Kromatografi Lapis Tipis Kromatografi

atau lebih senyawa yang berbeda dengan distribusi antara dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak Pavia, 1988. Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fase yaitu fase diam stationary phase dan fase gerak mobile phase. Pemisahan sampel pada komponen-komponennya tergantung pada gerakan relatif dari senyawa yang dipisahkan pada kedua fase ini. Cara-cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari fase diam, yang dapat berupa zat padat atau zat cair. Jka fase diam berupa zat padat maka cara tersebut dikenal dengan kromatografi serapan absorbsi, jika zat cair dikenal sebagai kromatografi pembagian partisi Sastrohamidjojo, 1991.

2.4.1. Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi lapis tipis termasuk kromatografi adsobsi, sebagai fase diam digunakan zat padat yang disebut adsorben penyerap dan fase gerak adalah zat cair yang disebut larutan pengembang. Tebal Plat lapis tipis untuk tujuan kualitatif adalah 0,1-0,3 mm, sedangkan untuk pemisahan kuantitatif KLT preparatif mempunyai fase diam dengan ketebalan 0,5-2mm Gritter, 1991; Hostettmann, 1995. Pendeteksian bercak hasil pemisahan dapat dilakukan dengan bebera[a cara, yaitu dengan peraksi kimia tanpa pemanasan dengan pemanasan, sinar lampu ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm dan 366 nm Stahl, 1985. a. Fase Diam Pada kromatografi lapis tipis, fase diam berupa lapisan tipis yang terdiri atas bahan padat yang dilapiskan pada permukaan penyangga datar. Lapisan melekat pada permuakaan dengan bantuan bahan pengikat. Dua sifat yang penting Universitas Sumatera Utara dari fase diam adalah ukuran partikel dan homogenitasnya, karena gaya adhesi pada penyokong sangat tergantung pada kedua sifat trsebut. Partikel dengan bituran yang kasar tidak akan memberikan hasil yang memuaskan. Salah satu cara untuk memperbaiki hasil pemisahan adalah dengan menggunakan fase diam yang biturannya halus. Penyerap yang banyak dipakai untuk kromatografi lapis tipis adalah silika gel, alumunium oksida, kieselgur, selulosa dan poliamida Sastrohamidjojo, 1991; Stahl, 1985. b. Fase Gerak fase gerak ialah medium angkut dan terdiri atas satu atau beberapa pelarut. Ia bergerak didalam fase diam yaitu suatu lapisan berpori, karena ada gaya kapiler. Pemilihan sistem pelarut yang dipakai didarkan atas prinsip like dissolves like yaitu untuk memisahkan sampel yang bersifa non polar digunakan sistem pelarut yang bersifat non polar dan untuk memisahkan sampel yang bersifat polar digunakan sistem pelarut yang bersifat polar Stahl, 1985. c. Harga Rf Jarak pengembangan suatu senyawa pada kromatogram dinyatakan dengan angka Rf atau hRf Stahl, 1985. Jarak perambatan bercak dari titi penotolan Rf = Jarak perambatan pelarut dari titik penotolan Faktor – faktor yang mempengaruhi harga Rf Sastrohamidjojo, 1991 : 1. Struktur kimia dari senyawa yang dipisahkan 2. Sifat penyerap 3. Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap 4. Jenis pelarut dan derajat kemurnian pelarut Universitas Sumatera Utara 5. Derajat kejenuhan pengembang dalam bejana 6. Jumlah cuplikan 7. Suhu

2.4.2. Kromatografi Kolom