39
2 Narasi, sangat penting sebab kalau wartawan melaporkan suatu
berita dengan susunan kata yang tidak jelas atau kacau, maka beritanya menjadi kabur.
32
D. Gambaran Persaingan Industri Penyiaran
Tahun 1989 adalah tonggak perkembangan penyiaran broadcasting di Indonesia setelah hampir 37 tahun TVRI menjadi single fighter dalam
berkiprah di dunia pertelevisian yakni dengan mengudaranya siaran televisi swasta pertama di Indonesia yaitu Rajawali Citra Televisi Indonesia RCTI
yang menyelenggarakan siaran terbatas. Setelah RCTI mengudara pada Agustus 1989, maka berturut-turut
muncul stasiun-stasiun televisi swasta seperti SCTV, ANTV, Indosiar, Metro TV, Trans TV, TV 7 dan TVone. Jumlah televisi swsta nasional belum
mencakup tv local regional, seperti Bali TV, Jogja TV, RBTV, TV Borobudur, JTV Surabaya, Bandung TV, dan lain-lain. Dengan hadirnya beberapa TV
swasta nasional dan juga beberapa TV lokal dan komuniats, menambah maraknya bisnis televisi di tanah air, dan pada gilirannya masyarakat
dihadapkan pada beragam pilihan program yang menarik.
33
Memasuki era pasca keruntuhan rezim orde baru pada revolusi Mei 1998, media penyiaran belum beranjak mengalami perubahan yang signifikan.
Walaupun dari sisi perkembangan kepemilikan media, bisnis penyiaran tidak lagi berpusat kepada keluarga Cendana.
32
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, Ciputat: Kalam Indonesia, 2005, hal. 67.
33
Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broadcasting, Yogyakarta: Media Pressindo, 2006, h. 21-22.
40
Pada era reformasi ini, perkembangan televisi swsta masih stagnan dalam artii belum ada peningkatan kualitas program acara karena penekanan
masih pada entitas komersial. Komersialkan media memengaruhi sarana pengungkapan dalam media
itu sendiri. Dimana sejumlah berita berlomba menarik perhatian. Himbauan sering kali ditujukan pada emosi orang dan mekanisme penerimanya untuk
memastikan bahwa mereka tidak dapat diingkari oleh penerima pesan yang disajikan. Hal seperti ini mendorong mempelajarinya dengan teliti dan
menemukan pengalaman emosional yang segar dan bervariasi halus. Persaingan yang banyak juga memengaruhi penggunaan non komersial
media, menharuskan atau menggod apara produser materi non komersial untuk menggunakan tehnik komersial dan memperoleh simpati dengan syarat-
syarat yang sama.
34
34
Jvs Tandowidjojo, Media Massa dan Pendidikan, Yogyakarta: CM Kanisius, 1985, h. 40.
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG
TPI DAN LINTAS 5
A. Profil TPI
1. Sejarah TPI
TPI dulu merupakan singkatan dari Televisi Pendidikan
Indonesia adalah stasiun televisi swasta kedua di Indonesia setelah RCTI,
yang didirikan oleh Mbak Tutut dan dulu dimiliki sebagian besar
sahamnya oleh PT Cipta Lamtoro Gunung Persada. TPI pertama kali mengudara pada 2 Januari 1991 selama 2 jam dari
jam 08.00-10.00 WIB. TPI diresmikan Presiden Soeharto pada 23 Januari 1991 di Studio 12 TVRI Senayan, Jakarta Pusat. Pada awal pendiriannya,
tahun 1991 TPI hanya ingin menyiarkan siaran edukatif saja. Saat itu TPI hanya mengudara 4 jam. Salah satunya dengan bekerjasama dengan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyiarkan materi pelajaran pendidikan menengah. Sejak itu TPI mengudara 4 jam, lalu sejak Juni
1991 menjadi 6,5 jam. Lalu menjelang akhir 1991 sudah 8 jam. Pada tahap awal pendiriannya, TPI berbagi saluran dengan televisi milik pemerintah,
TVRI. Perlahan-lahan mereka mengurangi misi edukatif, dengan juga menyiarkan acara-acara lain, termasuk kuis-kuis dan sinetron sebagai
selingan.
1
1
www.tpi.tv
41