BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian ini meliputi pengumpulan, pengolahan sampel, pembuatan ekstrak n-heksana, analisis ekstrak dengan KLT dan dilanjutkan isolasi
dengan kromatografi kolom dan KLT preparatif, isolat yang diperoleh dimurnikan dan diuji kemurniannya dengan KLT dua arah dengan fase gerak n-heksana -
etilasetat 70:30 dan toluena – etilasetat 70:30. Selanjutnya terhadap isolat yang telah murni dikarakterisasi dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet
UV dan spektrofotometer inframerah IR.
3.1. Alat-alat yang digunakan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas laboratorium, blender Philips, oven listrik Gallenkamp, penguap vakum putar
Heidolph, neraca kasar Ohaus, neraca analitik Sartorius, seperangkat alat kromatografi lapis tipis KLT, kromatografi kolom dan KLT preparatif,
spektrofotometer ultraviolet QP 5000 Simadzu, dan spektrofotometer infra merah M-500 Buck.
3.2. Bahan-bahan yang digunakan
Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun segar tumbuhan ruku-ruku Ocimum sanctum L. yang cukup dewasa. Bahan kimia
yang digunakan kecuali dinyatakan lain berkualitas pro analisis E.Merck yaitu : asam asetat anhidrat, asam sulfat pekat, etil asetat, metanol, n-heksana, toluena,
Universitas Sumatera Utara
plat pralapis tipis silika gel
254
, sillika gel GF
254
. silika gel mesh 70-230 ASTM dan air suling laboratorium fitokimia.
3.3. Pengumpulan sampel, Identifikasi Sampel dan Pengolahan Sampel 3.3.1. Pengumpulan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun segar tumbuhan ruku-ruku Ocimum sanctum L. yang cukup tua dari daerah Kecamatan Marelan
tanah 600 lingkungan VIII Kota Medan. Pengumpulan sampel dilakukan secara purposif, tanpa membandingkan dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain.
3.3.2. Identifikasi tumbuhan
Identifikasi tumbuhan dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Pusat Penelitian Biologi. Identifikasi tumbuhan dilakukan oleh
peneliti sebelumnya yaitu oleh Cut Azwanidar 2008. Hasil identifikasi tumbuhan dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 32. Gambar tumbuhan dapat
dilihat pada lampiran 2 halaman 33.
3.3.3 Pengolahan Sampel Daun ruku-ruku yang segar dibersihkan dari pengotoran, dicuci dengan air
bersih, ditiriskan lalu ditimbang, diperoleh berat basah 5,8 kg. Selanjutnya daun dikeringkan dengan cara diangin-anginkan di udara terbuka terhindar dari sinar
matahari langsung, setelah kering dan rapuh daun ditimbang, diperoleh berat kering sebanyak 800 g. Selanjutnya daun diserbukkan dengan blender dan
disimpan dalam wadah plastik
Universitas Sumatera Utara
3.3.4. Pengujian Senyawa TriterpenoidaSteroida
Terhadap serbuk daun tumbuhan ruku-ruku Ocimum sanctum L. dilakukan pemeriksaan senyawa golongan triterpenoidasteroida dengan
penampak bercak Liebermann - Burchard. Cara kerja :
Sebanyak 1 g serbuk daun dimaserasi dengan 20 ml eter selama 2 jam, kemudian disaring, filtrat diuapkan dalam cawan porselen, sisa ditambahkan 2
tetes pereaksi Libermann-Burchard. Timbulnya warna ungu atau ungu kemerahan yang kemudian menjadi biru hijau menunjukkan adanya senyawa
triterpenoidasteroida Harborne, 1987.
3.3.5. Pembuatan Ekstrak
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut n-heksan.
Cara kerja : Sebanyak 800 g serbuk daun dimasukkan ke dalam wadah gelas yang
berwarna gelap bertutup, dimaserasi dengan pelarut n-heksana 6 liter, ditutup, dibiarkan pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya selama 2 x 24 jam sambil
sering diaduk, kemudian disaring, terhadap ampas dimaserasi kembali menggunakan prosedur yang sama. Pengerjaan dilakukan tiga kali sampai maserat
tidak memberikan reaksi positif dengan penambahan pereaksi Libermann- Burchard. Maserat yang diperoleh digabungkan kemudian diuapkan dengan
bantuan penguap vakum putar pada suhu ± 40 C sampai diperoleh ekstrak
kental.ekstrak kental diperoleh sebanyak 26 g. Bagan ekstraksi dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 34.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Pembuatan Larutan Pereaksi 3.4.1. Pereaksi Libermann-Burchad Harborne, 1987
Sebanyak 20 ml asam asetat anhidrat dicampur dengan 1 ml asam sulfat pekat dan 50 ml kloroform. Larutan ini harus dibuat baru.
3.5. Pembuatan Plat Kromatografi Lapis Tipis
Sebanyak 30 g silika gel GF
254
dimasukkan ke dalam lumpang porselen kering, ditambahkan 40 ml air suling, mula-mula diaduk perlahan-lahan dengan
alu sampai didapat suspensi yang seragam tanpa terjadi gelembung udara ataupun gumpalan. Selanjtutnya ditambahkan air suling sebanyak 20 ml sambil diaduk.
Jangka waktu untuk memperoleh suspensi yang dapat disaputkan tidak boleh melebihi sembilan puluh detik, kemudian suspensi segera dituanglan ke plat kaca.
Plat yang sudah dilapisi dibiarkan kering. Kemudian diaktifkan dalam oven pada suhu 110
C selama 30 menit dengan posisi tegak dalam rak pengering. Plat disimpan ditempat yang tidak lembab dan bebas uap laboratorium Stahl, 1985.
3.6. Analisis Ekstrak n-Heksana secara Kromatografi Lapis Tipis KLT