Bidang Kedokteran Analisis Semantik Leksikal terhadap Padanan makna yang terdapat dalam Dua Kamus tersebut

4. Bidang Kedokteran

a. ّﺪ sadd dalam kamus Al-Munawwir artinya ‘cacat seperti buta’, 108 dan kamus Al-‘Ashri artinya ‘katarak’. 109 Dalam padanan semantik leksikal kata ‘katarak’ adalah kata yang sering digunakan dalam dunia kedokteran yang bersinonim juga dalam kata ‘cacat seperti buta’. Namun, kata keduanya tidak mudah dipertukarkan, karena kata ‘katarak’ biasa digunakan untuk situasi masa kinimodern, dan pemakaiannya pun lebih halus dibandingkan kata ‘cacat seperti buta’, dan mempunyai nilai rasa yang tinggi. Karena kata ‘katarak’ bisa digunakan secara umum dibandingkan kata ‘cacat seperti buta’. Jadi, kata ‘katarak’lah yang terkenal dalam dunia kedokteran untuk masa sekarang. Dalam Kamus Biologi kata ‘katarak’ adalah bola kornea mata keruh sehingga penglihatan menjadi kabur, 110 Kamus Kesehatan mengartikan ‘katarak’ dengan ‘lensa mata menjadi 107 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 273 108 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Bahasa Arab-Indonesia Terlengkap, h. 620 109 Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdhar, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, h. 1054 110 Wildan Yatim, Kamus Biologi, h. 504 b. يوﺪﻋ ‘adwâ dalam kamus Al-Munawwir artinya ‘penularan penyakit’, 113 dan kamus Al-‘Ashri artinya ‘infeksi’. 114 Dalam Kamus Biologi mengartikan ’nfeksi’ dengan ‘masuknya kuman ke dalam tubuh inang, 115 sedangkan dalam kamus kesehatan mengartikan infeksi dengan ‘penyerangan tubuh oleh mikroorganisme berbahaya’. 116 Di sini sudah sangat jelas, bahwa kamus Al-Munawwir menggunakan padanan penjelasan yang satuan makna leksikalnya tidak dapat langsung diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran Bsa. Setelah itu kita harus mencari padanannya dalam bahasa sumber Bsu. Kata ‘infeksi’ itu sendiri adalah kata-kata yang digunakan dalam bidang kedokteran. Kamus Besar Bahasa Indonesia pun mengartikan kata ‘infeksi’ dengan arti ketularan penyakit; kemasukan bibit penyakit; peradangan; terkena hama. 117 Dilihat dari padanan makna tersebut sudah terlihat bahwa makna keduanya saling bersinonim. c. ﺔ ﻮ ﺮﺟ jursûmah dalam dua kamus tersebut Al-Munawwir dan Al-‘Ashri mempunyai makna yang berbeda-beda. Kamus Al-Munawwir memaknai dengan 111 Arum Gayatri, Kamus Kesehatan, Jakarta: Arcan, 1990, h. 38 112 Asrul, Kamus Terlengkap Kedokteran, Surabaya: Nusantara Publisher, 2009, h. 102 113 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Bahasa Arab-Indonesia Terlengkap, h. 651 114 Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdhar, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, h. 1278 115 Wildan Yatim, Kamus Biologi, h. 471 116 Arum Gayatri, Kamus Kesehatan, h. 105 117 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 432 d. ﻦ ﻨﺟ janîn kata tersebut mempunyai makna ‘janin’ dan ‘embrio’. Dalam kamus Al-Munawwir memaknai ‘janin’, 124 yang merupakan kata serapan dari Bahasa Arab atau dari bahasa sumbernya Bsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ‘janin’ adalah bakal bayi masih dalam kandungan. 125 Dalam kamus Al-‘Ashri memaknai ‘embrio’, 126 yang maknanya dalam Kamus Besar Bahasa 118 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Bahasa Arab-Indonesia Terlengkap, h. 180 119 Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdhar, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, h. 664 120 Wildan Yatim, Kamus Biologi, h.535 121 Penguin, Kamus Lengkap Biologi, Jakarta: Erlangga,1993, h. 57 122 Asrul, Kamus Terlengkap Kedokteran, h. 117 123 Asrul, Kamus Terlengkap Kedokteran, h. 27 124 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Bahasa Arab-Indonesia Terlengkap, h. 216 125 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 458 126 Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdhar, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, h. 702 e. ﻢ ﻮﻨ tanwîm kamus Al-Munawwir artinya ‘pembiusan’, 132 dan kamus Al-‘Ashri artinya ‘anestesi’. 133 Dalam Kamus Biologi ‘anestesi’ adalah pembiusan atau penghilang rasa sakit. 134 Sedangkan, Dalam Kamus Kedokteran kata ‘anestesi’ adalah hilangnya rasa pada tubuh disebabkan oleh pengaruh obat bius; 127 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 297 128 Wildan Yatim, Kamus Biologi, h. 486 129 Penguin, Kamus Lengkap Biologi, h. 202 130 Asrul, Kamus Terlengkap Kedokteran, h. 95 131 Asrul, Kamus Terlengkap Kedokteran, h. 57 132 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Bahasa Arab-Indonesia Terlengkap, h. 1478 133 Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdhar, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, h. 598 134 Wildan Yatim, Kamus Biologi, h. 51 keadaan mati rasa. 135 Jika penulis lihat dari jaman sekarang ini, kata ‘pembiusan’ sudah jarang digunakan lagi dan telah diperhalus kata-katanya menjadi ‘anestesi’. Sehingga, yang sering digunakan oleh penutur bahasa dalam bidang kedokteran adalah kata ‘anestesi’.

5. Bidang Linguistik