Berbagai upaya telah dilakukan untuk membudidayakan ikan ini akan tetapi tidak memberikan hasil yang baik Dinas Perikanan, 1999. Kemungkinan karena
kurang didukung oleh berbagai penelitian baik dari aspek ekologi maupun aspek biologi khususnya yang terkait dengan genetika sebagai dasar dari suatu kehidupan.
Selain itu, tidak diketahui ada atau tidaknya gen dan distribusi gen yang dapat menentukan daya tahan ikan ini terhadap berbagai serangan baik penyakit maupun
penyebab ikan ini sukar untuk dibudidayakan Supriharti, 2005. 1.2
Permasalahan
Ikan Batak Neollissochilus sp. dan Tor sp. merupakan spesies ikan dari famili Cyprinidae dan jenis ikan ini adalah spesies yang hampir punah di Indonesia. Kedua
jenis ikan ini memiliki kekerabatan dekat dan morfologi yang mirip. Untuk membedakan kedua jenis ikan ini, perlu dilakukan analisis susunan kromosom dari
kedua jenis ikan tersebut.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui susunan kromosom dari dua jenis ikan Batak yaitu Neollissochilus sp. dengan Tor sp, dan diharapkan dapat
memberikan informasi awal genetik dari kedua jenis ikan tersebut dan dapat dijadikan sebagai acuan penelitian selanjutnya mengenai kedua jenis ikan tersebut.
1.4 Hipotesis
Neolissochilus sp. dan Tor sp. adalah dua spesies yang merupakan kerabat dekat dari famili Cyprinidae yang memiliki karyotipe yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat penelitian
Dengan didapatkannya bentuk karyotipe dari dari ikan Batak Neolissochilus sp. dan Tor sp. diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk membedakan kedua
jenis ikan tersebut dan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya mengenai kelangkaan ikan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Kottelat et al, 1993 menyatakan yang dimaksud dengan ikan Batak adalah Tor sp. dan jenis yang lainnya yang mirip dan hidup di Danau Toba adalah Neolissochilus sp.
Ikan batak terdiri dari dua genera yaitu Neolissochilus dan Tor yang termasuk dalam famili Cyprinidae, ordo Cypriniformes.
Penelitian mengenai jumlah kromosom ikan dari famili Cyprinidae telah banyak dilaksanakan, diantaranya oleh Veranita 1999 pada empat spesies ikan tawar
yaitu, Rasbora Laterisriata, Puntius, tetrazona, P. Binotatus, dan P. Javanicus, dan diperoleh jumlah kromosom masing-masing 2n = 50. Novizarni 2005 melaporkan
bahwa jumlah kromosom ikan Mas Cyrinus carpio yang terdapat di Sumatera Barat adalah 2n=100.
2.1 Neolissochilus
Ikan Batak, atau lebih populer disebut ‘Ihan’, telah lama dikenal masyarakat Batak di Sumatera Utara. Ikan ini termasuk komoditas eksotis dan memiliki nilai religius
tersendiri, terutama dalam upacara adat. Sekarang ikan tersebut mulai langka karena penangkapan berlebihan, serta perkembang biakan di alam yang menurun, akibat
terganggunya pemijahan. Secara historis, pelestariannya telah lama dilakukan di Danau Toba. Prosesnya melibatkan hak adat, dengan adanya hukum adat untuk
menangkap ukuran dan lokasi penangkapan pada daerah tertentu http:www.imrannapitupulu.comikan-batak-aek-sirambe-perlu-dilestarikan.html.
Genus Neolissochilus ini memiliki tiga spesies yaitu, N. thienemanni, N longipinnis, N. sumateranus. N. thienemanni memiliki ciri morfologi lebar badan 4
kali lebih pendek dari PS; 10 sisisk di depan sirip punggung ; 10 baris yang tidak teratur masing-masing memiliki tubus yang keras pada masing-masing sisi moncong
dan di bawah mata; alur dari bagian belakang sampai ke bibir bawah terputus di
Universitas Sumatera Utara
bagian tengah Kottelat, et al., 1993. N. sumateranus memiliki ciri morfologi lebar badan 3,1-3,5 kali lebih pendek dari PS; 7-8 sisik di depan sirip punggung; 4 baris
pori-pori masing-masing memilki tubus yang keras . N. longipinnis memiliki lebar badan 3,4 – 3.8 kali tebih pendek dari PS; 8-9 sisik di depan sirip punggung; tidak ada
informasi mengenai adanya pori-pori atau tubuh dari moncong; alur dari bagian belakang sampai bibir bawah tidak terputus di bagian tengah Kottelat, et al, 1993.
2.2 Tor