perkawinan antara orang-orang Kristen Protestan dengan yang bukan Kristen Protestan.
4. Menurut Agama Hindu
Hukum agama Hindu memandang perkawinan sebagai salah satu dari banyak samskra, sebagai sesuat yang suci, yang diatur oleh dharma, dan harus tunduk pada
dharma. Karena itu perkawinan baru sah bila ia dilakukan menurut hukum agama dengan melalui upacara sakramen yaitu wiwaha homa atau wiwaha samskara. Bila
suatu perkawinan tidak dilakukan menurut hukum agama, maka segala akibat hukum yang timbul dari perkawinan tersebut tidak diakui oleh agama.
Dari ketentuan tersebut dapat dipahami bahwa pada hakeketanya hukum agama Hindu juga tidak mengenal adanya perkawinan antar agama.
5. Menurut Agama Budha
Menurut agama Budha perkawinan adalah perjodohan laki-laki dan perempuan menjadi suami istri. Walaupun di dalam agama Budha tidak ditentukan
secara tegas azas monogami yang dianut. Tetapi dengan berdasar kepada Anguttara Nikaya 11.57 seperti dikutip di atas, yaitu pernikahan yang dipuji oleh Sang Budha
adalah perkawinan antara seorang laki-laki yang baik dewa dengan seorang perempuan yang baik dewi. Maka dapat disimpulkan bahwa azas perkawinan
menurut agama Budha adalah azas monogami, yaitu dalam suatu perkawinan seorang
laki-laki hanya boleh mempunyai seorang istri dan seorang perempuan hanya boleh mempunyai seorang suami.
80
Asmin mengungkapkan bahwa perkawinan menurut agama Budha harus sedharma. Dengan kata-kata se –dharma berarti bahwa hukum agama Budha juga melarang
perkawinan antara orang-orang yang beragama Budha dengan yang non Budha.
80
http:www.samaggi-phala.or.id
BAB III PENCATATAN PERKAWINAN BEDA AGAMA
YANG DI LANGSUNGKAN DI LUAR NEGERI
A. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Sebagaimana diatur dalam Keputusan Walikota Medan No. 60 Tahun 2001, Dinas Kependudukan memiliki tugas pokok dan fungsi tertentu. Secara terperinci,
tugas dan fungsi pokoknya adalah sebagai berikut: Dinas Kependudukan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan
rumah tangga daerah dalam bidang kependudukan dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidangnya.
Berkaitan dengan tugas pokok di atas, Dinas Kependudukan memiliki empat fungsi, yaitu:
1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang kependudukan dan
pencatatan penduduk 2.
Menyelenggarakan pelayanan umum di bidang kependudukan 3.
Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya 4.
Melaksanakan tugas-tugas lan yang diberikan oleh Kepala Daerah Untuk memungkinkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kependudukan
sesuai Keputusan Walikota Medan No. 60 Tahun 2001. Dinas Kependudukan memiliki susunan organisasi sebagai berikut:
1. Kepala Dinas
2. Bagian Tata Usaha terdiri dari:
a. Sub bagian umum
b. Sub bagian kepegawaian
c. Sub bagian keuangan
d. Sub bagian perencanaan program
3. Sub Dinas Pelayanan dan Pendaftaran terdiri dari:
a. Seksi Nomor Induk Penduduk
b. Seksi Kartu Keluarga
c. Seksi Kartu Tanda Penduduk
4. Sub Dinas Pelayanan Pencatatan terdiri dari:
a. Seksi Kelahiran
b. Seksi Perkawinan dan Perceraian
c. Seksi Pengakuan, Pengesahan Anak dan Kematian
5. Sub Dinas Mutasi penduduk terdiri dari:
a. Seksi Administrasi Perpindahan Penduduk
b. Seksi Perubahan Data
6. Sub Dinas Data dan Laporan terdiri dari:
a. Seksi Pengolahan Data
b. Seksi Data Statistik dan Informasi
c. Seksi Penyimpangan dan Pelaporan
7. Sub Dinas Pengendalian Penduduk terdiri dari:
a. Seksi Pengesahan
b. Seksi Penyuluhan
c. Seksi Jabatan Funcsional.
Pencatatan perkawinan dilakukan oleh bidang Sub dinas Pelayanan Pencatatan:
Sub dinas pelayanan pencatatan dipimpin oleh seorang kepala sub dinas yang dalam melaksanakan tugasnya di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas, Sub dinas pelayanan pencatatn mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas dinas di bidang pelayaan pencatatan penduduk Warga Negara Indonesia WNI dan Warga Negara Asing WNA. Untuk melaksanakan tugas sub dinas pelayanan
pencatatan mempunyai fungsi: a.
Menyusun rencana kegiatan kerja b.
Melaksanakan pencatatan dan pendaftaran, memeriksa dan meneliti berkas pencatatan, mengelola data serta penerbitan. Akta kelahiran bagi warga negara
Indonesia WNI dan Warga negara AsingWNA. c.
Melaksanakan pencatatan dan pendaftaran, memeriksa dan meneliti berkas pencatatan, mengelola data serta menerbitkan
B. Perkawinan Beda Agama Di Luar Negeri
1. Alasan Kawin Di luar Negeri