
ﻢﱠﻠﺳﻭ ﻦﻣ
ﻩﹺﻭﺰﹶﻏ ﹶﻞﹶﻔﹶﻗﻭ
ﺎﻧﻮﻧﺩﻭ ﻦﻣ
ﺔﻨﻳﺪﻤﹾﻟﺍ ﺁ
ﹶﻥﹶﺫ ﹰﺔﹶﻠﻴﹶﻟ
ﹺﻞﻴﺣﺮﻟﺎﹺﺑ ﺖﻤﹸﻘﹶﻓ
ﲔﺣ ﺍﻮﻧﹶﺫﺁ
ﹺﻞﻴﺣﺮﻟﺎﹺﺑ ﺖﻴﺸﻤﹶﻓ
ﻰﺘﺣ ﺕﺯﻭﺎﺟ
ﺶﻴﺠﹾﻟﺍ ﺎﻤﹶﻠﹶﻓ
ﺖﻴﻀﹶﻗ ﻦﻣ
ﻲﹺﻧﹾﺄﺷ ﺖﹾﻠﺒﹾﻗﹶﺃ
ﻰﹶﻟﹺﺇ ﹺﻞﺣﺮﻟﺍ
ﺖﺴﻤﹶﻠﹶﻓ ﻱﹺﺭﺪﺻ
ﺍﹶﺫﹺﺈﹶﻓ ﻱﺪﹾﻘﻋ
ﻦﻣ ﹺﻉﺰﺟ
ﹺﺭﺎﹶﻔﹶﻇ ﺪﹶﻗ
ﻊﹶﻄﹶﻘﻧﺍ ﺖﻌﺟﺮﹶﻓ
ﺖﺴﻤﺘﹾﻟﺎﹶﻓ ﻋ
ﻱﺪﹾﻘ ﻲﹺﻨﺴﺒﺤﹶﻓ
ﻩﺅﺎﻐﺘﺑﺍ ﹶﻞﺒﹾﻗﹶﺃﻭ
ﹸﻂﻫﺮﻟﺍ ﻦﻳﺬﱠﻟﺍ
ﺍﻮﻧﺎﹶﻛ ﹶﻥﻮﹸﻠﺣﺮﻳ
ﻲﻟ ﺍﻮﹸﻠﻤﺤﹶﻓ
ﻲﹺﺟﺩﻮﻫ ﻩﻮﹸﻠﺣﺮﹶﻓ
ﻰﹶﻠﻋ ﻱﹺﲑﻌﺑ
ﻱﺬﱠﻟﺍ ﺖﻨﹸﻛ
ﺐﹶﻛﺭﹶﺃ ﻢﻫﻭ
ﹶﻥﻮﺒِﺴﺤﻳ ﻲﻧﹶﺃ
ﻪﻴﻓ ﺖﹶﻟﺎﹶﻗ
ﺖﻧﺎﹶﻛﻭ ُﺀﺎﺴﻨﻟﺍ
ﹾﺫﹺﺇ ﻙﺍﹶﺫ
ﺎﹰﻓﺎﹶﻔﺧ ﻢﹶﻟ
ﻦﹾﻠﺒﻬﻳ ﻢﹶﻟﻭ
ﻦﻬﺸﻐﻳ ﻢﺤﱠﻠﻟﺍ
ﺎﻤﻧﹺﺇ ﻦﹾﻠﹸﻛﹾﺄﻳ
ﹶﺔﹶﻘﹾﻠﻌﹾﻟﺍ ﻦﻣ
ﹺﻡﺎﻌﱠﻄﻟﺍ ﻢﹶﻠﹶﻓ
ﺮﻜﻨﺘﺴﻳ ﻡﻮﹶﻘﹾﻟﺍ
ﹶﻞﹶﻘﺛ ﹺﺝﺩﻮﻬﹾﻟﺍ
ﲔﺣ ﻩﻮﹸﻠﺣﺭ
ﻩﻮﻌﹶﻓﺭﻭ ﺖﻨﹸﻛﻭ
ﹰﺔﻳﹺﺭﺎﺟ ﹶﺔﹶﺜﻳﺪﺣ
ﻦﺴﻟﺍ ﺍﻮﹸﺜﻌﺒﹶﻓ
ﹶﻞﻤﺠﹾﻟﺍ ﺍﻭﺭﺎﺳﻭ
ﺕﺪﺟﻭﻭ ﻱﺪﹾﻘﻋ
ﺪﻌﺑ ﺎﻣ
ﺳﺍ ﺮﻤﺘ
ﺶﻴﺠﹾﻟﺍ ﺖﹾﺌﹺﺠﹶﻓ
ﻢﻬﹶﻟﹺﺯﺎﻨﻣ ﺲﻴﹶﻟﻭ
ﺎﻬﹺﺑ ﹴﻉﺍﺩ
ﺎﹶﻟﻭ ﺐﻴﹺﺠﻣ
ﺖﻤﻤﻴﺘﹶﻓ ﻲﻟﹺﺰﻨﻣ
ﻱﺬﱠﻟﺍ ﺖﻨﹸﻛ
ﻪﻴﻓ ﺖﻨﻨﹶﻇﻭ
ﱠﻥﹶﺃ ﻡﻮﹶﻘﹾﻟﺍ
ﻲﹺﻧﻭﺪﻘﹾﻔﻴﺳ ﹶﻥﻮﻌﹺﺟﺮﻴﹶﻓ
ﻲﹶﻟﹺﺇ ﺎﻨﻴﺒﹶﻓ
ﺎﻧﹶﺃ ﹲﺔﺴﻟﺎﺟ
ﻲﻓ ﻲﻟﹺﺰﻨﻣ
ﻲﹺﻨﺘﺒﹶﻠﹶﻏ ﻲﹺﻨﻴﻋ
ﺖﻤﹺﻨﹶﻓ ﻭ
ﹶﻥﺎﹶﻛ ﹸﻥﺍﻮﹾﻔﺻ
ﻦﺑ ﹺﻞﱠﻄﻌﻤﹾﻟﺍ
ﻲﻤﹶﻠﺴﻟﺍ ﻢﹸﺛ
ﻲﹺﻧﺍﻮﹾﻛﱠﺬﻟﺍ ﺪﹶﻗ
ﺱﺮﻋ ﻦﻣ
ِﺀﺍﺭﻭ ﹺﺶﻴﺠﹾﻟﺍ
ﺞﹶﻟﺩﺎﹶﻓ ﺢﺒﺻﹶﺄﹶﻓ
ﺪﻨﻋ ﻲﻟﹺﺰﻨﻣ
ﻯﹶﺃﺮﹶﻓ ﺩﺍﻮﺳ
ﻥﺎﺴﻧﹺﺇ ﹴﻢﺋﺎﻧ
ﻲﹺﻧﺎﺗﹶﺄﹶﻓ ﻲﹺﻨﹶﻓﺮﻌﹶﻓ
ﲔﺣ ﻲﹺﻧﺁﺭ
ﺪﹶﻗﻭ ﹶﻥﺎﹶﻛ
ﻲﹺﻧﺍﺮﻳ ﹶﻞﺒﹶﻗ
ﹾﻥﹶﺃ ﺏﺮﻀﻳ
ﺏﺎﺠﺤﹾﻟﺍ ﻲﹶﻠﻋ
ﺖﹾﻈﹶﻘﻴﺘﺳﺎﹶﻓ ﻪﻋﺎﺟﺮﺘﺳﺎﹺﺑ
ﲔﺣ ﻲﹺﻨﹶﻓﺮﻋ
ﺕﺮﻤﺨﹶﻓ ﻲﹺﻬﺟﻭ
ﻲﹺﺑﺎﺒﹾﻠﹺﺠﹺﺑ ﻭ
ﻪﱠﻠﻟﺍﻭ ﺎﻣ
ﻲﹺﻨﻤﱢﻠﹶﻜﻳ ﹰﺔﻤﻠﹶﻛ
ﺎﹶﻟﻭ ﺖﻌﻤﺳ
ﻪﻨﻣ ﹰﺔﻤﻠﹶﻛ
ﺮﻴﹶﻏ ﻪﻋﺎﺟﺮﺘﺳﺍ
ﻰﺘﺣ ﺥﺎﻧﹶﺃ
ﻪﺘﹶﻠﺣﺍﺭ ﹶﺊﻃﻮﹶﻓ
ﻰﹶﻠﻋ ﺎﻫﺪﻳ
ﻬﺘﺒﻛﺮﹶﻓ ﺎ
ﻖﹶﻠﹶﻄﻧﺎﹶﻓ ﺩﻮﹸﻘﻳ
ﻲﹺﺑ ﹶﺔﹶﻠﺣﺍﺮﻟﺍ
ﻰﺘﺣ ﺎﻨﻴﺗﹶﺃ
ﺶﻴﺠﹾﻟﺍ ﺪﻌﺑ
ﺎﻣ ﺍﻮﹸﻟﺰﻧ
ﻦﻳﹺﺮﻏﻮﻣ ﻲﻓ
ﹺﺮﺤﻧ ﺓﲑﹺﻬﱠﻈﻟﺍ
ﻚﹶﻠﻬﹶﻓ ﻦﻣ
ﻚﹶﻠﻫ ﻲﻓ
ﻲﹺﻧﹾﺄﺷ ﹶﻥﺎﹶﻛﻭ
ﻱﺬﱠﻟﺍ ﻰﱠﻟﻮﺗ
ﻩﺮﺒﻛ ﺪﺒﻋ
ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻦﺑ
ﻲﺑﹸﺃ ﻦﺑﺍ
ﹶﻝﻮﹸﻠﺳ ﺎﻨﻣﺪﹶﻘﹶﻓ
ﹶﺔﻨﻳﺪﻤﹾﻟﺍ ﺖﻴﹶﻜﺘﺷﺎﹶﻓ
ﲔﺣ ﺎﻨﻣﺪﹶﻗ
ﹶﺔﻨﻳﺪﻤﹾﻟﺍ ﺍﺮﻬﺷ
ﺱﺎﻨﻟﺍﻭ ﹶﻥﻮﻀﻴﻔﻳ
ﻲﻓ ﹺﻝﻮﹶﻗ
ﹺﻞﻫﹶﺃ ﻚﹾﻓﹺﺈﹾﻟﺍ
ﺎﹶﻟﻭ ﺮﻌﺷﹶﺃ
ٍﺀﻲﺸﹺﺑ ﻦﻣ
ﻚﻟﹶﺫ ﻮﻫﻭ
ﻲﹺﻨﺒﻳﹺﺮﻳ ﻲﻓ
ﻲﻌﺟﻭ ﻲﻧﹶﺃ
ﺎﹶﻟ ﻑﹺﺮﻋﹶﺃ
ﻦﻣ ﹺﻝﻮﺳﺭ
ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ
ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻪﻴﹶﻠﻋ
ﻢﱠﻠﺳﻭ ﻒﹾﻄﱡﻠﻟﺍ
ﱠﻟﺍ ﻱﺬ
ﺖﻨﹸﻛ ﻯﺭﹶﺃ
ﻪﻨﻣ ﲔﺣ
ﻲﻜﺘﺷﹶﺃ ﺎﻤﻧﹺﺇ
ﹸﻞﺧﺪﻳ