Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.
USU Repository © 2009
pada kurun waktu tersebut. Mobil Isuzu Panther yang dibeli digunakan sebagai kendaraan pribadi, dinas atau niaga.
Menurut Gay dan Diehl dalam Kuncoro, 2003:111: ”untuk studi deskriptif, sampel 10 dari populasi dianggap merupakan jumlah amat
minimal.” Sehingga diperoleh jumlah sampel sebesar 46,8 sehingga dibulatkan menjadi 47 responden.
6. Jenis dan Sumber Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis sumber data, yaitu: a.
Data Primer Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari survei lapangan berupa
penyebaran daftar pertanyaan angket kepada seluruh konsumen pemilik mobil Isuzu Panther.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnal penelitian, informasi dari perusahaan dan internet yang berhubungan dengan disonansi kognitif.
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah: a.
Angket Questionaire Angket digunakan untuk mengumpulkan informasi dengan menyampaikan
sejumlah pertanyaan tertulis, untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Dalam penelitian ini, responden diminta untuk memberi
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.
USU Repository © 2009
jawaban atas pertanyaan yang terkait dengan disonansi kognitif dan faktor- faktor pembentuknya.
b. Wawancara Interview
Wawancara diartikan sebagai metode pengumpulan data atau informasi dengan cara tanya-jawab sepihak, dikerjakan secara sistematik dan
berlandaskan kepada tujuan penyelidikan. “Tujuan dari interview wawancara itu adalah untuk mengumpulkan data atau informasi
keadaan, gagasanpendapat, sikaptanggapan, keterangan, dan sebagainya dari satu pihak tertentu” Ginting, 2006:56.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara langsung dengan pemilik Isuzu Panther dan karyawan PT Isuindomas Putra Medan. Tanya-
jawab yang dilakukan seputar disonansi kognitif yang dialami setelah melakukan pembelian Isuzu Panther di PT Isuindomas Putra Medan.
c. Studi Kepustakaan
Teknik studi kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mempelajari data-data yang diperoleh dari kepustakaan dan sumber-
sumber lain yang dianggap dapat memberikan informasi yang relevan mengenai disonansi kognitif.
8. Teknik Analisis Data
a. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah angket yang disebarkan layak untuk dilakukan sebagai instrumen penelitian.
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Instrumen yang valid berarti angket yang digunakan untuk mengumpulkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama Sugiyono, 2000:267.
Data untuk pengujian validitas dan reliabilitas diambil dari instrumen
angket yang disebarkan pada 47 orang responden pemilik mobil Isuzu Panther. Untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas angket penelitian
ini menggunakan bantuan program SPSS versi 14 for windows. b.
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan salah satu bentuk analisis yang dilakukan
dengan cara pengumpulan, penyusunan, penganalisisan dan penginterpretasian data sehingga diperoleh gambaran permasalahan yang
dihadapi mengenai disonansi kognitif oleh pemilik Isuzu Panther. c.
Analisis Faktor Analisis faktor digunakan untuk mereduksi faktor sehingga di dapat
faktor-faktor utama yang membentuk disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther. Dalam penelitian ini, analisis faktor
menggunakan bantuan program SPSS versi 14 for windows. Proses dasar dari analisis faktor, adalah:
1. Menentukan variabel yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini,
variabel yang akan dianalisis adalah variabel emosional yang terdiri atas 15 faktor yaitu setelah melakukan pembelian konsumen merasa:
telah membuat sesuatu yang salah 1, putus asa 2, menyesal 3, kecewa dengan diri sendiri 4, takut 5, hampa 6, marah 7, cemas
atau khawatir 8, kesal atau jengkel 9, frustasi 10, sakit hati 11,
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.
USU Repository © 2009
depresi 12, marah dengan diri sendiri 13, muak 14, mendapat masalah 15. Variabel kebijaksanaan pembelian terdiri atas 4 empat
faktor yaitu merasa bahwa telah melakukan hal yang tidak tepat untuk membeli Isuzu Panther 16, merasa tidak membutuhkan mobil Isuzu
Panther 17, merasa tidak perlu membeli mobil Isuzu Panther 18 dan merasa bahwa telah membuat pilihan yang tidak tepat 19.
Variabel perhatian setelah transaksi terdiri atas 3 tiga faktor yaitu terkejut bahwa telah melakukan suatu kesalahan dengan persetujuan
yang dibuat 20, telah melakukan suatu ketololan 21 dan terkejut bahwa tenaga penjual telah membuat bingung 22.
2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan dengan menggunakan
metode Bartletts’s test of Sphericity serta pengukuran MSA Measure of Sampling Adequacy.
Hipotesis untuk signifikansi adalah: H
= Sampel variabel belum memadai untuk dianalisis lebih lanjut. H
a
= Sampel variabel sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut. Kriteria dengan melihat probabilitas signifikan:
H diterima jika probabilitas 0,05
H
a
diterima jika probabilitas 0,05 Angka MSA berkisar antara 0 nol hingga 1 satu, dengan kriteria:
MSA = 1 satu maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan.
MSA = 0,05 maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan dapat dianalisis lebih lanjut.
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.
USU Repository © 2009
MSA 0,05 maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut sehingga variabel tersebut harus dibuang.
Dasar MSA ini akan digunakan untuk menganalisis setiap variabel. 3.
Hasil Anti-image Matrices perlu diperhatikan, khususnya pada angka korelasi yang bertanda a arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah.
Dengan kriteria angka MSA seperti dibahas di atas, maka apabila terlihat MSA variabel tidak memenuhi batas 0,05 maka variabel
tersebut dikeluarkan atau dibuang kemudian pengujian diulang lagi. Misal ada lebih dari satu variabel yang mempunyai MSA lebih di
bawah 0,05 maka yang dikeluarkan adalah variabel dengan MSA terkecil dan tentunya proses pengujian tetap diulang.
4. Melakukan proses inti pada analisis faktor, yaitu factoring atau
melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada, sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Banyak metode untuk melakukan
proses ekstrasi, namun metode yang digunkan pada penelitian ini adalah metode yang paling populer digunakan yaitu Principal
Component Analysis. 5.
Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama atas faktor yang terbentuk tersebut yang dianggap bisa mewakili
variabel-variabel anggota faktor tersebut.
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.
USU Repository © 2009
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian diadaptasi oleh peneliti melalui penelitian terdahulu yang diperoleh dari jurnal penelitian yang berjudul “Analisis Pembentukan Disonansi
Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Toyota Avanza” yang diteliti oleh Edwin Japarianto pada tahun 2006. Edwin Japarianto merupakan staf pengajar di
Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Penelitian ini mencoba untuk melihat pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen sesudah mereka
membeli mobil Toyota Avanza. Berdasarkan analisis deskriptif disimpulkan bahwa sebagian besar
konsumen dari sisi emosional, analisis kebijaksanaan pembelian konsumen merasa membutuhkan dan melakukan keputusan yang tepat untuk membeli mobil
merek Toyota Avanza. Dari perhatian setelah transaksi diperoleh hasil bahwa konsumen setelah membeli Toyota Avanza, tidak merasa telah melakukan suatu
ketololan, tenaga penjual tidak membuat mereka bingung dan merasa nyaman dengan persetujuan yang telah dibuat. Dari analisis faktor hasil penelitian
memunculkan tiga faktor utama pembentuk disonansi yaitu: pilihan tepat, keputusan tepat dan persetujuan tepat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
disonansi kognitif pada konsumen Toyota Avanza adalah rendah, karena sebagian