BAB IV PERTANGGUNG JAWABAN PNS
A. Contoh Kasus Dalam Penyalahgunaan Wewenang oleh PNS
Tentu semua warga negara Indonesia menghendaki agar negara dikelola dan diurus oleh pemerintahan yang baik. Di mana pemerintahan yang baik good
governance tentu saja akan berbuat yang terbaik bagi rakyat dan bangsanya dengan berupaya memikirkan bagaimana agar rakyat yang dipimpinnya dapat hidup lebih
sejahtera. Pemerintahan yang baik memiliki komitmen yang jelas, bahwa kebijakan- kebijakan yang dikeluarkannya bersifat respontif, populis, dan visioner dengan selalu
berorientasi kepada kepentingan rakyat banyak. Bukan seperti saat ini, dimana pemerintah hanya memikirkan urusan sendiri atau kelompoknya agar tampuk
kekuasaannya dapat terus bertahan lebih lama. Bila hal itu terjadi, maka segala cara akan ditempuh demi kekuasaan, termasuk prilaku yang menyimpang dari
pemerintah. Perbuatan pemerintah yang tercela dalam hukum tata administrasi negara
sering disebut perbuatan penguasa yang sewenang- wenang willekeur. Perbuatan sewenang- wenang pemerintah frekuensinya lebih banyak terjadi dalam
penyelenggara pemerintahan yang bersifat bebas vrij bestuur. Dalam penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat mengikat gebonden bestuur perbuatan
tersebut jarang terjadi.
37
Di indonesia banyak terdapat pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil. Banyak pejabat negara atau PNS yang menyalahgunakan
37
Darda Syahrizal. . . op. cit hal 92
Universitas Sumatera Utara
wewenang atau melakukan pertentangan kepentingan dengan menghalalkan segala cara. Pelanggaran- pelanggaran yang banyak dilakukan oleh PNS berupa Korupsi,
Pelanggaran Disiplin, Penyalahgunaan Wewenang, Ikut berkampanye dan lain-lain. Penulis akan menjelaskan contoh pelanggaran berupa penyalahgunaan
wewenang oleh Pegawai Negeri Sipil di Provinsi Sumatera Utara, khususnya pada kabupaten Simalungun.
Bupati Simalungun Jopinus Ramli Saragih menjatuhkan jenis hukuman disiplin berat kepada Sekretaris KPU Simalungun, Arsyad Siregar. Pemberian
sanksi tersebut dilakukan sesuai dengan Peraturan Pemerintah PP nomor 100 tahun 2010 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil PNS dalam jabatan
Struktural jo. PP nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin PNS, bahwa Arsyad yang telah diangkat sebagai Kepala Bidang Kabid Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
pda Dinas Sosial Kabupaten Simalungun sejak 4 Juni 2012, sesuai dengan SK Bupati Simalungun Nomor: 8212310BKD2010, tidak melaksanakan tugasnya.
Sejak Arsyad Siregar diangkat sebagai Kabid pada Dinas Sosial Kabupaten Simalungun tidak pernah bekerja sesuai dengan ketentuan, sehingga sesuai
dengan PP 532010 tentang Disiplin PNS dalam Pasal 20 ayat 1 huruf āaā angka 6 menyebutkan bahwa pejabat pembina kepegawaian daerah
kabupatenkota menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi PNS daerah kabupaten kota yang menduduki jabatan struktural eselon III ke bawah dan
fungsional tertentu jenjang muda di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagai dimaksud dalam pasal 7 ayat 3 dan ayat 4. Jadi dasar pemberhentian
Arsyad Siregar dengan mempedomani dengan menpedomani ketentuan yang terdapat dalam PP Nomor 53 tahun 2010.
Universitas Sumatera Utara
Dengan diangkatnya Arsyad sebagai Kabid Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial di Dinas Sosial Simalungun, maka kedudukannya sebagai sekretaris KPU telah
gugur, sesuai dengan Surat Edaran Sekretaris Jenderal Sekjen KPU Nomor: 1308SJXII2011 tertanggal 22 Desember 2011 tentang pengangkatan sekretaris
KPU Provinsi dan sekretaris kabupatenkota pada poin 5 yang menyebutkan bahwa pergantian sekretaris kpu kabkota mengacu kepada PP Nomor 100 tahun
2002 disebutkan pada huruf ādā sekretaris kpu kabkota telah diangkat dalam jabatan struktural lain atau jabatan fungsional.
Terkait hal itu Ramli mengeluarkan SK Nomor: 80065492013. Dalam SK itu antara lain menetapkan bahwa telah menjatuhkan hukuman disiplin berupa
Pemberhentian tidak dengan hormat kepada Arsyad pada unit kerja Dinas Sosial Kabupaten Simalungun, karena yang bersangkutan sejak diangkat menjadi kabid
Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial di Dinas Sosial Kabupaten Simalungun sejak 4 juni 2012, tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah sampai dengan diterbitkannya
SK Pemberhentian. Akibat tidak mengikuti peraturan dan perundang- undangan yang berlaku, SK
tersebut juga menyebutkan bahwa Arsyad juga telah diperiksa oleh Inspektorat Kabupaten Simalungun, sesuai dengan hasil pemeriksaan Nomor:
700152LHP2012 tanggal 7 November 2012.
38
Dalam kasus tersebut terbukti banyaknya PNS yang masih lalai atas jabatan yang diberikan kepadanya. Kurangnya pengawasan yang dilakukan terhadap
pegawai membuat para pegawai menyalahgunakan jabatannya tanpa alasan yang
38
Medan. tribunnews. com diakses pada tanggal 16 maret 2014
Universitas Sumatera Utara
pasti. Hal tersebut merupakan pelanggaran yang sangat banyak dilakukan para pegawai negeri sispil dibeberapa kantor pemerintahan.
B. Pertanggung Jawaban PNS