Manajemen Produksi Lintas 5 Dalam Menjaga Eksistensinya Ditengah Persaingan Industri Penyiaran Indonesia

(1)

PERSAINGAN INDUSTRI PENYIARAN INDONESIA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana S1 Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Dyambi Yuni

NIM: 106051101922

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H./2010 M.


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 04 September 2010


(3)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana S1 Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Dyambi Yuni NIM: 106051101922

Di Bawah Bimbingan

Lili Bariadi, MM. M.Si NIP: 19740519 199803 1 004

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H./2010 M.


(4)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul MANAJEMEN PRODUKSI LINTAS 5 DALAM

MENJAGA EKSISTENSINYA DITENGAH PERSAINGAN INDUSTRI PENYIARAN INDONESIA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayattulah Jakarta pada 26 Agustus 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Konsentrasi Jurnalistik.

Jakarta, 26 Agustus 2010

Sidang Munaqasyah

Ketua merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota,

Dr. H. Arief Subhan, M.A Rully Nasrullah, M.Si 19660110 199303 1 004 19750318 200801 1 008

Anggota,

Penguji 1 Penguji 2

Drs. Study Rizal L.K, M.A Dra. Rubiyanah, M.A 19640428 199303 1 002 19730822 199803 2 001

Pembimbing

Lili Bariadi MM. M.Si 19740519 199803 1 004


(5)

• Sejarah TPI

• Visi Misi TPI

• Struktur Redaksi TPI Profil Lntas 5

• Sejarah Lintas 5

• Visi Misi Lintas 5

• Struktur Redaksi Lintas 5

Seputar Program Lintas 5

1. Bagaimana latar belakang adanya program berita Lintas 5?

2. Kenapa Lintas 5 ditayangkan pukul 1/2 5 sore bukan pukul 5 sore sesuai dengan namanya?

3. Adakah peran dari pemilik perusahaan dalam keaktualitasan berita dalam Lintas 5?

4. Apa saja jobdesk dari Lintas 5?

5. Siapa sajakah orang-orang yang terlibat dalam proses produksi Lintas 5?

6. Dari orang-orang tersebut siapakah yang paling berperan dalam suksesnya Lintas 5?

7. Dalam manajemen Lintas 5, adakah strategi-strategi khusus yang digunakan agar orang-orang yang terlibat tetap solid melaksnakan tugas-tugasnya?

8. Dalam tayangan Lintas 5 format apa yang digunakan? 9. Berapa segment yang digunakan dalam Lintas 5?

10.Berapa durasi yang digunakan dalam setiap segmentnya?

11.Dari berita-berita yang disajikan, apa saja yang menjadi pertimbangan utama pemilihan berita-berita tersebut (misalnya penetapan berita utama atau headline)?

12.Siapa orang yang paling berperan dalam pemilihan berita-berita tersebut?


(6)

14.Ditengah maraknya tayangan program berita serupa, bagaimanakah Lintas 5 menghadapi persaingan tersebut?

15.Apa strategi yang digunakan agar Lintas 5 tetap dapat diminati masyarakat ditengah persaingan industri media penyiaran Indonesia? 16.Bagaimana Lintas 5 menjaga eksistensi ditengah persaingan?

17.Apa saja yang menjadi kelebihan dari Lintas 5 dibanding tayangan program berita serupa?

18.Apa yang membedakan Lintas 5 dengan program-program berita lain distasiun televisi lainnya?

19.Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat baik dalam proses pra produksi, produksi maupun pasca produksi?


(7)

DYAMBI YUNI

Manajemen Produksi Lintas 5 Dalam Menjaga Eksistensinya Ditengah Persaingan Industri Penyiaran Indonesia

Peran Informasi sudah sangat meluas bahkan sudah memasuki berbagai bidang kehidupan. Begitu cepatnya arus informasi melanda segala bidang kehidupan membuat orang merasa bingung dalam memilih dan mengambil keputusan akibat banyaknya pilihan. Maka tidak heran bila abad ini disebut abad informasi. Dengan keadaan masyarakat yang semakin haus akan informasi perkembangan teknologi informasi pun semakin pesat. Salah satu tanda dari perkembangan arus informasi itu dibuktikan dengan banyaknya stasiun televisi yang berkembang saat ini. Stasiun televisi yang berkembang saat ini menyajikan berbagai acara pemberitaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sebuah informasi. TPI merupakan televisi swasta kedua setelah RCTI. Agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan suatu informasi, TPI memiliki beberapa program acara berita salah satunya Lintas 5. Program berita Lintas 5 merupakan program tayangan berita teraktual yang menyoroti permasalahan yang terjadi di masyarakatdengan mengutamakan sisi kemanusiaan. Artinya, Lintas Lima Bukan Hard News biasa, karena sisi lain, yaitu “pihak yang menjadi korban” senantiasa menjadi tema utama. Agar dapat memproduksi dan menyajikan tayangan berita yang aktual dan menarik maka diperlukannya sebuah manajemen produksi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen produksi Lintas 5 dan mengetahui bagaimana langkah Lintas 5 dalam menjaga eksistensinya ditengah persaingan industri penyiaran Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu sebuah penelitian yang berupaya mengumpulkan data, mengolah data, dan menganalisis data. Untuk melengkapi penelitian ini juga digunakan metode pengumpulan data berupa observasi lapangan yaitu dengan mengikuti proses produksi Lintas 5, wawancara langsung dengan tim redaksi Lintas 5, dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mengenai manajemen produksi Lintas 5 terdiri dari materi produksi, sarana produksi, biaya produksi, organisasi produksi dan tahapan proses produksi yang dilakukan mulai dari kegiatan yang dilakukan dalam ruang redaksi hingga studio penyiaran berlangsung. Dengan manajemen yang baik yang dimiliki tim redaksi Lintas 5 sehingga dapat mempertahankan eksistensinya ditengah persaingan industri penyiaran.


(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil alamin. Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, atas limpahan karunia dan ridho-Nya yang tidak pernah putus memberikan nikmat dan barakah-Nya kepada seluruh makhluk-Nya. Sehingga peneliti dapat menempuh jenjang pendidikan sampai saat ini dan dapat menyelesaikan karya

ilmiah yang berjudul MANAJEMEN PRODUKSI LINTAS 5 DALAM

MENJAGA EKSISTENSINYA DITENGAH PERSAINGAN INDUSTRI

PENYIARAN INDONESIA guna mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S.Kom.I).

Sholawat serta salam senantiasa peneliti junjungkan dan curahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa ummatnya dari jalan kesesatan menuju jalan kebenaran.

Dalam menyusun skripsi ini, peneliti menyadari betul bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, peneliti tidak dapat menyelesaikan karya ini dengan baik, semua berkat arahan, bantuan, petunjuk serta motivasi dari semua pihak yang diberikan kepada peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi ini pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Program Studi Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya, pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan banyak terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Kedua orang tua yang sangat ku cintai dan sayangi, Ayahanda Surahno dan Ibunda Sriwijayati yang selalu memberikan kasih sayang yang berlimpah luah dan tidak akan pernah bisa terbalas, namun hanya Doaku kepada Allah SWT semoga ridho-Nya selalu menyertai Ibunda dan Ayahanda Tercinta. Serta tak lupa untuk adikku tersayang Suryandito yang selalu memberikan do’a dan dukungan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(9)

3. Dra. Rubiyanah, M.A. Selaku Ketua Konsentrasi Jurnalistik yang telah banyak membantu dan memberikan informasi kepada peneliti.

4. Rully Nasrullah, M.Si. Selaku Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti.

5. Gun Gun Heryanto, M.Si. Selaku pembimbing akademik Konsentrasi Jurnalistik 2006 yang telah memberikan masukan dan arahan kepada peneliti.

6. Lili Bariadi, MM.M.Si. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak mengarahkan bimbingan, petunjuk, dan pemikirannya kepada peneliti di sela-sela kesibukan dan aktivitas beliau.

7. Drs. Suhaimi, M.Si. Selaku mantan Ketua Jurusan Konsentrasi Jurnalistik yang telah memberikan ilmu dan informasi kepada peneliti

8. Drs. Study Rizal LK, MA dan Dra. Rubiyanah, M.A selaku penguji yang telah memberikan masukannya kepada peneliti sehingga dapat memperbaiki skripsi ini menjadi lebih baik.

9. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta para staff TU dan akademik yang telah memberikan ilmu, informasi dan bantuannya dengan tulus, semoga bermanfaat di dunia dan akhirat kelak nanti khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh mahasiswa Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

10.Seluruh staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah, Perpustakaan Daerah dan Perpustakaan Nasional yang telah banyak membantu peneliti dalam mencari bahan refrensi sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 11.Tim redaksi Lintas 5 TPI khususnya bapak Latief Siregar dan bapak

Rachmat Hidayat selaku produser eksekutif dan produser Lintas 5 yang telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.


(10)

12.Kekasihku tersayang, Panji Rizky Nurdiansyah dan keluarga yang telah banyak memberikan perhatian, kasih sayang, semangat, motivasi dan do’a nya kepada peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

13.Sahabat-sahabatku, Mimi Fahmiyah, Yikki Arstania, Novita Zuhriyah yang telah menghabiskan waktu bersama semasa kuliah. Terimakasih sahabat semoga silahturahmi kita tetap terjalin baik.

14.Teman-teman Konsentrasi Jurnalistik angkatan 2006, khusunya Ina, Chacha, Aida, Agung, Wage, Deden, Irham, Jose Iqbal, Hardy, Rara, Jay, Eka, Ira, Agnes, Lisa dan yang lainnya yang tak bisa ku sebutkan satu per satu namanya. Kalian telah memberi banyak warna pelajaran berharga dihidupku. Terimakasih teman untuk seluruh kenangan yang telah kita toreh bersama. Salam sukses untuk kita semua.

15.Teman-teman seperjuangan jurusan KPI, MD, BPI, PMI, dan Kessos baik yang mengenalku secara langsung maupun tidak, terimakasih untuk do’a, motivasi dan hubungan baik yang kita jalin selama ini.

Akhirnya peneliti hanya mampu mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan memberi pelajaran hidup kepada peneliti. Semoga Allah SWT semakin menambah karunia-Nya kepada kita semua. Terimakasih atas segalanya dan mohon maaf atas segala kekhilafan. Dan akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk para pembaca, dan khsusnya bagi peneliti. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.

Jakarta, September 2010

Peneliti


(11)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metode Penelitian ... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 9

F. Sistematika Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konseptualisasi Manajemen Produksi ... 12

1. Definisi Manajemen Produksi... 12

2. Unsur Manajemen ... 16

3. Fungsi Manajemen ... 18

4. Ruang Lingkup Manajemen Produksi... 21

B. Produksi Program Televisi... 24

1. Tehnik Produksi Program Televisi ... 24

2. Tahapan Produksi Program Televisi ... 28

C. Eksistensi Program Berita Televisi ... 35

1. Eksistensi dan Program ... 35


(12)

vi

2. Berita Televisi ... 37

D. Gambaran Persaingan Industri Penyiaran ... 39

BAB III GAMBARAN UMUM TPI DAN LINTAS 5 A. Profil TPI... 41

1. Sejarah TPI... 41

2. TPI Insight... 42

3. Visi Misi... 42

4. Struktur Direksi TPI... 42

5. Top Program TPI ... 43

6. Penghargaan-Penghargaan ... 43

B. Profil Lintas 5... 47

1. Sejarah Lintas 5... 47

2. Struktur Redaksi Lintas 5... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Tehnik Produksi Lintas 5 ... 50

B. Tahapan Produksi Lintas 5 ... 57

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 74

B. Saran-saran... 75

DAFTAR PUSTAKA... 76


(13)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan masyarakat dewasa ini sedang dalam masa peralihan. Berawal dari masyarakat agraris beralih menjadi masyarakat industri. Perkembangan teknologi informasi menjadikan masyarakat industri beralih menjadi masyarakat informasi.

Masyarakat informasi yaitu masyarakat yang terkena terpaan media massa dan komunikasi global, masyarakat yang sadar akan informasi dan mendapatkan informasi dengan cukup, menjadikan informasi sebagai komoditas yang bernilai ekonomis, berhubungan dengan masyarakat lain dalam sistem komunikasi global dan mengakses super highway (berkecepatan tinggi). Mengutip dari definisi Melody (1990) dalam McQuail (1992), masyarakat informasi juga dapat diartikan adalah masyarakat yang bergantung pada jejaring informasi dan komunikasi elektronik, serta mengalokasikan sebagian besar sumber dayanya bagi aktivitas-aktivitas informasi dan komunikasi.

Peran Informasi sudah sangat meluas bahkan sudah memasuki berbagai bidang kehidupan. Begitu cepatnya arus informasi melanda segala bidang kehidupan membuat orang merasa bingung dalam memilih dan mengambil keputusan akibat banyaknya pilihan. Maka tidak heran bila abad ini disebut abad informasi.1

1

Zulkarimien Nasution, Perkembangan Teknologi Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007)


(14)

2

Dengan keadaan masyarakat yang semakin haus akan informasi perkembangan teknologi informasi pun semakin pesat. Teknologi komunikasi dapat berupa telepon, fax, radio, televisi, audio video’ elektronik dan e-mail.

Secara sadar atau tidak sadar media mempunyai peranan penting dalam masyarakat. Mengutip perkataan Tuchman dengan sebuah ilustrasi menurutnya, ”berita adalah jendela dunia”.2

Sebagai penyalur informasi media baik cetak maupun elektronik, menghadirkan beragam informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini. Menurut Peter Herford, setiap stasiun televisi dapat menayangkan berbagai program hiburan, seperti film, musik, kuis, talk show dan sebagainya, tetapi siaran berita merupakan program yang mengidentifikasi suatu stasiun TV kepada pemirsanya. Program berita menjadi identitas khusus atau identitas lokal yang dimiliki suatu stasiun TV. Dengan demikian, stasiun TV tanpa program berita akan menjadi stasiun tanpa identitas setempat. Program berita juga menjadi bentuk kewajiban dan tanggung jawab pengelola TV kepada masyarakat yang menggunakan gelombang udara publik.3

Perkembangan teknologi informasi seperti televisi di Indonesia sudah mulai ada sejak tahun 1962 yang pada saat itu siaran resmi TVRI. Selama kurang lebih 27 tahun penonton Indonesia hanya menyaksikan siaran TVRI saja. Barulah pada tahun 1989 muncullah stasiun televisi swasta diantaranya RCTI, SCTV, Indosiar, ANTV, TPI. Menjelang tahun 2000 muncul hampir serempak stasiun televisi swasta lain yakni Metro TV, Trans TV, TV-7 yang

2

Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKiS, 2007), cet. Ke-IV,h. 4.

3

Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), cet. ke-1, h. 2.


(15)

kini lebih dikenal Trans 7, Lativi yang berubah menjadi TV-one dan Global TV.4

Disamping itu Metro TV hadir sebagai stasiun televisi swasta pertama yang memfokuskan penyiaran mereka dengan program acara yang bersifat informatif. Disusul kemudian lahirlah TV-one yang memiliki konsep serupa dengan Metro TV.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi, stasiun-stasiun televisi tersebut berusaha menyuguhkan program terbaik mereka. Misalnya saja TVRI dengan Dunia Dalam Berita, RCTI memiliki program unggulan berita Seputar Indonesia, SCTV dengan program Liputan 6, TPI dengan Lintas 5 nya dan program berita unggulan lainnya dari stasiun televisi lain.

TPI yang dahulu merupakan singkatan dari Televisi Pendidikan Indonesia adalah stasiun televisi swasta kedua di Indonesia setelah RCTI, yang didirikan oleh Mbak Tutut dan dulu dimiliki sebagian besar sahamnya oleh PT Cipta Lamtoro Gung Persada.

TPI pertama kali mengudara pada 2 Januari 1991 selama 2 jam dari jam 08.00-10.00 WIB. TPI diresmikan Presiden Soeharto pada 23 Januari 1991 di Studio 12 TVRI Senayan, Jakarta Pusat. Pada awal pendiriannya, tahun 1991 TPI hanya ingin menyiarkan siaran edukatif saja.

Lintas 5 adalah merupakan salah satu acara televisi dari stasiun televisi TPI. Acara berita ini ditayangkan setiap pukul 16.30-17.00 WIB setiap Senin hingga Minggu. Hadir pertama kali pada tahun 1996, menggantikan Lintas Sore. Lintas 5 berisikan materi berita dari dalam dan luar negeri yang aktual

4

Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005), hal.8


(16)

4

dan terkini. Khusus untuk berita international, materi yang ditampilkan adalah informasi yang memiliki kedekatan dengan masyarakat Indonesia. Sementara, kejadian-kejadian yang berlangsung di kawasan Timur Tengah, Asia, dan Asia Tenggara serta beberapa kawasan yang berdekatan dengan Indonesia akan menjadi pilihan utama berita-berita dari luar negeri. Program yang diramu selama tiga puluh menit ini akan disajikan ke hadapan pemirsa dengan lima kemasan berita yang berbeda. Materi berita yang ditampilkan diantaranya berupa perkembangan berita politik, ekonomi, sosial terkini serta berbagai peristiwa menarik lainnya.

Ditengah berkembangnya televisi-televisi nasional yang mengedepankan siaran edukatif dan informative, Lintas 5 tetap mampu bersaing menayangkan berita-berita terpilih kepada masyarakat. Lintas 5 merupakan program berita yang memiliki karakteristik yaitu bukan hanya sekedar hard news yang mengedepankan keaktualan beritanya tetapi juga mengedepankan sisi kedekatan dengan masyarakat yang sangat tinggi. Dari karakter tersebutlah Lintas 5 diharapkan mampu bersaing dengan tayangan berita unggulan lainnya di stasiun-stasiun televisi lainnya.

Meskipun sudah beberapa kali berganti nama, tetapi Lintas 5 tetap konsisten mempertahankan karakteristik berita yang dimilikinya. Lintas 5 yang tidak hanya menyuguhkan berita seputar isu-isu nasional terkini, tetapi juga mampu mengangkat isu tersebut dari beberapa sisi sehingga menjadi lebih dekat dengan pemirsanya. Hal tersebutlah yang merupakan salah satu ciri dari berita yang ditayangkan oleh program berita Lintas 5 TPI. Sehingga Lintas 5 bisa tetap mempertahankan eksistensinya ditengah persaingan industri penyiaran yang terjadi.


(17)

Berdasarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan tersebut, peneliti mengambil judul Manajemen Produksi Lintas 5 Dalam Menjaga

Eksistensinya Ditengah Persaingan Industri Penyiaran Indonesia.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian yang berjudul Manajemen Produksi Lintas 5

Dalam Menjaga Eksistensinya Ditengah Persaingan Industri

Penyiaran di Indonesia lebih terfokus, maka penelitian ini dibatasi pada

analisis manajemen produksipada program acara berita Lintas 5. 2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pola berfikir dan pembatasan masalah diatas, maka permasalahan penelitian tentang manajemen produksi Lintas 5 dalam persaingan industri penyiaran di Indonesia dalah sebagai berikut:

a. Bagaimanakah manajemen produksi Lintas 5 yang mencakup tehnik produksi dalam menjaga persaingan di indutri penyiaran Indonesia? b. Bagaimanakah manajemen produksi Lintas 5 yang mencakup tahapan

produksi dalam menjaga persaingan di indutri penyiaran Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui manajemen produksi dari Lintas 5 yang mencakup tehnik produksi dalam menjaga persaingan di indutri penyiaran Indonesia.


(18)

6

b. Untuk mengetahui cara Lintas 5 yang mencakup tahapan produksi dalam menjaga persaingan di indutri penyiaran Indonesia.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kajian ilmu komunkasi khususnya manajemen industri media massa bagi Mahasiswa Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komuniaksi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Manfaat praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah agar dapat menambah pengetahuan penulis tentang manajemen produksi khususnya pada tayangan program Lintas 5.

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu sebuah penelitian yang berupaya mengumpulkan data, mengolah data, dan menganalisis data. Penelitian kualitatif juga bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data yang sedalam-dalamnya.5 Bogdan dan Taylor mendefinisikan ”metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan atau dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

5

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Media Group, 2007)


(19)

Penelitian kualitatif juga bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa.pada suatu konteks khusus yang alamiah.6

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis dekriptif. Analisis deskriptif diartikan melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu.7 Dengan kata lain, analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan (mendeskripsikan) populasi yang sedang diteliti.8 Penelitian deskriptif ditujukan untuk: mengumpulkan informasi actual secara terperinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi, menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. 9

2. Subjek Penelitian

Bahan penelitian adalah subjek penelitian. Menurut Suharsini Arikunto menyebutkan bahwa subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.10 Subjek penelitian ini adalah Lintas 5.

6

Lexi J. Moloeng, Mtodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h.6.

7

Lexy J. Moleong, ”Metodologi penelitian kualitatif”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997), hal 3.

8

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Media Group, 2007)

9

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remadja Karya, 1985), hal.34-35

10

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), h. 122.


(20)

8

3. Objek Penelitian

Objek penelitiannya yaitu manajemen produksi dari program berita Lintas 5.

4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Peneliti mengamati langsung objek yang diteliti dengan cara menyaksikan tahapan-tahapan mulai dari pra produksi, produksi dan pasca produksi Lintas 5 di TPI.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan peneliti kepada pihak redaksional Lintas 5 sebagai informan mengenai permasalahan yang diangkat.

Wawancara cukup penting dilakukan peneliti guna mendapatkan informasi selengkap-lengkapnya dari narasumber.

Wawancara merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara tatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti.

c. Dokumentasi

Dokumentasi juga cukup penting diperoleh peneliti. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, dan sebagainya. Dalam metode dokumentasi ini peneliti memegang check-list untuk mencari variabel yang ditentukan.


(21)

5. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dan dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian untuk dianalisis dan diberikan interpretasi dengan cara mengklasifikasikannya dengan kerangka teori kemudian disimpulkan. Analisis Data

Jenis penelitian ini adalah analisis deskriptif, penelitian yang menggambarkan relitas yang dikaji, variabel demi variabel. Maka dari data yang terkumpul, akan dijelaskan apa adanya. Pendeskripsian data dan masalah yang dikaji serta teori dijabarkan dengan kata-kata, kalimat demi kalimat untuk memperoleh suatu kesimpulan.

6. Lokasi Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana manajemen produksi dari Lintas 5, maka peneliti melakukan penelitian langsung di kantor redaksi TPI yang beralamat di MNC Plaza Podium 2, Jln. Kebon sirih kav. 17-19, Jakarta.

E. Tinjauan Pustaka

Pada penelitian ini, peneliti memperoleh data-data dari beberapa sumber tertulis yaitu berupa buku yang peneliti gunakan. Kepustakaan ini dilakukan dengan mengkaji, mempelajari dan mencoba mengimplementasikan sumber yang terkait dengan Manajemen Produksi yang sedang berkembang.

Selain dari buku-buku sebagai bahan referensi peneliti, dalam penulisan skripsi ini, peneliti juga merujuk pada penelitian sebelumnya yang berjudul Manajemen Produksi Siaran Dakwah Pada Radio Salma FM

Cirebon. Penulis Nurhayati 102053025707 mahasiswi Manajemen Dakwah.

Dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan radio Salma FM Cirebon sebagai objek penelitiannya.


(22)

10

Perbedaan mendasar dari penelitian ini dengan penelitian lain adalah objek penelitiannya, yaitu Lintas 5. Sedangkan penelitian lainnya seperti Manajemen Produksi Siaran Dakwah Pada Radio Salma FM Cirebon, penulis Nurhayati 102053025707 mahasiswi Manajemen Dakwah menggunakan.

Perbedaan signifikan dengan penelitian tersebut yaitu terkait analisis hasil penelitiannya. Jika hasil penelitian yang dilakukan oleh Sdri. Nurhayati hanya penjabaran mengenai produksi mulai dari pra produksi, produksi, dan pasca produksi dari objek penelitiannya yaitu Siaran Dakwah Pada Radio Salma FM Cirebon. Sementara pada penelitian ini lebih jelas menjelaskan mengenai tehnik produksi dan tahapan produksi.

Kesamaan data penelitian dengan yang terdapat di atas yaitu terdapat pada metode yang digunakan yaitu dengan penedekatan kualitatif analisis deskriptif.

F. Sistematika Penulisan

Penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II: Landasan Teori terdiri Konseptualisasi Manajemen Produksi

yang meliputi definisi dari manajemen, produksi dan manajemen produksi, unsur manajemen, fungsi manajemen, dan ruang lingkup manajemen; Persaingan Industri Penyiaran yang mencakup pengertian persaingan, industri dan penyiaran


(23)

serta gambaran tentang persaingan penyiaran di Indonesia; Tehnik Produksi Program Televisi.

BAB III: Gambaran Umum tentang profil stasiun televisi TPI dan program berita Lintas 5.

BAB IV: Hasil Analisis yang terdiri dari hasil proses analisa data mengenai manajemen produksi yang meliputi proses tehnik produksi dan proses tahapan produksi.


(24)

BAB II

LANDASAN TEORITIS TENTANG

KONSEPTUALISASI MANAJEMEN, PRODUKSI PROGRAM

TELEVISI, EKSISTENSI PROGRAM BERITA TELEVISI DAN

PERSAINGAN INDUSTRI PENYIARAN

A. Konseptualisasi Manajemen Produksi

1. Definisi Manajemen Produksi

Kata manajemen produksi merupakan gabungan dari kata manajemen dan produksi. Dilihat dari segi bahasa manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu management. Semula bahasa Italia manaj(iare), bersumber dari bahasa latin mamis, artinya tangan. Management atau manaj(iare) berarti memimpin, membimbing, dan mengatur.1

Sedangkan definisi manajemen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti:

a. Proses penggunaan sumber daya yang efektif untuk mencapai sasaran. b. Pemimpin yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan

organisasi.2

Sementara itu menurut Kamus Manajemen, yaitu:

a. Proses menggerakkan tenaga manusia, modal dan peralatan lainnya, secara terpadu untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu;

1

Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung: Remaa Rosdakarya, 2000), h.95 2

Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), cet. Ke-9, h. 624.


(25)

b. Pejabat pimpinan organisasi (perusahaan) yang bertanggung jawab atas jalannya organisasai atau perusahaan.3

Selanjutnya, bila mempelajari literatur tentang manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :

a. Manajemen sebagai suatu proses;

b. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen;

c. Manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (science).

Manajemen sebagai suatu proses, hal tersebut dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya:

a. George R. Terry, dikutip oleh Manullang dalam buku Dasar-dasar Manajemen “Manajemen is proses consisting of planning, organizing, actuating and controlling performed to determined and acocomplish stated objectivies by the use of human being and other resources”. Pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan tenaga manusia dan sumber daya lainnya.4

b. James A.F. Stoner seperti yang dikutip oleh A.M. Kadarman dan Yusuf Udaya dalam buku Pengantar Ilmu Manajemen mengatakan bahwa manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan berbagai upaya dari anggota organisasi

3

B.N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2005), h. 155. 4

Manullang, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Imdonesia, 1996), cet. Ke-15, h. 14.


(26)

14

dan proses penggunaan sumber daya organisasi guna tercapainya tujuan organisasi yang telah ditentukan.5

Manajemen sebagai suatu kolektivitas, adalah sekelompok orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Menurut Prof. Drs. Zaini Muchtarom,MA. “manajemen adalah aktivitas untuk mengatur kegunaan sumber daya bagi tercapainya tujuan organisasi secara efektif”.6

Manajemen sebagai suatu seni dan ilmu. Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasinya harus bekerja sama dengan orang lain dibawahnya tidak bekerja sendiri.7

Dari uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen adalah bagaimana cara manajer (orangnya) mengatur, membimbing dan memimpin semua orang yang membantunya agar usaha yang sedang digarap dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun yang dimaksud dengan produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi yang dalam ilmu ekonomi berupa tanah, modal, tenaga kerja dan skills (organizational, managerial dan technical skills). 8

5

A. M. Kadarman dan Yusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997), cet. Ke-5, h. 9.

6

H. Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al Amin dan IKFA, 1996), cet. Ke-1, h. 37.

7

Malayu S.P.Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan masalah Edisi Revisi,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), cet. Ke-5, h. 2. 8

Sofjan Assauri, Manajemen Produksi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1978), h. 7.


(27)

Sementara itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, produksi berarti proses mengeluarkan hasil; penghasilan, hasil, pembuatan.9 Kata produksi juga mempunyai arti membuat barang-barang atau produk.10

Dari pengertian tentang manajemen dan produksi diatas, dapat ditarik kesimpulan mengenai definisi manajemen produksi. Manajemen produksi berarti kegiatan mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa sehingga sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pengertian lain mengenai manajemen produksi dapat dijelaskan sebagai proses perencanaan, pengimplementasian dan pengendalian kegiatan-kegiatan produksi, termasuk sistem pembuatan barang, yang dilakukan oleh organisasi usaha dengan terlebih dahulu telah menetapkan sasaran-sasaran unjuk-kerja (performance objectives) yang dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi lingkungan yang berubah.11

Manajemen produksi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya (atau sering disebut faktor-faktor produksi), tenaga kerja, mesin, peralatan, dan bahan mentah dan lain-lain. Dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa. Para manajer produksi mengarahkan berbagai masukan (input) agar dapat memproduksi berbagai keluaran (output) dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen. 12

9

Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), cet. Ke-9. 10

Eiji Ogawa, Manajemen Produksi Modern, (Jepang: Nihon Keiza Shimbun, 1982), h. 1. 11

Eiji Ogawa, Manajemen Produksi Modern, (Jepang: Nihon Keiza Shimbun, 1982), h. 8. 12

T. Hani Hondoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, (Yogyakarta: BPFE, 1984), cet. Ke-1, h. 3.


(28)

16

2. Unsur Manajemen

Oleh para ahli unsur dari manajemen produksi dirumuskan menjadi “The Six M in manajemen”, yaitu man (manusia), money (uang), method (metode), material (alat-alat), machine (mesin-mesin), market (pasar).

a. Man (manusia)

Manusia yang menjadi pelaku dan dia pula yang menetapkan tujuan didalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tidak akan ada manajemen tanpa adanya manusia, sebab manusialah yang merencanakan, malakukan, menggunakan dan merasakan hasil dari manajemen itu sendiri.

Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.

b. Money (uang)

Uang sebagai alat tukar dan alat pengukur nilai, sangat diperlukan untuk mencapai tujuan disamping manusianya.

Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.


(29)

c. Method (cara kerja)

Cara kerja yang tepat sangatlah menentukan kelancaran jalannya roda manajemen dalam suatu organisasi, sebab dengan cara yang ditata dengan baik, maka akan menghasilkan produk yang baik pula sehingga tujuan tercapainya dengan efektif dan efesien.

d. Material (bahan-bahan atau perlengkapan)

Faktor material ini sangat penting, karena manusia tidak dapat melaksanakan tugasnya tanpa didukung oleh kelengkapan alat. Sehingga dalam proses pelaksanaan kegiatan oleh organisasi tertentu perlu disiapkan bahan perlengkapan apa-apa yang dibutuhkan.

e. Machine (mesin)

Peranan mesin dalam zaman modern ini tidak diragukan lagi, mesin dapat membantu manusia dalam pekerjaannya. Mendefinisikan waktu bekerja untuk menghasilkan sesuatu sehingga memperoleh keuntungan yang lebih banyak.

f. Market (pasar)

Market (pasar) yaitu barang-barang produksi suatu lembaga atau perusahaan harus segera dipasarkan.

Dengan demikian manajemen produksi berkaitan dengan pengelolaan faktor – faktor produksi sedemikian rupa sehingga keluaran (output) yang dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen baik kualitas, harga maupun waktu penyampaiannya. Sekilas telah disebutkan dari uraian di atas bahwa manajemen produksi operasi bertanggung jawab atas dihasilkannya keluaran (output) baik yang berupa produk maupun jasa yang sesuai dengan permintaan


(30)

18

dan kebutuhan konsumen dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau serta disampaikan tepat pada waktunya.13

3. Fungsi Manajemen

Menurut Fayol, setidaknya ada 14 asas dalam manajemen, yaitu: a. Pembagian tugas.

b. Wewenang dan tanggung jawab. c. Disiplin.

d. Kesatuan perintah. e. Kesatuan pengarahan. f. Ketertiban.

g. Keadilan. h. Prakarsa.

i. Stabilitas masa jabatan. j. Kesatuan.

k. Jenjang kepangkatan. l. Penggantian pegawai. m. Pemindahan wewenang.

n. Pengutamaan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.

Dari ke-14 asa tersebut oleh Henry Fayol diringkas menjadi 4 yang disebut fungsi manajemen, yaitu:14

13

www.google.co.id.pengertian-manajemen-produksi, diambil pada tanggal 14 Februari 2010, pukul 09.30 WIB.

14

Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung: Remaa Rosdakarya, 2000), h. 96.


(31)

a. Planning (perencanaan)

Planning berarti memilih dan menghubungi kenyataan dalam membayangkan dan merumuskan tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan.15

Harorld Koontz and Cyril O’Donnel dalam tulisannya mengatakan: “Planning is the function of a manager which involves thr selection from alternatives of objectives, policies, procedures, and programs.” Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program dari alternatif-alternatif yang ada.16

Jadi, masalah perencanaan adalah masalah “memilih” yang terbaik dari beberapa alternatif yang ada.

1) Organizing (pengorganisasian)

Adalah mengelompokkan kegiatan sesuai yang diperlukan, yaitu menetapkan susunan organisasi serta tugas dan fungsi masing-masing unit yang ada dalam organiasasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan diantara masing-masing unit tersebut.

Pengorganisasian juga dapat berarti suatu proses penentuan, pengelompokkan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan,

15

J. Pamglaikim dan Hazil Tanzil, Manajemen Suatu Pengantar, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1960), cet. Ke-1, h. 78.

16

Malayu S.P.Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan masalah Edisi Revisi,


(32)

20

menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.

G. R. Tery mengatakan:

Organizing is the of effective behavioral relationship among persons so that they may work together efficiently and again personal satisfactions for the purpose of achieving some goal or objective.” Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.17

2) Actuating (penggerakan)

Merupakan fungsi organik manajemen. Yang terpenting berhasil tidaknya rencana yang tidak ditetapkan tergantung pada mampu tidaknya seseorang pemimpin melaksanakan fungsi penggerakan.18

3) Controlling (pengawasan)

Salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu mengadakan koneksi sehingga apa yang sedang dilakukan para pelaksana dapat diarahkan dengan maksud tercapainya tujuan yang sudah digariskan semula.

17

Malayu S.P.Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan masalah Edisi Revisi,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), cet. Ke-5, h. 40. 18

Soebani dan Mochtar, Dasar-dasar Manajemen, (Surabaya: Institut Dagang Mochtar, 1991)


(33)

Apabila P.O.A.C telah dilaksanakan maka kelangsungan hidup, laba, perluasan, prestasi, dan tanggung jawab social perusahaan media massa dapat dicapai.

Perusahaan media harus memikirkan tanggung jawab sosial karena produk yang dihasilkan sepenuhnya dihadirkan untuk publik atau masyarakat. Maka itu tanggung jawab sosial perusahaan media massa tidak terhentu saat mengeluarkan produk tetapi sampai waktu produk itu direspon oleh publik dan publik menikmatinya secara kontinyu.

4. Ruang Lingkup Manajemen Produksi

Manajemen produksi mencakup kegiatan-kegiatan yang cukup luas menyangkut bermacam-macam keputusan, baik keputusan jangka pendek maupun keputusan jangka panjang mengenai rancangan daripada sistem produksi dan rancangan operasi dan sistim pengawasan. Ruang lingkup manajemen produksi yang mencakup kegiatan-kegiatan yang menyangkut keputusan mengenai rancangan sistem produksi meliputi kriteria:

a. Seleksi dan rancangan hasil produksi.

Dalam hal ini perlu diperhatikan usaha-usaha untuk dapat menghasilkan produk secara efektif dan efisien serta dengan kualitas yang cukup tinggi, dengan mengadakan kegiatan research and product development dan menerapkan konsep-konsep standarisasi, simplifikasi dan spesialisasi.

b. Seleksi peralatan dan proses.

Untuk melaksanakan kegiatan produksi biasanya terdapat beberapa pilihan daripada peralatan dan proses yang akan dipakai mulai dari


(34)

22

penentuan tempat operasi, perencanaan gedung/bangunan yang sesuai, sampai kepada penentuan dan pemilihan fasilitas produksi lain.

c. Rancangan produksi dari barang yang akan diproses.

Dalam hal ini biaya produksi erat hubungannya dengan rancangan dari bagian-bagian yang ada, hasil produksi, rencana kerja dan sebagainya. Keputusan mengenai rancangan produksi menentukan besarnya biaya produksi dan prosesnya dalam sistim produksi.

d. Rancangan tugas pekerjaan.

Rancangan tugas pekerjaan merupakan bagian integral daripada rancangan sistim, termasuk organisasi sebagai dasar kerja yang merupakan alat/wadah kegiatan yang hendaknya dapat membantu mencapai tujuan, sebagaimana halnya dengan kesatuan daripada human engineering untuk menghasilkan rancangan kerja yang optimal.

e. Lokasi dari sistem.

Dalam hal ini lokasi memegang peranan yang sangat penting, terutama bila pertimbangan pokok yang menyangkut jarak dari tempat untuk memperoleh bahan baku produksi tersebut.

f. Penyusunan peralatan.

Perencanaan mengenai kapasitas produksi dan sistim kerja perlu dibuat. Operasi dan peralatan harus diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang menguntungkan antara lain dengan mengurangi biaya material handling dan dapat memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan.


(35)

Sementara itu ruang lingkup manajemen produksi yang mencakup kegiatan-kegiatan yang menyangkut mengenai rancangan operasi dan sistem pengawasan meliputi criteria-kriteria sebagai berikut:

1. Pengawasan terhadap persediaan dan produksi.

Perlu ditetapkan atau dibuat keputusan yang menyangkut persoalan bagaimana mengalokasikan kapasitas produksi sesuai dengan permintaan dan penentuan kebijaksanaan pengaturan persediaan yang harus dibuat. Juga mengenai jadwal yang flexible yang harus dibuat dan beban kerja pada tenaga kerja, dan mesin, serta arus dari produksi yang harus diawasi. 2. Pemeliharaan dan rehabilitas daripada sistem.

Hendaknya dalam keputusan-keputusan yang dibuat harus memperhatikan usaha-usaha pemeliharaan, memperhitungkan kemungkinan terjadinya kerusakan daripada alat produksi pada suatu waktu dan selama terjadinya pengangguran mesin-mesin.

3. Pengawasan mutu.

Perlu diperhatikan dalam manajemen produksi bahwa keputusan-keputusan yang diambil harus menghasilkan tingkat resiko yang berada dalam bats-batas yang dipebolehkan, yang menyangkut kemungkinan dihasilkannya serta dijualnya produk atau bagian produk yang kurang baik mutunya ataupun kemungkinan terjadinya kekeliruan, dimana hasil yang baik akan terbuang.

4. Pengawasan buruh.

Biaya upah biasanya masih merupakan elemen biaya yang paling besar bagi produk ataupun jasa yang dihasilkan. Dalam perencanaan


(36)

24

produksi, penaksiran komponen buruh/karyawan adalah penting, sehingga usaha-usaha untuk pengukuran daya kerja dari buruh serta sistim usaha bayaran perlu dilakukan.

5. Pengawasan biaya dan perbaikan.

Para pengawas bagian produksi setiap hari harus melakukan pengawasan serta membuat keputusan-keputusan yang menyangkut keseimbangan antara buruh, bahan baku dan biaya overhead.19

B. Produksi Program Televisi

1. Tehnik Produksi Program Televisi

Dalam merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser profesional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan pemikiran mendalam, yaitu materi produksi, sarana prduksi (equipment), biaya produksi, organisasi pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan produksi.

Hasil produksi yang memiliki visi akan tampak pada sikapnya. Sikap inilah yang menjadi kekhasan dan keunikan dari produksi itu. Produksi yang tidak memiliki kekhasan atau keunikan berarti produksi kodian, tidak menarik dan biasa-biasa saja. Tidak memukau dan memesona. Tidak mampu stop the eyes and the ears.

a. Materi produksi

Bagi seorang produser, materi produksi dapat berupa apa saja. Kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan manusia

19

Sofjan Assuari, Manajemen Produksi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indoensia, 1978), hal. 9-11.


(37)

merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi yang bermutu. Seorang produser professional dengan cepat mengetahui apakah materi siaran atau bahan yang ada dihadapannya akan menjadi materi produksi yang baik atau tidak. Seorang produser ketika ia berhadapan dengan suatu karya cipta, seperti musik, lagu, atau lukisan, gagasannya akan tergerak. Bahan yang berada dihadapnnya akan merangsang kepekaan kreatifnya. Sama halnya ketika sebuah isu yang belum mengemuka di masyarakat. Seorang produser berita harus mampu memberikan nilai lebih pada isu tersebut agar ketika diberitakan dipermukaan dapat menjadi sorotan publik, hal ini tentu kuncinya pada kejelian seorang produser untuk sesuatu hal dapat dikemas menjadi berita yang menarik.

Dari hasil riset materi produksi, muncul gagasan atau ide yang kemudian akan diubah menjadi tema untuk program dokumenter atau bentuk acara berita. Tema ataupun konsep program kemudian diwujudkan menjadi treatment. Treatment adalah langkah pelaksanaan perwujudan gagasan menjadi program. Oleh karena itu, treatment untuk setiap format program berbeda-beda.

Dari treatment akan diciptakan naskah (script) atau langsung dilaksanakan produksi program. Bobot atau muatan sebuah program sebetulnya sudah tampak ketika gagasan diwujudkan menjadi

treatment. Dari sinilah penyempurnaan konsep program dapat


(38)

26

b. Sarana produksi

Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Tentu saja diperlukan kualitas alat standar yang mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus. Kepastian adanya peralatan itu mendorong kelancaran seluruh persiapan produksi. Produser menunjuk seseorang yang diserahi tanggung jawab tersedianya seluruh peralatan yang diperlukan. Untuk itu, sebuah daftar lengkap (equipment list) dari seluruh peralatan yang dibutuhkan harus dibuat.

Pertimbangan penggunaan peralatan dan jumlahnya bergantung pada program yang akan diproduksi. Produksi musik live show memerlukan jumlah peralatan berlipat untuk setiap unit dibandingkan dengan produksi elektronik news Gathering (ENG) untuk liputan berita yang sering kali hanya menggunakan satu kamera, satu mik, dan satu lampu. Diperlukan dalam perencanaan, daftar peralatan yang sangat penting untuk diketahui jumlah dan macam peralatan yang dipakai. Sebab jumlah danmcam peralatan yang dipakai ini, kemudian berpengaruh pada penentuan jumlah kru dan perencanaan anggaran produksi (production budget).

c. Biaya produksi

Tidak terlalu sederhana merencanakan biaya untuk suatu produksi. Dalam hal ini, seorang produser dapat memikirkan sampai sejauh mana produksi itu kiranya akan memperoleh dukungan finanasial dari suatu pusat produksi atau stasiun televise. Oleh karena itu,


(39)

perencanaan budget atau biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan, yaitu financial oriented dan quality oriented.

1) Financial oriented, perencanaan baiya produksi yang didasarkan

pada kemungkinan keuangan yang ada

2) Quality oriented, perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas tuntunan kualitas hasil produksi yang maksimal. Dalam hal ini, tidak ada masalah keuangan.

d. Organisasi pelaksanaan produksi.

Suatu produksi program televisi melibatkan banyak orang, misalnya para narasumber, crew, dan fungsionaris lembaga penyelenggara, polisi, aparat setempat dimana lokasi siaran dialaksanakan, dan pejabat yang bersangkut0paut dengan maslaah perijinan. Produser harus memikirkan juga penyusunan organisasi pelaksana produksi yang serapi-rapinya. Suatu pelaksana produksi yang tidak disusun secara rapi akan menghambat jalannya produksi, berarti kerugian waktu dan materi. Dalam hal ini, produser dubantu pelaksana produser atau production manager. Ia mendampingi sutradara dalam mengendalikan organisasi.

Sebagai pelaksana produksi diperlukan beberapa tahapan yang berkaitan dengan perencanaan dari mulai pra produksi (perncanaan dan persiapan). Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian produksi pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres.20

20

Fred Wibowo, Tehnik Produksi Program Televisi (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007), hal. 23-34.


(40)

28

2. Tahapan produksi Program Televisi

a. Perencanaan Peliputan

Dalam proses ini meliputi rapat perencanaan liputan yang membicarakan mengenai pemilihan materi peliputan, membuat jadwal peliputan, dan membuat wishlist (daftar keinginan).

Daftar keinginan berisa antara lain gambar apa saja yang dibutuhkan dan beberapa narasumber yang perlu dimintakan soundbite -nya. Jadi dalam menyusun daftar keinginan, reporter harus menentukan gambar apa yang dibutuhkan untuk mengilustrasikan berita dan siapa narasumber yang tersedia dan dibutuhkan untuk memberikan soundbite.21 b. Proses Peliputan

Proses peliputan berita melibatkan paling sedikit dua orang yaitu reporter dan kameramen. Dalam proses peliputan berita reporter dan kameramen adalah orang yang berhubungan langsung dengan sumber berita atau nara sumber. Reporter yang bertugas mewawancarai nara sumber atau mencatat semua data atau informasi yang didapatnya dari lapangan sedangkan kameramen yang mengambil gambar mengenai peristiwa tersebut.

c. Proses Produksi

Proses produksi yang terjadi di ruang redaksi setelah proses peliputan berlangsung terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

21

Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), cet. ke-1, h. 192.


(41)

1) Menulis Naskah

Dalam menulis naskah berita ada beberapa hal yang harus diketahui, yaitu

a) Alur informasi

Langkah pertama dalam menyusun setiap laporan adalah dalam mengambil keputusan apakah menulis naskah dengan menyesuaikan gambar atau gambar yang akan menyesuaikan naskah berita.

b) State and explain

Dalam menulis naskah harus selalu diingat mengenai penggunaan State and Explain yaitu pernyataan dan penjelasan. Artinya penulis harus menjelaskan pernyataan agar dapat memudahkan pemirsa untuk mengingat informasi yang mereka peroleh dari siaran televisi.

c) Durasi Shot Gambar

Terlalu banyak informasi yang diberikan baik dalam pembuatan kalimat-kalimat untuk narasi maupun terlalu pendeknya shot gambar akan menyebabkan cepatnya pergantian antara satu shot gambar ke shot gambar lainnya sehingga dapat menyebabkan kebingungan bagi pemirsa.

d) Jeda atau Pauses

Memberikan waktu untuk berhenti sesaat di antara kalimat dan berhenti sedikit lebih lama untuk perpindahan antara satu sequence gambar ke sequence gambar lain. Jadi sequence gambar juga dapat menandai pergantian penyampaian informasi.


(42)

30

e) Penggunaan Waktu

Memberikan sedikit tambahan waktu dalam naskah berita yang ditulis agar dapat memberikan kesempatan berhenti sesaat (semacam koma) atau pause. Naskah yang tidak terlalu padat akan memberikan kesempatan kepada reporter atau penyiar untuk lebih santai membacanya. Sebaliknya naskah yang terlalu padat akan mengakibatkan kesulitan bernaas bagi pembacanya sehingga akan menyerupai pacuan antara gambar dan komentar.

Tidak hanya itu saja, dalam berita televise juga terdapat beberapa format berita, yaitu:

a) Reader (RDR)

Reader atau RDR merupakan jenis berita yang seluruh

narasinya dibacakan oleh presenter. Format berita ini seolah hanya terdiri atas lead, tidak ada gambar peristiwa atau wawancara dalam format berita ini.

b) Reader-Graphics(RDR-GRAP)

Reader-Graphics adalah berita reader (RDR) yang dilengkapi dengan grafis. Grafis berfungsi menggatikan gambar yang belum atau tidak diperoleh. Grafis bisa berupa gambar/peta lokasi peristiwa, daftar nama korban, atau yang berkaitan dengan angka.

c) Reader-Sound on Tape(RDR-SOT)

Reader-Sound on Tape ialah yang lead-nya dibaca oleh

presenter, yang kemudian dilengkapi dengan pernyataan narasumber. Pernyataan (suara/sound) narasumber yang direkam (taped/taping) itulah yang disebut sound on tape (SOT). Wawancara dengan


(43)

narasumber yang direkam sering juga disebut sound bites. Berita RDR-SOT ini sering kali juga ditayangkan sebagai pelengkap atau sebagai rangkaian dari berita-berita sebelumnya.

d) Voice Over (VO)

Voice over atau VO merupakan berita yang seluruh naskah atau narasinya dibaca oleh presenter. Dengan kata lain, presenter membacakan lead sekaligus tubuh dan akhir (ending) berita. Berita VO ditulis jika mendapatkan gambar suatu peristiwa atau suasana.

e) Voice Over-Sound on Tape (VO-SOT)

Berita dengan format VO-SOT adalah gabungan antara VO dan SOT. VO-SOT adalah gabungan antara gambar suasana atau peristiwa dan gambar narasumber yang diwawancarai. SOT atau pernyataan narasumber berfungsi memperkuat VO atau peistiwa. Sesuai dengan standar internasional, berita televisi yang berakhir dengan SOT, sebaiknya dilengkapi dengan tag.

f) Paket atau Package (PKG)

Berita paket atau package (PKG) adalah format berita televisi yang lengkap. Berita paket sekurang-kurangnya terdiri atas gambar suasana, narasi voice over (dubbing), rekaman wawancara (sound on tape/soundbite), suara atmosfir atau natural sound (suara alami yang tertangkap oleh mic kamera).

g) Live on Tape(LOT)

Live on tape atau LOT sesungguhnya merupakan berita dengan format paket atau package (PKG). namun, dalam berita berformat LOT, reporter muncul dalam paket berita, untuk membuktikan bahwa sang reporter berada ditempat kejadian.


(44)

32

h) Live Report(Laporan Langsung)

Dalam live atau laporan langsung, sebagaimana dalam format-format berita lainnya, lead dibaca oleh presenter. Presenter kemudian melempar tugas menyampaikan informasi kepada reporter dilapangan. Reporter kemudian menyampaikan tubuh berita, biasanya dalam format VO. Kadang, dalam live report, reporter menyampaikan berita berformat paket (PKG). jika dalam live report, yang disampaikan berita berformat PKG, maka reporter di lapangan biasanya hanya membacakan lead-nya.

i) VOTanpa Narasi

Karena kekuatan berita televisi ada pada gambar. Makin sedikit narasi, makin baik berita itu. Bahkan, bila gambarnya sangat kuat, tidak ada salahnya jika kita menurunkan berita televisi dengan format VO tanpa narasi.22

2) Editing

Ada dua macam cara pengeditan berita televisi, yaitu editing linier (analog) dan editing nonlinear (digital).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam editing analog yaitu:

a) Setelah berita selesai diambil gambarnya, seorang editor akan mengulang kaset (rewind) untuk melihat tampilan yang utuh.

b) Editor akan mencatat time code (kode waktu) durasi visual hasil liputan. Biasanya ada empat digit; jam, menit, detik, dan frame.

c) Kemudian editor akan mempelajari naskah berita yang dibuat reporter. d) Setelah itu editor menyesuaikan audio dan visualnya.

22

Usman Ks, Televison News Reporting and Writing, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), hal. 2.


(45)

e) Untuk uraian berita akan dibacakan secara voice over (dubbing), sementara untuk pendapatan dari narasumber langsung live action dari pelakunta (saksi berita).

f) Pada saat dubber membacakan voice over maka pada bagian terakhir selalu disebutkan identitas reporter dan juru kamera serta lokasi kejadian berita.

g) Setelah selesai tinggal di preview (dilihat di monitor) untuk melihat apakah sudah sinkron antara audio dan videonya. Terutama untuk mengecek nama saksi berita dengan segala predikat dan jabatannya. h) Tugas editor selesai, tinggal menunggu saat ditayangkan.

Pengeditan berita dengan menggunakan NLE (nonlinear editing) tidak terlalu berbeda dengan analog. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Setelah melakukan proses pengambilan gambar (syuting), kaset yang sudah terisi gambar langsung di-capture (direkam ke komputer) lewat video card yang sudah disediakan di computer.

b) Bila mengunakan kamera digital, tidak perlu menggunakan video capture, cukup dengan kabel firewire.

c) Setelah gambar video terekam dalam hard disk computer dalam bentuk file AVI, maka editor melakukan kegiatan logging, yakni pencatatan per adegan atau peristiwa untuk disusun menjadi kesatuan utuh sebuah video berita.


(46)

34

d) Selesai logging editor tinggal mempelajari naskah berita, berupa uraian berita dan kapan narasumber muncul dengan pendapatnya, dan selanjutnya melakukan editing.

e) Editor harus berpedoman dengan time is key, sebab perhitungan waktu sangat menentukan efektivitas penyampaian pesan.

f) Setelah semua proses selesai, hasil editing berita di preview terlebih dulu untuk mengecek hasilnya.

g) Tugas editor selesai, tinggal menunggu berita ditayangkan,23 d. Proses Penyiaran Berita

Proses penyiaran berita televisi cukup rumit. Hal ini disebabkan tim yang terkibat cukup banyak. Reporter, juru kamera, juru lampu (lightingman), maupun juru suara (sound man) biasanya adalah kerabat kerja yang ditugaskan dilapangan untuk meliput berita.

Pada tahap awal, ada dua pendekatan yang dapat dilakukan oleh seorang reporter untuk mengolah hasil liputan berita yang ia lakukan dilapangan. Pendekatan pertama ia dapat menyusun atau menulis naskah berita terlebih dahulu. Pendekatan yang kedua adalah mendampingi tape editor atau penyunting gambar untuk menyunting gambar hasil liputan berita dilapangan.

e. Proses Evaluasi

Proses evaluasi dilakukan tim redaksi setelah selesai melakukan proses distudio. Evaluasi dilakuakan sebagai hasil liputan dan hasil penyiran.

23

Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), cet. ke-1, h. 144.


(47)

C. Eksistensi Program Berita Televisi

1. Eksistensi Dan Progam

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia eksistensi adalah keberadaan.24 Eksistensi juga dapat berarti berdiri sendiri dengan keberadaan diri sendiri.25

Kata program berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah siaran yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk.26

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, program adalah acara; maksudnya program adalah seperti pertunjukan siaran, pergelaran dan sebagainya.27

Sementara menurut kamus WJS Purwodarminta, pengertian program adalah acara, sedangkan menurut kamus Webster International volume 2 lebih merinci lagi, yakni program adalah suatu jadwal (schedule) atau perencanaan untuk ditindaklanjuti dengan penyusunan butir siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara.28

Selain itu menurut P.C.S Sutisno dalam bukunya Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio mendefinisikan program televisi

24

Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), cet. Ke-9, h. 288.

25

Y. S. Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: Garsindo, 1988). 26

Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005), h. 97.

27

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), cet. Ke-1, h. 702.

28

RM Soenarto, Programa Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran, (Jakarta: FFTV-IKJ, 2007), h. 1.


(48)

36

ialah bahan yang telah disusun dalam satu format sajian dengan unsur video yang di tunjang unsur radio yang secara teknis memenuhi persyaratan layak siar serta telah memenuhi standar estetika dan artistik yang berlaku.29

Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banya dan jenisnya beragam. Berdasarkan jenisnya, program acara televisi dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Program informasi (news)

Program informasi yaitu segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audiens. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berta keras (hard news) atau berita lunak (soft news). Contoh dari hard news adalah straight news (berita langsung), features, infotainment. Sementara yang termasuk contoh dari soft news yaitu current affair, magazines, talk show, documentary.

b. Program hiburan (entertainment)

Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audiens dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan. Program acara yang termasuk kategori hiburan yaitu drama, musik dan permainan (game). 30

29

P.C.S Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Te;evisi dan Radio, (Jakarta: Grasindo, 1993), cet. Ke-1, h. 9.

30

Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005), h. 100.


(49)

2. Berita Televisi

Ada tiga jenis bentuk berita di media elektronik, yaitu berita radio, berita televisi dan berita online. Penayangan berita televisi terdiri atas: a. Laporan langsung. Laporan langsung dilakukan reporter dan

kameramen langsung dari tempat kejadian. Reporter memberikan informasi secara lisan, sedangkan kameramen menyesuaikan dengan laporan reporter.

b. Insert (sisipan). Insert dalam berita televisi dilakukan dengan menampilkan wawancara padasela-sela program siaran berita.

c. Baca naskah. Merupakan naskah yang ditulis terlebih dahulu, kemudian dibacakan penyaji berita. Namun biasanya, penyaji berita hanya membaca pengantar (lead atau intro berita), sedangkan isi beritanya merupakan suara reporter yang dilengkapi gambar tayangan tentang berita tersebut. 31

Selain itu juga dalam berita televisi terdiri dari tiga unsur, yaitu:

a. Gambar

Gambar merupakan unsur pertama dalam berita televisi. Gambar menjadi kekuatan bagi berita televisi, karena gambar ikut berbicara bahkan lebih berbicara daripada naskah audio. Sementara itu gambar juga mempunyai sejumlah unsur agar lebih menarik, yaitu:

1) Aktualisasi, maksudnya ialah gambar yang ditampilkan dalam

berita harus aktual atau yang paling baru, kalaui bisa belum pernah ditayangkan oleh stasiun televisi lain.

31

Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), hal. 145.


(50)

38

2) Sinkronisasi, gambar berita televisi harus sinkron dengan peristiwa yang diinformasikan agar sesuai antara naskah dengan gambarnya.

3) Simbolis, gambar simbolis berarti bukan gambar yang

sesungguhnya, tetapi hanya menggambarkan kejadian yang diberitakan. Ini terjadi karena gambar yang sesungguhnya sulit didapatkan.

4) Ilustrasi, yaitu gambar berita yang dibuat atau direkayasa

berdasarkan peristiwa yang memang terjadi, tetapi gambar yang actual, sinkron dan simbolis tidak tersedia. Iliustrasi itu bisa berupa gambar hidup, animasi atau grafik.

5) Dokumentasi, diperlukan jika peristiwanya sangat penting

sementara tidak tersedianya gambar actual, sinkron dan simbolis.

6) Estetika, gambar televisi harus bersifat estetis supaya enak

dipandang mata. Estetika meliputi komposisi, focus dan warna.

b. Naskah

Naskah merupakan unsur kedua dalam berita televisi. Naskah berita televisi sebagaimana naskah berita pada umumnya juga harus memenuhi unsure berita 5 W 1H.

c. Audio atau suara

Unsur terakhir dalam berita televisi adalah audio atau suara. Ada dua unsur audio dalam berita televisi, yaitu:

1) Atmosfir, adalah suatu suasana dari peristiwa yang gambarnya diberitakan. Suatu atmosfer sangat penting menyertai suatu gambar. Tanpa atmosfer sebuah gambar akan kehilangan rohnya.


(51)

2) Narasi, sangat penting sebab kalau wartawan melaporkan suatu berita dengan susunan kata yang tidak jelas atau kacau, maka beritanya menjadi kabur. 32

D. Gambaran Persaingan Industri Penyiaran

Tahun 1989 adalah tonggak perkembangan penyiaran (broadcasting) di Indonesia setelah hampir 37 tahun TVRI menjadi single fighter dalam berkiprah di dunia pertelevisian yakni dengan mengudaranya siaran televisi swasta pertama di Indonesia yaitu Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang menyelenggarakan siaran terbatas.

Setelah RCTI mengudara pada Agustus 1989, maka berturut-turut muncul stasiun-stasiun televisi swasta seperti SCTV, ANTV, Indosiar, Metro TV, Trans TV, TV 7 dan TVone. Jumlah televisi swsta nasional belum mencakup tv local regional, seperti Bali TV, Jogja TV, RBTV, TV Borobudur, JTV Surabaya, Bandung TV, dan lain-lain. Dengan hadirnya beberapa TV swasta nasional dan juga beberapa TV lokal dan komuniats, menambah maraknya bisnis televisi di tanah air, dan pada gilirannya masyarakat dihadapkan pada beragam pilihan program yang menarik.33

Memasuki era pasca keruntuhan rezim orde baru pada revolusi Mei 1998, media penyiaran belum beranjak mengalami perubahan yang signifikan. Walaupun dari sisi perkembangan kepemilikan media, bisnis penyiaran tidak lagi berpusat kepada keluarga Cendana.

32

Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), hal. 67. 33

Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broadcasting, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006), h. 21-22.


(52)

40

Pada era reformasi ini, perkembangan televisi swsta masih stagnan dalam artii belum ada peningkatan kualitas program acara karena penekanan masih pada entitas komersial.

Komersialkan media memengaruhi sarana pengungkapan dalam media itu sendiri. Dimana sejumlah berita berlomba menarik perhatian. Himbauan sering kali ditujukan pada emosi orang dan mekanisme penerimanya untuk memastikan bahwa mereka tidak dapat diingkari oleh penerima pesan yang disajikan. Hal seperti ini mendorong mempelajarinya dengan teliti dan menemukan pengalaman emosional yang segar dan bervariasi halus.

Persaingan yang banyak juga memengaruhi penggunaan non komersial media, menharuskan atau menggod apara produser materi non komersial untuk menggunakan tehnik komersial dan memperoleh simpati dengan syarat-syarat yang sama.34

34

Jvs Tandowidjojo, Media Massa dan Pendidikan, (Yogyakarta: CM Kanisius, 1985), h. 40.


(53)

GAMBARAN UMUM TENTANG

TPI DAN LINTAS 5

A. Profil TPI

1. Sejarah TPI

TPI (dulu merupakan singkatan dari Televisi Pendidikan Indonesia) adalah stasiuntelevisi swasta kedua di Indonesia setelah RCTI, yang didirikan oleh Mbak Tutut dan dulu dimiliki sebagian besar sahamnya oleh PT Cipta Lamtoro Gunung Persada.

TPI pertama kali mengudara pada 2 Januari 1991 selama 2 jam dari jam 08.00-10.00 WIB. TPI diresmikan Presiden Soeharto pada 23 Januari 1991 di Studio 12 TVRI Senayan, Jakarta Pusat. Pada awal pendiriannya, tahun 1991 TPI hanya ingin menyiarkan siaran edukatif saja. Saat itu TPI hanya mengudara 4 jam. Salah satunya dengan bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyiarkan materi pelajaran pendidikan menengah. Sejak itu TPI mengudara 4 jam, lalu sejak Juni 1991 menjadi 6,5 jam. Lalu menjelang akhir 1991 sudah 8 jam. Pada tahap awal pendiriannya, TPI berbagi saluran dengan televisi milik pemerintah, TVRI. Perlahan-lahan mereka mengurangi misi edukatif, dengan juga menyiarkan acara-acara lain, termasuk kuis-kuis dan sinetron sebagai selingan.1

1

www.tpi.tv


(54)

42

2. TPI Insight

TPI merupakan salah satu pionir stasiun televisi swasta di Indonesia yang mulai mengudara pada tanggal 23 Januari 1991 dengan izin Menteri Penerangan No. 127/E/RTF/K/VIII/1990 dengan jangkauan 158 juta pemirsa di seluruh Indonesia. Berdasarkan survey AC Nielsen, ditengah persaingan industri pertelevisian yang semakin ketat, TPI berhasil mencapai posisi 1 dengan 16,6 % audience share pada april 2005.

3. Visi dan Misi

Visi : Paling Indonesia Pilihan Pemirsa

Misi : TPI Menyajikan Tayangan Bercitarasa Indonesia Yang Inspiratif Untuk Memajukan Masyarakat

Slogan : Makin Indonesia Makin Asyik Aja 4. Sturktur Direksi TPI

Daftar Direktur Utama

NO. NAMA MASA JABATAN

1 Siti Hardijanti Rukmana 1991-1998

2 Tito Sulistio 1998-2002

3 Dandy Nugroho Rukmana 2002-2004

4 Hidajat Tjandradjaja 2004-2005


(55)

Struktur dewan direksi TPI saat ini adalah sebagai berikut:

Direktur Utama : Sang Nyoman Suwisma

Managing Director : Nana Putra

Direktur Programming dan Production : Erwin Richard Anderson Direktur Finance and Technology : Ruby Panjaitan

Direktur General Affairs : M. Yarman

Direktur Sales and Marketing : Kanti Mirdianti Imansyah

Pemimpin Redaksi : Ray Wijaya

5. Top Program TPI

Beberapa program TPI yang banyak diminati pemirsa dan menduduki top program diantaranya:

a. Sinetron religi : Rahasia Ilahi, Hidayah-Mu, Jalan Keadilan, Si Entong b. Sinetron Komedi Aksi : Emak Gue Jagoan

c. Kontes Dangdut TPI (KDI) d. Audisi Pelawak TPI (API) e. Dakwah TPI (DAI)

f. Dangdut Mania

g. News (Lintas 5, Lintas Malam, Lintas Pagi, Lintas Siang, Sidik, Sidik Kasus)

6. Penghargaan-Penghargaan

a. Apresiasi KPI untuk televisi 2007

1) 2006: Kategori feature untuk program Jendela dengan judul "Rawinala" sebagai pemenang pertama dan "Arang Ria Rio" sebagai pemenang kedua.


(56)

44

2) 2007: "Senandung Ribkah" dan "Mutiara Ramadhan" sebagai program Ramadhan terbaik.

b. Perhimpunan Jurnalis Indonesia 2008

Program Rakyat Bicara sebagai program televisi yang memberikan pencerahan terhadap publik tentang demokrasi dan pemberantasan korupsi. Selain penghargaan di atas, TPI juga pernah mendapat penghargaan sebagai stasiun TV pelopor tayangan musik dangdut dari sebuah media hiburan dan dari Persatuan Wartawan Peliput Pertelevisian. Penghargaan tersebut diraih antara lain karena kiprah TPI yang rutin menggelar “Anugerah Dangdut”, sebuah ajang pemberian penghargaan bagi dunia musik dangdut di Indonesia yang sudah 4 kali diselenggarakan.

c. Perhimpunan Jurnalis Indonesia 2008

Program Rakyat Bicara sebagai program televisi yang memberikan pencerahan terhadap publik tentang demokrasi dan pemberantasan korupsi. Selain penghargaan di atas, TPI juga pernah mendapat penghargaan sebagai stasiun TV pelopor tayangan musik dangdut dari sebuah media hiburan dan dari Persatuan Wartawan Peliput Pertelevisian. Penghargaan tersebut diraih antara lain karena kiprah TPI yang rutin menggelar “Anugerah Dangdut”, sebuah ajang pemberian penghargaan bagi dunia musik dangdut di Indonesia yang sudah 4 kali diselenggarakan.

d. Penghargaan Democracy Video Challenge 2009


(57)

program news, penghargaan ke- 1 tigkat nasional dengan judul "Democracy Is Equal Right" dari Kedubes AS dan London School PR. e. Mochtar Lubis Award

Karya jurnalistik "Jual Beli Limbah Rumah Sakit" dan "Sekolahku Belum Merdeka" sebagai nominasi ajang penghargaan utk karya investigasi televisi Mochtar Lubis Award yang diselenggarakan oleh LSPP (23 Juli 2009). Liputan "Seafood Berpewarna dari Teluk Jakarta" (Veronika Hervy dan Abdul Rozak) memenangi Muchtar Lubis Award 2010 untuk kategori Liputan Mendalam Jurnalis Televisi f. Anugerah Jurnalistik MH. Thamrin

Diselenggarakan oleh PWI Jaya. Penghargaan Tayangan Televisi Terbaik untuk karya jurnalistik juara 1 "Tak Ada Halte Yang Tak Retak" dan juara II "Sampahku Sampahmu Jua" hasil liputan reposter Fikry Syaukani dan cameramen Dedi Priyatna yang tayang dalam segmen khusus "Salah Kaprah" di program Lintas 5 (18 Juni 2009). Liputan "Beragam Cara Mengatasi kemacetan" (Ronny Alamsyah dan tim) memenangi Anugrah MH Thamrin 2010.

g. Penghargaan Departemen Pekerjaan Umum

Lomba Karya Jurnalistik Kategori Televisi Bertema Mengembalikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) - 2009. Gelar Juara I diperoleh untuk judul "Perumahan di Bibir Sungai" yang disiarkan dalam program Lintas Lima TPI dan Juara II diperoleh untuk judul "Jalan-Jalan Berbekal Peta Hijau" yang disiarkan dalam program Lintas Pagi Akhir Pekan. (8 November 2009).


(58)

46

h. Finalis Karya Dokumenter Anugerah Adiwarta Sampoerna 2009

"Tarian Merdeka Dari Bantar Gebang" yang ditayangkan pada program Di Antara Kita menjadi finalis dalam lomba Karya Dokumenter Anugerah Adiwarta Sampoerna 2009 yang digelar pada 3 Desember 2009.

i. Karya Jurnalistik IJTI - Exon Award 2009

Juara I karya jurnalistik "Getirnya Guru Bantu" yang ditayangkan pada program Jendela IJTI - Exon Award 2009 pada 8 Desember 2009 j. Anugerah Jurnalistik Perburuhan AJI - ILO 2009

Juara I Anugerah Jurnalistik Perburuhan AJI - ILO 2009 untuk karya jurnalistik berjudul "PHK Tak Selalu Berujung Petaka" yang ditayangkan pada program Lintas Siang yang telah diumumkan pada 11 Desember 2009

k. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Award

"Sang Lentera Hidup" yang telah ditayangkan pada program Jendela sebagai karya jurnalistik terbaik KPI Award kategori dokumenter yang menceritakan tentang perempuan-perempuan kuli gendong Pasar Beringharjo - Yogyakarta. Penghargaan diberikan langsung oleh Wapres Boediono pada 14 Desember 2009.

l. Festival Film Indonesia 2009

Karya jurnalistik "Beruk Penopang Periuk" yang ditayangkan pada program dokumenter Jendela menjadi nominasi Festival Film Indonesia 2009 yang akan diumumkan pada 16 Desember 20092

2


(59)

B. Profil Lintas 5

1. Sejarah Lintas 5

Wisma Karsa dan gedung TVRI di kawasan Senayan Jakarta Selatan jadi saksi sejarah awal keberadaan TPI 16 tahun lalu. Saat itu masih bernama Televisi Pendidikan Indonesia, program berita sudah menjadi pilihan utama TPI.

Tahun 1991 televisi swasta dilarang menyiarkan berita, untuk menyiasatinya TPI membuat program serbaneka yang menyajikan berita unik dan fenomenal di sekitar masyarakat. Serbaneka lalu berubah menjadi liputan kriminal dan berkembang lagi menjadi berita politik dan umum. Studio pun pindah ke lokasi pintu dua TMII hingga sekarang.

Setelah berganti nama menjadi Lintas Sore, TPI berusaha menyajikan berita yang aktual dan cepat dari lokasi yang sulit sekalipun. Kini program berita TPI memiliki ciri khas sapaan pembuka Assalamu ‘alaikum, bukan untuk menunjukkan ciri agama tetapi untuk lebih mendekatkan diri kepada pemirsanya yang mayoritas muslim. Sebab itulah ciri sebuah berita kedekatan kepada publik. TPI juga mendobrak tradisi dengan menampilkan penyiar berjilbab.

Lintas 5 hadir pertama kali pada tahun 1996, menggantikan Lintas Sore. Lintas 5 berisikan materi berita dari dalam dan luar negeri yang aktual dan terkini. Brand lintas pada lintas lima pun menjadi merek semua berita harian di TPI mulai dari Lintas Pagi, Lintas Siang, Lintas Lima,


(60)

48

Lintas Malam hingga Lintas Peristiwa. Khusus untuk berita kriminal TPI mengusung brand “sidik” seputar informasi dunia kriminal. 3

Lintas Lima, Menampilkan liputan actual, dari berbagai daerah di tanah air dengan gaya bahasa lugas namun tetap menarik karena mengedepankan fakta dan keberimbangan berita. Fokus dari tayangan Lintas Lima adalah Konsep Redaksi TPI untuk lebih menyoroti persoalan keseharian yang berkembang di masyarakat, dengan mengutamakan sisi kemanusiaan. Artinya, Lintas Lima Bukan Hard News biasa, karena sisi lain, yaitu “pihak yang menjadi korban” senantiasa menjadi tema utama

Di edisi Minggu, Lintas Lima menyajikan "Fokus", segmen khusus yang mengangkat berita paling hangat yang diulas secara mendalam oleh tim liputan TPI. Dengan format baru Lintas Lima yang lebih segar dan fokus, Program unggulan ini ditayangkan setiap hari pukul 16.30 sampai 17.00 WIB dan dibawakan dengan hangat dan lugas oleh Eveline Jodi .

Di usia yang ke enam belas TPI berusaha lebih mendekatkan diri kepada pemirsanya dengan menyajikan berita yang mengedepankan kepentingan orang banyak. TPI hadir untuk memberitakan cerita dan menceritakan berita.

2. Struktur Redaksi Lintas 5

Pemimpin Redaksi : Ray Wijaya

Kepala Produksi Berita : Rizal Yusacc Kepala Peliputan Berita : Ahmad Al Hafiz

Produser Eksekutif : Latief Siregar

3


(61)

Produser : Rachmat Hidayat

Doddy Ginanjar

Koordinator Peliputan : Meizon Triarto

Syaifuddin

Fikri Syaukani

Dewi Purnomo

Koordinator Daerah : Herry Wibowo

Fernando

Koni Bardiyanto

Sigid

Pengarah Program : Eppy Yusuf

Editor Gambar : Zainal

Komputer Grafis : Bagas

Untung4

4


(1)

5, dilanjutkan opening oleh presenter, lalu presenter memulai membacakan lead berita pertama seperti itu selanjutnya sampai segment terakhir yakni berita terakhir. Tayangan Lintas 5 diakhiri dengan closing dari presenter lalu penayangan credit title.

5. Proses Evaluasi

Evaluasi program tayangan Lintas 5 dilakukan pada saat selesai tayangan. Tim redaksi kembali mengadakan rapat untuk membicarakan hasil tayangan yang baru saja disiarkan. Tim redaksi bersama-sama mengkoreksi hasil tayangan mulai dari isi materi berita yang disiarkan sampai pada tehnis acara.

Dari segi isi materi berita bisa dilihat apakah informasi yang disampaikan ada yang keliru atau tidak, sementara dari segi teknis dapat dilihat peletakkan gambar dan naskah apakah sudah sesuai. Evaluasi program tersebut dapat mempengaruhi juga pada keberhasilan program dengan cara melihat rating program acara Lintas 5.

Secara umum manajemen produksi untuk seluruh tayangan program yang dimiliki TPI sama, yang membedakan hanya karakteristik program acaranya. Untuk itu TPI sudah memiliki sebuah manajemen produksi untuk program pemberitaan yang cukup baik hanya saja dalam penerapannya kurang maksimal. Seperti pada nilai keaktualan berita yang dihasilkan masih berada dibawah program tayangan berita unggulan lainnya yang diproduksi dari stasiun-stasiun televisi lain.

Berkaitan dengan nilai keaktualan berita Lintas 5 tidak terlepas dari kinerja reporter dan kameramen dalam mencari dan menulis berita.


(2)

73

Meizon Triarto, Kepala Koordinator Peliputan menjelaskan bahwa: “Masalah keaktualan dan kecepatan berita yang dihasilkan sangat bergantung pada peliputannya (kerja reporter dan kameramen di lapangan), selain itu masalah tehnis juga sangat mempengaruhi nilai aktulitasan berita tersebut.”4

Oleh sebab itu agar Lintas 5 dapat menghasilkan berita yang lebih baik tim redaksi harus dapat membentuk dan mengatur manajemen produksi menjadi lebih baik.

4


(3)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Manajemen Produksi Lintas 5

Manajemen produksi program berita Lintas 5 meliputi

1. Tehnik produksi. Dalam proses tehnik produksi Lintas 5 mencakup:

a. Materi produksi, pemilihan materi produksi Lintas 5 terdiri dari hard news dan soft news.

b. Sarana produksi, adalah semua peralatan yang digunakan dalam proses produksi berita Lintas 5.

c. Biaya produksi, yaitu perincian biaya yang digunakan dalam proses produksi Lintas 5, dan

d. Organisasi produksi, yaitu orang-orang yang terlibat secara langsung dalam proses produksi Lintas 5.

2. Tahapan produksi.

Sementara itu dalam tahapan produksi Lintas 5 meliputi

a. Proses perencanaan liputan. Dalam proses ini tim redaksi menentukan materi liputan, membuat jadwal liputan dan membuat wishlist.

b. Proses liputan. Proses ini dilakukan oleh reporter dan kameramen yang bertugas meliput berita dan meliput narasumber.

c. Proses produksi. Proses ini dilakukan setelah proses peliputan selesai yaitu membuat naskah, mengedit gambar, dubbing, membuat rundown.


(4)

75

d. Proses penyiaran, yaitu penayangan program Lintas 5. Berita disiarkan oleh presenter sesuai dengan urutan yang dibuat produser dalam rundown acara, dan

e. Proses evaluasi. Tahapan terakhir dalam tahapan produksi yaitu evaluasi mengenai tayangan yang baru saja disiarkan.

B. Saran

Dari proses dan penelitian tersebut, peneliti memiliki beberapa saran, yaitu:

1. Kepada tim redaksi Lintas 5 agar selalu berupaya lebih keras lagi untuk dapat menjadikan program Lintas 5 menjadi salah satu program berita unggulan pilihan masyarakat.

2. Seluruh tim redaksi bersama-sama menigkatkan kualitas berita-berita dalam Lintas 5.

3. Untuk reporter dan kameramen yang bekerja dilapangan diharapkan lebih bekerja keras lagi dalam menggali informasi dari narasumber.


(5)

Buku

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992

Assauri, Sofjan, Manajemen Produksi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1978)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), cet. Ke-1

Djuroto, Totok, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung: Remaa Rosdakarya, 2000)

Eriyanto, Analisis Framing Konstrusi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKiS, 2007), cet. Ke-IV

Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: Garsindo, 1988).

Hasibuan, Malayu, Manajemen Dasar, Pengertian, dan masalah Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), cet. Ke-5

Hazil, Tanzil Pamglaikim, Manajemen Suatu Pengantar, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1960), cet. Ke-1

Hondoko, Hani, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, (Yogyakarta: BPFE, 1984), cet. Ke-1

Moloeng, Lexi, Mtodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007)

Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Media Group, 2007)

Manullang, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Imdonesia, 1996), cet. Ke-15

Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2005)

Mochtar, Soebani , Dasar-dasar Manajemen, (Surabaya: Institut Dagang Mochtar, 1991)

Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008)


(6)

77

Morissan, Jurnalistik Terlevisi Mutakhir, (Jakarta: Prenada Group, 2008 )

Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005)

Muchtarom, Zaini, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al Amin dan IKFA, 1996), cet. Ke-1

Nasution, Zulkarimien, Perkembangan Teknologi Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007)

Ogawa, Eiji, Manajemen Produksi Modern, (Jepang: Nihon Keiza Shimbun, 1982)

Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remadja Karya, 1985)

Soenarto, Programa Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran, (Jakarta: FFTV-IKJ, 2007)

Sofyan, Assuari, Manajemen Produksi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indoensia, 1978)

Suprapto, Tommy, Berkarier di Bidang Broadcasting, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006)

Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Te;evisi dan Radio, (Jakarta: Grasindo, 1993), cet. Ke-1

Tandowidjojo, Media Massa dan Pendidikan, (Yogyakarta: CM Kanisius, 1985) Tebba, Sudirman, Jurnalistik Baru, (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005)

Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), cet. Ke-9

Usman , Televison News Reporting and Writing, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009) Wibowo, Fred, Tehnik Produksi Program Televisi (Yogyakarta: Pinus Book

Publisher, 2007) Internet

www.tpi.tv, diambil pada tanggal, diunduh 15 April 2010 pukul 12.00 WIB.

www.google.co.id.pengertian-manajemen-produksi, diunduh pada tanggal 14 Februari 2010, pukul 09.30 WIB.