H. Manfaat Pendaftaran Tanah
Sebagaimana telah di jelaskan sebelumnya bahwa pendaftaran tanah sangat memiliki nilai yuridis dan nilai ekonomis terhadap pemegang haknya dimana tanah
dapat sebagai sumber kehidupan yang luas bagi masyarakat. Dengan adanya pendaftaran hak atas tanah, dari kajian nilai yuridisnya maka telah memberikan
jaminan dan perlindungan hukum terhadap pemiliknya sehingga dengan adanya pendaftaran hak atas tanah maka di terbitkannya sertipikat hak atas tanah yang
memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum serta dapat memberikan alat bukti terkuat bagi pemegang haknya.
Disamping manfaat pendaftaran tanah dari kajian nilai yuridisnya telah memberikan kepastian dan perlindungan hukum kepada pemegangnya, juga
pendaftaran tanah memberikan nilai ekonomis bagi pemegang haknya setelah mendapatkan sertipikat tanahnya, maksudnya dengan di terbitkannya sertipikat hak
atas tanah tersebut maka sertipikat tersebut dapat di jadikan sebagai jaminan hak tanggungan kepada pihak kreditur.
Secara umum manfaat pendaftaran tanah sebagaimana yang disebutkan diatas telah memberikan manfaat yuridis dan ekonomis bagi pemegang haknya, pendaftaran
tanah dapat juga membantu dan mengisi pembangunan nasional maksudnya dengan adanya pendaftaran tanah maka segala sesuatu beban pajak terhadap tanah tersebut
ketika di lakukan pendaftaran tanah atau peralihan haknya wajib di lunasi pajaknya oleh pemiliknya seperti PBB, BPHTB.
Aliyusran Gea: Kajian Pendaftaran Tanah Dari Pembagian Warisan Setelah PP 24 Tahun 1997 Studi Penelitian Di Kecamatan gunung Sitoli Kabupaten Nias, 2008.
USU e-Repository © 2008
Dengan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan oleh Wajib Pajak dan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan oleh pihak pembeli pada
pendaftaran tanah atau peralihan hak atas tanah maka dengan sendirinya telah memberikan atau menambah Pendapatan Asli Daerah setempat.
BAB III KENDALA-KENDALA PENDAFTARAN TANAH
YANG DI PEROLEH MELALUI PEWARISAN
Dalam rangka menjamin kepastian hukum hak atas tanah, sebagaimana yang ditetapkan dalam UUPA Pasal 19 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:
1. Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur
dengan peraturan Pemerintah. 2. Pendaftaran tersebut dalam ayat 1 pasal ini meliputi :
a. Pengukuran, pemetaan dan pembukuan tanah. b. Pendaftaran hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut.
c. Pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai pembuktian yang kuat.
Lebih lanjut tentang pendaftaran tanah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 sebagai penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 10
Tahun 1961 sebagai peraturan pelaksanaannya, maka dalam hal ini pelaksanaan
Aliyusran Gea: Kajian Pendaftaran Tanah Dari Pembagian Warisan Setelah PP 24 Tahun 1997 Studi Penelitian Di Kecamatan gunung Sitoli Kabupaten Nias, 2008.
USU e-Repository © 2008
pendaftaran tanah merupakan kewajiban bersama antara pemerintah dan para pemegang hak atas tanah.
Dengan terselenggaranya pendaftaran tanah tersebut akan memberi kepastian dan perlindungan hukum kepada pemegang haknya, serta memberikan manfaat yang
lebih bersifat ekonomis, juga memberikan kemudahan kepada pemegang hak atas tanah untuk melakukan transaksi baik dalam mengalihkan haknya maupun untuk
memberikan jaminan hak tanggungan. Sebagai contoh:
1. Tuan Sozanolo Zebua, wiraswasta, Warga Negara Indonesia, Lahir di Ombelata Ulu Kecamatan Gunungsitoli, tanggal 2 Mei 1956 seribu sembilan
ratus lima puluh enam, bertempat tinggal di Jalan Yos Sudarso Dusun II, Desa Ombelata Ulu, Kecamatan Gunungsitoli, Pemegang Keterangan Kartu Tanda
Penduduk Nomor:474.4104OU2007. 2. Tuan Arozatulo Zebua, Wiraswasta, Warga Negara Indonesia, Lahir di
Ombelata Ulu, Kecamatan Gunungsitoli, tanggal 27 Oktober 1963 Sembilan belas enam tiga, bertempat tinggal di Jalan Yos Sudarso Dusun II, Desa
Ombelata Ulu, Kecamatan Gunungsitoli,Pemegang Keterangan Kartu Penduduk Nomor:474.4105OU2007.
3. Tuan Borozatulo Zebua, wiraswasta, Warga Negara Indonesia, Lahir di Ombelata Ulu, tanggal 23 Mei 1965 Sembilan belas enam puluh lima,
bertempat tinggal di Jalan Yos Sudarso Dusun II, Desa Ombelata Ulu,
Aliyusran Gea: Kajian Pendaftaran Tanah Dari Pembagian Warisan Setelah PP 24 Tahun 1997 Studi Penelitian Di Kecamatan gunung Sitoli Kabupaten Nias, 2008.
USU e-Repository © 2008
Kecamatan Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Pemegang Keterangan Kartu Tanda Penduduk Nomor:474.4106OU2007.
4. Tuan Pendeta Sadarman Zebua, Rohaniawan, warga Negara Indonesia, lahir di Ombelata Ulu, tanggal 10 November 1976 seribu Sembilan ratus tujuh puluh
enam, bertempat tinggal di Jalan Yos Sudarso Dusun II, Desa Ombelata Ulu, Kecamatan Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Pemegang Keterangan Kartu Tanda
Penduduk Nomor: 474.4107OU2007. Sebagaimana yang terlihat dalam Akta Pembagian Hak Bersama Nomor. 89
Tahun 2008, yang di perbuat di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah, Darius Duhuzaro Gulo, Sarjana Hukum, pada tanggal 13 Mei 2008, atas beberapa
bidang tanah Hak Milik nomor 35, 136, 137, 138 Desa Ombelata Ulu, sebagaimana di uraikan dalam surat ukur gambar situasi tanggal 7 Mei 2008 ,
Nomor 03 Ombelata Ulu2008 seluas 385,405,672,528 m
2
, dengan nomor identitas bidang tanah NIB : 00088,00089,00090, terletak di :
Propinsi : Sumatera Utara Kabupaten : Nias
Kecamatn : Gunungsitoli Desa : Ombelata Ulu
Jalan : Yos Sudarso Para pihak selanjutnya menerangkan bahwa mereka telah sepakat untuk
mengakhiri pemilikan bersama atas hak bersama tersebut dan untuk itu dengan ini menyepakati pembagaian hak bersama itu sebagai berikut:
Aliyusran Gea: Kajian Pendaftaran Tanah Dari Pembagian Warisan Setelah PP 24 Tahun 1997 Studi Penelitian Di Kecamatan gunung Sitoli Kabupaten Nias, 2008.
USU e-Repository © 2008
a. Pihak pertama memperoleh dan menjadi pemegang tunggal dari: Hak milik Nomor: 138desa Ombelata Ulu, tanggal 7 Mei 2008 sebagaimana di
uraikan di atas yaitu seluas kurang lebih 528 m
2
, dengan batas-batas sebagaimana terlihat dalam sertipikat Hak Milik Nomor: 138.
b. Pihak kedua memperoleh dan menjadi pemegang tunggal Hak milik Nomor; 135Desa Ombelata Ulu, tanggal 7 Mei 2008, sebagaimana di
uraikan di atas yaitu seluas kurang lebih 385 m
2
, dengan batas-batas sebagaimana terlihat dalam sertipikat Hak Milik Nomor: 135.
c. Pihak ketiga memperoleh dan menjadi pemegang tunggal dari Hak Milik Nomor: 136Desa Ombelata Ulu, tanggal 7 Mei 2008, sebagaimana di
uraikan di atas yaitu seluas kurang lebih 405 m
2
, dengan batas-batas sebagaimana terlihat dalam sertipikat Hak Milik Nomor: 136.
d. Pihak keempat memperoleh dan menjadi pemegang tunggal Hak Milik Nomor: 137Desa Ombelata Ulu, tanggal 7 Mei 2008, sebagaimana di
uraikan di atas seluas 672 m
2
, dengan batas-batas sebagaimana terlihat dalam sertipikat Hak Milik Nomor: 137.
“Bahwa tujuan dari pemisahan dan pembagian harta bersama ini di lakukan agar tidak terjadi konflik internal keluarga atau permasalahan di kemudian hari.”
76
“Selain dari itu pemisahan dan pembagian harta bersama juga bertujuan untuk mendapat kepastian hukum kepemilikan hak atas tanah tersebut serta juga dapat
memberikan nilai ekonomis untuk pengembangan usaha”
77
76
Wawancara dengan Sozanolo Zebua, Di Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Pada tanggal 25 Mei 2008.
Aliyusran Gea: Kajian Pendaftaran Tanah Dari Pembagian Warisan Setelah PP 24 Tahun 1997 Studi Penelitian Di Kecamatan gunung Sitoli Kabupaten Nias, 2008.
USU e-Repository © 2008
Dengan di lakukannya pemisahan dan pembagian atas harta bersama maka para pihak dapat dengan mudah untuk melaksanakan pendaftaran peralihan haknya
atas tanah yang di peroleh melalui pewarisan. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 42 Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997, bahwa adanya kewajiban dari para ahli waris untuk mendaftarkan peralihan hak atas tanah yang di peroleh melalui pewarisan. “Waktu yang di berikan
untuk melakukan pendaftaran peralihan hak tersebut adalah 6 enam bulan sejak tanggal meninggalnya pewaris.”
78
Walaupun undang-undang telah menetapkan waktu pendaftaran tanah yang berasal dari tanah warisan, namun Kantor Pertanahan memberikan perpanjangan
waktu untuk pendaftaran tanah yang diperoleh melalui warisan dengan bermacam- macam pertimbangan dan kemudahan-kemudahan lain untuk melakukan pendaftaran
tanah yang berasal dari tanah warisan. Setiap warga negara Indonesia sangat membutuhkan perlindungan hukum, tak
terkecuali kebutuhan akan terpenuhinya kepastian hukum dibidang kepemilikan hak atas tanah untuk memberikan jaminan kepastian hukum atas penggunaan dan
pemilikan hak atas tanah di Indonesia. Oleh karena itu UUPA telah menggariskan kepada pemerintah agar menyelenggarakan pendaftaran tanah di Indonesia. Dalam
pendaftaran tanah ini telah menunjukkan bahwa alat bukti kepemilikan atas tanah mempunyai peran yang sangat menentukan dalam memberikan jaminan kepastian dan
77
Wawancara dengan Arozatulo Zebua, Di Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Pada Tanggal 26 Mei 2008.
78
Florianus SP Sangsun, Op. Cit, hlm 74
Aliyusran Gea: Kajian Pendaftaran Tanah Dari Pembagian Warisan Setelah PP 24 Tahun 1997 Studi Penelitian Di Kecamatan gunung Sitoli Kabupaten Nias, 2008.
USU e-Repository © 2008
perlindungan hukum bagi setiap pemegang haknya, hal ini sangat di tuntut peranan pemerintah dalam hal ini pihak Kantor Pertanahan beserta dukungan seluruh lapisan
masyarakat bangsa Indonesia, sehingga apa yang menjadi tujuan dari UUPA tersebut khususnya dalam menjamin kepastian dan memberi perlindungan hukum kepada
pemegang haknya dapat terwujud dengan baik. Dari kajian yuridisnya bahwa ketentuan-ketentuan ataupun peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang pendaftaran tanah telah banyak di undangkan dan semakin lengkap walaupun masih banyak disana-sini kelemahan-
kelemahan dari peraturan dan perundang-undangan tersebut. Namun untuk mengefektifkan implementasi peraturan perundang-undangan dalam pelaksanaan
pendaftaran tanah sangat perlu di dukung secara konsisten oleh para petugas pihak Kantor Pertanahan KabupatenKota. Dan juga bukan hanya dukungan dari aparat
pemerintah saja dalam hal ini Kantor Pertanahan Kabupaten tetapi juga harus mendapat dukungan dari berbagai kalangan masyarakat sehingga program pendaftaran
tanah dan peralihan hak atas tanah terlaksana dengan baik serta masyarakat pun dalam hal ini akan memperoleh perlindungan dan kepastian hukum atas kepemilikan
hak atas tanah. Dalam proses melakukan pendaftaran tanah atau peralihan hak atas tanah
yang di dapatkan melalui pewarisan, kadang kala masyarakat ataupun pihak pemerintah dalam hal ini Kantor Pertanahan KabupatenKota menghadapi suatu
persoalan yang menimbulkan kendala dalam pelaksanaan pendaftaran peralihan hak atas tanah tersebut. Untuk dapat mengatasi kendala-kendala tersebut lebih baik
Aliyusran Gea: Kajian Pendaftaran Tanah Dari Pembagian Warisan Setelah PP 24 Tahun 1997 Studi Penelitian Di Kecamatan gunung Sitoli Kabupaten Nias, 2008.
USU e-Repository © 2008
mengetahui faktor-faktor kendala yang di hadapi dalam pendaftaran tanah atau peralihan hak atas tanah yang di peroleh dari pembagian warisan berdasarkan hasil
penelitian di lapangan. Adapun kendala-kendala yang di hadapi tersebut antara lain adalah:
A. Kendala Internal