Sinopsis Al-‘Ashri Wawasan Tentang Kamus

Contoh: بﺬآ -menuduhnya bohong لﻮﻘﻟا - menyangkal kebenarannya, mendustakan دارأ ﺮ أ ﻦﻋ -mundur ﺮﺤﻟ ا -mereda. Sedangkan mengenai singkatan-singkatan yang digunakan dalam bahasa Arab antara lain: ج untuk menunjukkan jamak, م untuk menunjukkan muannats dan خ untuk menunjukkan bahwa kata itu berasal dari kata asing. Demikian pula dalam bahasa Indonesia juga digunakan singkatan-singkatan di antaranya: bb, bgn, dlm, mnr dll. 1

B. Sinopsis Al-‘Ashri

Kamus ini disusun oleh KH. Atabik Ali dan Drs. A. Zuhdi Muhdlor, keduanya dalah aktifis pondok pesantren Krapyak Yogyakarta. Dengan penuh keuletan, ketelitian, serta kesabaran yang tinggi mereka turut memperkaya khazanah perkembangan penyusunan kamus, yang pada masa mereka dikenal dengan sebutan kamus modern. Kamus kontemporer ini demikian mudah digunakan, karena menggunakan pola alfabet huruf. Sehingga untuk mencari kata atau lafadz tertentu, kita tidak perlu susah-susah mencari akar kata atau fi’il madlinya, melainkan langsung pada kata atau lafadz tersebut sesuai dengan huruf awalnya. Adapun petunjuk penggunaannya sebagai berikut: 1 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Bahasa Arab-Indonesia Terlengkap, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, h. xi-xii 1. Sesuai dengan pola yang kami tempuh dalam penyusunan kamus ini, maka pembaca tidak perlu mencari akar kata atau kata asal dari kosakata yang akan dicari. Pembaca cukup membuka kepada bab atau kelompok huruf dari huruf pertama kosakata tersebut. Sebagai contoh: kata ﺧدأ dicari pada bab alif, kata ﺧاﺪ dicari pada bab ta’, kata ﺧاد dicari pada bab dal, dan kata ﺔ ﺧاﺪ dicari pada bab mim. 2. Secara umum kami tidak mencantumkan “ ﺮﻌﺘﻟا لا ” kecuali pada bab beberapa kata yang penulisannya menjadi berubah jika di situ dituliskan ﺮﻌﺘﻟا لا , seperti pada kata رﺎ يرﺎﻀﻟا , ضﺎ ﺎﻘﻟا , لﺎﻋ ﻟﺎﻌﻟا . 3. Secara pula kosa kata Arab yang ada pada kamus ini adalah berjenis bershigat laki-laki atau mudzakkar kecuali dalam beberapa kata yang kami anggap penting untuk dicantumkan jenis shigat perempuan atau muannatsnya. 4. Untuk kata yang searti ada kalanya ditulis lagi dibelakang muradif atau padanannya tanpa membedakan terjadinya perubahan bentuk mabni. Seperti طﻮﻐ , زوﺮ أ dibelakangnya ditulis lagi زوﺮ . Demikian pula kata ﺼ ا , ﺮ ﺘ ا dibelakangnya ditulis lagi اﻮ dan seterusnya. 5. Dalam hal terjadi kesamaan huruf pada kosa kata, tetapi harkatnya berubah- ubah. Maka menyusunnya berurutan mulai dari yang berharkat fathah, kemudian dlommah, kasrah, lalu sukun. 6. Alif maqsurah ى dipersamakan dengan alif biasa. Seperti kata ىﻮﺘﺣا , ﻰﻘ ا , ىﺰﺟ. 7. Alif mamdudah ﺁ dipersamakan dengan alif biasa dan tidak mempengaruhi urutan-urutan penulisan. 8. Hamzah ء dalam bentuk dan tulisan seperti apapun dipersamakan dengan alif, karena itu dibedakan antara hamzah dengan alif layyinah, baik jika hamzah itu di atas alif, wawu atau ya, bahkan ketika berdiri sendiri. Karenanya jika hamzah atau alif menjadi huruf terdepan dari sebuah kosakata, maka harus dicari pada bab hamzah. 9. Ta marbuthah ة , ﺔ dipersamakan dengan ta mabsuthah ت , ﺘ . 10. Penggunaan tanda kurung baik pada kosakata Arab maupun artinya dalam bahasa Indonesia, adakalanya untuk: a. Memperjelas penggunaan kata tersebut, seperti: ﺮ ﻜﺸﻟا , ﺘﺋإ , ﻰﻘ أ ﺎ ﺣ ﻰ ﻋ إ Indonesia: bulan April, putih warna, surat tuduhan jaksa, dsb. b. menunjukan bahasa asli untuk terjemah bahasa ‘ajamnya seperti: saluran air kencing urethra, kemauan bebas free will, tulang rawan cartilage, dsb. c. Menunjukan ilmu disiplin ilmu tertentu, seperti: ةﺮﻐ ﻃ , ﺔ ﺪﻋ ﺔﻔﺴ , عﺎ , عﺎ ﺸﻟا ﺔ آﻮآ ﻚ , مﺎ ﺘﻟا ﺟ ﺔ ﺎ ر Indonesia’Ajamnya: superiority complex psi: psikologi, sinus mat: matematika, citoplasma bio: biologi, dsb. d. Menunjukan macam atau jenis seperti Arab: ةﺮﻘﻨ \ رﻮﻘﻨ ةﺮﺋﺎﻃ , ةرﻮ ﻨ ﻚ , بﻼﻘ تﺎ Indonesia’Ajamnya: argon, unsur gas kimia, yang berinsang bawah ikan, benang sari bunga, yoyo mainan anak-anak, dsb. 2 Jadi, dapat disimpulkan bahwa kamus Al-Munawwir dan Al-‘Ashri sama- sama mempunyai persamaan yaitu dalam penyusunan entrinya yaitu dengan menggunakan pola alfabet. 2 Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdhar, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum, 1996, h. xi

BAB IV ANALISIS SEMANTIK LEKSIKAL DALAM KAMUS