Pengertian Sanksi Hukum a Hukum Pidana

tidak ada penangguhan tindakan tata usaha negara yang dapat dipertanggung jawabkan, tata usaha negara dapat dan harus segera bertindak tanpa terlebih dahulu memberitahu pada warga dan memberi kesempatan padanya untuk mengajukan pembelaan. 27

2. Pengertian Sanksi Hukum a Hukum Pidana

Pelaksanaan tugas pemerintahan adalah menuntut terciptanya suasana tertib, termasuk tertib hukum. Pembangunan negara merupakan bagian mendasar dari pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan karena hal tersebut tidak terlepas dari upaya pemberian pelayanan pada masyarakat dan para warga. Di dalam rangka mewujudkan suasana tertib maka berbagai program dan kebijaksanaan pembangunan negara perlu didukung dan ditegakkan oleh seperangkat kaidah peraturan perundang- undangan yang memuat aturan dan pola prilaku- prilaku tertentu, berupa larangan- larangan, kewajiban- kewajiban, dan anjuran- anjuran. Salah satu upaya pemaksaan hukum law enforcement yaitu melalui pemberlakuan sanksi pidana terhadap pihak pelanggar mengingat sanksi pidana membawa serta akibat hukum yang berpaut dengan kemerdekaan pribadi berupa pidana penjara, kurungan dan harta benda berupa pengenaan denda dari pelanggar yang bersangkutan. Sanksi pidana tidak dapat dikenakan kepada pihak pelanggar dengan cara penggunaan bestuursdwang. Penegakan sanksi pidana dilaksanakan menurut “due process of law” yang telah ditentukan di dalam kaidah hukum acara pidana dan pengenaan sanksi itu tidak hanya dapat dinyatakan dalam suatu putusan hakim pidana. Tidak dapat disangkal bahwa pemberlakuan sanksi pidana turut berperan 27 Philipus M. Hadjon dan R. Sri Soemantri, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah Mada University Pers, Surabaya, 1994, hal 245 Universitas Sumatera Utara pada effektivitas penegakan penataan kaidah-kaidah hukum administrasi, termasuk pada pelaksanaan tugas- tugas pemerintahan. 28 b Hukum Perdata Dalam hukum perdata, bentuk sanksi hukuman dapat berupa: 1. Kewajiban untuk memenuhi prestasi 2. Hilangnya suatu keadaan hukum, yang diikuti dengan terciptanya suatu keadaan hukum yang baru. c Hukum Administrasi Negara Sanksi Hukum Administrasi menurut J. B. J. M. ten Berge, yaitu sanksi merupakan inti dari penegakan hukum administrasi. Sanksi diperlukan untuk menjamin penegakan hukum administrasi. Penggunaan sanksi administrasi merupakan penerapan kewenangan pemerintahan dimana kewenangan ini berasal dari aturan hukum administrasi tertulis dan tidak tertulis. Sanksi Administrasi adalah sanksi yang muncul dari hubungan antara pemerintah-warga negara dan yang dilaksanakan tanpa perantara pihak ketiga kekuasaan peradilan, tetapi dapat secara langsung dilaksanakan oleh administrasi sendiri. 29 Seiring dengan luasnya ruang lingkup dan keragaman bidang urusan pemerintahan yang masing-masing bidang itu diatur dengan peraturan tersendiri, macam dan jenis sanksi dalam rangka penegakan peraturan itu menjadi beragam. Pada umumnya macam- macam dan jenis sanksi itu dicantumkan dan ditentukan secara tegas dalam peraturan perundang-undangan bidang administrasi tertentu. Secara umum dikenal beberapa macam sanksi dalam hukum administrasi, yaitu: 28 Ibid 29 www. edipranoto. com201105sanksi-hukum-administrasi. html?m=1 diakses tanggal 14 Maret 2014 Universitas Sumatera Utara a. Paksaan pemerintahan bestuursdwang, yaitu paksaan pemerintahan merupakan tindakan nyata yang dilakukan oleh organ pemerintah atau atas nama pemerintah untuk memindahkan, mengosongkan, menghalang- halangi, memperbaiki pada keadaan semula apa yang telah dilakukan atau sedang dilakukann yang bertentangan dengan kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. b. Penarikan Kembali KTUN yang Menguntungkan, yaitu pencabutan ini dilakukan dengan mengeluarkan suatu ketetapan baru yang isinya menarik kembali dan atau menyatakan tidak berlaku lagi ketetapan yang terdahulu. Penarikan kembali ketetapan yang menguntungkan berarti meniadakan hak- hak yang terdapat dalam ketetapan itu oleh organ pemerintahan. Sanksi ini termasuk sanksi berlaku ke belakang, yaitu sanksi yang mengembalikan pada situasi sebelum ketetapan itu dibuat. Dengan kata lain, hak- hak dan kewajiban- kewajiban yang timbul setelah terbitnya ketetapan tersebut menjadi hapus atau tidak ada sebagaimana sebelum terbitnya ketetapan itu, dan sanksi ini dilakukan sebagai reaksi terhadap tindakan yang bertentangan dengan hukum onrechtmatig gedrag. Ini dilakukan dalam hal jika terjadi pelanggaran terhadap peraturan atau syarat-syarat yang diletakkan pada penetapan tertulis yang telah diberikan, juga dapat terjadi pelanggaran undang-undang yang berkaitan dengan izin yang dipegang oleh si pelanggar. Penarikan kembali ketetapan ini menimbulkan persoalan yuridis, karena dalam Hukum Administrasi Negara terdapat asas het vermoeden van rechtmatigheid atau presumtio justea causa, yaitu bahwa pada asasnya setiap ketetapan yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang Universitas Sumatera Utara sudah dikeluarkan itu pada dasarnya tidak untuk dicabut kembali, sampai dibuktikan sebaliknya oleh hakim di pengadilan. 30 Kaidah HAN memberikan kemungkinan untuk mencabut Ketetapan Tata Usaha Negara yang menguntungkan sebagai akibat dari kesalahan si penerima Ketetapan Tata Usaha Negara sehingga Pencabutannya merupakan sanksi baginya. Sebab- sebab pencabutan ketetapan tata usaha negara sebagai sanksi ini terjadi melingkupi jika, yang berkepentingan tidak mematuhi pembatasan- pembatasan, syarat-syarat atau ketentuan peraturan perundang-undanganyang dikaitkan pada izin, subsidi atau pembayaran. Jika yang berkepentingan pada waktu mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin, subsidi, atau pembayaran telah memberikan data yang sedemikian tidak benar atau tidak lengkap, hingga apabila data itu diberikan secara benar atau lengkap, maka keputusan akan berlainan misalnya penolakan izin. c. Pengenaan Uang Paksa Dwangsom, yaitu uang paksa sebagai” hukuman atau denda” jumlahnya berdasarkan syarat dalam perjanjian, yang harus dibayar karena tidak menunaikan, tidak sempurna melaksanakan atau tidak sesuai waktu yang ditentukan, dalam hal ini berbeda dengan biaya ganti kerugian, kerusakan dan pembayaran bunga. Dalam hukum administrasi, pengenaan uang paksa ini dapat dikenakan kepada seseorang atau warga negara yang tidak mematuhi atau melanggar ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai alternatif dari tindakan paksaan pemerintahan. d. Pengenaan Denda Administratif, yaitu denda administratif berbeda dengan pengenaan uang paksa administratif yang ditunjukkan untuk mendapatkan 30 Ibid Universitas Sumatera Utara situasi konkret yang sesuai dengan norma, denda administratif tidak lebih dari sekedar reaksi terhadap pelanggaran norma, yang ditunjukkan untuk menambah hukuman yang pasti. 31 Pendapat P. de Haan menyatakan bahwa terdapat perbedaan dalam hal pengenaan denda administraif ini, yaitu bahwa berbeda dengan pengenaan uang paksa yang ditunjukkan untuk mendapatkan situasi konkret yang sesuai dengan norma, denda administratif tidak lebih dari sekedar reaksi terhadap pelanggaran norma, yang ditunjukkan untuk menambah hukuman yang pasti. Dalam pengenaan sanksi ini pemerintah harus tetap memperhatikan asas-asas hukum administrasi, baik tertulis maupun tidak tertulis. Jenis sanksi Administrasi yang akan diterapkan bagi penyelenggara negara yang melanggar kewenangan juga dapat dilihat dari segi sasarannya yaitu: 1. Sanksi reparatior artinya sanksi yang diterapkan sebagai reaksi atas pelanggaran norma, yang ditunjukan untuk mengembalikan pada kondisi semula sebelum terjadinya pelanggaran. 2. Sanksi Punitif artinya sanksi yang ditujukan untuk memberikan hukuman pada seseorang, misalnya adalah berupa denda administratif. 3. Sanksi Regresif adalah sanksi yang diterapkan sebagai reaksi atas ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang terdapat pada ketetapan yang diterbitkan. 32 Sanksi Administrasi berbeda dengan sanksi pidana. Perbedaan antara sanksi administrasi dan sanksi pidana dapat dilihat dari tujuan pengenaan sanksi itu sendiri. Sanksi administrasi ditunjukan kepada perbuatan pelanggarannya sedangkan sanksi 31 Ridwan HR. . . Op. cit, hlm 319. 32 Ridwan HR. . . Op. cit, hal 301 Universitas Sumatera Utara pidana ditujukan kepada si pelanggar dengan memberi hukuman berupa nestapa. Sanksi administrasi dimaksudkan agar perbuatan pelanggaran itu dihentikan. Sifat sanksi adalah “reparatoir” artinya memulihkan pada keadaan semula. Di samping itu perbedaan antara sanksi pidana dan sanksi administrasi ialah tindakan penegakan hukumnya. Sanksi administrasi diterapkan oleh pejabat tata usaha negara tanpa harus melalui prosedur peradilan.

C. Pemberlakuan Sanksi Administrasi Bagi PNS