Analisis Biaya Volume dan Laba sebagai Perencanaan Laba pada PT. Berlian Unggas Sakti Tanjung Morawa.

(1)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SKRIPSI

ANALISIS BIAYA VOLUME DAN LABA SEBAGAI PERENCANAAN LABA PADA PT. BERLIAN UNGGAS SAKTI TANJUNG MORAWA

OLEH:

NAMA : MAHYUNI TARIGAN

NIM : 040503089

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

“Analisis Biaya Volume dan Laba sebagai Perencanaan Laba pada PT. Berlian Unggas Sakti Tanjung Morawa”

Adalah benar hasil karya sendiri dan judul dimaksud belum pernah di muat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan bila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.

Medan,1 Agustus 2008

Yang Membuat Pernyataan

Mahyuni Tarigan


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, untuk setiap kasih dan kebaikanNya yang telah menyertai dan memampukan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis menyadarai bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima setiap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak bimbingan, bantuan, serta dukungan dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Dr. Arifin Akhmad, M.Si, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE,M.Acc,Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak M. Utama Nasution SE, MM,Ak.,selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.


(4)

4. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak., selaku Dosen Pembanding/ Penguji I dan Ibu Risanty SE, M.Si, Ak., selaku Dosen Pembanding/ Penguji II.

5. Bapak DR. Syafruddin Ginting, MAFIS,Ak., selaku Dosen Wali dan seluruh staff pengajar serta seluruh staff administrasi dan perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak pimpinan dan seluruh staff PT. Berlian Unggas Sakti Tanjung Morawa, terutama bang Hendra dan Bang Simon yang telah banyak membantu penulis dalam penyediaan data.

7. Kedua orang tuaku yang terkasih N. Tarigan dan L. Pinem, untuk semua kasih sayang, perhatian dan doa-doanya bagi penulis. Juga buat abangku Sudiman dan kakakku Rosmaida/Juri Sebayang dan Novitasari dan untuk adekku Ardi Wijaya dan Minta Karna serta keponakanku Anita dan Theo untuk semua dukungan dan doanya.

8. Pak Uda dan Bibik Uda serta adek yang manis Chintya Oktaviani terimaksih atas dukungannya dan doanya selama ini.

9. Teman-teman terbaikku Hana, Esmianta, Echa, Septin, Adelina , Marsha, Elvirita, Vina, Maria, Artha, Yuni, Anggih termikasih untuk dukungan dan bantuannya selama ini. Juga kepada seluruh temen-teman AK’04 terimaskih buat semuanya.

10. Teman-teman kos yang banyak mendukung penulis kak Ros, Bang Edi, Lia, Kak Ria terimakasih ya buat doanya.


(5)

Demikianlah Skripsi ini disusun dengan segala keterbatasan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Medan, 1 Agustus 2008

Penulis

Mahyuni Tarigan NIM.040503089


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana penerpan analisis biaya volume dan laba sebagai perencanaan laba pada PT.Berlian Unggas Sakti dan untuk mencari komposisi bauran produk yang tepat serta mengetahui bagaimana pengaruh perubahan bioaya variabel dan penjualan terhadap laba, margin kontribusi dan titik impas pada PT. Berlian Unggas Sakti.

Penelitian ini dilakukan pada PT.Berlian Unggas Sakti Tanjung Morawa Medan. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian yang bersifat studi kasus yakni penelitian yang bertujuan untuk memahami karakteristik fenomena masalah yang diteliti.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan analisi biaya volume dan laba dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi manjemen dalam perencanaan laba. Dari penerapan analisis biaya volume dan laba dapat juga diketahui bauran produk yang tepat untuk mencapai target laba yang ditetapkan.


(7)

ABSTRACT

The purpose of this research to know how the application of cost volume and profit as a profit palnning in Berlian Unggas Sakti Company and to research the sales mix and to know how impact the cost variabel and sales changes of profit, contribution margin and break event point of Berlian Unggas Sakti Company.

The research in Berlian Unggas Sakti Tnajong Morawa Medan. The method of this research is case study method, have purpose to understand problem fenomena characteristc.

The result of this research show that application of analyzed cost, volume and profit can give the information for management for profit planning. From the application of the analyzed the cost volume and profit can use to know the good sales mix to get the profit target.


(8)

DAFTAR ISI

Hal

PERNYATAAN……… i

KATA PENGANTAR……….. ii

ABSTRAK……… v

ABSTRACT………. vi

DAFTAR ISI……… vii

DAFTAR TABEL……… ix

DAFTAR LAMPIRAN……… x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Batasan Masalah dan Perumusan masalah... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………... 4

BAB II : TINAJUAN PUSTAKA A. Perencanaan Laba……… 6

B. Pola Perilaku Biaya……… 8

C. Pengetian Biaya Volume dan Laba ………. 18

D. Analisis Biaya Volume dan Laba ……… 20

E. Aplikasi Konsep Biaya Volume dan Laba…………... 29

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu……… 33

G. Kerangka Konseptual………. 34

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian………. 36


(9)

B. Jenis Data………. 36

C. Teknik Pengumpulan Data……….. 36

D. Metode Analisis Data……….. 37

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian………. 37

BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan……… 38

2. Struktur Organisasi Perusahaan………. 39

3. Data Penjualan dan Biaya………. 52

B. Analisi Biaya Volume dan Laba 1. Titik Impas………. 59

2. Margin Pengaman Penjualan………. 62

3. Target Laba………... 62

4. Bauran Penjualan……….. 64

5. Perubahan Biaya Variabel dan Penjualan……… 67

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 69

B. Saran………. 70

DAFTAR PUSTAKA……….. xi


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Data Penjualan PT.Berlian Unggas Sakti 52 Tabel 4.2 Laporan laba rugi kontribusi PT. Berlian Unggas Sakti 59 Tabel 4.3 Laporan Laba Rugi Kontribusi PT. Berlian Unggas Sakti 61 Tabel 4.4 Laporan Laba Rugi Kontribusi PT. Berlian Unggas Sakti 63 Tabel 4.5 Laporan Laba Rugi Kontribusi PT. Berlian Unggas Sakti 66


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

1 Struktur Organisasi PT.Berlian Unggas Sakti 2 Laporan Laba Rugi PT. Berlian Unggas Sakti


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana penerpan analisis biaya volume dan laba sebagai perencanaan laba pada PT.Berlian Unggas Sakti dan untuk mencari komposisi bauran produk yang tepat serta mengetahui bagaimana pengaruh perubahan bioaya variabel dan penjualan terhadap laba, margin kontribusi dan titik impas pada PT. Berlian Unggas Sakti.

Penelitian ini dilakukan pada PT.Berlian Unggas Sakti Tanjung Morawa Medan. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian yang bersifat studi kasus yakni penelitian yang bertujuan untuk memahami karakteristik fenomena masalah yang diteliti.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan analisi biaya volume dan laba dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi manjemen dalam perencanaan laba. Dari penerapan analisis biaya volume dan laba dapat juga diketahui bauran produk yang tepat untuk mencapai target laba yang ditetapkan.


(13)

ABSTRACT

The purpose of this research to know how the application of cost volume and profit as a profit palnning in Berlian Unggas Sakti Company and to research the sales mix and to know how impact the cost variabel and sales changes of profit, contribution margin and break event point of Berlian Unggas Sakti Company.

The research in Berlian Unggas Sakti Tnajong Morawa Medan. The method of this research is case study method, have purpose to understand problem fenomena characteristc.

The result of this research show that application of analyzed cost, volume and profit can give the information for management for profit planning. From the application of the analyzed the cost volume and profit can use to know the good sales mix to get the profit target.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin lama tingkat kehidupan masyarakat dunia semakin berkembang. Hal ini mengakibatkan bertambah kompleksnya kebutuhan masyarakat dan makin banyak tuntutan yang harus dipenuhi. Perkembangan kehidupan masyarakat terjadi di berbagai bidang kehidupan termasuk bidang perekonomian. Salah satu perubahan ekonomi adalah adanya globalisasi ekonomi.

Indonesia juga tidak terlepas dari pengaruh globalisasi ekonomi tersebut. Perekonomian Indonesia sudah terbuka dan meluas dimana pengusaha indonesia tidak hanya bersaing dengan pengusaha dalam negeri tetapi juga pengusaha luar negeri. Hal ini menuntut para pelaku bisnis harus berusaha keras dengan strategi yang tepat agar tetap eksis dalam persaingan yang ketat tersebut.

Selain itu, situasi negeri indonesia juga turut mempengaruhi kehidupan perekonomian Indonesia. Indonesia selama beberap tahun terakhir ini mengalami krisis dan keadaan perekonomian yang tidak stabil yang mengakibatkan harga barang-barang melambung tinggi. Keadaan ini juga turut memaksa para pelaku ekonomi untuk berusaha keras agar tetap mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Bagi perusahaan adanya persaingan dalam dan luar negeri serta situasi perekonomian yang tidak stabil merupakan tantangan berat yang harus dihadapi. Perusahaan tidak hanya dituntut untuk tetap eksis tetapi perusahaan juga harus


(15)

memperoleh laba semaksimal mungkin, karena umumnya tujuam perusahaan adalah mencari laba semaksimal mungkin. Hal ini mengakibatkan perusahaan harus bekerja lebih keras dengan strategi yang tepat karena untutk bertahan saja dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini cukup sulit terlebih lagi memperoleh laba yang maksimal dan unggul dalam persaingan.

Agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, ikut dalam persaingan global serta tetap memperoleh laba yang maksimal maka pihak manajemen harus membuat suatu perencanaan laba. Perencanaan laba merupakan faktor yang penting bagi manajemen karena dari perencanaan laba tersebut dapat membantu perusahaan dalam mencapai target laba yang diinginkannya. Salah satu sarana yang dapat digunakan dalam perencanaan laba adalah dengan menggunakan analisa biaya volume dan laba.

Dengan analisa biaya volume dan laba, biaya maupun jumlah atau volume penjualan dapat dihubungkan secara langsung pengaruhnya terhadap tingkat laba perusahaan, sehingga melalui analisa biaya voluma dan laba dapat diketahui bagaimanakah pengaruh perubahan biaya terhadap volume penjualan maupun terhadap laba perusahaan, dan sebaliknya berapakah volume penjualan yang harus dicapai dan bagaimanakah perilaku pengendalian biaya yang tepat agar dapat mencapai target laba yang dinginkan perusahaan. Selain itu, dalam analisa biaya volume dan laba memungkinkan adanya sales mix. Sales mix merupakan salah satu bentuk strategi perusahaan dalam mengombinasikan produk-produknya dan memasarkannya dalam bentuk paket agar dapat memperoleh laba yang optimal. Oleh karena itu, dalam melakukan sales mix perusahaan harus menentukan


(16)

komposisi penjualan produk dengan tepat. Komposisi yang kurang tepat dapat menyebabkan laba perusahaan menurun, sekalipun mungkin tingkat penjualan meningkat sebaliknya laba perusahaan dapat meningkat sekalipun jumlah penjualan menurun.

PT Berlian Unggas Sakti merupakan perusahaan manufaktur yang berorientasi laba. PT berlian Unggas Sakti menghasilkan beberapa produk dalam proses produksinya yaitu Broiler, Konsentrat, Layer, Pig feed, Fish feed, pakan sapi, keadaan ini menimbulkan permasalahan bagaimanakah seharusnya komposisi bauran produk yang akan dibuat perusahaan agar dapat mencapai laba yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian diatas dan melihat pentingnya perusahaan membuat suatu perencanaan laba melalui perhitungan yang tepat dalam membuat kombinasi biaya volume dan laba maka penulis tertarik untuk membuat tulisan yang berjudul “Analisis Biaya Volume dan Laba sebagai perencanaan laba pada PT.Berlian Unggas Sakti Tanjung Morawa”.

B. Batasan Masalah dan Perumusan Masalah Batasan Masalah:

Penelitian ini dilakukan pada PT.Berlian Unggas Sakti selama satu periode yaitu tahun 2006. dalam pemisahan biaya penulis menggunakan metode least square karena metode ini lebih akurat dan objektif dibandingkan metode lainnya.


(17)

Perumusan Masalah :

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan analisis Biaya Volume dan Laba sebagai perncanaan laba pada PT. Berlian Unggas Sakti ?

2. Bagaimanakah komposisi bauran produk yang paling baik agar dapat mencapai laba yang telah ditetapkan sebelumnya ?

3. Bagaimanakah pengaruh perubahan biaya variabel dan penjualan terhadap laba, margin kontribusi dan titik impas?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian A. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan analisis biaya volume dan laba sebagai perencanaan laba pada PT. Berlian Unggas Sakti

2. Untuk mengetahui komposisi bauran produk yang paling baik agar dapat mencapai laba yang ditetapkan sebelumnya.

3. untuk menegtahui pengaruh perubahan biaya variabel dan penjualan terhadap laba, margin kontribusi dan titik impas.

B. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, untuk mengetahui bagaimana penerapan analisis biaya volume dan laba sebagai perencanaan laba pada PT.Berlian unggas Sakti Tanjung Morawa


(18)

2. Bagi perusahaan, diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi mengenai analisis biaya volume dan laba sebagai perencanaan laba dan kompisis bauran produk yang tepat untuk mencapai laba maksimal

3. Bagi pihak lain, diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Perencanaa Laba

1. Pengertian perencanaan laba

Menurut Supriyono (2000:7) “perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan, perencanaan ini dapat disusun untuk jangka pendek atau untuk jangka panjang dan akan dapat dipakai sebagai dasar untuk membandingkan kegiatan perusahaan”.

Menurut Carter Usry (2002:4) “perencanaan laba merupakan rencana kerja yang telah diperhitungkan dengan cermat dimana implikasi keuangannya dinyatakan dalam bentuk proyeksi perhitungan rugi laba, neraca, kas dan modal kerja untuk jangka panjang dan jangka pendek”.

Perencanaan laba ditujukan kepada sasaran akhir organisasi dan bermanfaat sebagai pedoman untuk mempertahankan arah kegiatan yang pasti. Perencanaan laba yang baik tidaklah mudah karena ada kekuatan-kekuatan eksternal mempengaruhi bisnis. Kekuatan-kekuatan tersebut meliputi perubahan dalam teknologi, tindakan pesaing, ekonomi, demografi,selera serta pilihan pelanggan, perilaku sosial, serta faktor-faktor politik. Kekuatan-kekuatan tersebut umumnya berada diluar kendali manajemen, dan besar serta arah perubahan seringkali sulit untuk diprediksi. Untuk mengatasi hal tersebut para manajer harus


(20)

didorong agar berusaha keras untuk menetapkan sasaran pribadi yang sejalan dengan sasaran perusahaan.

Menurut Carter Usry ( 2002:4) dalam menetapkan sasaran laba ada tiga prosedur yang dapat digunakan yaitu :

1.dalam metode priori, tujuan laba mendominasi perencanaan. Pertama-tama manajemen menentukan tingkat pengembalian yang diinginkan dan berusaha untuk merealisasikan melalui perencanaan.

2.dalam metode posteriori, tujuan laba berada dibawah perencanaan dan diidentifikasi sebagai hasil dari perencanaan

3.dalam metode pragmatis, manajemen menggunakan suatu standar laba yang telah diuji dan dibuktikan melalui pengalaman.

Dalam menentukan sasaran atau tujuan laba, manajemen sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor berikut:( carter Usry 2002:4)

1.laba atau rugi yang diakibatkan dari volume penjualan tertentu

2.volume penjulan yang diperlukan untuk menutup semua biaya plus menghasilkan laba yang mencukupi untuk membayar deviden serta menyediakan kebutuhan bisnis masa depan

3.titik impas

4.volume penjualan yang dapat dicapai dengan kapasitas operasi sekarang 5.kapasitas operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan laba

6.pengembalian atas modal yang digunakan 2. Manfaat dan keterbatasan perencanaan laba

Perencanaan laba memiliki manfaat atau keuntungan (Carter Usry 2002:6) yaitu:

1.perencanaan laba menyediakan suatu pendekatan yang disiplin atas identifikasi dan penyelesaian masalah.

2.perencanaan laba menyediakan pengarahan ke seuma tingkatan manajemen.

3.perencanaan laba meningkatkan koordinasi antar sesama manajer.

4.perencanaan laba menyediakan suatu cara untuk memperoleh ide dan kerja sama dari setiap tingkatan manajemen.

5.anggaran menyediakan suatu tolok ukur untuk mengevaluasi kinerja aktual dan meningkatkan kemampuan dari individu-individu.


(21)

Sementara keuntungan atau manfaat dari perencanaan laba tidak diragukan lagi bersifat impresif dan berwawasan luas, tetapi perencanaan juga memiliki keterbatasan dan kekurangan berikut ini (Carter Usry 2002:7):

1.prediksi bukanlah suatu ilmu pasti; ada sejumlah pertimbangan dan estimasi. Karena suatu anggaran harus didasarkan pada prediksia tau kejadian masa depan, maka revisi atau modifikasi dari anggaran sebaiknya dilakukan ketika variasi dari estimasi membenarkan adanya perubahan dalam rencana.

2.anggaran dapat memfokuskan perhatian manajemen dalam cita-cita (seperti tingkat produksi yang tinggi atau tingkat penjualan kredit yang tinggi) yang tidak selalu sesuai dengan tujuan keseluruhan dari organisasi. 3.perencanaan laba harus memperoleh komitmen dari manajemen puncak

dan kerja sama dari semua anggota manajemen.

4.penggunaan anggaran secara berlebihan sebagai alat evaluasi dapat menyebabkan perilaku disfungsional. Manajer mungkin mencoba menggunakan anggaran untuk mencapai anggaran pribadi

5.perencanaan laba tidak menghilangkan atau menggantikan peran administrasi.

6.penyusunannya memakan waktu. B. Pola Perilaku Biaya

Perilaku biaya berarti bagaimana biaya akan bereaksi atau merespons perubahan aktivitas bisnis. Bila aktivitas bisnis meningkat atau menurun, biaya tertentu mungkin akan naik atau turun atau mungkin juga tetap. Untuk tujuan perencanaan manajer harus dapat mengantisipasi apakah yang akan terjadi. Jika biaya mengalami perubahan, manajer harus tahu sejauh mana perubahannya. Untuk membantu tugas manajer tersebut, biasanya dikategorikan menjadi 3 jenis yaitu biaya variabel, biaya tetap dan biaya campuran.

Setiap perusahaan mempunyai struktur komponen biaya yang bervariasi dengan kata lain ada perusahaan yang mempunyai struktur biaya dengan biaya tetap lebih besar dibandingkan biaya variabelnya dan ada pula sebaliknya yaitu perusahaan yang mempunyai struktur biaya variabel lebih besar daripada biaya


(22)

tetapnya. Perbedaan komposisi biaya ini dalam perusahaan akan mempengaruhi cara manajemen dalam mengambil keputusan (leadership style). Manajemen dengan biaya tetap yang besar, tentu akan bersikap lebih hati-hati dalam bertindak karena setiap keputusan yang diambil akan berepngaruh besar dalam jangka waktu yang lebih lama daripada perusahaan yang struktur biayanya lebih banyak bersifat variabel.

1. Biaya variabel

Menurut Garisson (2000:58) “biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan perubahan aktivitas”. Jika tingkat aktivitasnya dilipatduakan, maka total biaya variabel juga akan dilipat dua kali.

Biaya variabel ini dapat di bagi lagi menjadi beberapa bagian, pembagian yang lebih rinci ini penting karena akan mempengaruhi sikap manajemen dalam menerapkan sejumlah kebijakan dan pemahaman yang kasar terhadap perilaku biaya dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah. Dalam prakteknya, banyak perusahaan yang bangkrut karena manajemen salah dalam menyiasati biaya yang terjadi dalam perusahaannya. Atas dasar perilaku biaya, sejumlah biaya variabel akan benar-benar bersifat proporsional, sebagian lagi bersifat bertahap.

 Biaya variabel bersifat proporsional

Menurut Hariadi (2002:185) ”biaya variabel bersifat proporsional adalah biaya variabel yang berubah secara proporsional dengan perubahan tingkat kegiatan”. Contoh yang sederhana adalah biaya bahan baku yang berubah sejalan dengan perubahan volume produksi. Biaya bahan baku dapat dikatakan berubah


(23)

sepenuhnya oleh tingkat kegiatan karena andaikata tidak ada kegiatan produksi maka biaya bahan juga tidak ada. Misalnya untuk memproduksi 5.000 unit barang jadi diperlukan biaya bahan baku Rp.50.000,00 maka berikutnya untuk memproduksi 10.000 unit barang jadi diperlukan biaya bahan baku sebesar Rp. 100.000,00 dan seterusnya.

 Biaya variabel bertahap

Menurut Hariadi (2002:185) ”biaya variabel bertahap adalah biaya variabel yang berubah setahap demi setahap dalam waktu tertentu atau tingkat kegiatan tertentu”. Contohnya adalah biaya tenaga kerja langsung. Tidak seperti biaya bahan baku, jam tenaga kerja langsung pabrik tak bisa di simpan sebagai persediaan untuk kemudian digunakan pada masa berikutnya. Jam kerja sudah ada dalam jumlah tertentu dan kalau tidak digunakan secara efektif, maka akan hilang begitu saja. Perubahan kapasitas produksi tidak secara otomatis menyebabkan biaya tenaga kerja berubah.

1. Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah, terlepas dari perubahan tingkat aktivitas dalam kisaran relevan (relevant range) tertentu. Jenis-jenis biaya tetap yaitu:

 Biaya tetap yang telah ditentukan adalah biaya tetap yang telah ditentukan berkaitan dengan investasi fasilitas, perlatan dan struktur organisasi pokok dalam suatu perusahaan. Contoh biaya ini meliputi penyusutan gedung dan peralatan, pajak bangunan, asuransi, gaji manajemen puncak dan karyawan operasi.


(24)

Ciri-ciri biaya tetap yang telah ditentukan adalah (1) bersifat jangka panjang dan (2) tidak dapat dikurangi secara mendadak dalam jangka pendek tanpa mempengaruhi secara serius kegiatan perusahaan. Biaya tetap yang telah ditentukan adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjaga agar perusahaan tetap mampu menjalankan kegiatannya dalam kapasitas minimal. Biaya ini tetap dikeluarkan seandainya perusahaan berhenti beroperasi karena bangkrut.

Oleh karena biaya tetap ini bersifat jangka panjang dan tidak dapat diubah seketika maka perencanaan yang hati-hati terhadap biaya ini perlu dilakukan. Pengeluaran biaya ini harus mempertimbangkan rencana kapasitas produksi dan penjualan perusahaan untuk beberapa tahun ke depan karena setelah biaya ini diputuskan maka manajemen sulit untuk mengubahnya dan tindakan manajemen berikutnya adalah bagaimana melakukan kegiatan operasional yang efisien dengan pola yang sudah terbentuk ini.

 Biaya tetap kebijakan adalah biaya yang disebabkan oleh keputusan tahunan yang di buat oleh manajemen untuk membelanjakan biaya tetap tertentu. Contoh biaya tetap kebijakan termasuk iklan, riset, hubungan masyarakat, program pengembangan manajemen dalam magang untuk para mahasiswa.

Ciri-ciri biaya tetap kebijakan adalah (1) bersifat jangka pendek dan (2) dapat diubah atau di perkecil seketika jikalau ada perubahan situasi mendadak di luar perhitungan manajemen. Pemotongan mendadak anggaran biaya tetap ini diharapkan tidak sampai mengurangi kualitas tujuan yang ingin dicapaui perusahaan.


(25)

2. Biaya semi variabel ( Biaya campuran)

Biaya semi variabel merupakan biaya yang mengandung unsur-unsur biaya variabel dan biaya tetap. Biaya ini terjadi karena hubungan jumlah biaya dengan basis aktivitas disebut fungsi biaya memiliki unsur yang tetap perubahan volume aktivitas. Sebagian dari biaya semivariabel ini berubah seiring dengan volume atau pemakaian dan sebagian lagi berperilaku tetap selama periode tertentu. Contoh biaya semivariabel antara lain biaya listrik, reparasi, telepon, sewa dan biaya pemeliharaan.

Menurut Hariadi (2002:190)” ada tiga karakteristik penting yang menjadi ciri-ciri biaya semivariabel yaitu:

1. total biaya semivariabel berfluktuasi dengan aktivitas

2. bagian dari biaya semivariabel yang berubah sesuai dengan aktivitas merupakan biaya variabel

3. bagian biaya variabel berubah secara proporsional dengan aktivitas”

Pemisahan biaya semivariabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel harus dilakukan manajemen karena pemisahan tersebut sangat bermanfaat karena pemisahan tersebut sangat bermanfaat dalam perencanaan dan pengendalian. Pertama, manajemen dapat menyusun rencana biaya yang lebih teliti untuk suatu kegiatan tertentu di masa akan datang. Kedua, manajemen dapat menyusun laporan prestasi bawahan yang lebih adil dengan memperhatikan biaya variabel yang terkendali.


(26)

Secara umum, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan manajemen untuk memisahkan biaya semivariabel menjadi biaya variabel dan biaya tetap yaitu:

1. tentukan variabel-variabel yang bersifat tidak bebas dan bebas yaitu total biaya semivariabel dan tingkat kegiatan yang relevan.

2. ambil sampel atas variabel-variabel tersebut di masa lalu

3. buatlah observasi pada sebuah grafik yang disebut diagram pencar (scatter diagram)

4. gunakan salah satu metode untuk memisahkan biaya campuran (metode titik tertinggi dan terendah, metode scattergraph, metode kuadrat terkecil dan metode biaya berjaga)

5. evaluasi hasilnya untuk menetukan ketelitiannya

6. gunakan persamaan Y = a + bx untuk menyusun prediksi yang cerdas, keputusan yang rasional dan evaluasi yang bermanfaat.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa biaya semivariabel harus dipisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel. Untuk memisahkannya digunakan beberpa metode yaitu:

a. Metode titik tertinggi dan terendah

Metode ini merupakan metode yang paling sederhana diantara metode-metode yang lain. Dalam metode-metode ini hanya perlu menghubungkan 2 titik kegiatan yang paling rendah dan yang paling tinggi untuk membuat garis lurus biaya. Metode ini baik digunakan untuk perusahaan yang biaya semivariabelnya fluktuasinya mudah sekali (perubahannya) dari bulan ke bulan,


(27)

Sebagai contoh: dalam data Arnoldson Company terdapat jam mesin yang paling tinggi 8.000 jam pada bulan Juni dan terendah 5.000 jam pada bulan Maret.

Pemicu biaya Biaya pemeliharaan

Bulan Jam mesin

Januari 5600 8790

Februari 7100 8500

Maret 5000 7400

April 6500 8200

Mei 7300 9100

Juni 8000 9800

Juli 6200 7800

Untuk memisahkan elemen biaya variabel dan biaya tetap dengan me nggunakan metode titk tertinggi dan terendah yaitu dengan meghubungkan perubahan antara jam mesin tertinggi dengan jam mesin terendah dalam kegiatan dengan perubahan biayanya yang terjadi.

Mesin Biaya Pemeliharaan Jam Mesin

Tingkat Aktivitas tertinggi (juni) 8000 $9800 Tingkat Aktivitas terendah (Maret) 5000 $7400

Perubahan 3000 $2400

Biaya Variabel = $0.8 sin

3000 2400 $

me jam per Aktivitas

Perubahan

Biaya Perubahan

 

Jadi untuk biaya pemeliharaan biaya variabel per unit $ 0.8 dengan ini dapat digunakan untuk menghitung elemen biaya tetap.

Biaya tetap = Total biaya – biaya variabel

= $ 9.800 – ($0.8 X 8000 jam mesin) = $ 3.400

Metode titik tertinggi dan terendah sanagt sederhana dan mudah dilakukan tetapi banyak mengandung cacat karena hanya menggunakan dua titik saja.


(28)

Umumnya, dua titik tidak cukup menghasilkan hasil yang akurat dari dalam analisis biaya. Selanjutnya periode yang tidak biasanya rendah atau tinggi dapat mengakibatkan ketidakakuratan hasilnya. Rumus biaya yang diestimasi hanya dengan menggunakan data dari periode yang memiliki biaya abnormal akan menyebabkan kesalahan dalam menyajikan hubungan biaya yang sesungguhanya.

b. Metode diagram pencar

Metode dioagram pencar berusaha memperhitungkan lebih banyak titik-titik biaya dan kegiatan yang ada agar garis biaya yang ditarik di antara dua titik-titik akan lebih mewakili berbagai tingkat biaya dan kegiatan dapat menggambarkan keadaan yang lebih relistis. Garis yang ditarik untuk menghubungkan antara biaya dan tingkat kegiatan dalam grafik yang di sebut regression line atau garis rata-rata, tidak hanya sekedar menghubungkan titik tertinggi dan terendah, tapi juga memperhatikan pertimbangan visual. Hasil dari metode ini masih lebih baik daripada metode titik tertinggi dan terendah karena berusaha memeprtimbangkan perhitungan rata-rata dari bermacam-macam titik-titik biaya campuran yang digambarkan dalam grafik.

Metode ini kurang akurat karena memiliki kekurangan yaitu pertama metode ini bersifat subjektif. Tidak ada dua analis yang dihadapkan pada

scattergraph membuat garis regresi yang sama persisi. Kedua, perkiraan biaya tetap tidak sama persis dengan perkiraan biaya tetap pada metode lainnya karena sangat sulit untuk mengukur dengan tepat perpotongan antara garis regresi dengan sumbu Y (sumbu biaya).


(29)

c. Metode kuadrat terkecil

Metode kuadrat terkecil dianggap lebih obyektif dan lebih cermat dalam mengukur garis regresi daripada metode scattergraph karena metode kuadrat terkecil menggunakan pendekatan matematis untuk menentukan garis regresi daripada menggunakan pendekatan visual ataupun hanya sekedar menghubungkan titik tetinggi dan terendah dalam grafik. Tidak seperti metode titiktertinggi dan terendah, metode kuadrat terkecil memperhitungkan seluruh data ketika menghitung rumus biaya. Persamaan garis lurus yang digunakan dalam metode kuadrat terkecil adalah :

Y = a + bX dengan, Y = variabel tidak bebas (total biaya campuran) a = garis intercep vertikal (total biaya tetap) b = slope garis (tarif biaya variabel)

X = variabel bebas (tingkat kegiatan) Rumus dari persamaan tersebut sebagai berikut:

b = 2 2

) ( . . X X N Y X N      a = N X b

Y  

Contoh: biaya reparasi dan pemeliharaan mesin per bulan dalam tahun 1997 dalam tabel berikut ini.

Bulan Ke

Biaya reparasi dan pemeliharanan mesin (Y) 000

Jam Mesin X

XY (000) X2 (000)

1 2 3 4 750 700 600 600 4.000 5.500 4.000 4.000 4.500 3.850 4.000 2.400 36.000 30.250 16.000 16.000


(30)

5 6 7 8 9 10 11 12 600 850 500 1000 800 800 600 600 4.500 7.000 6.000 8.000 8.000 6.000 4.500 4.500 2.700 5.950 3.000 8.000 4.800 4.800 2.700 2.700 20.250 49.000 36.000 64.000 36.000 36.000 20.250 20.250

8.400 66.000 47.8000.0000 380.000.000

N=12 XY XXY 2

X

b = 0.09

) 000 . 66 ( 000 . 380 12 400 . 8 000 . 66 000 . 800 . 47 12 2      

a = 205

12 000 . 66 09 . 0 400 .

8  

Dengan diketahui a dan b maka dapat dihitung reparasi dan pemeliharaan yang variabel dan tetap :

biaya variabel = Rp.90/ jam mesin (0.09 X 1.000) biaya tetap = Rp.205 per bulan

Bila dimsukkan dalam fungsi linear biaya tersebut adalah : Y= 205.000 + 90 X

Ukuran yang digunakan sebagai dasar perhitungan antara lain : a. jumlah jam tenaga kerja langsung

b. biaya tenaga kerja langsung c. jam mesin

d. jumlah bahan baku yang digunakan

Kekurangan metode ini berkaitan dengan waktu dan sumber daya manusia, membutuhkan waktu agak lama dalam perhitungan dan sumber daya manusia yang memadai.


(31)

d.Metode biaya berjaga

Metode biaya berjaga ini mencoba menghitung berapa biaya yang harus dikeluarkan apabila perusahaan di tutup untuk sementara ( tidak berproduksi sama sekali), biaya berjaga ini merupakan biaya tetap. Selama proses produksi berjalan, biaya yang dikeluarkan dikurangi biaya berjaga tersebut merupakan biaya variabel.

Contoh: pada tingkat produksi 10.000 jam mesin untuk bulan Agustus 1998 dengan dikeluarkan biaya Rp.80.000. berdasarkan data apabuila perusahaan tidak berproduksi, biaya yang dikeluarkan Rp.30.000 per bulan.

Total biaya pada tingkat 10.000 jam mesin Rp.80.000,- Biaya tetap (biaya berjaga) Rp.30.000,-

Biaya variabel Rp.50.000,-

Biaya variabel perjam mesin + Rp.50.000 : 10.000 + Rp.5 per jam mesin, bila dinyatakan dalam fungsi biaya sebagai berikut: y = 30.000 + 5x

Metode ini kurang akurat, karena memperhatikan kapasitas produksi dan untuk menentukan biaya tetap harus memperhatikan produksi, maka dengan itu menunjukkan volume produksi tidak diperhatikan padahal besarnya biaya itu sangat dipengaruhi kapasitas produksi.

C. Pengertian Biaya Volume dan Laba

Analisis biaya volume dan laba merupakan suatu metode estimasi begaimana perubahan variabel-variabel berikut akan mempengaruhi laba : biaya variable per unit, harga jual per unit, jumlah biaya tetap per periode, volume


(32)

penjualan dan bauran penjualan. Analisis biaya volume dan laba dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk mengidentifikasi cakupan dan pemecahannya.

Menurut Blocher (2000:3) “analisis biaya volume dan laba merupakan metode untuk menganalisis bagaimana keputusan beroperasi dan keputusan pemasaran mempengaruhi laba bersih berdasarkan pemahaman tentang hubungan antara biaya variable, biaya tetap, harga jual perunit dan tingkat output”.

Menurut Garrison (2000:250) analisis biaya volume dan laba meliputi suatu studi hubungan antara lima elemen berikut:

1. harga produk

2. volume atau tingkat aktivitas 3. biaya variable per unit 4. total biaya tetap

5. bauran produk yang terjual

Oleh karena analisis biaya volume dan laba membantu manajer untuk memahami hubungan antara biaya, volume dan laba, alat ini sangat berguna untuk proses pengambilan keputusan. Keputusan ini termasuk produk apa yang akan dibuat atau dijual, bagaimanakh kebijakan penentuan harganya, apakah strategi pemasaran yang digunakan, tipe fasilitas produksi apa yang diperlukan.

Dalam analisis biaya volume dan laba ada beberapa asumsi penting yaitu ( Hansen Mowen 2005:292):

1.analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linear

2.analisis mengasumsikan bahwa harga, total biaya tetap dan biaya variabel per unit dapat diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentang yang relevan

3.analisis mengasumsikan bahwa apa yang diproduksi dapat dijual

4.untuk analisis multi produk, diasumsikan bahwa bauran penjualan diketahui


(33)

D. Analisis Biaya Volume dan laba

Dalam penerapan biaya volume dan laba harus dipahami tentang konsep Margin Kontribusi. Margin kontribusi merupakan perbedaan antara jumlah penjualan dengan jumlah biaya variabel. Apabila mergin kontribusi lebih besar dari jumlah biaya tetap maka akan didapatkan laba, namun apabila jumlah margin kontribusi lebih kecil dari jumlah biaya tetap maka terjadi rugi

Pendekatan margin kontribusi digunakan dalam perencanaan internal sebagai alat pembuatan keputusan dengan menggunakan anlisis biaya volume dan laba. Pendekatan ini sangat berguna untuk menilai kinerja manajemen, laporan lab per segmen, dan dalam penganggaran. Lebih jauh lagi, pendekatan margin kontribusi membantu manajer mengorganisasikan data yang berkaitan dengan semua jenis pembuatan keputusan seperti analisis lini produk, penentuan harga, menggunakan sumber daya yang terbatas, dan analisis membuat atau membeli.

Contoh margin kontribusi: PT.Akustik memproduksi speaker sebanyak 350 unit dengan data sebagai berikut:


(34)

PT.Akustik Laporan Laba Rugi Kontribusi

Periode 2006

Jumlah Per unit Penjualan $ 87.500 $ 250. Kurang: Biaya variabel $ 52.500 $ 150 Margin kontribusi $ 35.000 $ 100 Kurang: Biaya tetap $ 35.000

Laba (Rugi) bersih $ 0

Dari laporan laba rugi kontribusi nampak bahwa margin kontribusi sebesar $ 35.000 merupakan jumlah yang tersisa untuk menutup biaya tetap agar di peroleh laba bersih. Apabila margin kontribusi tidak mencukupi biaya tetap maka akan timbul kerugian pada kontribusi tersebut. Sebagai contoh PT.Akustik hanya memproduksi 200 unit speaker maka margin kontribusinya adalah:

PT.Akustik

Laporan Laba Rugi Kontribusi Periode 2006

Jumlah Per unit Penjualan (200 unit) $ 50.000 $ 250. Kurang: Biaya variabel $ 30.000 $ 150 Margin kontribusi $ 20.000 $ 100 Kurang: Biaya tetap $ 35.000


(35)

Dari contoh tersebut didapat bahwa margin kontribusi sebesar $20.000 tidak mampu menutupi biaya tetap sehingga mengakibatkan rugi sebesar $15.000.

Selain disajikan berdasarkan per unit, penjualan dan biaya variabel, margin kontribusi dapat disajikan dalam bentuk persentase penjualan yaitu:

Rasio margin kontribusi =

Penjualan Kontribusi in

Marg

Contoh pada PT.Akustik dengan data sebagai berikut: PT.Akustik

Laporan Laba Rugi Kontribusi Periode 2006

Jumlah Per unit Penjualan (400 unit) $100.000 $ 250. Kurang: Biaya variabel $ 60.000 $ 150 Margin kontribusi $ 40.000 $ 100 Kurang: Biaya tetap $ 35.000

Laba (Rugi) bersih $ 5.000)

Rasio margin kontribusi = 40% 0000

. 100 $

000 . 40

$.

Rasio margin kontribusi sangat berguna karena menunjukkan bagaimana margin kontribusi dipengaruhi total penjualan PT.Akustik memiliki margin kontribusi 40% artinya setiap kenaikan penjualan sebesar $.1, total margin kontribusi akan meningkat 40 sen dengan asumsi tidak ada perubahan biaya tetap.

Perhitungan dengan analisis biaya volume dan laba terdiri dari analisi titik impas, target laba, margin of safety, dan bauran penjualan.


(36)

1. Titik Impas

Titik impas yaitu menentukan volume penjualan dimana jumlah pendapatan sama dengan jumlah beban sehingga laba sama dengan nol. Titik impas dapat dinyatakan dalam bentuk persamaa matematis atau menggunakan margin kontribusi.

Metode persamaan matematis memanfaatkan data-data dari laporan laba rugi yang disusun dengan format margin kontribusi. Metode ini menggunakan pendekatan matematis untuk menggambarkan perubahan unsur-unsur biaya, volume dan laba.dalam metode ini, diasumsikan bahwa harga jual dan biaya variabel per unit adalah kostan sedangkan biaya tetap secara konstan tetap tetapi biaya tetap per unit akan berubah tergantung tingkat kegiatan, akibatnya laba/unit akan berbeda pula.

Persamaannya : Laba = Penjualan – (Biaya Variabel + Biaya Tetap) Atau : Penjualan = biaya variabel + biaya tetap + laba

Contoh: apabila diterapkan pada PT.Akustik (data contoh seblumnya) titik impas dihitung sebagai berikut:

Penjualan = biaya variabel + biaya tetap + laba 250 p = 150 p + $ 35.000 + 0

100 p = $ 35.000

p =350 unit VCD Player

Pendekatan metode margin kontribusi memusatkan pada ide bahwa setiap unit yang terjual memberikan margin kontribusi tertentu yang dapat digunakan


(37)

untuk menutup biaya tetap. Untuk menentukan berapa unit yang harus terjual untuk mencapai titik impas dapat dihitung dengan cara:

Titik impas (unit) =

unit per kontribusi in m tetap Biaya arg

Titik impas dengan margin kontribusi dapat juga dinyatakan berdasarkan nilai penjualan:

Titik impas (penjualan) =

kontribusi in m rasio tetap biaya arg

Contoh untuk PT.Akustik margin kontribusi per unit $ 40.000 Harga jual per unit $ 250

Kurang: Biaya variabel per unit $ 150 Margin kontribusi per unit $100 Biaya tetap $ 35.000

Titik impas (unit) = 350unit

100 0000 .

35

Titik impas (penjualan) = $87.5000 % 40 000 . 35 

2. Margin pengaman penjualan (Margin Of Safety)

Margin Of Safety yaitu untuk menentukan sejauhmana tingkat penurunan penjualan sampai titik impas, atau titik dimana tidak terjadi kerugian dan juga laba.

Margin Of Safety dipandang sebagai ukuran kasar risiko. Selalu terdapat kejadian-kejadian yang tidak terduga ketika rencana disusun, yang dapat menurunkan penjualan dibawah tingkat yang diharapkan sebelumnya. Perusahaan dengan Margin Of Safety yang besar kurang rentan terhadap dampak penurunan


(38)

permintaan penjualan yang disebabkan oleh kemerosotan ekonomi, perubahan perilaku konsumen, ataupun kondisi persaingan bisnis. Ketentuen sederhana yang dipakai untuk menerapkan margin pengaman penjualan dalam sebuah bisnis adalah semakin besar margin pengaman penjualan semakin rendah risiko usahanya,

Margin Of Safety dapat dihitung dengan menggunakan rumus matematis .

MOS = Total anggaran penjualan – penjualan impas. Atau dapat pula dinyatakan dalam bentuk persentase .

Persentase MOS =

Penjualan Safety Of

in Marg

Contoh margin of safety : data diambil dari contoh sebelumnya yaitu PT.Akustik, dimana penjualan $ 100.000 dan dari hasil perhitungan titik impas penjualan 350 unit adalah $ 87.500

MOS PT.Akustik = $ 100.000 - $ 87.500 = $ 12.500

MOS dalam persentase = 12.5 000

. 100 $

500 . 12 $

 %

3. Target laba

Bagi organisasi- organisasi bisnis penentuan laba sasaran merupakan bagian penting dari perencanaan. Laba sasaran dapat ditentukan melalui beberapa cara seperti persentase dari laba tahun silam, persentase dari jumlah aktiva pada awal periode akuntansi berjalan atau bisa ditetapkan berdasarkan persentase penjualan. Ramalan ekonomi untuk produk perusahaan dan antisipasi


(39)

perubahan-perubahan produk, biaya dan teknologi dipertimbangkan pula dalam penetapan laba sasaran.

Sebelum memasukkan sasaran laba ke dalam anggaran, manajemen perlu menggali informasi pendahuluan mengenai kelayakan rencana laba mereka. Analisis biaya volume dan laba dapat digunakan untuk menentukan banyaknya unit yang harus di produksi atau rupiah penjualan yang harus dihasilkan perusahaan untuk mencapai sasaran labnaya. Dengan mengubah hubungan antara biaya volume dan laba manajemen dapat menentukan volume penjualan yang sesuai dengantarget laba. Manajemen dapat mengevaluasi kelayakan volume penjualan tersebut. Apabila rencana laba dianggap layak maka disusun anggaran volume penjualan yang dikehendaki.

Untuk menghitung berapa unit yang harus terjual agar target laba yang telah ditetapkan tercapai dapat digunakan rumus yaitu:

Volume Penjualan =

Unit Per Kontribusi in M Laba et T Tetap Biaya arg arg 

Anggaplah manajemen menentukan bahwa PT.Akustik menentukan target laba sebesar $ 40.000 dengan biaya tetap $ 35.000 dan margin kontribusi per unit adalah $ 100, maka volume yang harus dijual untuk menghasilkan laba $40.000

adalah: Volume penjualan = 750unit 100 $ 000 . 40 000 . 35 $  speaker 4.Bauran Pemasaran

Sebagian besar perusahaan pada umumnya memproduksi lebih dari satu produk dengan bermacam-macam harga jual. Selain itu, produk-produk yang di jual mempunyai biaya-biaya variabel per unit yang berlainan. Perbedaan harga


(40)

jual dan biaya variabel ini membuat tiap produk mempunyai margin kontribusi yang berlainan pula. Produk yang margin kontribusinya lebih tinggi menyumbang banyak kepada biaya tetap dan laba bersih daripada produk yang margin kontribusinya lebih rendah. Dengan demikian, saat produk dengan margin kontribusi yang lebih tinggi memberikan prporsi yang relatif lebih besar terhadap jumlah penjualan maka labanya akan lebih besar dibanding kan pada tingkat penjualan yang sama pada produk dengan margin kontribusi yang lebih rendah. Oleh karena itu, volume penjualan yang diperlukan untuk mencapai titik impas atau meraih laba sasaran tertentu untuk perusahaan yang menjual lebih dari satu produk sangat tergantung pada bauran penjualan. Bauran penjualan menggambarkan persentase dari setiap lini produk terhadap penjualan.

Perubahan bauran penjualan akan mempengaruhi laba perusahaan. Penggantian bauran penjualan dari produk yang bermargin tinggi dengan produk yang bermargin rendah dapat mengakibatkan laba menurun meskipun jumlah penjualan meningkat sebaliknya penggantian bauran penjualan dari produk bermargin rendah ke produk yang bermargin tinggi akan mengakibatkan laba meningkat meskipun jmlah penjualan menurun.

Contoh: data PT.Sido Asia yang memproduksi produk A dan Produk B: Data dan komposisi penjualan PT.Sido Asia – 1998


(41)

PT. Sido Laporan Laba rugi

Periode 1998

Produk A Produk B Jumlah

Keterangan Jumlah % Jumlah % Jumlah % Penjualan 10.000 100 8.000 100 18.000 100 Biaya Variabel 6.000 60 3.000 37.5 9.000 50 Margin Kontribusi 4.000 40 5.000 63.5 9.000 50

Biaya Tetap 5.000

Laba Bersih 4.000 Titik impas dalam Rupiah adalah Rp.10.000

Dari gambar diatas terdapat titik impas penjualan Rp 10.000 jumlah ini hanya menunjukkan titik impas sebatas bauran penjualan tidak berubah. Apabila bauran penjualan berubah maka titik impas juga berubah. Hal ini diilustrasikan dengan mengangap tahun1999 terjadi pergeseran dari lini produk A dari 10.000 menjadi 8.000 dan produk B dari penjualan 8.000 menjadi 10.000

Data dan komposisi penjualan PT.Sido Asia – 1998 PT. Sido Laporan Laba Rugi

Periode 1998

Produk A Produk B Jumlah

Keterangan Jumlah % Jumlah % Jumlah % Penjualan 8.000 100 10.000 100 18.000 100


(42)

Biaya Variabel 4.800 60 3.750 37.5 8 .550 50 Margin Kontribusi 3.200 40 6.250 63.5 9.450 50

Biaya Tetap 5.000

Laba Bersih 4.450 Titik impas dalam Rupiah Rp.9524

Walaupun penjualan jumlah tidak berubah 18.000 bauran penjualan berubah dimana penjualan terbesar berasal dari produk B. Pergeseran bauran penjualan ini mengakibatkan laba meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 4.000 menjadi 4.450. Titik impas menurun dari 10.000 tahun 1998 menjadi 9524 tahun 1999

E. Aplikasi Konsep Biaya Volume dan Laba

Analisis biaya volume dan laba dapat digunakan untuk menunjukkan pengaruh perubahan biaya variabel, biaya tetap, harga penjualan dan volume penjualan terhadap laba.

Contoh dapat dilihat dari data PT. Akustik berikut ini : PT.Akustik

Laba rugi kontribusi Tahun 2006

Per unit Persentase Penjualan

Penjualan (400 unit) $ 250. 100% Kurang: Biaya variabel $ 150 60% Margin kontribusi $ 100 40% Biaya tetap adalah $35.000


(43)

1.Perubahan Biaya tetap dan volume penjualan

Volume penjualan PT.Akustik saat ini adalah $100.000 (atau $400 unit perbulan). Manajer penjualan menganggap bahwa peningkatan anggaran iklan sebesar $10.000 akan meningkatkan penjualan bulanan $30.000

Tabel berikut ini menunjukkan pengaruh perubahan anggaran iklan bulanan yang diusulkan:

Volume Penjualan

Sekarang Penjualan ditambah peningkatan %

Anggran iklan

Penjualan $100.000 $130.000 $30.000 100% (Biaya Varaibel) (60.000 78.000 18.000 60% Margin kontribusi 40.000 52.000 12.000 40% (Biaya Tetap) (35.000) (45.000) (10.000) Laba bersih $5.000 7.000 2.000

Dengan asumsi tidak ada faktor lain yang berubah, peningkatan anggaran iklan akan disetujui apabila meningkatkan laba sebesar $2.000. ada dua cara untuk memecahkannya. Alternatif pemecahan yang pertama :

Total margin kontribusi yang diharapkan $130.000 X 40% $52.000 Total margin kontribusi saat ini $100.000 X 40% $40.000 Peningkatan margin kontribusi $12.000 Perubahan biaya tetap : dikurangi peningkatan biaya iklan $10.000

Peningkatan laba bersih $ 2.000


(44)

Peningkatan margin kontribusi $12.000 Dikurangi: peningkatan biaya iklan (10.000) Peningkatan laba bersih ( 2.000)

Pendekatan yang kedua ini tidak memerlukan data penjualan tahun sebelumnya dan tidak memerlukan pembuatan laporan laba rugi. Kedua model pemecahan diatas meliputi analisis inkremental yang hanya memeprtimbangkan pendapatan,biaya dan volume penjualan.

2. Perubahan biaya variabel dan volume penjualan

Ditetntukan penjualan acuostic concept adalah 400 speaker per bulan. Manajemen merencanakan menggunakan komponen yang lebih berkualitas lebih tinggi yang akan meningkatkan biaya variabel sebesar $10 per speaker. Mananjer memperkirakan bahwa kualitas yang lebih tinggi meningkatkan penjualan menjadi 480 speaker per bulan. Peningkatan biaya variabel sebesar $10 akan mengakibatkan margin kontribusi menururn $100 ke $90.

Margin kontribusi total yang diharapkan dengan komponen

Yang lebih berkualitas 443.200

Margin kontribusi saat ini 400 speaker X $100 40.000 Peningkatan margin kontribusi 3.200

Berdasarkan informasi di atas sebaiknya perusahaan menggunakan komponen yang lebih berkualitas laba bersih akan meningkat sebesar $3.200 karena adanya peningkatan margin kontribusi dengan asumsi biaya tetap tidak berubah.


(45)

3. Perubahan biaya tetap, harga jual dan volume penjualan

Penjualan adalah 400 per bulan. Untuk meningkatkan penjualan manajer penjualan akan menurunkan harga jual $20 per unit dan meningkatkan biaya iklan sebesar $15.000 per bulan dan berharap penjualan menjadi 600 unit.

Margin kontribusi total dengan harga jual lebih rendah 600X$80 $48.000 Margin kontribusi total saat ini 400X$100 $40.000 Peningkatan margin kontribusi $ 8.000 Perubahan biaya tetap (biaya iklan) ($15.000) Pengurangan laba bersih ($ 7.000) Berdasarkan informasi diatas perusahaan tidak layak untk melaksanakannya karena mengakibatkan penurunan laba bersih.

4. Perubahan biaya variabbel, biaya tetap dan volume penjualan

Manajer penjualan menentukan bahwa tenaga penjualan akan diberi komisi $15 per unit yang terjual untuk menggantikan gaji tetap yang saat ini berjumlah $6.000 per bulan. Manajer percaya bahwa peruabahan ini meningkatkan penjualan sebesar 15 % menjadi 460 speaker per bulan. Bila gaji tenaga penjualan ditentukan berdasarkan komisi maka akan mempengaruhi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap akan berkurang $6.000 dari $35.000 menjadi $29.000. biaya variabel per unit akan meningkat dari $150 menjadi $165 dan margin kontribusi per unit turun dari %100 menjadi $85.

Margin kontribusi total dengan harga jual lebih rendah 460X$85 $39.100 Margin kontribusi total saat ini 400 speaker X$100 $40.000


(46)

Perubahan biaya tetap (peningkatan biaya variabel) 6.000 Pengurangan laba bersih $ 5.100

Berdasarkan informasi di atas, program tersebut dapat dijalankan

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Purba ( 2007) dengan judul ”Analisis Cost Volume Profit untuk perencanaan pendapatan dan biaya pada Pabrik Kelapa Sawit PT.Amal Tani Medan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan belum menggunakan analisis biaya volume dan laba dengan cukup terperinci. Biaya-biaya yang ada dalam perusahaan belum seluruhnya diklasifikasikan atas Biaya-biaya tetap dan biaya variabel dimana ini merupakan salah satu asumsi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan manfaat yang efektif dari analisis biaya volume dan laba. Penerapan analisis biaya volume dan laba dengan lebih terperinci dapat membantu manajemen untuk menentukan pendapatan yang dibutuhkan untuk mencapai target laba. Penerapan analisis biaya volume dan laba juga memungkinkan perusahaan melakukan trade off di antara biaya tetap dan biaya variabel sehingga target laba dapat dicapai.

Benny (2007) dengan judul penelitian ”Analisis Cost Volume profit

sebagai perencanaan laba pada PT.Gold Coin Medan.” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan belum menerapkan analisis biaya volume dan laba. Perusahaan juga belum memisahkan biaya tetap dan biaya variabel dalam membuata laporannya. Penerapan analisis biaya volume laba dapat membantu manajemen dalam membuat laba dan bauran pemsaran yang tepat.


(47)

G. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian.

PT. Berlian Unggas Sakti bergerak di bidang manufaktur atau perusahaan yang melakukan proses pengolahan produksi. PT. Berlian Unggas Sakti memproduksi beberapa produk sehingga diperlukan analisis yang tepat dalam membuat perencanaan laba dan bauran pemasaran yang tepat yang dapat dilakukan dengan menggunakan analisis biaya volume dan laba.

PT.Berlian Unggas Sakti

Analisis Biaya Volume dan laba

Target Laba

Perencanaan laba

Klasifikasi biaya

- biaya tetap - biaya campuran - biaya variabel


(48)

Dalam melakukan analisis biaya volume dan laba terlebih dahulu dilakukan pemisahan biaya variabel, biaya tetap dan biaya campuran. Analisis biaya volume dan laba menggunakan parameter analisis titik impas, target laba, margin pengaman penjualan dan bauran pemasaran.


(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian berbentuk studi kasus yaitu penelitian mendalam terhadap suatu objek dalam kurun waktu tertentu dengan pendekatan spesifik terhadap fakta-fakta yang menjelaskan hubungan sebab akibat untuk menerangkan apa sebab terjadinya masalah dan bagaimana menyelesaikannya.

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan terdiri dari:

a) Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari prusahaan atau data yang terjadi di lapangan penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi dan kemudian diolah oleh penulis.

b) Data sekunder yaitu data yang telah ada di perusahaan seperti, sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, data-data biaya selama tahun 2006 dan lain-lain.

C. Teknik Pengumpulan data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa teknik yaitu: a) Teknik wawancara dilakukan dengan mengadakan Tanya jawab secara


(50)

b) Teknik dokumentasi dilakukan dengan melakukan analisis terhadap catatan dan dokumen yang dimilikioleh organisasi yang terpilih sebagai objek penelitian.

D. Metode analisis data

Analisis dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan, menyusun, menganalisis dan menginterpretasikan data sehingga memberikan keterangan lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi

E Jadwal dan lokasi penelitian

Penelitian dilakukan dimulai pada bulan Maret 2007, yang dilakukan pada PT. Berlian Unggas Sakti Tanjung Morawa, Jalan Tanjung Morawa Km 13,5 Medan

Jadwal penelitian

Tahapan Penelitian Feb Mar Apr Mei Jun Jul

Pengajuan Judul x

Penyelesaian Proposal X X

Pengumpulan Data X X

Seminar Proposal X

Penulisan Laporan X X


(51)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian

1.Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Berlian Unggas Sakti adalah merupakan suatu perusahaan industri dengan fasilitas PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri), yang bergerak dibidang industri peternakan yang memproduksi makanan ternak atau lebih dikenal dengan pakan ternak. Perusahaan ini menghasilkan makanan ternak seperti pakan ayam, ikan, babi, dan puyuh. Disamping memproduksi berbagai jenis pakan ternak pada pabrik pakan ternak (Feed Mill), perusahaan ini juga bergerak dibidang pembibitan ayam Parent Stock untuk menghasilkan DOC Final pedaging dan petelur (Breeding Farm) yang didirikan pada tahun 1983 dan berlokasi di Tanjung Selamat kecamatan Medan Sunggal.

Perusahaan ini berdiri pada tahun 1988 dengan nama PT. Gunung Windutama yang berlokasi di Padang Bulan Medan sebagai pengembangan dari pabrik pakan ternak CV. Gunung Jaya. Karena pertimbangan lokasi perkotaan, permintaan kapasitas produksi yang semakin meningkat dan luas wilayah perusahaan yang sempit maka pada tahun 1990 pabrik dialihkan ke desa Limau Manis Tanjung Morawa. Unit produksi pakan (Feed Mill) memperoleh legitimasi dari pemerintah dan telah diresmikan pada tanggal 2 Maret 1992 oleh Menteri Perindustrian, Ir. Hartarto. Kemudian pada tanggal 1 Juni 2002, PT. Gunung Windutama berubah nama menjadi PT. Berlian Unggas Sakti, yang mempunyai kantor pusat di jalan Guru Patimpus No. 1 E, F, G, dan H Medan.


(52)

PT. Berlian Unggas Sakti mempunyai relasi dengan perusahaan lain dalam hal pengadaan persediaan bahan baku seperti jagung, dedak padi, bungkil kacang kedelai, bungkil kelapa, tepung ikan, tepung daging, dan sebagainya. Perusahaan lain tersebut ada yang berasal dari dalam dan luar negeri. PT. Berlian Unggas Sakti juga bermitra dengan perusahaan lain dalam bidang perawatan mesin, perawatan gudang, serta perawatan sarana lainnya.

Karyawan umumnya berasal dari masyarakat daerah sekitar sehingga perusahaan ini juga berperan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Selain itu perusahaan ini juga berperan meningkatkan pendapatan daerah. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat Desa Limau Manis sangat menghargai keberadaan perusahaan ini sebagai salah satu aset daerah.

Visi

Tumbuh berkembang, unggul, dan terpercaya. Misi

- Kebutuhan pelanggan yang berorientasi kepada kepuasan. - Mutu produk melalui peningkatan mutu sumber daya manusia. - Berperan serta melalui peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. - Menjadi pendorong kegiatan ekonomi masyarakat.

- Bisnis peternakan yang berwawasan lingkungan. Motto

Bukan yang terbesar, tetapi selalu berusaha menjadi salah satu yang terbaik. Komitmen


(53)

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan dalam suatu badan usaha merupakan kerangka dasar dalam koordinasi hubungan struktural terhadap semua fungsi yang berada dalam suatu badan usaha tersebut agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Perbedaan struktur organisasi dalam setiap badan usaha adalah didasarkan atas jenis, luas perusahaan, sifat serta tujuan dasar yang telah ditetapkan perusahaan tersebut. Dalam mencapai tujuan dasar yang telah ditetapkan perusahaan, tugas pimpinan dalam menkoordinir departemen-departemen atau bagian yang ada dalam perusahaan

Dalam organisasi pembagian pekerjaan dilakukan menurut struktur yang telah ditetapkan, dimana masing-masing personil akan diberikan tugas atas dasar kualifikasi dan tanggung jawabnya. Adapun tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian pada PT. Berlian Unggas Sakti adalah sebagai berikut

1. Direktur Utama

1) Bertanggung jawab kepada dewan komisaris atas kelanjutan perusahaan di dalam segala aktivitas dan objektivitas perusahaan.

2) Berwewenang mengangkat dan memberhentikan pegawai dalam tingkat staf, serta menetapkan besarnya gaji atau upah masing-masing pegawai atau karyawan.

3) Menetapkan apa yang harus dilakukan oleh setiap bagian serta cara-cara pelaksanaannya.


(54)

2. Sekretaris

Sekretaris diangkat oleh direktur untuk membantu tugas-tugasnya terutama dalam menangani surat menyurat untuk pihak luar dan mengatur jadwal kerja pimpinan.

3. Direktur Produksi

1) Bertanggung jawab kepada direktur utama atas seluruh kegiatan di pabrik.

2) Berwewenang memutuskan segala kebijaksanaan yang dianggap penting di dalam kegiatan di pabrik.

3) Mengawasi seluruh kegiatan pabrik produksi pakan ternak.

4) Merencanakan dan mengawasi pekerja bagian-bagian yang dibawahinya. 5) Melaksanakan pembelian bahan baku atas dasar persetujuan direktur. 4. Direktur Keuangan

1) Bertanggung jawab terhadap direktur utama atas hasil audit perusahaan. 2) Berwewenang untuk memberikan saran-saran bagi perkembangan

/kemajuan perusahaan.

3) Melaksanakan audit manajemen dan keuangan sesuai dengan ketentuan operasional perusahaan.

4) Mengevaluasi laporan keuangan tahunan. 5. Bagian Finance (keuangan)

1) Memeriksa seluruh transaksi keuangan sesuai yang telah dibukukan. 2) Memeriksa kelengkapan dokumen suatu transaksi beserta bukti


(55)

3) Melaksanakan konfirmasi data keuangan yang ada kepada bagian terkait. 4) Menghitung kembali nilai keuangan yang dikeluarkan untuk mengetahui

benar tidaknya suatu perhitungan.

5) Melakukan pemeriksaan kas ke kasir (cash opname)

6) Membuat laporan hasil temuan yang ada dan disampaikan kepada bagian yang terkait untuk di follow up.

7) Membuat rekonsiliasi rekening antar kantor dan bank.

8) Koordinasi dengan bagian lainnya untuk memberikan bukti atas suatu perkiraan.

9) Menerbitkan dan mengirimkan statement account ke customer untuk konfirmasi piutang terutama atas piutang yang telah jatuh tempo.

10) Mengevaluasi laporan keuangan bulanan.

11) Memeriksa perhitungan dan pengisian SPT tahunan. 12) Mengevaluasi laporan keuangan tahunan.

13) Bekerjasama dengan auditor ataupun pihak lain yang berkaitan dengan pemeriksaan kauangan perusahaan.

6. Manager Produksi

1) Bertanggung jawab kepada direktur produksi atas pelaksanaan kegiatan produksi.

2) Berwewenang memberikan saran-saran kepada direktur produksi bagi kemajuan di bagian produksi.

3) Merencanakan dan mengawasi produksi agar sesuai dengan spesifikasi dan standar mutu yang telah ditentukan.


(56)

4) Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mendeteksi kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. 7. Manager R & D

1) Penetapan dan pengawasan index (pedoman) proses produksi.

2) Mengadakan koordinasi dengan bagian yang terkait untuk penetapan dan pengawasan sistem dan prosedur.

3) Mengkoordinasikan semua kegiatan pengujian atau tes dan menganalisa secara kimia dan inspeksi fisika atas semua bahan baku, bahan setengah jadi, bahan jadi, dan obat-obatan.

4) Menjamin dan memastikan pelaksanaan semua planning dan kegiatan secara sistematik untuk memenuhi kualitas hasil produksi yang dihasilkan.

5) Melaksanakan pengujian secara fisika dan mekanis atas semua bahan baku yang masuk dan memastikan setiap pengeluaran ke bagian produksi dengan sistem FIFO (pertama masuk dan pertama keluar). 6) Pemeriksaaan dan penetapan standar mutu bahan baku, bahan penolong,

bahan campuran, bahan pengepakan, barang setengah jadi, dan barang jadi.

7) Membuat formula pakan yang efisien dan kompetitif. 8) Inovasi dalam rangka pengembangan produk pakan.

9) Mengkoordinasikan pengoperasian panel komputer untuk proses produksi.


(57)

10) Melakukan koordinasi dengan bagian gudang untuk evaluasi stok obat-obatan.

11) Melakukan koordinasi dengan bagian inventory untuk evaluasi harga formula.

12) Melakukan koordinasi dengan bagian quality control (mutu) untuk evaluasi mutu bahan baku dan pakan.

8. Manager Marketing

1) Mengidentifikasi dan menentukan sasaran pasar dan segmen pasar

2) Menyusun dan mengembangkan strategi pemasaran untuk mencapai sasaran penjualan.

3) Merencanakan dan mengadakan program transaksi penjualan, menyiapkan dokumen-dokumen penjualan sesuai ketentuan perusahaan. 4) Membina hubungan baik dengan pelanggan.

5) Melakukan aktivitas dan mengadakan transaksi penjualan. 6) Memantau dan mengikuti perkembangan harga produk di pasar.

7) Senantiasa mengikuti perkembangan dan bertanggung jawab atas omzet penjualannya.

8) Menentukan rencana anggaran biaya pemasaran.

9) Melaksanakan analisa pasar, meneliti persaingan dan kemungkinan perubahan permintaan, serta mengatur distribusi produk.

9. Manager Technical Service

1) Bertanggung jawab atas tugas dan pelaksanaan di lapangan menyangkut


(58)

2) Membantu marketing dalam hal penjualan produk dan pencapaian omzet.

3) Mengawasi, mengontrol dan memberi saran terhadap mutu produk.

4) Melakukan koordinasi dengan seksi terkait dalam peningkatan produktivitas dan efisiensi produksi.

5) Memberi penyuluhan dan saran terhadap cara-cara pemeliharaan ayam yang baik kepada pelanggan.

10.Manager Legal (Hukum)

1) Mengadakan atau membuat kontrak kerjasama dengan perbankan dan perusahaan lainnya termasuk kontraktor maupun instansi terkait yang ada hubungannya dengan kepentingan perusahaan.

2) Mengurus surat akta perusahaan beserta legalisirnya di kantor notaris. 3) Mengurus perizinan hak merek/reklame dan hak paten beserta

pengesahannya di Departemen Hukum, Perundang-undangan & HAM. 4) Menginventarisir surat-surat tanah milik perusahaan, surat tanah sitaan

ataupun surat tanah jaminan, dll.

5) Mendaftarkan sertifikat tanah milik perusahaan ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) serta mengurus bea balik nama.

6) Turut serta membantu kehumasan dan menyelesaikan permasalahan yang timbul akibat adanya perselisihan dengan masyarakat disekitar usaha milik perusahaan dengan cara pendekatan melalui tokoh masyarakat setempat.


(59)

7) Menyelesaikan perkara-perkara yang ada hubungannya dengan kepentingan perusahaan di Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, atau Mahkamah Agung baik perkara perdata maupun pidana.

8) Bekerjasama dengan konsultan hukum perusahaan. 11.Manager HRD

1) Menyeleksi dan bertanggung jawab dalam proses penerimaan karyawan, interview, dll.

2) Menerbitkan surat mutasi, surat penghargaan/promosi, surat rekomendasi.

3) Memberikan surat teguran, surat peringatan kepada pekerja/SDM dengan mengacu kepada kesepakatan kerja bersama.

4) Penyusunan dan revisi job description (perincian kerja) personil.

5) Membuat persiapan dan koordinasi program sistem penilaian prestasi kerja.

6) Pengembangan sumber daya manusia dengan menyusun jenis-jenis pelatihan yang inovatif untuk memotivasi SDM.

7) Turut serta menetapkan struktur penggajian bulanan dengan bekerjasama pada bagian accounting sesuai job grading.

8) Pembinaan terhadap petugas keamanan.

9) Turut serta dalam proses pemilihan personil untuk mengisi jabatan manajerial menengah dan bawah.

10) Menyediakan sarana & fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.


(60)

11) Menjaga pencegahan kebakaran bekerjasama dengan semua kepala bagian.

12.Manager Umum

1) Mengurus segala surat-surat ijin perusahaan seperti surat ijin HO, SIUP, SKITU, NPWP, tanda daftar perusahaan (TDP), restribusi air bawah tanah, restribusi racun api, dan surat ijin lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2) Mengurus surat ijin penanaman modal di BKPMD ataupun BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) beserta bentuk-bentuk laporannya.

3) Mengadakan hubungan baik dengan muspida setempat seperti Kelurahan, Kecamatan, Polsek, dan Koramil untuk mengantisipasi hal-hal yang timbul akibat adanya aksi maupun gangguan terhadap kelancaran usaha perusahaan.

4) Mengadakan hubungan baik dengan instansi terkait baik sipil, Militer/TNI maupun Polri untuk pengawasan atas keamanan asset harta benda beserta data inventaris milik perusahaan.

5) Turut serta mengembangkan koperasi untuk kesejahteraan karyawan. 6) Memberikan pengarahan terhadap kehadiran wartawan ataupun media

elektronik dengan berkoordinasi kepada pimpinan perusahaan.

7) Mengurus semua surat-surat ijin kendaraan milik perusahaan dan menginventariskannya secara administrasi dan menyimpannya kepada sekretaris.


(61)

8) Mengatur ijin pemakaian mobil dan mencatat penggunaan BBM.

9) Mensortir segala bentuk permintaan sumbangan dari OKP, instansi pemerintah, Kecamatan, Kelurahan setempat.

10) Memeriksa seluruh kegiatan kebersihan kantor, lapangan dan fasilitas pabrik seperti mess, tempat pembuangan sampah, dan pertamanan.

11) Koordinasi keamanan dengan satpam dan memerintahkan patroli dilingkungan pabrik sebagai tindakan preventif keamanan.

13.Manager Purchasing (pembelian)

1) Perencanaan jadwal produksi berdasarkan order, pasaran, kondisi bahan baku, obat-obatan, jenis stock barang jadi dan ada tidaknya program

major overhaul.

2) Pembuatan order pembelian bahan baku, spare part, bahan bakar, bahan pengepakan, dan bahan penolong.

3) Mengurus dokumen-dokumen import serta pengeluaran barang-barang import.

4) Pengendalian proses, spesifikasi, standar-standar produksi, keseimbangan antara stock bahan baku dengan stock barang jadi, koordinasi kerja antar bagian termasuk di feed mill dan breeding farm

bila terjadi kendala, rapat analisa ekonomis.

5) Inventory control bagi bahan baku, bahan bakar, bahan pengepakan, bahan penolong, dan barang jadi.

6) Pembuatan statistik dan analisa. 14.Manager Accounting


(62)

1) Membuat laporan setoran keuangan yang akan dikliring kr Bank dan memeriksa rekening harian Bank, melakukan penarikan uang ke Bank serta memeriksa rekening koran dan giro yang telah jatuh tempo.

2) Mengurus surat rekomendasi untuk laporan parent stock ke Kanwil Departemen Pertanian & Peternakan serta Dirjen Peternakan Jakarta. 3) Membayar tagihan utang dari suplier dan mempersiapkan tanda

terimanya serta membuka cek atau giro untuk membayar utang kepada suplier.

4) Membuat laporan harian kas/Bank dan menerima setoran uang dari kolektor.

5) Memeriksa pembayaran rekening telepon, listrik, dan handphone.

6) Reklarifikasi semua perkiraan biaya yang berhubungan dengan harga pokok.

7) Membuat laporan pembibitan ayam, penjualan dan pemakaian bahan ke Dirjen Peternakan.

8) Membuat laporan stock setiap akhir bulan, laporan produktivitas telur, laporan pemakaian makanan, obat untuk ayam produktif dan non produktif.

9) Membuat faktur pajak sesuai dengan standar pakan dan koreksi harga pakan, telur, ayam afkir per costumer dan input data penjualan pakan. 10) Mempersiapkan laporan keuangan perusahaan.

15.Bagian MIS


(63)

2) Menyediakan kepastian hasil mutu atau quality assurance (QA) untuk aplikasi yang akan digunakan.

3) Menyusun standart dokumentasi.

4) Mengkoordinasi pembelian hardware dan software untuk mengurangi duplikasi dan memastikan kompatibilitas serta memastikan pengeluaran biaya ekonomis melalui pembelian.

5) Mengevaluasi kinerja baik yang ada maupun untuk keperluan peningkatannya.

16.Produksi

1) Memeriksa kualitas setiap bahan baku yang akan dituang dan mengambil sampel.

2) Minta informasi terbaru dan tepat kepada operator proses atau line atas untuk volume yang dibutuhkan.

3) Mengawasi karyawan untuk pembersihan intake setelah penuangan per bahan baku untuk mencegah kontaminasi dan demi kebersihan.

4) Memberikan informasi sesegera mungkin kepada departemen Maintenance untuk perbaikan-perbaikan listrik dan mekanik.

5) Berbuat dan bertindak progesif positif untuk kemajuan bersama. 17.Maintenance

1) Memonitor seluruh mesin-mesin produksi agar tidak terjadi kemacetan/breakdown atau kehilangan waktu produksi.

2) Membuat jadwal perawatan mesin-mesin. 3) Membuat laporan pembelian spare part.


(64)

4) Mengontrol seluruh kegiatan mesin listrik dan pneumatics.

5) Memonitor kebersihan lingkungan bengkel dan menata barang-barang yang ada di dalam bengkel supaya rapi.

18.Warehouse

1) Mengawasi dan mengontrol out loading. 2) Mengontrol dan mengatur armada. 3) Membuat surat jalan.

4) Membuat bon ongkos.

5) Menerima surat perintah muat. 6) Mengecek stock pakan.

7) Penjagaan dan pengawasan penyimpanan bahan baku, penyimpanan dan pengeluaran barang jadi.

8) Mengurus/mengecek semua laporan stock dan tetap menyesuaikan fisik dengan kartu stock.

9) Mempersiapkan laporan penerimaan dan pemakaian barang ke bagian

inventory.

19.Quality Control

1) Bertanggung jawab kepada Manager R & D atas mutu hasil produksi yang dihasilkan pabrik.

2) Berwewenang memberi masukan-masukan mengenai mutu hasil produksi.

3) Menseleksi hasil-hasil produksi yang dihasilkan agar sesuai dengan standar yang diinginkan.


(65)

3. Data penjualan dan Biaya a. Data Penjualan

PT. Berlian Unggas Sakti merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi bermacam - macam produk. Pada tahun 2006 perusahaan memproduksi dan memasarkan 6 jenis produk. Berikut adalah data penjualan aktual 2006.

Tabel 4.1

Data penjualan PT. Berlian Unggas Sakti Tahun 2006

Produk Volume (kg) Harga/Kg Jumlah

Broiler (BRL) 17.353.825 2.708,50 47.002.835.010 Consentrat (KST) 1.016.650 3.066,54 3.117.597.891

Layer (LYR) 18.826.840 2.054,08 38.671.835.510 Fish feed(PIK) 53.717.200 3.233,55 12.019.752.060 Pig Feed (PKB) 115.250 2.795,00 322.123.750 Sapi (PS) 12.673 1.920.04 24.332.779 Total 41.042.438 2.464,73 101.158.477.000

Sumber: PT.Berlian Unggas Sakti

b. Unsur – unsur biaya

Kegiatan yang dilakukan perusahaan menimbulkan berbagai jenis biaya dalam perusahaan. Biaya – biaya tersebut ada yang bersifat variabel ada yang bersifat tetap dan ada juga yang dikategorikan sebagai biaya semivariabel.


(66)

Biaya-biaya yang terjadi pada PT.Berlian Unggas Sakti tahun 2006 beserta klasifikasinya dapat dilihat sebagai berikut :

Biaya tetap

Biaya tenaga kerja 698.176.600

Bonus dan THR 199.928.196

Pendidikan dan pelatihan 19.563.775 Asuransi Kesehatan 98.409.321 Biaya pemeliharaan gedung 18.471.963 Biaya pemeliharaan inventaris 55.005.100 Biaya Pemeliharaan Komputer 6.816.000 Biaya perjalanan dinas 105.874.158 Biaya entertainment dan perjamuan 32.274.173 Biaya penyusutan aktiva 492.683.500 Biaya laboratorium 67.870.417 Biaya asuransi 69.859.722

Biaya iklan 59.343.498

Biaya profesional 38.027.210

Biaya ADM bank 77.533.011

Biaya leasing 25.314.430

Biaya pajak 70.094.690

Biaya iuran 24.913.514

Biaya ADM lain 87.987.710


(67)

Biaya pinjaman obligasi 209.025.140 Asuransi kebakaran 135.500.000 Pesangon karyawan 25.400.000 Penyusutan aktiva penjualan 35.543.498 Keperluan adm kantor 99.616.736 Penyusutan aktiva kantor 80.491.321 Jumlah biaya tetap 2.905.308.380

Biaya Variabel Biaya variabel

Biaya bahan baku 79.703.306.394 Bahan baku penolong 8.517.239.263 Upah langsung 274.808.767 Upah lembur 298.021.937 Bahan bakar mesin 589.928.037 Biaya kendaraan 178.031.024 Biaya pengangkutan 254.714.979 Biaya OH lain 160.941.883 Biaya insentif 116.725.000 Biaya bongkar muat 254.714.980 Jumlah 90.348.433.060 Biaya Campuran


(68)

Beban pemeliharaan mesin 302.714.000 Beban listrik 1.376.499.000 Jumlah 1.789.693.000

Sumber PT.Berlian Unggas Sakti Diolah oleh penulis

Dalam melakukan analisis biaya volume dan laba harus ada pemisahan antara biaya tetap dan biaya variabel. Biaya semi variabel merupakan biaya yang mempunyai elemen variabel dan tetap. Untuk itu, biaya ini harus dipisahkan menjadi biaya variabel dan biaya tetap. Untuk memisahkan biaya ini dapat digunakan beberapa metode yaitu metode titik tertinggi terendah, metode diagram pencar, metode kuadrat terkecil,metode biaya berjaga. Perusahaan memisahkan biaya semivariabel dengan menggunakan persentase tertentu berdasarkan kebijaksanaan manajemen sehingga hasilnya kurang akurat untuk itu dalam penelitian ini penulis menciba memisahkan biaya tersebut dengan menggunakan salah satu metode tersebut. Dalam hal ini digunakan metode kuadrat terkecil karena metode ini lebih objektif dan akurat karena lebih teliti dan semua data akan terwakili dalam perhitungannya.

Pemisahan biaya pemeliharaan tahun 2006: Bulan Jam mesin

(X)

Biaya Pemeliharaan Y (000)

XY X2 Januari 1129 19.588 22.114.852 1.274.641

Februari 1048 11.724 12.286.752 1.098.304

Maret 615 27.688 17.028.120 378.225

April 1354 47.484 64.293.336 1.833.316

Mei 1290 16.479 21.257.910 1.664.100

Juni 1290 20.799 26.830.710 1.664.100

Juli 1210 28.554 34.550.340 2.499.561

Agustus 1581 21.196 33.510.876 2.499.561 September 1613 18.789 30.321.174 2.601.769


(69)

November 1290 20.919 26.985.510 1.664.100 Desember 1451 33.933 49.236.783 2.105.401 Jumlah 13.871 302.714.000 395.761.739.000 20.849.386

b = 2 2

) ( . . X X N Y X N     

= 2 2

) ( . . X X N Y X N     

b=

 



 

2

871 . 13 386 . 849 . 20 12 871 . 13 000 . 714 . 302 000 . 739 . 761 . 395 12   b= 991 . 787 . 57 000 . 420 . 039 . 698 . 2

b = 46.532.8 / jam Y = a + bX

302.714.000= a + 46.5832,8 (13.871) a = 170.648.209 = Biaya tetap

Biaya Variabel = Rp. 132.065.791 Pemisahan biaya listrik tahun 2006:

Bulan Jam mesin (X)

Biaya listrik Y (000)

XY X2 Januari 1129 75.752 85.524.008 1.274.641

Februari 1048 121.282 127.103.536 1.098.304

Maret 615 94.030 57.830.295 378.225

April 1354 109.286 147.973.244 1.833.316

Mei 1290 105.089 135.564.810 1.664.100

Juni 1290 103.006 132.877.740 1.664.100

Juli 1210 117.227 141.844.670 2.499.561

Agustus 1581 189.049 298.886.469 2.499.561 September 1613 131.905 212.762.765 2.601.769 Oktober 1613 104.345 168.308.485 2.601.769 November 1290 123.963 159.912.270 1.664.100 Desember 1451 101.562 147.366.462 2.105.401 Jumlah 13.871 1.376.499.000 1.815.954.754.000 20.849.386


(70)

b = 2 2 ) (

. X X

N Y X N      

= 2 2

) (

. X X

N Y X N      

b=

 



 

2

871 . 13 386 . 849 . 20 12 871 . 13 000 . 499 . 376 . 1 000 . 754 . 954 . 815 . 1 12  

b=46.352,8 / jam Y=a + bX

1.376.499.000 = a + 46.352,8 (13.871) a= 1.376.499.000-645.456.469

a = 731.042.531 = Biaya Tetap Biaya Variabel = 645.456.469

Pemisahan biaya untuk biaya kantor: Bulan Jam langsung (X) Biaya kantor Y (000) XY X2

Januari 2205 6.783 14.956.515 4.862.025

Februari 2100 8.207 17.234.700 4.410.000

Maret 2415 9.069 21.901.635 5.832.225

April 2310 8.605 19.877.550 5.336.100

Mei 2310 8.956 20.688.360 5.336.100

Juni 2310 8849 20.441.190 5.336.100

Juli 2415 9477 22.886.955 5.832.225

Agustus 2310 10.613 24.516.030 5.336.100 September 2205 8.279 18.255.195 4.862.025 Oktober 1945 14.625 28.445.625 3.980.025 November 2310 8.824 20.383.565 5.336.100 Desember 2205 9.193 20.270.760 4.862.025 Jumlah 27.090 110.480.000 249.857.760.000 61.321.050

b = 2 2

) (

. X X

N Y X N      

= 2 2

) (

. X X

N Y X N      

b =

 



 

2

090 . 27 050 . 321 . 61 12 000 . 480 . 110 090 . 27 000 . 760 . 857 . 249 12  


(71)

b=

500 . 894 . 1

920 . 389 . 5

b = 2.943 / jam langsung Y= a + b X

110.480.000 = a + 2.493 (27.090) a = 110.480.000 – 79.725.870 a = 30.754.130 = biaya tetap Biaya variabel = 79.725.870

Setelah biaya semivariabel di pisah menjadi biaya tetap dan biaya variabel maka data dan jumlah biaya tetap dan biaya variabel akan mengalami perubahan sebagai berikut:

Biaya tetap : 2.905.308.380 Biaya pemeliharaan mesin 170.648.209 Biaya listrik 731.042.531 Biaya kantor 30.754.130

Jumlah biaya tetap 3.837.753.250 Biaya variabel 90.348.433.060

Biaya pemeliharaan mesin 132.065.791 Biaya listrik 645.456.469 Biaya kantor 79.725.870

Jumlah 91.205.681.190

Total biaya 95.043.434.040

Biaya variabel untuk tiap produk adalah : BRL = 41.680.996.300


(1)

Rasio margin kontribusi 0,0983 0,1173 Titk impas penjualan 39.041.233.470 32.717.419.010

Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa peningkatan biaya bahan baku dan penjualan mengakibatkan laba meningkat dari 6.115.042.560 menjadi 10.406.076.650 dan margin kontribusi juga meningkat dari 9,83 % menjadi 11,37 % Penurunan ini mengakibatkan penjualan impas meningkat dari 10.773.543.080 menjadi 32.633.433.390


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Penerapan analisi biaya volume dan laba pada PT.Berlian Unggas Sakti menghasilkan titik impas sebesar Rp39.041.233.470 atau 15.839.963.59 Kg untuk tahun 2006

2. Margin Of Safety pada PT.Berlian Unggas Sakti tahun 2006 adalah sebesar Rp.62.117.243.530 hal ini menunjukkan bahwa penurunan penjualan sebesar 62.117.243.530 mengakibatkan perusahaan masuk ke titik impas

3. Target laba yang diperkirakan sebesar Rp. 7.643.803.200 maka volume penjualan yang harus dicapai adalah Rp.116.801.184.600 atau 47.389.38,39 Kg.

4. PT.Berlian Unggas Sakti memproduksi 6 produk pada tahun 2006 dimana kontribusi terbesar berasal dari Broiler (BRL), Layer (LYR), Fish feed (PIK), pakan sapi (PS) dan Pig Feed (PKB) sedangkan terendah berasal Layer (LYR). Seandainya bauran pemasaran diubah dengan cara menurunkan penjualan PIK dan meningkatkan penjualan pakan LYR atau menukar jumlah penjualan PIK ke LYR maka laba akan meningkat menjadi 11.135.901.940 dan margin kontribusi juga meningkat dari 9,83% menjadi14,28 %. Ini berarti dalam membentuk bauran pemasaran penjualan PIK harus ditingkatkan dan LYR dikurangi


(3)

5. Perubahan biaya variabel dan penjualan mengakibatkan perubahan titik impas, margin kontribusi dan laba. Perubahan biaya bahan baku 20% sehingga mengakibatkan biaya variabel naik menjadi 95.643.967.670, penjualan meningkat menjadi 107.146.342.500. Peningkatan penjualan dan biaya variabel mengakibatkan laba meningkat menjadi 10.406.076.650, margin kontribusi meningkat menjadi 11,73% dan penjualan impas sebesar Rp.32.717.419.

B. Saran

1. PT.Berlian Unggas Sakti sebaiknya menerapkan analisis biaya volume dan laba dengan lebih terperinci, karena analisis ini dapat membantu perusahaan untuk menetapkan titik impas maupun volume penjualan yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai target laba yang telah ditentukan, selain itu analisis ini dapat membantu perusahaan dalam membuat bauran pemasaran yang tepat serta mengetahui pengaruh perubahan biaya variabel dan penjualan terhadap margin kontribusi, laba dan penjualan impas.

2. Hendaknya biaya – biaya yang terdapat pada PT.Berlian Unggas Sakti dipisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel dengan menggunakan salah satu teknik estimasi biaya seperti yang telah dijelaskan dalam bab II, agar hasil perhitungannya lebih akurat.

3. Sebaiknya perusahaan memilih bauran pemasaran yang tepat dalam memasarkan produknya untuk menghasilkan laba yang maksimal. Dalam pembahasan penulis membahas seandainya penjualan LYR dikurangi dan


(4)

penjualan PIK ditingkatkan maka laba akan meningkat. dan penjualan . Jadi sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan efisiensi biaya produk LYR agar dapat menghasilkan laba yang lebih besar lagi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Edward J., Kung H. Chen dan Thomas W.Lin, 2000. Manajemen Biaya,Buku 1, Terjemaha Susty Ambarrani, Salemba Empat, Jakarta. Bustani,Bustian dan Nurlela, 2006. Akuntansi biaya Teori dan aplikasi , Graha

ilmu, Jakarta

Carter, William K. dan Milton F. Usry, 2002. Akuntansi Biaya, Buku 2, Edisi 13, Terjemahan Krista, Salemba Empat, Jakarta

Garrison, Ray H. dan Eric W. Noreen, 2000. Akuntansi Manajerial, Jilid 2, Terjemahan A. Totok Budi Santoso, Salemba Empat, Jakarta.

Hansen, Don R. dan Maryanne W. Mowen, 2002. Manajemen Biaya:Akuntansi dan Pengendalian, Jilid 2, Terjemahan dewi fitriasari dan denny amoskwary, Salemba Empat, Jakarta

Hariadi, Bambang, 2002. Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Jakarta.

Kholmi, Masiyah dan Yuningsih, 2004. Akuntansi Biaya, Jilid 1, Edisi Keempat, UMM Press, Malang Jawa Timur.

Benny, Truemen. 2007. Analisis Biaya Volume dan Laba Sebagai Perencanaan Laba pada PT.Gold Cin Medan,USU,Medan.

Purba, Sri Purnama ,2007.Analisis Cost Volume Profit untuk Perencanaan Pendapatan dan biaya pada PT.Amal Tani Medan, USU, Jakarta

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.

Supriyono,2000.Akuntansi perencanaan dan pengendalian biaya serta pembuatan keputusan, buku 2,Edisi 2, BPFE Yokyakarta, Yogyakarta

Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Ghalia Indonesia, Jakarta. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku

Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi USU, Medan.

.


(6)

Direktur Utama

Lampiran 1

Gambar: Struktur Organisasi PT. Berlian Unggas Sakti

Sekretaris Direktur Produksi Direktur Keuangan Sr.Mgr.Finance & Controller Manager Produksi Manager R & D

Quality Control Fish Feed Warehouse Maintenance Produksi Sales Asst.Mgr.MIS Manager Accounting Manager Purchasing Manager Umum Manager HRD Manager Legal Manager Technical Service Manager Marketing