Kepribadian Nyonya Besar Wang

44 yang meluap ditunjukkan pada kutipan diatas juga dapat digolongkan kedalam ciri-ciri kepribadian orang koleris.

4.1.5 Kepribadian Nyonya Besar Wang

Nyonya Besar Wang adalah ibu dari Xueke. Berikut akan dipaparkan keadaan tempramen Nyonya Besar Wang melalui kutipan-kutipan yang terdapat dalam novel. 王爷举剑,福晋凄然大喊: “ 王爷!手下留情啊!” 说着,福晋忘形的,急忙双手去握住王爷的手。雪珂, 1990:12 Pangeran mengangkat pedang, Nyonya Besar Wang berseru keras dengan suara pilu, “Pangeran Berlakulah lebih lunak” Sambil bicara, tak tahan lagi secepat kilat kedua tangan Nyonya Besar Wang menggenggam tangan Pangeran erat-erat. GdTS, 1997:14 Tokoh ini mengetahui bahwa putrinya Xueke melakukan kesalahan, namun ia tetap membela Xueke. Pada kutipan ini dapat dilihat bahwa Nyonya Besar Wang memiliki sifat pemaaf. Orang yang memiliki tempramen melankolis biasanya memiliki keinginan untuk membuat dirinya sendiri menderita dan seringkali memilih tindakan- tindakan pengorbanan diri. Ciri-ciri ini terlihat pada diri Nyonya Besar Wang yang terdapat pada kutipan halaman 19 Universitas Sumatera Utara 45 “ 如果不依,我们就让这条白绫,把一切都结束吧!”福晋抬头, 望望那雕刻着仙鹤和云彩的横梁。“你离开亚蒙和孩子,如果你 觉得生不如死,那么,我告诉你,我失去你,也生不如死!我嫁 到府来十八年,未曾有过儿子,我只生了你这一个女儿。十八年 来,我依赖着我对你的爱,和你爹对你的爱来生存。现在,我必 须要面对失去你,又要面对失去你爹,那么,孩子,让我们娘儿 两个,一起死吧!”泪水沿着福晋的脸庞,不断的滚落,她的声 音,已泣不成声。“我不能眼睁睁送你的终,让我先咽了这口气, 你再随我来吧!”雪珂, 1990:19 “Kalau kau tidak bersedia, kita biarkan sutra putih panjang ini yang menyelesaikan segalanya” Nyonya Besar Wang mendongakkan kepala, memandang balok lintang berukiran bangau dan awan aneka warna. “Jika berpisah dari Yameng dan anakmu kau merasa tak ingin hidup lagi, maka kuberitahu kau. Kalau aku kehilangan dirimu, lebih baik aku juga mati saja Sudah delapan belas tahun aku dinikahkan ke kepangeranan ini, namun belum dikaruniai anak laki-laki. Aku hanya melahirkan dirimu, satu-satunya putriku. Selama delapan belas tahun ini, aku bertahan hidup hanya demi cintaku padamu dan pada ayahmu. Sekarang aku harus menghadapi kenyataan kehilangan dirimu juga ayahmu. Kalau begitu, Nak, marilah kita berdua, ibu dan anak, mati bersama-sama saja” Air mata mengalir sepanjang pipi Nyonya Besar Wang, ia menangis terisak-isak sampai suaranya parau. “Aku tak bisa membuka mata mengantarkan kepergianmu, biarlah aku mengembuskan napasku yang terakhir terlebih dahulu, barulah kau menyusulku”GdTS, 1997:23-24 Kutipan ini menceritakan Nyonya Besar Wang akan mengakhiri nyawanya jika Xueke bunuh diri. Ia sangat mencintai putrinya sehingga ia rela berkorban demi Xueke. Pada kelanjutan kisah tidak ditemukan kelanjutan penggambaran sikap dan perilaku khas tokoh Nyonya Besar Wang sehingga tidak nampak ciri-ciri kepribadian yang dimiliki. Universitas Sumatera Utara 46

4.1.6 Kepribadian Nyonya Besar Luo